Penyakit Alzheimer

(Penyakit Alzheimer)

OlehJuebin Huang, MD, PhD, Department of Neurology, University of Mississippi Medical Center
Ditinjau OlehMichael C. Levin, MD, College of Medicine, University of Saskatchewan
Ditinjau/Direvisi Feb 2025 | Dimodifikasi Aug 2025
v8595733_id

Penyakit Alzheimer adalah penurunan fungsi mental secara progresif, yang ditandai dengan degenerasi jaringan otak, termasuk hilangnya sel saraf, akumulasi protein abnormal yang disebut beta-amiloid, dan terjadinya belitan neurofibrilar.

  • Melupakan kejadian baru-baru ini adalah tanda awal, diikuti dengan meningkatnya kebingungan, gangguan fungsi mental lainnya, dan masalah dalam menggunakan dan memahami bahasa dan melakukan tugas sehari-hari.

  • Gejala berkembang sehingga orang tidak dapat berfungsi, menyebabkan mereka benar-benar bergantung pada orang lain.

  • Dokter mendasarkan diagnosis pada gejala dan hasil pemeriksaan fisik, tes status mental, tes darah, dan tes pencitraan.

  • Pengobatan melibatkan strategi untuk memperpanjang fungsi selama mungkin dan dapat mencakup obat-obatan yang dapat memperlambat perkembangan penyakit.

  • Berapa lama orang bertahan hidup tidak dapat diprediksi, tetapi kematian terjadi, rata-rata, sekitar 7 tahun setelah diagnosis dibuat.

(Lihat juga Gambaran Umum Delirium dan Demensia dan Demensia.)

Penyakit Alzheimer adalah suatu jenis demensia, yang merupakan penurunan fungsi mental yang lambat dan progresif termasuk untuk memori, pemikiran, penilaian, dan kemampuan untuk belajar.

Pada 60% sampai 80% lansia penderita demensia, penyakit Alzheimer adalah penyebabnya. Jarang terjadi pada orang-orang yang berusia kurang dari 65 tahun. Ini semakin umum terjadi seiring bertambahnya usia. Di Amerika Serikat, diperkirakan 10% orang berusia 65 tahun ke atas menderita penyakit Alzheimer. Persentase penderita penyakit Alzheimer meningkat seiring bertambahnya usia:

  • Usia 65 hingga 74 tahun: 5%

  • Usia 75 hingga 84 tahun: 13%

  • Usia 85 tahun ke atas: 33%

Penyakit Alzheimer menyerang lebih banyak wanita daripada pria, sebagian karena wanita hidup lebih lama. Jumlah orang dengan penyakit Alzheimer diperkirakan akan meningkat secara signifikan seiring meningkatnya proporsi lansia.

Penyebab Penyakit Alzheimer

Penyebab penyakit Alzheimer masih belum diketahui, namun faktor genetik berperan: Sekitar 5 hingga 15% kasus menurun di dalam keluarga. Beberapa abnormalitas gen spesifik mungkin terlibat. Beberapa abnormalitas ini dapat diwariskan ketika hanya satu orang tua yang memiliki gen abnormal. Artinya, gen abnormal bersifat dominan. Orang tua yang terdampak memiliki 50% kemungkinan untuk menularkan gen abnormal tersebut kepada setiap anak. Sekitar setengah dari anak-anak ini menderita penyakit Alzheimer sebelum usia 65 tahun.

Dalam kebanyakan kasus lain, gen tunggal tidak bersifat dominan. Sebaliknya, gen-gen lain memengaruhi risiko terkena penyakit Alzheimer. Salah satu abnormalitas gen memengaruhi apolipoprotein E (apo E)—bagian protein dari lipoprotein tertentu, yang mengangkut kolesterol melalui aliran darah. Ada 3 jenis apo E:

  • Epsilon-4: Orang dengan tipe epsilon-4 mengalami penyakit Alzheimer lebih umum dan pada usia lebih awal dari orang lain.

  • Epsilon-2: Sebaliknya, orang dengan tipe epsilon-2 tampaknya dilindungi dari penyakit Alzheimer.

  • Epsilon-3: Orang dengan tipe epsilon-3 tidak dilindungi atau lebih mungkin mengalami penyakit ini.

Namun demikian, pengujian genetik untuk jenis apo E tidak dapat menentukan apakah orang tertentu akan menderita penyakit Alzheimer. Oleh karena itu, pengujian ini tidak direkomendasikan secara rutin.

Faktor risiko, seperti tekanan darah tinggi, diabetes, kadar kolesterol tinggi, dan merokok, dapat meningkatkan risiko penyakit Alzheimer. Mengobati faktor risiko ini sedini mungkin dapat mengurangi risiko penurunan mental pada orang lanjut usia.

Perubahan pada otak

Pada penyakit Alzheimer, bagian otak mengalami degenerasi, menghancurkan sel saraf, dan mengurangi responsivitas sel saraf lainnya terhadap banyak kurir kimia yang mengirimkan sinyal antarsel saraf di otak (neurotransmiter). Kadar asetilkolin, neurotransmiter yang membantu memori, pembelajaran, dan konsentrasi, rendah.

Penyakit Alzheimer menyebabkan terjadinya kelainan berikut ini pada jaringan otak:

  • Endapan Beta-amiloid: Akumulasi beta-amiloid (protein abnormal tak larut), yang terakumulasi karena sel tidak dapat memproses dan menghapusnya

  • Plak neuritik (pikun): Gumpalan sel saraf mati di sekitar inti beta-amiloid

  • Belitan neurofibrilar: Untaian protein tak larut yang terbelit di dalam sel saraf

  • Peningkatan kadar tau: Protein abnormal yang merupakan komponen belitan-belitan neurofibrilar dan beta-amiloid

Abnormalitas tersebut berkembang hingga taraf tertentu pada semua orang seiring bertambahnya usia tetapi jauh lebih banyak terjadi pada orang-orang yang menderita penyakit Alzheimer. Dokter tidak yakin apakah kelainan pada jaringan otak menyebabkan penyakit Alzheimer atau diakibatkan oleh beberapa masalah lain yang menyebabkan demensia dan kelainan pada jaringan otak.

Para peneliti juga menemukan bahwa protein abnormal pada penyakit Alzheimer (beta-amiloid dan tau) menyerupai protein abnormal pada penyakit prion. Artinya, protein-protein tersebut salah dilipat dan menyebabkan protein-protein lain salah lipat, menyebabkan penyakit itu terjadi.

Peradangan juga dapat berkontribusi terhadap perkembangan penyakit Alzheimer. Peradangan telah teramati pada otak penderita Alzheimer.

Tahukah Anda...

  • Dengan bertambahnya usia, beberapa karakteristik abnormalitas otak dari penyakit Alzheimer terjadi pada setiap orang.

Gejala-gejala Penyakit Alzheimer

Penyakit Alzheimer menyebabkan banyak gejala yang sama seperti demensia lainnya, seperti yang berikut ini:

  • Kehilangan memori

  • Masalah penggunaan bahasa

  • Perubahan kepribadian

  • Disorientasi

  • Kesulitan melakukan tugas sehari-hari yang biasa

  • Perilaku yang mengganggu atau tidak pantas

Meskipun demikian, penyakit Alzheimer juga berbeda dari demensia lainnya. Misalnya, memori terakhir biasanya lebih terpengaruh daripada fungsi mental lainnya.

Meskipun saat terjadi gejalanya bervariasi, mengelompokkannya sebagai gejala awal, gejala menengah, atau gejala akhir dapat membantu orang yang terdampak, anggota keluarga, dan pengasuh lainnya memiliki gambaran tentang perkiraan apa yang akan terjadi. Perubahan kepribadian dan perilaku mengganggu (gangguan perilaku) dapat terjadi pada awal atau akhir penyakit Alzheimer.

Awal Penyakit Alzheimer

Gejalanya berkembang secara bertahap, sehingga untuk sementara waktu, banyak orang terus menikmati sebagian besar hal yang mereka sukai sebelum menderita penyakit Alzheimer.

Gejala-gejala Alzheimer biasanya mulai secara halus. Orang-orang yang penyakitnya terjadi saat mereka masih bekerja mungkin tidak lagi melakukan pekerjaan mereka dengan baik. Pada orang yang sudah pensiun dan tidak terlalu aktif, perubahannya mungkin tidak terlalu terlihat.

Gejala pertama dan yang paling mencolok mungkin adalah

  • Melupakan peristiwa baru-baru ini karena sulit untuk menciptakan kenangan atau memori baru

  • Terkadang perubahan kepribadian (orang mungkin menjadi tidak responsif secara emosional, tertekan, atau sangat takut atau cemas)

Pada awalnya, orang menjadi kurang mampu untuk menggunakan penilaian yang baik dan berpikir secara abstrak. Pola bicara dapat sedikit berubah. Orang tersebut dapat menggunakan kata-kata yang lebih sederhana, kata-kata umum, atau menggunakan banyak kata alih-alih satu kata tertentu, atau menggunakan kata-kata dengan tidak benar. Mereka mungkin tidak dapat menemukan kata yang tepat.

Orang dengan penyakit Alzheimer mengalami kesulitan menafsirkan isyarat visual dan audio. Dengan demikian, mereka dapat menjadi terdisorientasi dan bingung. Disorientasi semacam itu dapat membuat mengemudi mobil menjadi sulit. Mereka dapat tersesat dalam perjalanan mereka ke toko. Orang dapat berfungsi secara sosial tetapi mungkin berperilaku tidak wajar. Misalnya, mereka mungkin lupa nama pengunjung baru-baru ini, dan emosi mereka dapat berubah secara tidak terduga dan cepat.

Banyak orang dengan penyakit Alzheimer sering mengalami insomnia. Mereka kesulitan untuk tertidur atau tetap tidur. Beberapa orang menjadi bingung dan tidak dapat membedakan mana siang atau malam.

Pada titik tertentu, perilaku psikotik (halusinasi, delusi, atau paranoia) terjadi pada banyak orang yang menderita penyakit Alzheimer.

Tahap lanjut pada penyakit Alzheimer

Seiring berkembangnya penyakit Alzheimer, orang-orang mengalami kesulitan mengingat kejadian di masa lalu. Mereka mulai melupakan nama teman dan kerabat. Mereka mungkin memerlukan bantuan untuk makan, berpakaian, mandi, dan pergi ke toilet. Semua rasa waktu dan tempat hilang: Orang dengan penyakit Alzheimer bahkan dapat tersesat dalam perjalanan ke kamar mandi di rumah. Kebingungan mereka yang semakin meningkat membuat mereka berisiko berkeliaran dan jatuh.

Perilaku yang mengganggu atau tidak pantas, seperti berkeliaran, kesal, mudah marah, bermusuhan, dan agresi fisik, adalah hal yang umum.

Pada akhirnya, penderita penyakit Alzheimer tidak dapat berjalan atau memenuhi kebutuhan pribadi mereka. Mereka mungkin tidak dapat mengendalikan tubuhnya dan tidak dapat menelan, makan, atau berbicara. Perubahan ini menyebabkan mereka berisiko mengalami kekurangan nutrisi, pneumonia, dan luka tekan (luka akibat berbaring di tempat tidur). Memori menjadi hilang sepenuhnya.

Pada akhirnya, berakibat koma dan kematian, yang sering kali disebabkan oleh infeksi.

Gangguan perilaku pada penyakit Alzheimer

Orang dengan demensia kurang mampu mengendalikan perilaku mereka, oleh karena itu mereka terkadang bertindak secara tidak patut atau mengganggu (misalnya, dengan berteriak, melempar, memukul, atau berkeliaran). Tindakan ini disebut gangguan perilaku.

Beberapa efek penyakit Alzheimer yang berkontribusi terhadap perilaku ini:

  • Mengingat orang dengan Alzheimer telah melupakan aturan perilaku yang benar, mereka dapat bertindak dengan cara yang tidak pantas secara sosial. Saat cuaca panas, mereka dapat membuka pakaian di depan umum. Ketika mereka memiliki dorongan seksual, mereka dapat bermasturbasi di depan umum, menggunakan kata-kata yang tidak pantas atau cabul, atau membuat permintaan seksual.

  • Mereka sulit memahami apa yang mereka lihat dan dengar, oleh karena itu mereka dapat salah mengartikan tawaran bantuan sebagai ancaman dan mungkin menyerang. Misalnya, ketika ada orang mencoba membantu mereka melepaskan pakaian, penderita demensia dapat menafsirkannya sebagai serangan dan mencoba melindungi diri mereka sendiri, terkadang dengan memukul.

  • Memori jangka pendek mereka terganggu, dengan demikian mereka tidak dapat mengingat apa yang diperintahkan atau yang telah mereka lakukan. Mereka mengulangi pertanyaan dan percakapan, meminta perhatian terus-menerus, atau meminta hal-hal (seperti makanan) yang sudah mereka terima. Mereka mungkin menjadi gelisah dan kesal ketika mereka tidak mendapatkan apa yang mereka minta.

  • Karena mereka tidak dapat mengekspresikan kebutuhan mereka dengan jelas atau tidak sama sekali, mereka mungkin berteriak ketika kesakitan atau berkeliaran ketika kesepian atau ketakutan. Mereka dapat berkeliaran, menjerit, atau berteriak saat mereka tidak dapat tidur.

Apakah perilaku tertentu dianggap mengganggu tergantung pada banyak faktor, termasuk seberapa toleran perawat dan situasi seperti apa yang dialami orang dengan demensia tersebut.

Perkembangan penyakit Alzheimer

Perkembangannya tidak dapat diprediksi. Rata-rata, orang hidup sekitar 7 tahun setelah diagnosis dibuat. Sebagian besar penderita penyakit Alzheimer yang tidak dapat lagi berjalan akan bertahan hidup tidak lebih dari 6 bulan. Namun, berapa lama orang hidup sangat bervariasi.

Diagnosis Penyakit Alzheimer

  • Evaluasi dokter

  • Pengujian status mental

  • Biasanya tes darah dan tes pencitraan untuk mengesampingkan penyebab lain

Diagnosis penyakit Alzheimer serupa dengan demensia lainnya.

Dokter harus menentukan apakah seseorang menderita demensia dan, jika demikian, apakah demensia tersebut merupakan penyakit Alzheimer.

Dokter biasanya dapat mendiagnosis penyakit Alzheimer berdasarkan hal berikut:

  • Gejala, yang diidentifikasi dengan mengajukan pertanyaan kepada orang dan anggota keluarga atau pengasuh lainnya

  • Hasil pemeriksaan fisik

  • Hasil pengujian status mental

  • Hasil tes tambahan, seperti tes darah, tomografi terkomputasi (computed tomography, CT), atau pencitraan resonansi magnetik (magnetic resonance imaging, MRI)

Diagnosis demensia

Pengujian status mental, yang terdiri dari berbagai pertanyaan dan tugas sederhana, membantu dokter menentukan apakah seseorang menderita demensia.

Terkadang diperlukan pengujian neuropsikologi, yang lebih terperinci. Pengujian ini mencakup semua area utama fungsi mental, termasuk suasana hati, dan biasanya memakan waktu 1 sampai 3 jam. Pengujian ini membantu dokter membedakan demensia dari kondisi lain yang dapat menyebabkan gejala serupa, seperti gangguan memori terkait usia, gangguan kognitif ringan, dan depresi.

Informasi dari sumber di atas biasanya dapat membantu dokter mengesampingkan delirium sebagai penyebab gejala (lihat tabel Membandingkan Delirium dan Demensia). Melakukan hal ini sangat penting karena delirium, tidak seperti demensia, sering kali dapat pulih jika segera diobati. Perbedaan antara gangguan tersebut meliputi hal berikut:

  • Delirium terutama memengaruhi perhatian, dan demensia terutama memengaruhi memori.

  • Demensia biasanya terjadi secara bertahap dan tidak memiliki titik awal yang pasti. Delirium terjadi tiba-tiba dan sering kali memiliki titik awal yang pasti.

Diagnosis penyakit Alzheimer

Penyakit Alzheimer diduga terjadi jika terdapat hal-hal berikut ini:

  • Diagnosis demensia telah dikonfirmasi.

  • Biasanya, gejala yang paling terlihat, terutama pada awalnya, adalah melupakan kejadian baru-baru ini atau tidak dapat membentuk kenangan baru.

  • Memori dan fungsi mental lainnya semakin memburuk dan terus memburuk.

  • Demensia dimulai setelah usia 40 tahun dan biasanya setelah usia 65 tahun.

  • Dokter telah mengesampingkan gangguan otak lainnya (seperti tumor otak atau stroke) yang dapat menyebabkan masalah.

Beberapa gejala dapat membantu dokter membedakan penyakit Alzheimer dengan demensia lainnya. Misalnya, halusinasi visual (melihat hal-hal atau orang yang tidak ada) lebih umum terjadi dan terjadi lebih awal pada demensia dengan Lewy body dibandingkan pada penyakit Alzheimer. Selain itu, penderita penyakit Alzheimer sering kali lebih terawat dan lebih rapi daripada penderita demensia lainnya.

Informasi dari tes tambahan membantu dokter mendiagnosis penyakit Alzheimer dan mengecualikan jenis dan penyebab demensia lainnya.

Analisis cairan serebrospinal (cerebrospinal fluid, CSF), yang diperoleh selama spinal tap, dan tomografi emisi positron (positron emission tomography, PET) dapat digunakan untuk membantu mendiagnosis penyakit Alzheimer. Jika analisis CSF mendeteksi kadar beta-amiloid yang rendah dan jika pindaian PET menunjukkan endapan amiloid atau endapan tau di dalam otak, diagnosisnya kemungkinan besar adalah penyakit Alzheimer. Namun demikian, tes ini tidak tersedia secara rutin.

Diagnosis penyakit Alzheimer dapat dikonfirmasi hanya jika sampel jaringan otak diangkat (setelah kematian, selama otopsi) dan diperiksa di bawah mikroskop. Kemudian, hilangnya karakteristik sel saraf, belitan neurofibrilar, dan plak neuritik yang mengandung beta-amiloid dapat dilihat di seluruh otak, terutama di area lobus temporalis yang terlibat dalam pembentukan memori baru.

Pengobatan Penyakit Alzheimer

  • Tindakan pendukung dan keselamatan

  • Obat-obatan yang dapat meningkatkan fungsi mental

Pengobatan penyakit Alzheimer melibatkan langkah-langkah umum untuk memberikan keamanan dan dukungan, seperti untuk semua demensia. Selain itu, obat-obatan tertentu dapat membantu untuk sementara waktu. Orang yang menderita demensia, anggota keluarga, pengasuh lain, dan praktisi perawatan kesehatan yang terlibat harus mendiskusikan dan memutuskan strategi terbaik untuk orang tersebut.

Nyeri dan gangguan atau masalah kesehatan lainnya diobati (seperti infeksi saluran kemih atau konstipasi). Pengobatan tersebut dapat membantu mempertahankan fungsi pada penderita demensia.

Tindakan pendukung dan keselamatan

Menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung dapat sangat membantu.

Umumnya, lingkungan harus cerah, ceria, aman, stabil, dan dirancang untuk membantu orientasi. Beberapa stimulasi, seperti radio atau televisi, sangat membantu, tetapi stimulasi berlebihan harus dihindari.

Struktur dan rutinitas membantu penderita penyakit Alzheimer agar tetap berorientasi dan memberi mereka rasa aman dan stabil. Setiap ada perubahan lingkungan, rutinitas, atau perawat harus dijelaskan kepada orang tersebut secara jelas dan sederhana.

Mengikuti rutinitas harian untuk berbagai tugas seperti mandi, makan, dan tidur membantu orang-orang yang menderita penyakit Alzheimer mengingatnya. Mengikuti rutinitas rutin sebelum tidur dapat membantu mereka tidur lebih nyenyak.

Aktivitas lain yang dijadwalkan secara rutin dapat membantu penderita merasa mandiri dan dibutuhkan dengan memfokuskan perhatian mereka pada tugas yang menyenangkan atau bermanfaat. Aktivitas tersebut harus mencakup aktivitas fisik dan mental. Aktivitas harus diuraikan dalam bagian-bagian kecil atau disederhanakan saat demensia memburuk. (Lihat juga Menciptakan Lingkungan yang Bermanfaat bagi Orang-orang dengan Demensia.)

Obat-obatan

Inhibitor kolinesterase donepezil, galantamin, dan rivastigmin meningkatkan kadar asetilkolin di otak. (Asetilkolin adalah neurotransmiter yang membantu memori, pembelajaran, dan konsentrasi.) Kadar ini mungkin rendah pada penderita penyakit Alzheimer. Obat-obatan ini sementara dapat meningkatkan fungsi mental, termasuk ingatan, tetapi tidak memperlambat perkembangan penyakit. Hanya sebagian orang yang menderita penyakit Alzheimer yang dapat memperoleh manfaat dari obat-obatan ini. Untuk orang-orang ini, obat-obatan dapat mengembalikan waktu 6 sampai 9 bulan secara efektif. Obat-obatan ini paling efektif pada orang-orang dengan penyakit ringan hingga sedang. Efek samping yang paling umum meliputi mual, muntah, penurunan berat badan, dan nyeri atau kram perut.

Memantin tampaknya membantu meredakan gejala penyakit Alzheimer sedang hingga berat. Memantin dapat digunakan dengan inhibitor kolinesterase.

Terapi antibodi monoklonal antiamiloid, termasuk lecanemab dan donanemab, dapat membantu memperlambat bertambah parahnya penyakit Alzheimer dengan menghilangkan plak amiloid. Medikasi ini diberikan melalui injeksi ke dalam aliran darah (infus intravena) setiap 2 sampai 4 minggu. Pada sebagian orang, medikasi tersebut dapat menyebabkan pembengkakan dan perdarahan kecil di otak, dan orang yang menerima medikasi ini harus menjalani MRI otak secara berkala untuk memantau perubahan ini.

Peneliti terus mempelajari obat-obatan lain yang dapat mencegah atau memperlambat perkembangan penyakit Alzheimer. Terapi estrogen untuk wanita, obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS, seperti ibuprofen atau naproksen), dan ginkgo biloba telah diteliti, tetapi tidak ada yang terbukti efektif secara konsisten. Selain itu, estrogen tampaknya lebih merugikan daripada menguntungkan.

Vitamin E adalah antioksidan yang secara teori dapat membantu melindungi sel saraf dari kerusakan atau membantu sel saraf berfungsi lebih baik. Apakah vitamin E memang bermanfaat masih tidak jelas.

Sebelum orang meminum suplemen makanan apa pun, mereka harus mendiskusikan risiko dan manfaatnya dengan dokter mereka.

Perawatan untuk pengasuh

Merawat orang dengan penyakit Alzheimer adalah hal yang membuat stres dan penuh tuntutan, dan para pengasuh dapat menjadi tertekan dan kelelahan, sehingga sering kali mengabaikan kesehatan mental dan fisik mereka sendiri (lihat juga tabel Perawatan Untuk Pengasuh). Langkah-langkah berikut ini dapat membantu pengasuh:

  • Mempelajari cara efektif memenuhi kebutuhan penderita penyakit Alzheimer dan apa yang diharapkan dari mereka: Pengasuh dapat memperoleh informasi ini dari perawat, pekerja sosial, organisasi, dan materi yang dipublikasikan dan online.

  • Mencari bantuan saat dibutuhkan: Pengasuh dapat berbicara dengan pekerja sosial (termasuk yang berada di rumah sakit komunitas setempat) tentang sumber bantuan yang sesuai, seperti program perawatan di tempat penitipan, kunjungan oleh suster di rumah, bantuan membersihkan rumah paruh waktu atau penuh waktu, serta asisten rumah tangga yang bisa tinggal di rumah. Konseling dan kelompok dukungan juga dapat membantu.

  • Merawat diri sendiri: Para pengasuh harus ingat untuk menjaga diri mereka sendiri. Mereka tidak boleh meninggalkan teman, hobi, dan aktivitas mereka.

Perawatan jangka panjang

Merencanakan masa depan sangat penting karena penyakit Alzheimer bersifat progresif. Jauh sebelum orang dengan penyakit Alzheimer harus dipindahkan ke lingkungan yang lebih mendukung dan terstruktur, anggota keluarga harus merencanakan langkah ini dan mengevaluasi opsi perawatan jangka panjang. Perencanaan tersebut biasanya melibatkan upaya dokter, pekerja sosial, perawat, dan pengacara, tetapi sebagian besar tanggung jawab berada pada anggota keluarga.

Keputusan untuk memindahkan seseorang yang menderita penyakit Alzheimer ke lingkungan yang lebih mendukung mencakup keseimbangan keinginan untuk menjaga orang tersebut tetap aman dengan keinginan untuk mempertahankan rasa kemandirian orang tersebut selama mungkin.

Beberapa fasilitas perawatan jangka panjang mengkhususkan diri dalam merawat penderita penyakit Alzheimer. Anggota staf dilatih untuk memahami cara orang dengan penyakit Alzheimer berpikir dan bertindak serta cara menanggapinya. Fasilitas ini memiliki rutinitas yang membuat penghuninya merasa aman dan menyediakan kegiatan yang tepat yang membantu mereka merasa produktif dan terlibat dalam kehidupan. Sebagian besar fasilitas memiliki fitur keselamatan yang sesuai. Menemukan fasilitas yang memiliki fitur keselamatan yang sesuai adalah hal yang penting.

Masalah akhir hayat

Sebelum orang dengan penyakit Alzheimer menjadi terlalu tidak berdaya, keputusan tentang perawatan medis harus diambil, dan pengaturan keuangan dan hukum harus dibuat. Pengaturan ini disebut arahan lanjutan atau disebut juga advance directives. Orang tersebut harus menunjuk seseorang yang secara hukum berwenang untuk membuat keputusan pengobatan atas nama mereka (proksi perawatan kesehatan). Mereka harus mendiskusikan keinginan perawatan kesehatan mereka dengan orang ini dan dokter mereka (lihat Masalah Hukum dan Etika). Masalah-masalah seperti itu sebaiknya didiskusikan dengan semua pihak yang berkepentingan jauh sebelum keputusan diambil.

Saat penyakit Alzheimer memburuk, pengobatan cenderung diarahkan untuk menjaga kenyamanan orang tersebut daripada berusaha memperpanjang hidupnya.

Pencegahan Penyakit Alzheimer

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa langkah-langkah tertentu dapat membantu mencegah penyakit Alzheimer:

  • Tetap aktif secara mental: Orang tersebut didorong untuk terus melakukan aktivitas yang menantang pikiran, seperti mempelajari keterampilan baru, mengisi teka-teki silang, dan membaca surat kabar. Aktivitas ini dapat mendorong pertumbuhan koneksi (sinaps) baru antara sel-sel saraf sehingga membantu menunda demensia.

  • Berolahraga: Berolahraga membantu fungsi jantung menjadi lebih baik dan, karena alasan yang tidak jelas, dapat membantu fungsi otak menjadi lebih baik.

  • Mengontrol tekanan darah tinggi: Tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah yang membawa darah ke otak dan dengan demikian mengurangi suplai oksigen otak, yang kemungkinan mengganggu koneksi antara sel-sel saraf.

  • Mengendalikan kadar gula darah: Gula darah tinggi meningkatkan risiko terbentuknya pradiabetes (kadar glukosa darah yang terlalu tinggi untuk dianggap normal tetapi tidak cukup tinggi untuk diberi label diabetes) dan diabetes, yang meningkatkan risiko penyakit Alzheimer.

  • Mengontrol kadar kolesterol: Beberapa bukti menunjukkan bahwa memiliki kadar kolesterol tinggi dapat berkaitan dengan berkembangnya penyakit Alzheimer. Dengan demikian, orang dapat memperoleh manfaat dari diet rendah lemak jenuh dan, jika diperlukan, obat-obatan (seperti statin) untuk menurunkan kolesterol dan lemak lainnya (lipid).

  • Membatasi asupan alkohol hingga jumlah yang wajar: Begitu terjadi demensia, menghindari alkohol biasanya merupakan cara terbaik karena dapat memperburuk gejala demensia.

Informasi Lebih Lanjut

Sumber daya berbahasa Inggris berikut ini mungkin berguna. Harap diperhatikan bahwa Manual ini tidak bertanggung jawab atas konten sumber daya ini.

  1. Alzheimer's Association: Informasi tentang penyakit Alzheimer, termasuk statistik, penyebab, faktor risiko, dan gejala. Juga sumber daya untuk dukungan, termasuk informasi tentang perawatan harian orang-orang yang menderita penyakit Alzheimer, perawatan untuk perawat, dan kelompok pendukung.

  2. The Alzheimer's Society: Panduan tentang demensia (termasuk lima hal penting yang perlu diketahui), panduan bagi perawat, dan informasi tentang jenis demensia, gejala, diagnosis, pengobatan, faktor risiko, dan pencegahan.

  3. Institute of Neurological Disorders and Stroke Alzheimer's Disease Information Page: Informasi tentang pengobatan, prognosis, dan uji klinis yang tersedia serta kaitannya dengan organisasi lain yang berfokus pada penyakit Alzheimer.

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!