Penyakit Radang panggul (PRP)

OlehOluwatosin Goje, MD, MSCR, Cleveland Clinic, Lerner College of Medicine of Case Western Reserve University
Ditinjau OlehSusan L. Hendrix, DO, Michigan State University College of Osteopathic Medicine
Ditinjau/Direvisi Mar 2023 | Dimodifikasi May 2024
v1140845_id

Penyakit radang panggul adalah infeksi organ reproduksi perempuan bagian atas (serviks, rahim, tuba falopi, dan ovarium).

  • Penyakit radang panggul sering disebabkan oleh infeksi menular seksual.

  • Biasanya, wanita mengalami nyeri di perut bagian bawah, keputihan abnormal, dan terkadang demam atau perdarahan vagina yang tidak teratur.

  • Diagnosis didasarkan pada gejala, analisis sekresi dari serviks, dan terkadang tes darah atau ultrasonografi.

  • Pengobatannya adalah dengan antibiotik.

Penyakit radang panggul dapat berupa infeksi pada

  • Serviks, yaitu bagian bawah rahim yang sempit dan terbuka ke dalam vagina (servisitis)

  • Lapisan rahim (endometritis)

  • Tuba falopi (salpingitis)

  • Ovarium (ooforitis)

  • Area di sekitar ovarium dan tuba falopi (abses tubo-ovarium)

  • Kombinasi dari hal-hal di atas

Penyakit radang panggul adalah penyebab infertilitas paling umum yang dapat dicegah di Amerika Serikat. Banyak wanita yang menderita penyakit radang panggul mengalami kesulitan untuk hamil.

Sekitar sepertiga wanita yang menderita penyakit radang panggul akan mengalami infeksi ini lagi.

Penyakit radang panggul biasanya terjadi pada wanita yang aktif secara seksual. Penyakit ini jarang menyerang anak perempuan sebelum periode menstruasi pertama (menarche) atau wanita selama kehamilan atau setelah menopause. Faktor risiko adalah

Faktor risiko lainnya meliputi

  • Aktivitas seksual, terutama pada orang-orang yang berusia kurang dari 35 tahun

  • Lebih dari satu pasangan seks atau pasangan pria yang tidak menggunakan kondom

  • Bilas vagina

Penyebab Penyakit Radang panggul

Penyakit radang panggul biasanya disebabkan oleh bakteri dari vagina. Pada umumnya, bakteri ditularkan selama hubungan seksual dengan pasangan yang memiliki infeksi menular seksual. Bakteri menular seksual yang paling umum adalah

Bakteri ini biasanya menyebar dari vagina ke serviks (bagian bawah rahim yang terbuka ke dalam vagina), tempat bakteri ini menyebabkan infeksi (servisitis). Infeksi ini dapat tetap berada di serviks atau menyebar ke atas, menyebabkan penyakit radang panggul.

Penyakit radang panggul juga lebih banyak terjadi pada wanita yang menderita vaginosis bakterialis. Bakteri yang menyebabkan vaginosis bakterialis biasanya berada di dalam vagina. Mereka menyebabkan gejala dan menyebar ke organ lain hanya jika jumlahnya bertambah banyak (tumbuh berlebihan). Tidak diketahui apakah vaginosis bakterialis ditularkan secara seksual.

Jarang terjadi, wanita terinfeksi selama persalinan melalui vagina, aborsi, atau prosedur medis, seperti dilatasi dan kuretase (D dan C) atau pembedahan ginekologi—saat bakteri masuk ke dalam vagina atau saat bakteri yang biasanya berada dalam vagina pindah ke dalam rahim.

Melakukan bilas vagina meningkatkan risiko infeksi.

Tahukah Anda...

  • Penyebab infertilitas yang paling umum adalah penyakit radang panggul.

Gejala Penyakit Radang Panggul

Gejala penyakit radang panggul umumnya terjadi menjelang akhir periode menstruasi atau selama beberapa hari setelahnya. Bagi banyak wanita, gejala pertama adalah nyeri ringan hingga sedang (sering kali berdenyut) di perut bagian bawah, yang mungkin lebih buruk pada satu sisi. Gejala lain meliputi perdarahan vagina yang tidak teratur dan keputihan, terkadang dengan bau yang tidak sedap.

Saat infeksi menyebar, nyeri di perut bagian bawah menjadi semakin parah dan dapat disertai demam ringan (biasanya di bawah 102° F [38,9° C]) dan mual atau muntah. Kemudian, demam dapat menjadi lebih tinggi, dan cairan yang keluar sering kali menjadi bernanah dan hijau kekuningan. Wanita mungkin mengalami nyeri selama hubungan seksual atau buang air kecil.

Infeksinya mungkin parah tetapi menyebabkan gejala yang ringan atau tidak sama sekali. Gejala akibat gonore cenderung lebih parah dibandingkan dengan klamidia atau infeksi akibat Mycoplasma genitalium, yang mungkin tidak menyebabkan keputihan atau gejala lain yang terlihat.

Komplikasi

Penyakit radang panggul dapat menyebabkan masalah lain, termasuk yang berikut ini:

  • Tuba falopi yang tersumbat

  • Peritonitis (infeksi abdomen serius)

  • Sindrom Fitz-Hugh-Curtis (infeksi jaringan serius di sekitar organ hati)

  • Abses (kumpulan nanah)

  • Adhesi (perlekatan jaringan parut)

  • Kehamilan di dalam tuba falopi (kehamilan tuba)

Terkadang tuba falopi yang terinfeksi dapat menjadi tersumbat. Tuba yang tersumbat dapat membengkak karena cairan terperangkap. Wanita mungkin merasakan tekanan atau mengalami nyeri kronis pada perut bagian bawah.

Peritonitis terjadi jika infeksi menyebar ke membran yang melapisi rongga abdomen dan menutupi organ abdomen. Peritonitis dapat menyebabkan nyeri berat tiba-tiba atau bertahap di seluruh abdomen.

Sindrom Fitz-Hugh-Curtis terjadi jika infeksi tuba falopi terjadi karena gonore atau klamidia dan menyebar ke jaringan di sekitar hati. Infeksi semacam itu dapat menyebabkan nyeri di sisi kanan atas abdomen. Nyeri menyerupai gangguan kantong empedu atau batu ginjal.

Abses terbentuk di dalam tuba falopi atau ovarium dari sekitar 15% wanita yang menderita infeksi tuba falopi, terutama jika mereka sudah lama terinfeksi. Abses terkadang pecah, dan nanah tumpah ke dalam rongga panggul (menyebabkan peritonitis). Abses yang pecah menyebabkan nyeri hebat pada perut bagian bawah, diikuti mual, muntah, dan tekanan darah yang sangat rendah (syok). Infeksi dapat menyebar ke aliran darah (kondisi yang disebut sepsis) dan dapat berakibat fatal. Ini adalah keadaan darurat medis.

Adhesi adalah perlekatan abnormal jaringan parut. Adhesi dapat timbul ketika penyakit radang panggul menghasilkan cairan seperti nanah. Cairan ini mengiritasi jaringan dan menyebabkan jaringan parut terbentuk dalam organ reproduksi atau antara organ-organ di abdomen. Infertilitas dan nyeri panggul kronis dapat terjadi. Semakin lama dan semakin parah peradangan dan semakin sering kambuh, semakin tinggi risiko infertilitas dan komplikasi lainnya. Risikonya meningkat setiap kali seorang wanita mengalami infeksi.

Kehamilan tuba (sejenis kehamilan ektopik) 6 hingga 10 kali lebih mungkin terjadi pada wanita yang pernah menderita penyakit radang panggul. Pada kehamilan tuba, janin tumbuh dalam tuba falopi dan bukan di dalam rahim. Jenis kehamilan ini mengancam kehidupan wanita tersebut, dan janin tidak dapat bertahan hidup.

Diagnosis Penyakit Radang panggul

  • Evaluasi dokter

  • Menguji sampel yang diambil dari serviks

  • Terkadang ultrasonografi atau laparoskopi

Dokter mencurigai adanya penyakit radang panggul jika wanita mengalami nyeri di perut bagian bawah atau jika mereka mengalami keputihan dari vagina, yang tidak dapat dijelaskan, terutama jika mereka berada dalam usia subur atau jika keputihan mengandung nanah. Pemeriksaan fisik, termasuk pemeriksaan panggul, dilakukan. Rasa sakit yang dirasakan di area panggul selama pemeriksaan panggul mendukung diagnosis.

Sampel biasanya diambil dari serviks dengan swab dan diuji untuk menentukan apakah wanita tersebut menderita gonore atau klamidia. Meskipun tes ini tidak mendeteksi gonore atau klamidia, wanita tetap mungkin menderita penyakit radang panggul.

Ultrasonografi panggul dilakukan jika nyeri menghalangi pemeriksaan fisik yang memadai atau jika diperlukan informasi lebih lanjut. Tes ini dapat mendeteksi abses di dalam tuba falopi atau ovarium dan kehamilan tuba.

Tes kehamilan dilakukan untuk melihat apakah wanita tersebut mungkin mengalami kehamilan tuba, yang dapat menjadi penyebab gejalanya. Gejala lain dan hasil tes laboratorium membantu mengonfirmasi diagnosis.

Jika diagnosis masih belum pasti atau jika wanita tersebut tidak menunjukkan respons terhadap pengobatan, dokter dapat memasukkan slang berkamera (laparoskop) melalui sayatan kecil di dekat pusar untuk melihat bagian dalam perut dan mengambil sampel cairan untuk pemeriksaan. Prosedur ini biasanya dapat mengonfirmasi atau mengesampingkan penyakit radang panggul.

Tatalaksana Penyakit Radang panggul

  • Antibiotik

  • Bila perlu, drainase abses

Sesegera mungkin, antibiotik untuk gonore dan klamidia biasanya diberikan melalui mulut atau melalui injeksi ke otot. Pengobatan segera diperlukan untuk mencegah komplikasi serius. Bila perlu, antibiotik akan diganti setelah hasil tes keluar.

Sebagian besar wanita dirawat jalan dengan antibiotik yang diminum melalui mulut. Namun demikian, biasanya diperlukan rawat inap dalam situasi berikut:

  • Bila infeksi tidak berkurang dalam waktu 72 jam.

  • Wanita tersebut mengalami gejala berat atau demam tinggi.

  • Wanita tersebut mungkin hamil.

  • Ada dugaan abses.

  • Wanita tersebut muntah sehingga tidak dapat meminum antibiotik melalui mulut di rumah.

  • Dokter tidak dapat mengonfirmasi diagnosis penyakit radang panggul dan tidak dapat mengesampingkan gangguan yang memerlukan pembedahan (seperti radang usus buntu) sebagai kemungkinan penyebabnya.

Di rumah sakit, antibiotik diberikan secara intravena.

Abses yang tetap ada meskipun telah diobati dengan antibiotik dapat dikeringkan. Sering kali, jarum dapat digunakan. Jarum dimasukkan melalui sayatan kecil di kulit, dan tes pencitraan, seperti ultrasonografi atau tomografi terkomputasi (computed tomography, CT), digunakan untuk memandu jarum ke dalam abses. Abses yang pecah memerlukan pembedahan darurat.

Wanita harus menghindari aktivitas seksual sampai terapi antibiotik selesai dan dokter mengonfirmasi bahwa infeksi benar-benar hilang, meskipun gejalanya sudah tidak ada.

Semua pasangan seks yang baru harus dites untuk gonore dan klamidia dan, jika perlu, diobati. Jika penyakit radang panggul didiagnosis dan diobati dengan segera, pemulihan penuh akan lebih mungkin terjadi.

Pencegahan Penyakit Radang panggul

Penyakit radang panggul biasanya disebabkan oleh infeksi menular seksual. Pencegahan meliputi praktik seks yang lebih aman dan pengujian terhadap orang-orang yang berisiko mengalami atau mengalami gejala infeksi ini.

Jika digunakan dengan benar, kondom dapat membantu mencegah infeksi menular seksual. Agar efektif, kondom harus digunakan dengan benar setiap kali seseorang berhubungan seks.

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!