Demensia

(Gangguan Neurokognitif Utama)

OlehJuebin Huang, MD, PhD, Department of Neurology, University of Mississippi Medical Center
Ditinjau OlehMichael C. Levin, MD, College of Medicine, University of Saskatchewan
Ditinjau/Direvisi Feb 2025 | Dimodifikasi Aug 2025
v737376_id

Demensia adalah penurunan fungsi mental yang lambat dan progresif termasuk pada ingatan, pemikiran, penilaian, dan kemampuan untuk belajar.

  • Biasanya, gejalanya meliputi hilangnya memori, masalah penggunaan bahasa dan aktivitas, perubahan kepribadian, disorientasi, dan perilaku yang mengganggu atau tidak pantas.

  • Gejala berkembang sehingga orang tidak dapat berfungsi, menyebabkan mereka benar-benar bergantung pada orang lain.

  • Dokter mendasarkan diagnosis pada gejala dan hasil pemeriksaan fisik dan tes status mental.

  • Tes darah dan pencitraan digunakan untuk menentukan penyebabnya.

  • Pengobatan berfokus pada mempertahankan fungsi mental selama mungkin dan memberikan dukungan saat orang tersebut menurun.

(Lihat juga Gambaran Umum Delirium dan Demensia.)

Demensia terjadi terutama pada orang-orang yang berusia lebih dari 65 tahun. Demensia, terutama perilaku mengganggu yang sering menyertainya, adalah alasan lebih dari setengah admisi ke panti jompo. Namun demikian, demensia merupakan gangguan dan bukan bagian dari penuaan normal. Banyak orang yang berusia di atas 100 tahun tidak mengalami demensia.

Demensia berbeda dari delirium, yang ditandai dengan ketidakmampuan untuk memperhatikan, disorientasi, ketidakmampuan untuk berpikir dengan jelas, dan fluktuasi tingkat kewaspadaan.

  • Delirium terutama memengaruhi perhatian, dan demensia terutama memengaruhi memori.

  • Demensia biasanya terjadi secara bertahap dan tidak memiliki titik awal yang pasti. Delirium terjadi tiba-tiba dan sering kali memiliki titik awal yang pasti.

Perubahan terkait usia di otak (juga disebut gangguan memori terkait usia) menyebabkan penurunan memori jangka pendek dan perlambatan kemampuan belajar. Memori diambil dengan lebih lambat. Perubahan ini, tidak seperti demensia, terjadi secara normal seiring bertambahnya usia dan tidak memengaruhi kemampuan untuk berfungsi dan melakukan tugas sehari-hari. Hilangnya memori tersebut pada lansia tidak selalu merupakan tanda demensia atau penyakit Alzheimer dini. Meskipun demikian, gejala demensia paling awal sangat mirip.

Gangguan kognitif ringan menyebabkan kehilangan memori yang lebih besar daripada gangguan memori terkait usia. Ini juga dapat mengganggu kemampuan untuk menggunakan bahasa, berpikir, dan menggunakan penilaian yang baik. Namun demikian, gangguan ini, seperti gangguan memori terkait usia, tidak memengaruhi kemampuan untuk berfungsi atau melakukan tugas sehari-hari. Hingga separuh orang dengan gangguan kognitif ringan mengalami demensia dalam 3 tahun.

Penurunan kognitif subjektif mengacu pada penurunan fungsi mental yang berkelanjutan yang teramati oleh orang yang terpengaruh tetapi tidak diidentifikasi dengan tes standar untuk gangguan kognitif ringan. Orang dengan penurunan kognitif subjektif menunjukkan kinerja normal pada tes tersebut. Meskipun demikian, orang-orang ini cenderung mengalami gangguan kognitif ringan dan demensia.

Demensia adalah penurunan kemampuan mental yang jauh lebih serius dan memburuk seiring waktu. Orang yang menua secara normal mungkin salah meletakkan sesuatu atau melupakan detailnya, tetapi orang yang menderita demensia mungkin melupakan seluruh peristiwa. Orang yang mengalami demensia mengalami kesulitan melakukan tugas sehari-hari seperti mengemudi, memasak, dan menangani keuangan.

Demensia progresif cepat adalah kelompok demensia yang berkembang lebih cepat dibandingkan demensia lainnya, biasanya dalam 1 sampai 2 tahun. Gejala awal yang paling jelas dari demensia ini adalah penurunan fungsi mental yang cepat. Memori hilang. Orang tersebut kesulitan menggunakan bahasa. Mereka juga mengalami kesulitan dalam merencanakan, memecahkan masalah, menangani tugas yang rumit (seperti mengelola rekening bank), dan menggunakan penilaian yang baik (disebut fungsi eksekutif).

Gejala lain dari demensia progresif cepat meliputi perilaku mengganggu, perubahan kepribadian, gangguan suasana hati, psikosis, gangguan tidur, dan masalah berjalan. Tingkat kewaspadaan dan kesadaran dapat diubah. Ekstremitas dapat bergetar dan/atau tersentak tanpa disengaja. Penyebab paling umum dari demensia progresif cepat adalah gangguan prion. Penyebab umum lainnya termasuk ensefalitis autoimun dan paraneoplastik (terkait kanker). Kadang-kadang demensia jenis lain berkembang lebih cepat dari biasanya. Termasuk di dalamnya beberapa kasus penyakit Alzheimer, demensia dengan Lewy body, demensia frontotemporal, dan demensia karena penyebab yang berpotensi reversibel.

Depresi dapat menyerupai demensia, terutama pada lansia, tetapi keduanya sering dapat dibedakan. Misalnya, orang-orang yang menderita depresi dapat mengalami gangguan pola tidur atau pola makan. Meskipun demikian, orang-orang dengan demensia biasanya makan dan tidur secara normal sampai penyakit ini masuk ke tahap lanjut. Penderita depresi mungkin mengeluh tentang kehilangan ingatan mereka, tetapi jarang sekali melupakan kejadian penting saat ini atau masalah pribadi. Sebaliknya, orang yang mengalami demensia tidak memiliki pemahaman tentang gangguan mental mereka dan sering kali menyangkal bahwa mereka kehilangan memori. Selain itu, orang-orang yang mengalami depresi akan mendapatkan kembali fungsi mentalnya setelah depresi diobati. Meskipun demikian, banyak orang mengalami depresi dan demensia. Pada orang-orang ini, pengobatan depresi dapat membaik tetapi tidak sepenuhnya memulihkan fungsi mental.

Pada beberapa jenis demensia (seperti penyakit Alzheimer), kadar asetilkolin di otak rendah. Asetilkolin adalah pengantar pesan kimia (disebut neurotransmiter) yang membantu sel-sel saraf saling berkomunikasi. Asetilkolin membantu memori, pembelajaran, dan konsentrasi dan membantu mengontrol fungsi banyak organ. Perubahan lain terjadi di otak, tetapi apakah itu menyebabkan atau diakibatkan oleh demensia masih belum jelas.

Tahukah Anda...

  • Demensia adalah gangguan, bukan bagian dari penuaan normal.

  • Banyak orang yang berusia di atas 100 tahun tidak mengalami demensia.

Penyebab Demensia

Demensia biasanya terjadi sebagai gangguan otak tanpa penyebab lain (disebut gangguan otak primer), tetapi dapat disebabkan oleh banyak gangguan.

Penyebab umum demensia

Paling umum, demensia adalah

Sekitar 60% sampai 80% lansia penderita demensia menderita penyakit Alzheimer.

Jenis demensia umum lainnya meliputi

Seseorang dapat mengalami lebih dari satu demensia ini (gangguan yang disebut demensia campuran). Demensia campuran yang paling umum adalah penyakit Alzheimer plus demensia vaskular atau gangguan kognitif.

Gangguan lain yang dapat menyebabkan demensia

Gangguan yang dapat menyebabkan demensia meliputi:

Penyebab demensia yang dapat disembuhkan atau diobati

Sebagian besar kondisi yang menyebabkan demensia tidak dapat dipulihkan, tetapi beberapa dapat diobati dan dapat disebut demensia yang dapat dipulihkan. (Beberapa ahli menggunakan istilah demensia hanya untuk kondisi yang terjadi dan tidak dapat dibalik serta menggunakan istilah seperti ensefalopati atau kehilangan kognitif jika demensia sebagian dapat pulih kembali.) Pengobatan sering kali dapat menyembuhkan demensia ini jika otak tidak mengalami kerusakan terlalu parah. Jika kerusakan otak lebih luas, pengobatan sering kali tidak membalikkan kerusakan, tetapi dapat mencegah kerusakan baru.

Kondisi yang menyebabkan demensia reversibel meliputi hal berikut:

Hematoma subdural (akumulasi darah antara lapisan luar dan tengah jaringan yang menutupi otak) terjadi ketika satu atau lebih pembuluh darah pecah, biasanya karena cedera kepala. Cedera semacam itu dapat bersifat ringan dan mungkin tidak diketahui. Hematoma subdural dapat menyebabkan penurunan fungsi mental secara perlahan yang dapat dipulihkan dengan pengobatan.

Gangguan lainnya

Banyak gangguan yang dapat memperburuk gejala demensia. Termasuk gangguan autoimun, diabetes, bronkitis kronis, emfisema, infeksi, gangguan ginjal kronis, gangguan hati, dan gagal jantung.

Obat-obatan

Banyak obat yang dapat menyebabkan atau memperburuk gejala demensia untuk sementara waktu. Beberapa obat-obatan ini dapat dibeli tanpa resep dokter (dijual bebas). Obat tidur (yang merupakan obat penenang), obat pilek, obat antikecemasan, dan beberapa antidepresan adalah contoh umum.

Minum alkohol, bahkan dalam jumlah sedang, juga dapat memperburuk demensia, dan sebagian besar ahli merekomendasikan agar orang-orang yang menderita demensia berhenti minum alkohol. Obat-obatan rekreasional atau terlarang juga dapat memperburuk demensia.

Gejala Demensia

Perkembangan gejala demensia

Pada penderita demensia, fungsi mental biasanya memburuk selama 2 hingga 10 tahun. Namun demikian, demensia berkembang pada tingkat yang berbeda tergantung penyebabnya:

Tingkat perkembangan juga bervariasi dari orang ke orang. Melihat kembali seberapa cepat memburuknya demensia di tahun sebelumnya sering kali dapat memberikan indikasi tentang perkembangannya di tahun mendatang. Gejalanya dapat memburuk ketika orang dengan demensia dipindahkan ke lingkungan baru, seperti panti jompo atau institusi lainnya, karena orang dengan demensia kesulitan belajar dan mengingat aturan dan rutinitas baru.

Masalah-masalah, seperti nyeri, sesak napas, retensi urine, dan konstipasi, dapat menyebabkan delirium dengan kebingungan yang memburuk dengan cepat pada orang-orang yang menderita demensia. Jika masalah ini diatasi, orang tersebut biasanya kembali ke tingkat fungsi yang mereka miliki sebelum masalah tersebut terjadi.

Gejala demensia umum

Gejala sebagian besar demensia adalah serupa. Umumnya, demensia menyebabkan hal-hal berikut:

  • Kehilangan memori

  • Masalah penggunaan bahasa

  • Perubahan kepribadian

  • Disorientasi

  • Kesulitan melakukan tugas sehari-hari yang biasa

  • Perilaku yang mengganggu atau tidak pantas

Meskipun saat terjadi gejala spesifiknya bervariasi, mengelompokkannya sebagai gejala awal, gejala menengah, atau gejala akhir dapat membantu orang yang terdampak, anggota keluarga, dan pengasuh lainnya memiliki gambaran tentang perkiraan apa yang akan terjadi.

Perubahan kepribadian dan perilaku yang mengganggu (gangguan perilaku) dapat terjadi di awal atau akhir. Beberapa orang dengan demensia mengalami kejang, yang juga dapat terjadi pada titik mana pun dalam penyakit ini.

Gejala awal demensia

Gejala awal demensia cenderung ringan.

Demensia biasanya dimulai secara perlahan dan memburuk seiring berjalannya waktu, oleh karena itu demensia mungkin tidak teridentifikasi pada awalnya.

Salah satu fungsi mental pertama yang terlihat memburuk adalah

  • Memori, terutama untuk kejadian baru-baru ini

Selain itu, penderita demensia biasanya mengalami kesulitan melakukan hal berikut:

  • Menemukan dan menggunakan kata yang tepat

  • Memahami bahasa

  • Berpikir secara abstrak, seperti ketika bekerja dengan angka

  • Melakukan banyak tugas sehari-hari, seperti mencari jalan dan mengingat di mana mereka menempatkan sesuatu

  • Menggunakan penilaian yang baik

Emosinya dapat berubah, tidak terduga, dan cepat berubah dari kebahagiaan menjadi kesedihan.

Perubahan kepribadian juga umum terjadi. Anggota keluarga mungkin melihat perilaku yang tidak biasa.

Sebagian orang dengan demensia menyembunyikan kekurangan mereka dengan baik. Mereka mengikuti rutinitas yang telah ditetapkan di rumah dan menghindari aktivitas kompleks seperti menghitung buku cek, membaca, dan bekerja. Orang yang tidak mengubah hidup mereka mungkin menjadi frustrasi karena ketidakmampuan mereka untuk melakukan tugas sehari-hari. Mereka mungkin lupa melakukan tugas penting atau salah melakukannya. Misalnya, mereka mungkin lupa membayar tagihan atau mematikan lampu atau kompor.

Pada awal demensia, seseorang mungkin dapat terus mengemudi, tetapi mereka mungkin menjadi bingung dalam lalu lintas yang padat dan lebih mudah tersesat.

Gejala demensia sedang

Saat demensia memburuk, masalah yang ada menjadi semakin parah dan berkembang, menyebabkan hal-hal berikut menjadi sulit atau tidak mungkin:

  • Mempelajari dan mengingat informasi baru

  • Terkadang mengingat peristiwa dari masa lalu

  • Melakukan tugas perawatan diri sehari-hari, seperti mandi, makan, berpakaian, dan menggunakan toilet

  • Mengenali orang dan benda-benda

  • Melacak waktu dan mengetahui di mana mereka berada

  • Memahami apa yang mereka lihat dan dengar (mengakibatkan kebingungan)

  • Mengendalikan perilaku mereka

Penderita demensia sering tersesat. Mereka mungkin tidak dapat menemukan kamar tidur atau kamar mandinya sendiri. Mereka bisa berjalan tetapi lebih mungkin jatuh.

Pada sekitar 10% orang, kebingungan ini menyebabkan gejala psikosis, seperti halusinasi, delusi (keyakinan palsu biasanya melibatkan kesalahan penafsiran persepsi atau pengalaman), atau paranoia (perasaan yang tidak beralasan bahwa mereka dianiaya).

Seiring berkembangnya demensia, mengemudi menjadi semakin sulit karena membutuhkan pengambilan keputusan cepat dan koordinasi berbagai keterampilan manual. Orang tersebut mungkin tidak ingat ke mana mereka pergi.

Sifat kepribadiannya dapat menjadi lebih berlebihan. Orang-orang yang sebelumnya selalu mementingkan uang menjadi terobsesi dengan uang. Orang yang sebelumnya sering merasa khawatir menjadi selalu khawatir. Sebagian orang menjadi mudah kesal, cemas, egois, tidak fleksibel, atau lebih mudah marah. Orang lain menjadi lebih pasif, tanpa ekspresi, depresi, ragu-ragu, atau menarik diri. Jika perubahan kepribadian atau fungsi mental mereka disebutkan, orang yang mengalami demensia dapat menjadi bermusuhan atau gelisah.

Pola tidur sering kali tidak normal. Kebanyakan orang dengan demensia tidur dalam jumlah yang cukup, tetapi mereka menghabiskan lebih sedikit waktu untuk tidur nyenyak. Akibatnya, mereka menjadi gelisah di malam hari. Mereka mungkin juga mengalami masalah untuk bisa tertidur atau tetap tidur. Jika penderita tidak cukup berolahraga atau tidak berpartisipasi dalam banyak aktivitas, mereka mungkin terlalu banyak tidur di siang hari. Kemudian mereka tidak tidur nyenyak di malam hari.

Gangguan perilaku pada demensia

Karena orang dengan demensia kurang mampu mengendalikan perilaku mereka, oleh karena itu mereka terkadang bertindak secara tidak patut atau mengganggu (misalnya, dengan berteriak, melempar, memukul, atau berkeliaran). Tindakan ini disebut gangguan perilaku.

Beberapa efek demensia berkontribusi terhadap tindakan ini:

  • Mengingat orang dengan demensia telah melupakan aturan perilaku yang benar, mereka dapat bertindak dengan cara yang tidak pantas secara sosial. Saat cuaca panas, mereka dapat membuka pakaian di depan umum. Ketika mereka memiliki dorongan seksual, mereka dapat bermasturbasi di depan umum, menggunakan kata-kata yang tidak pantas atau cabul, atau membuat permintaan seksual.

  • Mereka sulit memahami apa yang mereka lihat dan dengar, oleh karena itu mereka dapat salah mengartikan tawaran bantuan sebagai ancaman dan mungkin menyerang. Misalnya, ketika ada orang mencoba membantu mereka melepaskan pakaian, penderita demensia dapat menafsirkannya sebagai serangan dan mencoba melindungi diri mereka sendiri, terkadang dengan memukul.

  • Memori jangka pendek mereka terganggu, dengan demikian mereka tidak dapat mengingat apa yang diperintahkan atau yang telah mereka lakukan. Mereka mengulangi pertanyaan dan percakapan, meminta perhatian terus-menerus, atau meminta hal-hal (seperti makanan) yang sudah mereka terima. Mereka mungkin menjadi gelisah dan kesal ketika mereka tidak mendapatkan apa yang mereka minta.

  • Karena mereka tidak dapat mengekspresikan kebutuhan mereka dengan jelas atau tidak sama sekali, mereka mungkin berteriak ketika kesakitan atau berkeliaran ketika kesepian atau ketakutan. Mereka dapat berkeliaran atau berteriak saat mereka tidak dapat tidur.

Apakah perilaku tertentu dianggap mengganggu bergantung pada banyak faktor, termasuk seberapa toleran perawat dan situasi seperti apa yang dialami orang dengan demensia tersebut. Jika orang tersebut tinggal di lingkungan yang aman (dengan semua pintu dan gerbang dilengkapi kunci dan alarm), berkeliaran mungkin dapat ditoleransi. Namun demikian, jika orang tersebut tinggal di panti jompo atau rumah sakit, berkeliaran mungkin tidak dapat ditoleransi karena ia mengganggu penghuni lain atau mengganggu operasional tempat tersebut. Perawat penderita demensia dapat menoleransi perilaku mengganggu tersebut dengan lebih baik di siang hari daripada di malam hari.

Gejala demensia tahap akhir (parah)

Pada akhirnya, orang yang mengalami demensia tidak dapat mengikuti percakapan dan tidak dapat berbicara. Memori untuk peristiwa baru-baru ini dan masa lalu benar-benar hilang. Penderita demensia mungkin tidak mengenali anggota keluarga dekat atau bahkan wajah mereka sendiri di cermin.

Ketika demensia sudah di stadium lanjut, kemampuan otak untuk berfungsi hampir sepenuhnya hancur. Demensia stadium lanjut mengganggu kontrol otot. Orang tersebut tidak dapat berjalan, makan sendiri, atau melakukan tugas sehari-hari lainnya. Mereka benar-benar tergantung pada orang lain dan pada akhirnya tidak dapat bangun dari tempat tidur.

Pada akhirnya, ia dapat mengalami kesulitan menelan makanan tanpa tersedak. Masalah ini meningkatkan risiko kekurangan gizi, pneumonia (sering kali karena menghirup sekresi atau partikel dari mulut), dan luka tekan (karena tidak dapat bergerak).

Kematian sering kali disebabkan oleh infeksi, seperti pneumonia.

Diagnosis Demensia

  • Evaluasi dokter

  • Pengujian status mental

  • Terkadang pengujian neuropsikologi

  • Tes darah dan tes pencitraan untuk mengesampingkan penyebab

Menjadi pelupa biasanya merupakan tanda pertama demensia yang disadari oleh anggota keluarga atau dokter.

Riwayat Medis

Dokter dan praktisi layanan kesehatan lainnya biasanya dapat mendiagnosis demensia dengan mengajukan serangkaian pertanyaan kepada orang tersebut dan anggota keluarga, seperti berikut ini:

  • Berapa usia orang tersebut?

  • Apakah ada anggota keluarga yang mengalami demensia atau jenis disfungsi mental lainnya (riwayat keluarga)?

  • Kapan dan bagaimana gejala dimulai?

  • Seberapa cepat gejalanya memburuk?

  • Bagaimana orang tersebut berubah (misalnya, apakah orang tersebut telah berhenti melakukan hobi dan aktivitasnya)?

  • Gangguan lain apa yang dialami orang tersebut?

  • Medikasi apa yang digunakan orang tersebut (karena medikasi tertentu dapat menyebabkan gejala demensia)?

  • Apakah orang tersebut mengalami depresi atau sedih, terutama jika orang tersebut lebih tua?

Pengujian fungsi mental

Orang tersebut juga diberikan pengujian status mental, yang terdiri dari pertanyaan dan tugas sederhana, seperti menyebutkan benda, mengingat daftar pendek, menulis kalimat, dan menyalin bentuk. Untuk menguji memori, dokter dapat membaca daftar 3 objek, menunggu 5 menit, lalu meminta orang tersebut untuk menuliskannya. Biasanya, penderita demensia tidak dapat mengingatnya.

Terkadang diperlukan tes neuropsikologi, yang lebih mendetail, untuk memperjelas tingkat gangguan atau untuk menentukan apakah orang tersebut mengalami penurunan mental yang sebenarnya. Pengujian ini mencakup semua area utama fungsi mental, termasuk suasana hati, dan biasanya memakan waktu 1 sampai 3 jam. Tes ini membantu dokter membedakan demensia dari gangguan memori terkait usia, gangguan kognitif ringan, dan depresi.

Dengan informasi tentang gejala dan riwayat keluarga orang tersebut serta hasil pemeriksaan status mental, dokter biasanya dapat mendiagnosis demensia.

Berdasarkan informasi ini, dokter biasanya juga dapat mengesampingkan delirium sebagai penyebab gejala (lihat tabel Membandingkan Delirium dan Demensia). Melakukan hal ini sangat penting karena delirium, tidak seperti demensia, sering kali dapat pulih jika segera diobati.

Temuan yang menunjukkan demensia meliputi hal berikut:

  • Orang memiliki masalah dengan pemikiran dan perilaku yang mengganggu pelaksanaan tugas sehari-hari.

  • Masalah-masalah ini semakin memburuk, membuat melakukan tugas sehari-hari menjadi semakin sulit.

  • Orang tersebut tidak mengalami delirium atau gangguan psikiatri yang dapat menyebabkan masalah.

Selain itu, orang-orang tersebut melakukan setidaknya 2 dari yang berikut ini:

  • Kesulitan mempelajari dan mengingat informasi baru

  • Kesulitan menggunakan bahasa

  • Kesulitan memahami di mana benda-benda berada di dalam ruang, mengenali benda dan wajah, dan memahami bagaimana bagian-bagian dari keseluruhan berhubungan satu sama lain

  • Kesulitan merencanakan, memecahkan masalah, menangani tugas yang rumit (seperti mengelola rekening bank), dan menggunakan penilaian yang baik (fungsi eksekutif)

  • Perubahan kepribadian, perilaku, atau sikap

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik, termasuk pemeriksaan neurologi, biasanya dilakukan untuk menentukan apakah gangguan lain terjadi. Dokter mencari gangguan yang dapat diobati yang dapat menyebabkan, berkontribusi pada, atau keliru menderita demensia.

Dokter juga menentukan apakah gangguan fisik atau gangguan psikiatri lain yang tidak terkait (seperti skizofrenia) juga terjadi karena pengobatan gangguan ini dapat memperbaiki kondisi umum penderita demensia.

Pengujian lainnya

Tes darah juga dilakukan. Tes ini biasanya mencakup pengukuran kadar hormon tiroid dalam darah untuk memeriksa gangguan tiroid dan kadar vitamin B12 untuk memeriksa defisiensi.

Jika dokter mencurigai bahwa penyebab demensia adalah infeksi yang memengaruhi otak (seperti neurosifilis), gangguan autoimun, atau penyakit prion, maka dilakukan spinal tap (pungsi lumbal).

Tomografi terkomputasi (computed tomography, CT) atau pencitraan resonansi magnetik (magnetic resonance imaging, MRI) yang dilakukan selama evaluasi awal demensia. Tes pencitraan ini dapat mengidentifikasi abnormalitas yang dapat menyebabkan demensia (seperti tumor otak, hidrosefalus tekanan normal, hematoma subdural, dan stroke).

Tomografi emisi positron (positron emission tomography, PET) atau CT emisi foton tunggal (single-photon emission CT, SPECT) terkadang dilakukan untuk membantu dokter mengidentifikasi berbagai jenis demensia, seperti penyakit Alzheimer, demensia frontotemporal, dan demensia dengan Lewy body. Tes pencitraan ini menggunakan zat radioaktif untuk menghasilkan citra.

Meskipun demikian, terkadang penyebab demensia dapat dikonfirmasi secara definitif hanya ketika sampel jaringan otak diangkat dan diperiksa di bawah mikroskop. Prosedur ini terkadang dilakukan setelah kematian selama otopsi.

Pengobatan Demensia

  • Penatalaksanaan kondisi yang mungkin menyebabkan demensia atau membuatnya lebih buruk

  • Tindakan pendukung dan keselamatan

  • Obat-obatan yang dapat meningkatkan fungsi mental

  • Perawatan dari Pemberi Asuhan

  • Keputusan akhir hayat

Untuk kebanyakan demensia, pengobatan tidak dapat memulihkan fungsi mental. Meskipun demikian, mengobati gangguan yang menyebabkan atau memburuknya demensia terkadang dapat menghentikan atau membalikkan demensia. Gangguan tersebut meliputi tiroid yang kurang aktif, hematoma subdural, hidrosefalus tekanan normal, dan defisiensi vitamin B12. Ketika gangguan tersebut berkembang pada orang yang sudah menderita demensia, pengobatan kadang-kadang memperlambat penurunan mental. Untuk orang-orang yang menderita demensia dan depresi, antidepresan (seperti sertralin and paroksetin) dan konseling dapat membantu, setidaknya untuk sementara. Bagi orang yang minum alkohol dan memiliki demensia, tidak minum alkohol terkadang menghasilkan perbaikan jangka panjang. Obat-obatan yang dapat memperburuk demensia, seperti obat penenang dan obat-obatan yang memengaruhi fungsi otak, dihentikan jika memungkinkan. Untuk orang yang memiliki kelenjar tiroid kurang aktif, penggantian hormon tiroid mungkin efektif.

Nyeri dan gangguan atau masalah kesehatan lainnya (seperti infeksi saluran kemih atau sembelit), baik terkait dengan demensia atau tidak, diobati. Pengobatan tersebut dapat membantu mempertahankan fungsi pada penderita demensia.

Menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung dapat sangat membantu, dan obat-obatan tertentu dapat membantu untuk sementara waktu. Orang yang menderita demensia, anggota keluarga, pengasuh lain, dan tenaga kesehatan yang terlibat harus mendiskusikan dan memutuskan strategi terbaik untuk orang tersebut.

Langkah-langkah keselamatan

Keselamatan adalah hal yang penting. Perawat yang berkunjung atau terapis okupasional atau fisioterapis dapat mengevaluasi keamanan rumah dan merekomendasikan apa saja perubahan yang dapat membantu. Misalnya, saat cahaya redup, orang yang mengalami demensia bahkan lebih cenderung salah mengartikan apa yang mereka lihat, sehingga pencahayaan seharusnya relatif terang. Membiarkan lampu malam menyala atau memasang lampu sensor gerak juga dapat membantu. Perubahan tersebut dapat membantu mencegah kecelakaan (terutama kecelakaan jatuh) dan membantu orang tersebut berfungsi dengan lebih baik.

Dokter dapat mengevaluasi seberapa baik fungsi orang-orang dengan demensia dalam situasi tertentu, seperti saat menyiapkan makanan atau mengemudi. Jika keterampilan terganggu, mungkin diperlukan tindakan keselamatan, seperti menyembunyikan pisau atau mengambil kunci mobil.

Tindakan pendukung

Orang yang mengalami demensia ringan hingga sedang biasanya berfungsi paling baik di lingkungan yang sudah dikenal dan biasanya tetap berada di rumah.

Umumnya, lingkungan harus cerah, ceria, aman, dan stabil serta mencakup beberapa stimulasi, seperti radio atau televisi. Lingkungan harus dirancang untuk membantu orientasi. Misalnya, jendela memungkinkan orang dengan demensia untuk secara umum mengetahui jam berapa saat ini.

Struktur dan rutinitas membantu penderita demensia tetap berorientasi dan memberi mereka rasa aman dan stabilitas. Setiap ada perubahan lingkungan, rutinitas, atau perawat harus dijelaskan kepada orang tersebut secara jelas dan sederhana. Sebelum setiap prosedur atau interaksi, mereka harus diberi tahu apa yang akan terjadi, seperti mandi atau makan. Meluangkan waktu untuk menjelaskan dapat membantu mencegah perlawanan.

Mengikuti rutinitas harian untuk tugas-tugas seperti mandi, makan, dan tidur membantu orang-orang yang menderita demensia mengingatnya. Mengikuti rutinitas rutin sebelum tidur dapat membantu mereka tidur lebih nyenyak.

Aktivitas lain yang dijadwalkan secara teratur dapat membantu penderita demensia merasa mandiri dan dibutuhkan dengan memusatkan perhatian mereka pada tugas-tugas yang menyenangkan atau berguna. Aktivitas tersebut juga dapat membantu meredakan depresi. Aktivitas yang terkait dengan minat orang tersebut sebelum demensia adalah pilihan yang baik. Aktivitas juga harus menyenangkan dan memberikan stimulasi tetapi tidak terlalu banyak pilihan atau tantangan.

Aktivitas fisik mengurangi stres dan frustrasi sehingga dapat membantu mencegah masalah tidur dan perilaku yang mengganggu, seperti gelisah dan berkeliaran. Hal ini juga membantu meningkatkan keseimbangan (dan dengan demikian dapat membantu mencegah jatuh) dan membantu menjaga kesehatan jantung dan paru-paru.

Aktivitas mental yang berkelanjutan, termasuk hobi, minat terhadap kejadian saat ini, dan membaca, membantu menjaga orang tetap waspada dan tertarik dengan kehidupan. Aktivitas harus diuraikan dalam bagian-bagian kecil atau disederhanakan saat demensia memburuk.

Stimulasi berlebihan harus dihindari, tetapi penderita demensia tidak boleh dipisahkan secara sosial.

Kunjungan yang sering dilakukan oleh anggota staf dan orang-orang yang dikenal mendorong penderita demensia untuk tetap bergaul.

Beberapa peningkatan dapat terjadi jika

  • Rutinitas harian disederhanakan.

  • Harapan bagi penderita demensia adalah realistis.

  • Mereka mampu menjaga martabat dan harga diri.

Bantuan ekstra mungkin diperlukan. Anggota keluarga dapat memperoleh daftar layanan yang tersedia dari tenaga kesehatan, layanan sosial atau manusia, atau internet. Layanan dapat mencakup membersihkan rumah, perawatan sementara, layanan antar makanan ke rumah, dan program penitipan, serta aktivitas yang dirancang untuk penderita demensia. Perawatan sepanjang waktu dapat disiapkan tetapi ini biayanya mahal.

Merencanakan masa depan sangat penting karena demensia biasanya bersifat progresif. Jauh sebelum orang yang menderita demensia perlu dipindahkan ke lingkungan yang lebih mendukung dan terstruktur, anggota keluarga harus merencanakan langkah ini dan mengevaluasi opsi perawatan jangka panjang. Perencanaan tersebut biasanya melibatkan upaya dokter, pekerja sosial, perawat, dan pengacara, tetapi sebagian besar tanggung jawab berada pada anggota keluarga. Keputusan untuk memindahkan seseorang yang menderita demensia ke lingkungan yang lebih mendukung mencakup keseimbangan keinginan untuk menjaga orang tersebut tetap aman dengan keinginan untuk mempertahankan rasa kemandirian orang tersebut selama mungkin. Keputusan tersebut bergantung pada banyak faktor, seperti:

  • Tingkat keparahan demensia

  • Seberapa mengganggu perilaku orang tersebut

  • Lingkungan rumah

  • Ketersediaan anggota keluarga dan pengasuh

  • Sumber daya keuangan

  • Adanya gangguan dan masalah fisik lain yang tidak terkait

Beberapa fasilitas perawatan jangka panjang, termasuk fasilitas tempat tinggal berbantuan dan panti jompo, mengkhususkan diri dalam merawat penderita demensia. Anggota staf dilatih untuk memahami cara orang dengan demensia berpikir dan bertindak serta cara menanggapinya. Fasilitas ini memiliki rutinitas yang membuat penghuninya merasa aman dan menyediakan kegiatan yang tepat yang membantu mereka merasa produktif dan terlibat dalam kehidupan. Sebagian besar fasilitas memiliki fitur keselamatan yang sesuai. Misalnya, tanda-tanda dipasang untuk membantu penghuni menemukan jalan mereka, dan pintu tertentu memiliki kunci atau alarm untuk mencegah penghuni berkeliaran. Jika sebuah fasilitas tidak memiliki fitur ini dan fitur keselamatan lainnya, memindahkan orang yang mengalami masalah perilaku ke fasilitas yang memiliki fitur ini biasanya merupakan solusi yang lebih baik daripada menggunakan obat-obatan untuk mengendalikan perilaku tersebut.

Ada penderita demensia yang memburuk ketika mereka dipindahkan dari rumah mereka ke fasilitas perawatan jangka panjang. Namun, setelah beberapa saat, sebagian besar mereka menyesuaikan diri dan berfungsi lebih baik dalam lingkungan yang lebih mendukung.

Menciptakan Lingkungan yang Bermanfaat bagi Orang-orang dengan Demensia

Orang dengan demensia dapat terbantu dengan lingkungan yang seperti berikut ini:

  • Aman: Biasanya diperlukan langkah-langkah keselamatan ekstra. Misalnya, tanda besar dapat dipasang sebagai pengingat keselamatan (seperti “ingat untuk mematikan kompor”), atau pengatur waktu dapat dipasang pada kompor atau peralatan listrik. Menyembunyikan kunci mobil dapat membantu mencegah kecelakaan kendaraan dan menempatkan detektor di pintu dapat membantu mencegah mereka berkeliaran. Jika berkeliaran menjadi masalah, gelang atau kalung identifikasi akan membantu.

  • Familiar: Orang dengan demensia biasanya berfungsi paling baik di lingkungan yang sudah dikenal atau familiar. Pindah ke rumah atau kota baru, menata ulang furnitur, atau bahkan mengecat ulang dapat mengganggu.

  • Stabil: Membuat rutinitas rutin mandi, makan, tidur, dan aktivitas lainnya dapat memberi rasa stabilitas pada orang-orang yang menderita demensia. Kontak rutin dengan orang yang sama juga dapat membantu.

  • Bermanfaat dengan orientasi: Kalender harian yang besar, jam dengan angka-angka yang besar, radio, ruangan yang terang, dan lampu di malam hari dapat membantu orientasi. Selain itu, anggota keluarga atau perawat dapat sering membuat komentar yang mengingatkan penderita demensia tentang posisi mereka dan apa yang sedang terjadi.

Obat-obatan yang dapat meningkatkan fungsi mental

Donepezil, galantamin, rivastigmin, dan memantin digunakan untuk mengobati penyakit Alzheimer dan demensia dengan Lewy body. Rivastigmin juga dapat digunakan untuk mengobati demensia terkait penyakit Parkinson. Terapi antibodi monoklonal anti-amiloid juga merupakan opsi pengobatan untuk beberapa orang yang menderita penyakit Alzheimer.

Donepezil, galantamin, dan rivastigmin adalah penghambat kolinesterase. Mereka menghambat asetilkolinsterase, enzim yang memecah asetilkolin. Dengan demikian, obat-obatan ini membantu meningkatkan kadar asetilkolin, yang membantu sel-sel saraf berkomunikasi. Obat-obatan ini sementara dapat meningkatkan fungsi mental pada penderita demensia, tetapi tidak memperlambat perkembangan demensia. Obat ini paling berguna pada demensia dini, tetapi efektivitasnya sangat bervariasi dari orang ke orang.

Jika satu penghambat kolinesterase tidak efektif atau memiliki efek samping, obat lain harus dicoba. Jika tidak ada yang efektif atau semuanya memiliki efek samping, jenis pengobatan ini harus dihentikan. Efek samping yang paling umum meliputi mual, muntah, penurunan berat badan, dan nyeri atau kram perut.

Memantin, antagonis NMDA (N-metil-d-aspartat), dapat meningkatkan fungsi mental pada penderita demensia sedang hingga berat. Memantin bekerja secara berbeda dari penghambat kolinesterase dan dapat digunakan bersamanya. Kombinasi ini mungkin lebih efektif dibandingkan salah satu obat saja.

Obat-obatan yang membantu mengendalikan perilaku yang mengganggu

Jika terjadi perilaku yang mengganggu, obat-obatan terkadang digunakan. Meskipun demikian, perilaku yang mengganggu paling baik dikendalikan dengan strategi yang tidak mencakup obat-obatan dan disesuaikan dengan orang tertentu. Obat-obatan hanya digunakan jika strategi lain, seperti perubahan lingkungan, tidak efektif dan jika menggunakan obat-obatan sangat penting untuk menjaga orang yang mengalami demensia dan/atau orang lain tetap aman.

Obat-obatan ini meliputi:

  • Obat-obatan antipsikotik: Obat-obatan ini sering digunakan untuk mengendalikan agitasi dan amarah yang mungkin menyertai demensia stadium lanjut. Meskipun demikian, obat-obatan antipsikotik cenderung hanya efektif pada orang-orang yang mengalami halusinasi, delusi, atau paranoia (perilaku psikotik) selain demensia. Obat-obatan ini juga dapat menimbulkan efek samping yang serius, seperti mengantuk, gemetar, dan memburuknya kebingungan. Obat antipsikotik yang lebih baru (seperti aripiprazol, olanzapin, risperidon, dan quetiapin) memiliki efek samping yang lebih sedikit. Meskipun demikian, obat-obatan ini, jika digunakan dalam waktu yang lama, dapat meningkatkan kadar gula darah (gangguan yang disebut hiperglikemia) dan kadar lemak (lipid) (gangguan yang disebut hiperlipidemia) dan meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Pada lansia dengan perilaku psikotik dan demensia, beberapa obat antipsikotik dapat meningkatkan risiko stroke dan kematian. Obat-obatan antipsikotik harus digunakan hanya jika demensia disertai perilaku psikotik.

  • Obat antikejang: Obat-obatan ini, atau digunakan untuk mengendalikan kejang, dapat digunakan untuk mengendalikan ledakan kekerasan. Ini termasuk karbamazepin, gabapentin, dan asam valproat.

Obat-obatan Lain

Obat penenang (termasuk benzodiazepin seperti lorazepam) kadang-kadang digunakan untuk waktu yang singkat untuk mengurangi kecemasan terkait peristiwa tertentu, tetapi pengobatan tersebut tidak direkomendasikan untuk jangka panjang.

Antidepresan, biasanya penghambat reuptake serotonin selektif, hanya digunakan jika orang-orang yang menderita demensia juga mengalami depresi.

Jika menggunakan obat-obatan, anggota keluarga harus berkonsultasi dengan dokter secara berkala tentang apakah obat-obatan tersebut benar-benar membantu.

Suplemen diet

Banyak suplemen diet telah dicoba tetapi umumnya terbukti sedikit bermanfaat dalam mengobati demensia. Termasuk lesitin, ergoloid mesilat, dan siklandelat. Ekstrak Ginkgo biloba, suplemen makanan, dipasarkan sebagai penguat memori. Meskipun demikian, penelitian tidak menunjukkan adanya manfaat dari penggunaan ginkgo, dan dalam dosis tinggi, ginkgo dapat menimbulkan efek samping.

Suplemen Vitamin B12 efektif hanya pada orang-orang yang kekurangan vitamin B12

Sebelum menggunakan suplemen makanan apa pun, orang harus berkonsultasi dengan dokter mereka.

Perawatan untuk pengasuh

Merawat orang dengan demensia adalah hal yang membuat stres dan penuh tuntutan, dan para pengasuh dapat menjadi tertekan dan kelelahan, sehingga sering kali mengabaikan kesehatan mental dan fisik mereka sendiri.

Langkah-langkah berikut ini dapat membantu pengasuh:

  • Mempelajari cara efektif memenuhi kebutuhan penderita demensia dan apa yang diharapkan dari mereka: Pengasuh dapat memperoleh informasi ini dari perawat, pekerja sosial, organisasi, dan materi yang dipublikasikan dan online.

  • Mencari bantuan saat dibutuhkan: Pengasuh dapat berbicara dengan pekerja sosial (termasuk yang berada di rumah sakit komunitas setempat) tentang sumber bantuan yang sesuai, seperti program perawatan di tempat penitipan, kunjungan oleh suster di rumah, bantuan membersihkan rumah paruh waktu atau penuh waktu, serta asisten rumah tangga yang bisa tinggal di rumah. Konseling dan kelompok dukungan juga dapat membantu.

  • Merawat diri sendiri: Para pengasuh harus ingat untuk menjaga diri mereka sendiri. Mereka tidak boleh meninggalkan teman, hobi, dan aktivitas mereka.

Merawat Pengasuh

Merawat orang dengan demensia adalah hal yang membuat stres dan penuh tuntutan, dan para pengasuh dapat menjadi tertekan dan kelelahan, sehingga sering kali mengabaikan kesehatan mental dan fisik mereka sendiri.

Langkah-langkah berikut ini dapat membantu pengasuh:

  • Mempelajari cara efektif memenuhi kebutuhan penderita demensia dan apa yang diharapkan dari mereka: Misalnya, perawat perlu mengetahui bahwa memarahi penderita demensia karena melakukan suatu kesalahan atau tidak mengingat hanya dapat memperburuk perilaku mereka. Pengetahuan tersebut membantu mencegah stres yang tidak perlu. Pengasuh juga dapat mempelajari cara menanggapi perilaku yang mengganggu dan dengan demikian menenangkan penderita demensia dengan lebih cepat dan terkadang mencegah perilaku yang mengganggu.

    Informasi tentang apa yang harus dilakukan setiap hari dapat diperoleh dari suster, pekerja sosial, dan organisasi, serta dari materi yang dipublikasikan dan online.

  • Mencari bantuan saat dibutuhkan: Bantuan untuk melepaskan beban perawatan sepanjang waktu terhadap penderita demensia sering kali tersedia, bergantung pada perilaku dan kemampuan spesifik orang tersebut dan pada sumber daya keluarga dan komunitas. Lembaga sosial, termasuk departemen layanan sosial rumah sakit masyarakat setempat, dapat membantu menemukan sumber bantuan yang tepat.

    Opsinya meliputi program perawatan di tempat penitipan, kunjungan oleh suster di rumah, bantuan membersihkan rumah paruh waktu atau penuh waktu, dan asisten rumah tangga yang dapat tinggal di rumah. Layanan transportasi dan makanan mungkin tersedia. Perawatan penuh waktu bisa mahal.

    Pengasuh dapat dibantu dengan konseling dan kelompok pendukung.

  • Merawat diri sendiri: Para pengasuh harus ingat untuk menjaga diri mereka sendiri. Misalnya, terlibat dalam aktivitas fisik dapat meningkatkan suasana hati serta kesehatan. Teman, hobi, dan aktivitas tidak boleh diabaikan.

Masalah akhir hayat

Sebelum penderita demensia menjadi terlalu tidak berdaya, keputusan tentang perawatan medis harus diambil, dan pengaturan keuangan dan hukum harus dibuat. Pengaturan ini disebut arahan lanjutan atau disebut juga advance directives. Penderita demensia harus menunjuk seseorang yang secara hukum berwenang untuk membuat keputusan pengobatan mewakili mereka (proksi perawatan kesehatan) dan mendiskusikan keinginan perawatan kesehatan dengan orang ini serta dokter mereka (lihat Masalah Hukum dan Etika). Misalnya, penderita demensia stadium awal harus memutuskan apakah mereka menginginkan pemberian makan buatan atau antibiotik untuk mengobati infeksi (seperti pneumonia) jika demensianya menjadi sangat parah. Masalah-masalah seperti itu sebaiknya didiskusikan dengan semua pihak yang berkepentingan jauh sebelum keputusan diambil.

Saat demensia memburuk, pengobatan cenderung diarahkan untuk menjaga kenyamanan orang tersebut daripada berusaha memperpanjang hidupnya. Sering kali, perlakuan agresif, seperti pemberian makan buatan, meningkatkan ketidaknyamanan.

Sebaliknya, pengobatan yang tidak terlalu drastis dapat menghilangkan ketidaknyamanan. Pengobatan ini meliputi

  • Pengendalian nyeri yang memadai

  • Perawatan kulit (untuk mencegah luka tekan)

  • Perawatan penuh perhatian

Layanan perawatan paling membantu jika diberikan oleh seorang perawat (atau beberapa) yang menjalin hubungan yang konsisten dengan sang penderita demensia. Suara yang menenangkan dan musik yang lembut juga dapat membantu.

Informasi Lebih Lanjut

Sumber daya berbahasa Inggris berikut ini mungkin berguna. Harap diperhatikan bahwa MANUAL ini tidak bertanggung jawab atas konten sumber daya ini.

  1. Alzheimer's Association: Informasi tentang penyakit Alzheimer, termasuk statistik, penyebab, faktor risiko, dan gejala. Juga sumber daya untuk dukungan, termasuk informasi tentang perawatan harian orang-orang yang menderita penyakit Alzheimer, perawatan untuk perawat, dan kelompok pendukung.

  2. The Alzheimer's Society: Panduan tentang demensia (termasuk lima hal penting yang perlu diketahui), panduan bagi perawat, dan informasi tentang jenis demensia, gejala, diagnosis, pengobatan, faktor risiko, dan pencegahan.

  3. Eldercare Locator: Tautan ke layanan untuk lansia, termasuk layanan dukungan dan perawatan kesehatan serta sumber daya untuk pengasuh

  4. National Institute of Neurological Disorders and Stroke's Dementia Information Page: Informasi tentang perawatan dan prognosis serta tautan ke uji klinis.

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!