Metode Kontrasepsi Hormonal

OlehFrances E. Casey, MD, MPH, NYU Grossman Long Island School of Medicine
Ditinjau OlehOluwatosin Goje, MD, MSCR, Cleveland Clinic, Lerner College of Medicine of Case Western Reserve University
Ditinjau/Direvisi Aug 2023 | Dimodifikasi Apr 2024
v8951249_id

Kontrasepsi hormonal dapat

  • Diminum melalui mulut (kontrasepsi oral)

  • Dimasukkan ke dalam vagina (cincin vagina)

  • Ditempelkan pada kulit (koyo)

  • Ditanam di bawah kulit

  • Disuntikkan ke otot

Hormon-hormon yang digunakan untuk mencegah terjadinya pembuahan meliputi estrogen dan progestin (obat-obatan yang serupa dengan hormon progesteron). Estrogen dan progestin adalah hormon utama yang terlibat dalam siklus menstruasi. Metode hormonal mencegah kehamilan dengan cara menghentikan ovarium melepaskan sel telur (ovulasi) atau dengan menjaga lendir di serviks tetap tebal sehingga sperma tidak dapat melewati serviks untuk masuk ke dalam rahim. Dengan demikian, metode KB hormonal bertujuan mencegah agar sel telur tidak dibuahi.

Semua metode hormonal dapat memiliki efek samping dan aturan penggunaan yang serupa.

Kontrasepsi oral

Kontrasepsi oral, umumnya dikenal sebagai pil KB atau hanya “pil”, mengandung hormon, yaitu kombinasi estrogen dan progestin atau progestin saja.

Pil kombinasi (pil yang mengandung estrogen dan progestin) biasanya diminum sekali sehari selama 21 sampai 24 hari, tidak diminum selama 4 sampai 7 hari (ketika menstruasi terjadi), kemudian mulai dikonsumsi lagi. Pil non-aktif (plasebo) biasanya diminum selama pil kombinasi tidak diminum untuk membentuk kebiasaan meminum satu pil sehari. Pil yang tidak aktif biasanya mengandung zat besi dan folat. Zat besi disertakan untuk membantu mencegah atau mengobati kekurangan zat besi karena zat besi hilang dalam darah menstruasi setiap bulannya. Folat diberikan untuk berjaga-jaga jika wanita, yang mungkin tanpa sadar mengalami kekurangan asupan folat, tiba-tiba hamil. Kekurangan folat pada wanita hamil meningkatkan risiko cacat lahir seperti spina bifida.

Terkadang pil kontrasepsi kombinasi estrogen-progestin diminum setiap hari selama 12 minggu, kemudian tidak diminum selama 1 minggu. Dengan demikian, siklus menstruasi hanya terjadi 4 kali dalam setahun. Atau pil bisa diminum sebagai pil aktif setiap hari. Pada kontrasepsi jenis ini, tidak ada perdarahan yang rutin terjadi (tidak ada periode menstruasi), tetapi perdarahan yang tidak teratur lebih sering terjadi.

Sekitar 0,3% wanita yang menggunakan pil kombinasi sesuai petunjuk akan hamil selama tahun pertama penggunaan. Namun, peluang untuk hamil meningkat secara drastis jika wanita melewatkan satu pil, terutama pil pertama dalam siklus bulanan. Dengan penggunaan tipikal (cara kebanyakan orang menggunakannya), sekitar 9% wanita mengalami kehamilan pada tahun pertama penggunaan.

Dosis estrogen dalam pil kombinasi bermacam-macam. Dalam pil kombinasi, dosis estrogen berkisar dari 10 sampai 35 mikrogram. Wanita sehat yang tidak merokok dapat meminum pil kombinasi dosis rendah sampai menopause.

Jika wanita melewatkan satu hari pil kombinasi, mereka harus minum dua pil keesokan harinya. Jika mereka lupa minum pil selama 2 hari, mereka harus tetap minum satu pil setiap hari dan harus menggunakan metode kontrasepsi lain selama 7 hari berikutnya. Jika ia lupa meminum pil selama 2 hari dan telah melakukan hubungan seksual tanpa pengaman dalam 5 hari terakhir sebelum 2 hari tersebut, wanita tersebut dapat mempertimbangkan penggunaan kontrasepsi darurat.

Wanita yang sedang mengidap kanker payudara tidak boleh menggunakan pil kombinasi estrogen-progestin, KB koyo, atau cincin vagina.

Pil yang hanya mengandung progestin diminum setiap hari dalam sebulan, dan harus diminum pada waktu yang sama. Pil ini sering menyebabkan perdarahan yang tidak teratur. Tingkat terjadinya kehamilan dengan pil yang hanya mengandung progestin dibandingkan dengan pil kombinasi tidak jauh berbeda, jika digunakan sesuai petunjuk. Pil yang hanya mengandung progestin biasanya diresepkan untuk wanita yang tidak boleh mengonsumsi estrogen. Misalnya, pil yang hanya mengandung progestin dapat digunakan oleh wanita yang memiliki migrain dengan aura (gejala yang terjadi sebelum sakit kepala), tekanan darah tinggi, atau diabetes yang parah (lihat Kondisi yang Melarang Penggunaan Kontrasepsi Oral Kombinasi) dan, oleh karena itu, tidak boleh mengonsumsi estrogen. Jika lebih dari 27 jam berlalu di sela waktu minum pil progestin, wanita harus menggunakan metode kontrasepsi cadangan untuk 7 hari berikutnya selain minum pil progestin setiap hari. Wanita yang sedang mengidap kanker payudara tidak boleh meminum pil KB progestin, KB implan, atau KB suntik.

Mulai mengonsumsi kontrasepsi oral

Sebelum mulai mengonsumsi kontrasepsi oral, seorang wanita harus berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan menanyakan kepadanya riwayat medis, lingkungan sosial, dan keluarga untuk menentukan apakah ia memiliki masalah kesehatan yang dapat membuat penggunaan kontrasepsi ini berisiko baginya. Dokter akan mengukur tekanan darahnya. Jika tekanan darahnya tinggi, kontrasepsi oral kombinasi (estrogen plus progestin) tidak boleh diresepkan. Tes kehamilan dapat dilakukan untuk memastikan apakah terjadi kehamilan. Dokter juga sering melakukan pemeriksaan fisik, meskipun pemeriksaan ini tidak diperlukan sebelum seorang wanita mulai menggunakan kontrasepsi oral. Tiga bulan setelah mulai mengonsumsi kontrasepsi oral, wanita tersebut harus melakukan pemeriksaan lagi untuk menentukan apakah tekanan darahnya mengalami perubahan. Jika tekanan darahnya tidak berubah, maka akan dilakukan pemeriksaan setiap satu tahun sekali. Kontrasepsi oral dapat diresepkan untuk 13 bulan sekaligus.

Wanita dapat mulai menggunakan kontrasepsi oral kapan saja setiap bulannya. Namun, jika mereka mulai meminumnya lebih dari 5 hari sejak hari pertama menstruasi, mereka harus menggunakan metode kontrasepsi cadangan selama 7 hari berikutnya sebagai tambahan dari penggunaan kontrasepsi oral.

Waktu yang tepat bagi wanita untuk mulai menggunakan kontrasepsi oral kombinasi setelah kehamilan berbeda-beda:

  • Setelah keguguran atau aborsi selama trimester 1 kehamilan: Segera mulai

  • Setelah keguguran, persalinan, atau aborsi selama trimester ke-2: Mulai dalam waktu 1 minggu jika tidak ada faktor risiko lain yang menyebabkan terbentuknya bekuan darah (seperti merokok, diabetes, atau tekanan darah tinggi)

  • Untuk persalinan setelah 28 minggu: Tunggu 21 hari (tunggu 42 hari jika menyusui atau memiliki faktor risiko terbentuknya bekuan darah, termasuk persalinan sesar)

Wanita dengan faktor risiko terjadinya bekuan darah harus menunggu karena bekuan darah lebih mungkin terjadi selama kehamilan dan setelah melahirkan. Menggunakan kontrasepsi oral kombinasi juga membuat bekuan darah lebih mudah terbentuk.

Kontrasepsi oral yang hanya mengandung progestin dapat dikonsumsi segera setelah melahirkan.

Pada sebagian besar wanita yang baru saja melahirkan dan menyusui secara eksklusif serta belum mengalami menstruasi, kehamilan tidak mungkin terjadi selama 6 bulan setelah bayi dilahirkan, meskipun tidak menggunakan alat kontrasepsi. Namun, dianjurkan untuk mulai menggunakan kontrasepsi dalam waktu 3 bulan setelah melahirkan jika pemberian susu botol telah dimulai atau ada gangguan dalam menyusui.

Jika seorang wanita menderita penyakit jantung koroner atau diabetes atau memiliki faktor risiko untuk kedua penyakit tersebut (misalnya ada kerabat dekat yang menderita salah satu penyakit tersebut), tes darah biasanya dilakukan untuk mengukur kadar kolesterol, lemak (lipid), dan gula (glukosa) sebelum kontrasepsi kombinasi diresepkan. Meskipun seandainya kadar-kadar ini tidak normal, dokter mungkin masih akan meresepkan kontrasepsi kombinasi dengan estrogen dosis rendah. Namun demikian, dokter akan melakukan tes darah secara berkala untuk memantau kadar lemak dan gula darah wanita tersebut. Wanita dengan diabetes biasanya dapat menggunakan kontrasepsi oral kombinasi kecuali jika diabetes telah menyebabkan kerusakan pembuluh darah atau mereka telah menderita diabetes selama lebih dari 20 tahun.

Jika seorang wanita pernah mengalami gangguan hati, dokter akan melakukan tes untuk memeriksa seberapa baik hati berfungsi. Jika hasilnya normal, kontrasepsi oral dapat digunakan.

Selain itu, sebelum memulai kontrasepsi oral, seorang wanita harus berkonsultasi dengan dokternya mengenai kelebihan dan kekurangan kontrasepsi oral untuk dirinya.

Kelebihan

Kelebihan utama dari kontrasepsi oral (pil KB) adalah bahwa kontrasepsi ini efektif dan berkelanjutan jika diminum sesuai petunjuk.

Selain itu, penggunaan kontrasepsi oral juga dapat mengurangi risiko terjadinya hal-hal berikut ini:

Risiko terkena kanker rahim dan kanker ovarium berkurang setidaknya sampai 20 tahun setelah kontrasepsi dihentikan. Kontrasepsi oral mengurangi risiko terkena kanker rahim hingga 60% setelah penggunaan setidaknya 10 tahun dan kanker ovarium hingga 50% setelah menggunakannya selama 5 tahun dan sebesar 80% setelah meminumnya selama 10 tahun atau lebih.

Kontrasepsi oral yang diminum pada awal kehamilan tidak akan membahayakan janin. Namun, penggunaan kontrasepsi harus segera dihentikan setelah wanita tersebut menyadari bahwa dirinya sedang hamil. Kontrasepsi oral tidak memiliki efek jangka panjang terhadap kesuburan, meskipun seorang wanita mungkin tidak akan mengeluarkan sel telur (ovulasi) selama beberapa bulan setelah berhenti mengonsumsi kontrasepsi oral.

Tahukah Anda...

  • Kontrasepsi hormonal memiliki beberapa manfaat bagi kesehatan.

Kekurangan

Meskipun kontrasepsi oral memiliki beberapa efek samping, namun secara keseluruhan risiko efeknya sangat kecil. Kembung, nyeri tekan pada payudara, mual, dan sakit kepala adalah efek samping yang paling banyak terjadi.

Pil yang hanya mengandung progestin sering kali menyebabkan perdarahan vagina yang tidak teratur.

Pendarahan yang terjadi di luar siklus menstruasi dan tidak mengalami menstruasi (amenore) adalah hal yang biasa terjadi selama beberapa bulan pertama penggunaan kontrasepsi oral kombinasi, terutama jika seorang wanita lupa minum pil, tetapi biasanya akan berhenti seiring dengan penyesuaian tubuh terhadap hormon. Perdarahan lucut yang terjadi di antara siklus menstruasi, ketika seorang wanita mengonsumsi pil aktif. Dokter dapat meningkatkan dosis estrogen untuk menangani perdarahan rahim dan amenore.

Ada beberapa efek samping yang berkaitan dengan estrogen yang terkandung dalam pil. Efek samping tersebut antara lain mual, kembung, retensi cairan, peningkatan tekanan darah, nyeri tekan pada payudara, dan sakit kepala migrain. Efek samping lainnya, seperti tumbuhnya jerawat dan perubahan nafsu makan dan suasana hati, sebagian besar berkaitan dengan jenis atau dosis progestin. Beberapa wanita yang menggunakan kontrasepsi oral mengalami kenaikan berat badan sebanyak 3 sampai 5 kg karena mengalami retensi cairan atau karena nafsu makan meningkat. Banyak dari efek samping ini jarang terjadi pada pil dosis rendah.

Kontrasepsi oral juga dapat menyebabkan muntah, sakit kepala, depresi, dan gangguan tidur.

Pada beberapa wanita, kontrasepsi oral menyebabkan bercak-bercak hitam (melasma) pada wajah, mirip dengan bercak-bercak yang mungkin terjadi selama kehamilan. Paparan sinar matahari membuat bercak-bercak tersebut semakin menggelap. Jika bercak-bercak hitam ini semakin parah, dokter biasanya menghentikan pemberian kontrasepsi oral. Bercak-bercak tersebut perlahan-lahan akan memudar setelah kontrasepsi dihentikan.

Mengonsumsi kontrasepsi oral meningkatkan risiko terjadinya beberapa gangguan.

Risiko terbentuknya bekuan darah di pembuluh darah vena yang mungkin 2 hingga 4 kali lebih tinggi pada wanita yang menggunakan kontrasepsi oral kombinasi dibandingkan sebelum mereka mulai menggunakan kontrasepsi. Jika wanita memiliki penyakit yang menyebabkan terbentuknya bekuan darah atau memiliki anggota keluarga yang pernah mengalami bekuan darah, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut. Para wanita ini mungkin tidak dapat menggunakan kontrasepsi oral yang mengandung estrogen. Jika seorang wanita yang menggunakan kontrasepsi oral mengalami pembengkakan pada salah satu kaki, nyeri dada, atau sesak napas, mereka harus segera memeriksakan diri ke dokter. Jika dokter menduga bahwa seorang wanita yang menggunakan kontrasepsi oral mengalami trombosis vena dalam (bekuan darah yang biasanya terjadi di tungkai) atau emboli paru (bekuan darah di paru-paru), maka penggunaan kontrasepsi harus segera dihentikan. Tes kemudian dilakukan untuk memastikan atau menyingkirkan kemungkinan diagnosis tersebut.

Pembedahan meningkatkan risiko terbentuknya bekuan darah, sehingga wanita harus berhenti menggunakan kontrasepsi oral sebelum menjalani prosedur pembedahan. Mereka harus bertanya kepada dokter mereka kapan harus menghentikan dan memulai kembali pil kontrasepsi. Keterbatasan gerak (imobilitas) karena cedera atau perjalanan juga meningkatkan risiko bekuan darah. Dengan demikian, jika gerakan seorang wanita terbatas, ia mungkin perlu mencoba bergerak sebanyak mungkin atau mengambil tindakan lain untuk mencegah terbentuknya bekuan darah. Sebagai contoh, wanita dapat mengangkat kedua tungkainya, menekuk dan meregangkan pergelangan kakinya sekitar 10 kali setiap 30 menit, dan/atau berjalan dan melakukan peregangan setiap 2 jam selama bepergian.

Kanker serviks sedikit lebih besar kemungkinannya terjadi pada wanita yang menggunakan kontrasepsi oral lebih dari 5 tahun. Tetapi 10 tahun setelah berhenti menggunakan kontrasepsi oral, risiko kanker akan menurun seperti sebelum menggunakan kontrasepsi oral. Selain itu, apakah peningkatan risiko tersebut berkaitan dengan kontrasepsi oral masih belum jelas. Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral harus menjalani tes Papanicolaou (Pap) sesuai yang direkomendasikan oleh dokter mereka. Tes tersebut dapat mendeteksi perubahan prakanker pada serviks secara dini—sebelum menjadi kanker.

Kontrasepsi oral tidak boleh digunakan jika kolestasis atau penyakit kuning terjadi pada penggunaan kontrasepsi sebelumnya. Wanita yang pernah mengalami kolestasis kehamilan dapat mengalami penyakit kuning jika menggunakan kontrasepsi oral, dan kontrasepsi oral harus digunakan dengan hati-hati.

Batu empedu cenderung tidak terbentuk pada wanita yang menggunakan kontrasepsi oral dosis rendah.

Risiko terkena serangan jantung meningkat jika wanita yang menggunakan kontrasepsi oral telah berusia 35 tahun ke atas dan merokok. Biasanya, wanita dengan kondisi tersebut tidak boleh menggunakan kontrasepsi oral.

Jika seorang wanita memiliki kadar trigliserida (lemak) yang tinggi, penggunaan kontrasepsi oral kombinasi dapat meningkatkan kadar lemaknya lebih tinggi lagi. Kadar trigliserida yang tinggi dapat meningkatkan risiko terkena serangan jantung atau stroke pada wanita yang memiliki faktor risiko gangguan ini. Kontrasepsi oral meningkatkan risiko terbentuknya bekuan darah (yang juga dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke). Oleh karena itu, wanita dengan kadar trigliserida yang tinggi tidak boleh menggunakan kontrasepsi oral kombinasi.

Jarang terjadi, tumor hati nonkanker (adenoma hepatoseluler). Jika tumor ini tiba-tiba pecah dan darah mengalir ke rongga perut, pembedahan darurat diperlukan. Akan tetapi, perdarahan seperti ini jarang terjadi. Menggunakan kontrasepsi oral untuk waktu yang lama dan dalam dosis tinggi meningkatkan risiko munculnya tumor ini. Tumor biasanya menghilang setelah kontrasepsi oral dihentikan.

Penggunaan obat-obatan tertentu dapat membuat kontrasepsi oral kurang efektif. Obat-obatan ini meliputi:

Jika seorang wanita yang menggunakan kontrasepsi oral harus mengonsumsi salah satu dari obat-obatan ini, ia juga harus menggunakan metode kontrasepsi lain ketika sedang mengonsumsi obat tersebut, dan harus terus menggunakan metode kontrasepsi lain sampai menstruasi pertama terjadi setelah berhenti mengonsumsi obat tersebut. Wanita tidak boleh mengonsumsi lamotrigin (obat antikonvulsan) bersamaan dengan kontrasepsi oral. Kontrasepsi oral dapat membuat lamotrigin kurang efektif dalam mengendalikan kejang.

Beberapa kondisi yang melarang penggunaan kontrasepsi oral kombinasi

Seorang wanita tidak boleh menggunakan kontrasepsi oral kombinasi (pil yang mengandung estrogen dan progestin) jika mengalami salah satu dari kondisi berikut ini:

Pertimbangan Lain

Faktor-faktor lain dapat menimbulkan risiko kesehatan pada penggunaan kontrasepsi oral kombinasi, dan harus didiskusikan dengan dokter sebelum memulai metode kontrasepsi ini. Berbagai penyakit jantung tersebut antara lain

  • Faktor risiko terbentuknya bekuan darah (terutama setelah kehamilan)

  • Merokok

  • Tekanan darah tinggi

  • Penyakit jantung

  • Gangguan pada kandung empedu atau hati

  • Riwayat bedah bariatrik

  • Pernah mengalami kanker payudara

  • Sklerosis multipel dengan masalah mobilitas

  • Penggunaan antibiotik atau obat antikejang tertentu

Kontrasepsi yang hanya mengandung progestin berisiko lebih kecil dan sering kali digunakan oleh wanita yang tidak dapat mengonsumsi estrogen. Beberapa faktor yang dapat menimbulkan risiko kesehatan dengan penggunaan kontrasepsi yang mengandung progestin saja dan harus didiskusikan dengan dokter meliputi

  • Perdarahan vagina yang tidak normal

  • Tekanan darah tinggi

  • Penyakit jantung

  • Gangguan pembuluh darah akibat diabetes atau lupus

  • Gangguan hati

  • Bedah bariatrik

  • Memiliki riwayat kanker payudara

Kontrasepsi oral tidak menyebabkan peningkatan risiko, atau hanya peningkatan kecil, terhadap risiko kanker payudara pada wanita yang saat ini menggunakan kontrasepsi atau pernah menggunakan kontrasepsi oral beberapa tahun terakhir.

Bagi wanita sehat yang tidak merokok, mengonsumsi pil kombinasi dengan dosis estrogen rendah tidak meningkatkan risiko stroke atau serangan jantung.

Kontrasepsi Koyo dan Cincin Vagina

Kontrasepsi kombinasi antara estrogen-progestin telah tersedia dalam bentuk koyo atau cincin vagina. Alat kontrasepsi ini harus digunakan selama 3 minggu, kemudian dilepas selama 1 minggu untuk memberikan waktu terjadinya menstruasi. Jika seorang wanita tidak langsung menggunakan koyo atau cincin vagina selama 5 hari pertama menstruasi, mereka harus menggunakan metode kontrasepsi cadangan selama 7 hari pertama penggunaan koyo atau cincin vagina.

Kontrasepsi koyo dan cincin vagina termasuk kontrasepsi yang efektif. Sekitar 0,3% wanita yang menggunakan salah satu dari alat kontrasepsi ini sesuai petunjuk, mengalami kehamilan pada tahun pertama penggunaan. Dengan penggunaan tipikal (cara kebanyakan orang menggunakannya), sekitar 9% wanita mengalami kehamilan selama tahun pertama. Tingkat efektivitasnya tidak jauh berbeda dengan kontrasepsi oral. Kontrasepsi koyo kurang efektif pada wanita yang kelebihan berat badan dibandingkan dengan wanita yang berat badannya normal.

Wanita cenderung memilih kontrasepsi koyo atau cincin vagina sesuai petunjuk dibandingkan menggunakan kontrasepsi oral, karena dosisnya adalah setiap 1 sampai 3 minggu, bukan setiap hari.

Perdarahan lucut, yaitu perdarahan di luar siklus menstruasi jarang terjadi saat menggunakan kontrasepsi koyo atau cincin vagina. Semakin lama wanita menggunakan kontrasepsi transdermal atau cincin vagina, perdarahan yang tidak teratur akan semakin sering terjadi.

Wanita dengan kondisi tertentu yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi oral kombinasi juga tidak boleh menggunakan kontrasepsi koyo atau cincin vagina.

Kontrasepsi koyo

Kontrasepsi koyo ditempelkan pada kulit dengan perekat. Koyo ini harus dibiarkan terpasang selama 1 minggu, kemudian dilepas dan diganti dengan koyo baru, yang dipasang pada area kulit yang berbeda. Koyo baru dipasang seminggu sekali (pada hari yang sama setiap minggunya) selama 3 minggu, lalu dilepas selama seminggu.

Jika lebih dari 2 hari tidak menggunakan koyo, wanita harus menggunakan metode kontrasepsi cadangan selama 7 hari sebagai tambahan dari kontrasepsi koyo. Jika 2 hari telah berlalu dan wanita tersebut sudah melakukan hubungan seksual tanpa pengaman dalam 5 hari terakhir sebelum 2 hari tersebut, ia dapat mempertimbangkan penggunaan kontrasepsi darurat.

Olahraga dan penggunaan sauna atau kolam air panas tidak akan menggeser posisi koyo.

Koyo ini mungkin kurang efektif pada wanita yang beratnya lebih dari 198 kg atau memiliki indeks massa tubuh (IMT) 30 atau lebih.

Bercak atau perdarahan di antara periode menstruasi (perdarahan lucut) jarang terjadi. Semakin lama wanita menggunakan koyo, perdarahan yang tidak teratur akan semakin sering terjadi.

Kulit di bawah dan di sekitar koyo dapat mengalami iritasi.

Cincin vagina

Cincin vagina adalah sebuah alat kecil yang fleksibel, lembut, dan transparan yang dipasang di dalam vagina.

Ada dua jenis cincin vagina:

  • Cincin yang harus diganti setiap bulan

  • Cincin yang diganti hanya setahun sekali

Kedua jenis cincin ini biasanya dibiarkan terpasang selama 3 minggu, kemudian dilepas selama 1 minggu agar siklus menstruasi dapat terjadi. Cincin vagina yang dipakai selama setahun, harus dilepas selama 1 minggu, dan cincin yang sama harus dipasang kembali.

Seorang wanita dapat memasang dan melepas cincin vagina sendiri. Cincin ini tersedia dalam satu ukuran dan dapat dipasang di mana saja di dalam vagina.

Disarankan untuk melepas cincin vagina tidak lebih dari 3 minggu pemakaian. Namun, jika cincin dilepas selama lebih dari 3 jam, wanita tersebut harus menggunakan metode kontrasepsi cadangan selama 7 hari sebagai tambahan dari cincin tersebut.

Biasanya, cincin vagina tidak akan terasa oleh pasangan saat berhubungan intim. Cincin vagina tidak bisa larut dan tidak dapat didorong terlalu ke atas.

Efek samping

Jika seorang wanita menggunakan KB koyo atau cincin vagina selama 3 minggu (tapi tetap menggantinya setiap minggu), diikuti dengan 1 minggu tanpa menggunakan koyo atau cincin vagina, biasanya mereka akan mengalami menstruasi yang teratur. Bercak atau perdarahan di antara periode menstruasi (perdarahan lucut) jarang terjadi. Semakin lama wanita menggunakan cincin vagina, perdarahan yang tidak teratur akan semakin sering terjadi.

Efek samping, efek terhadap risiko terjadinya gangguan, dan aturan penggunaannya serupa dengan kontrasepsi oral kombinasi.

Kontrasepsi implan

Kontrasepsi implan adalah batang seukuran korek api yang mengandung progestin. Implan melepaskan progestin secara perlahan ke dalam aliran darah. Jenis implan yang tersedia di Amerika Serikat efektif selama 3 dan mungkin hingga 5 tahun. Kontrasepsi implan lainnya juga tersedia di tempat lain di dunia.

Hanya sedikit (0,05%) wanita yang mengalami kehamilan selama tahun pertama penggunaan.

Setelah membuat kulit mati rasa dengan obat bius, dokter menggunakan alat medis berbentuk jarum (trokar) untuk menempatkan implan di bawah kulit lengan bagian dalam di atas siku. Tidak diperlukan sayatan atau jahitan. Dokter harus mendapatkan pelatihan khusus sebelum dapat melakukan prosedur ini.

Jika seorang wanita belum pernah melakukan hubungan seks tanpa pengaman sejak menstruasi terakhir mereka, implan dapat dipasang kapan saja selama siklus menstruasi. Jika seorang wanita telah melakukan hubungan seks tanpa pengaman, ia harus menggunakan alat kontrasepsi lain sampai periode menstruasi berikutnya terjadi atau sampai tes kehamilan dilakukan dan memastikan bahwa tidak terjadi kehamilan. Jika wanita tersebut tidak hamil, implan dapat dipasang. Implan juga dapat dipasang segera setelah terjadi keguguran, aborsi, atau melahirkan.

Jika implan tidak dipasang dalam waktu 5 hari setelah menstruasi dimulai, seorang wanita harus menggunakan metode kontrasepsi cadangan selama 7 hari sebagai tambahan dari KB implan.

Efek samping yang paling umum adalah periode menstruasi yang tidak teratur atau tidak ada menstruasi dan sakit kepala. Efek samping ini membuat beberapa wanita memutuskan untuk melepaskan implan. Implan tidak larut dalam tubuh, oleh karena itu dokter harus membuat sayatan pada kulit untuk melepaskannya. Melepas implan lebih sulit daripada memasangnya karena jaringan di bawah kulit sekitar implan telah menebal.

Segera setelah implan dilepas, ovarium akan kembali berfungsi normal, dan wanita akan kembali subur.

KB Suntik

Ada berbagai kontrasepsi suntik progestin di seluruh dunia.

Depot medroksiprogesteron asetat (DMPA) tersedia di Amerika Serikat dan harus disuntikkan oleh tenaga kesehatan profesional setiap 3 bulan sekali ke otot lengan atau bokong atau di bawah kulit.

Suntik DMPA sangat efektif. Jika seorang wanita menerima suntikan tersebut sesuai petunjuk, hanya sekitar 0,2% dari mereka yang mengalami kehamilan selama tahun pertama penggunaan. Dengan penggunaan tipikal (cara kebanyakan orang menggunakannya–dengan keterlambatan di antara suntikan), sekitar 6% wanita mengalami kehamilan.

Suntik KB dapat diberikan segera setelah keguguran, aborsi, atau melahirkan. Jika jarak waktu antar penyuntikan lebih dari 4 bulan, tes kehamilan harus dilakukan untuk memastikan tidak terjadi kehamilan sebelum suntik KB diberikan. Jika seorang wanita tidak mendapatkan suntikan pertama dalam waktu 5 sampai 7 hari setelah menstruasi dimulai, mereka harus menggunakan metode kontrasepsi cadangan sebagai tambahan selama 7 hari setelah mendapatkan suntikan.

Noristerat (NET-EN), yang tersedia di banyak negara selain Amerika Serikat, adalah suntik KB dengan kerja panjang. Angka kehamilan sama dengan DMPA. NET-EN dapat diberikan sebagai suntikan jauh ke dalam otot bokong, biasanya setiap 8 minggu, tetapi jarak waktunya dapat diperpanjang hingga 12 minggu setelah 6 bulan pertama penggunaan. Jika jarak waktu antar penyuntikan lebih dari 13 minggu, tes kehamilan harus dilakukan untuk memastikan tidak terjadi kehamilan sebelum suntik KB diberikan. Seperti DMPA, jika seorang wanita tidak mendapatkan suntikan pertama dalam waktu 5 sampai 7 hari setelah menstruasi dimulai, mereka harus menggunakan metode kontrasepsi cadangan sebagai tambahan selama 7 hari setelah mendapatkan suntikan. Seperti halnya DMPA, NET-EN juga dapat diberikan segera setelah keguguran, aborsi, atau melahirkan.

Efek samping

Progestin bisa mengacaukan siklus menstruasi. Sekitar sepertiga wanita yang menggunakan KB suntik tidak mengalami perdarahan menstruasi selama 3 bulan setelah suntikan pertama, dan sepertiga lainnya mengalami perdarahan yang tidak teratur dan flek selama lebih dari 11 hari setiap bulannya. Setelah cukup lama menggunakan kontrasepsi ini, tingkat terjadinya perdarahan yang tidak teratur akan berkurang. Setelah 2 tahun, sekitar 70% wanita tidak mengalami perdarahan sama sekali. Ketika berhenti menggunakan suntik KB, pada separuh wanita, siklus menstruasi akan kembali normal dalam waktu 6 bulan dan sekitar tiga perempatnya akan kembali normal dalam waktu 1 tahun. Kesuburan mungkin tidak akan langsung pulih hingga 18 bulan setelah berhenti menggunakan suntik KB. Untuk wanita yang menggunakan NET-EN, ovulasi terjadi lebih cepat, dengan rata-rata 3 bulan, dan kesuburan akan pulih dalam waktu 6 bulan 

Wanita biasanya mengalami kenaikan berat badan 3 hingga 9 kg selama tahun pertama penggunaan dan terus bertambah seiring waktu. Penambahan berat badan bisa disebabkan oleh perubahan nafsu makan. Jadi untuk mencegah kenaikan berat badan ini, wanita perlu membatasi kalori dan meningkatkan jumlah olahraga yang harus mereka lakukan.

DMPA tampaknya tidak memperburuk depresi pada wanita yang mengalami depresi sebelum mulai menggunakan kontrasepsi ini. Beberapa penelitian membuktikan adanya peningkatan risiko depresi setelah kehamilan (depresi pasca-melahirkan) pada pengguna NET-EN.

Sakit kepala adalah hal yang umum terjadi, tetapi biasanya akan berkurang seiring berjalannya waktu. Jika wanita pernah mengalami sakit kepala atau migrain, penggunaan suntik KB tidak akan memperburuk kondisi tersebut.

Kepadatan tulang menurun untuk sementara waktu. Namun, risiko patah tulang tidak meningkat, dan kepadatan tulang akan kembali seperti semula setelah berhenti menggunakan KB suntik. Penting bagi wanita yang menjalani suntik KB untuk melakukan aktivitas fisik dan olahraga angkat beban, serta mendapatkan asupan kalsium dan vitamin D yang cukup setiap hari untuk membantu menjaga kepadatan tulang. Suplemen kalsium dan vitamin D dibutuhkan untuk memenuhi asupan yang dibutuhkan.

Pada beberapa wanita, DMPA meningkatkan kadar trigliserida dan kolesterol lipoprotein densitas rendah atau (low-density lipoprotein, LDL). Namun, efek ini hanya bersifat sementara dan akan membaik dalam 36 bulan setelah penggunaan DMPA. Efek yang sama juga terjadi pada NET-EN.

Manfaat

Penggunaan DMPA tidak meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara, ovarium, atau serviks.

Suntik KB dapat menurunkan risiko terjadinya

Interaksi dengan obat lain jarang terjadi.

Tidak seperti kontrasepsi oral kombinasi, suntikan progestin tampaknya tidak meningkatkan risiko tekanan darah tinggi atau bekuan darah.

Suntik KB saat ini dianggap aman bagi wanita yang tidak boleh mengonsumsi estrogen dan mungkin merupakan pilihan yang baik bagi wanita yang mengidap gangguan kejang.

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!