Tidak Ada Menstruasi

(Amenore)

OlehJoAnn V. Pinkerton, MD, University of Virginia Health System
Ditinjau OlehOluwatosin Goje, MD, MSCR, Cleveland Clinic, Lerner College of Medicine of Case Western Reserve University
Ditinjau/Direvisi Dimodifikasi Aug 2025
v803069_id

Tidak memiliki periode menstruasi disebut amenore.

Amenore dianggap normal dalam keadaan berikut:

  • Sebelum pubertas

  • Selama kehamilan

  • Saat menyusui

  • Setelah menopause

Selain waktu-waktu tersebut, kondisi ini dapat mengindikasikan gejala pertama dari gangguan serius.

Amenore dapat disertai gejala lain, bergantung pada penyebabnya. Misalnya, seorang wanita dapat mengalami perkembangan karakteristik maskulin (virilisasi), seperti tumbuh rambut berlebihan di area tubuh (hirsutisme), suara yang lebih dalam, dan peningkatan massa otot. Ia mungkin mengalami sakit kepala, masalah penglihatan, atau penurunan gairah seks. Ia mungkin mengalami kesulitan untuk hamil.

Pada kebanyakan wanita dengan amenore, ovarium tidak melepaskan sel telur. Wanita tersebut tidak bisa hamil.

Jika amenore berlangsung lama, masalah yang serupa dengan yang berhubungan dengan menopause dapat terjadi. Penyakit ini meliputi sensasi panas/hot flashes, vagina kering, penurunan kepadatan tulang (osteoporosis), serta peningkatan risiko gangguan jantung dan pembuluh darah. Masalah tersebut terjadi karena pada wanita yang mengalami amenore, kadar estrogennya menurun.

Jenis-jenis amenore

Ada 2 jenis utama amenore:

  • Primer: Periode menstruasi tidak pernah dimulai.

  • Sekunder: Haid pernah dimulai, lalu berhenti.

Biasanya, jika haid tidak pernah dimulai, anak perempuan tidak akan mengalami pubertas, sehingga karakteristik seksual sekunder, seperti payudara dan rambut kemaluan, juga tidak berkembang secara normal.

Jika seorang wanita mengalami periode menstruasi, yang kemudian berhenti, wanita tersebut mungkin mengalami amenore sekunder. Amenore sekunder jauh lebih umum terjadi dibandingkan amenore primer.

Hormon dan menstruasi

Periode menstruasi diatur oleh sistem hormon yang kompleks. Setiap bulan, sistem ini memproduksi hormon dalam urutan tertentu untuk mempersiapkan tubuh, terutama rahim, untuk kehamilan. Jika sistem ini bekerja secara normal dan kehamilan tidak terjadi, urutannya berakhir dengan rahim yang meluruhkan lapisannya, sehingga menghasilkan periode menstruasi. Hormon-hormon dalam sistem ini dihasilkan oleh:

  • Hipotalamus (bagian otak yang membantu mengendalikan kelenjar pituitari)

  • Kelenjar pituitari, yang menghasilkan hormon pelutein dan hormon perangsang folikel

  • Ovarium, yang menghasilkan estrogen dan progesteron

Hormon lain, seperti hormon tiroid dan prolaktin (dihasilkan oleh kelenjar pituitari), dapat memengaruhi siklus menstruasi.

Penyebab Amenore

Kondisi yang dapat menyebabkan amenore meliputi gangguan hormonal, cacat lahir, gangguan genetik, obat-obatan, dan obat-obatan terlarang.

Alasan paling umum untuk amenore pada wanita yang tidak hamil atau menyusui adalah malafungsi pada bagian mana pun dari sistem hormonal (hipotalamus, kelenjar pituitari, dan ovarium). Saat sistem ini mengalami gangguan fungsi, ovarium tidak melepaskan sel telur. Jenis amenore yang dihasilkan disebut disfungsi ovulasi.

Amenore juga dapat terjadi akibat kondisi yang memengaruhi rahim, serviks, atau vagina.

Hal lain yang jarang terjadi, sistem hormonal berfungsi secara normal, tetapi ada masalah lain yang menghalangi terjadinya menstruasi. Misalnya, perdarahan menstruasi mungkin tidak terjadi karena rahim terluka (sindrom Asherman), karena serviks menyempit (stenosis serviks), atau karena cacat lahir yang menghalangi aliran darah menstruasi keluar dari vagina.

Penyebab mana yang paling umum bergantung pada apakah amenore tersebut primer atau sekunder.

Amenore primer

Gangguan yang menyebabkan amenore primer cenderung jarang terjadi, tetapi yang paling umum adalah:

  • Gangguan genetik

  • Cacat lahir pada organ reproduksi yang menghalangi aliran darah menstruasi (seperti hymen imperforata)

Gangguan genetik meliputi:

  • Sindrom Turner: tidak adanya semua atau sebagian dari salah satu dari 2 kromosom X

  • Sindrom Kallmann: disebabkan oleh penurunan hormon seks wanita

  • Produksi hormon pria yang berlebihan oleh kelenjar adrenal (hiperplasia adrenal kongenital)

  • Kelainan genital yang mengakibatkan kerancuan genitalia—bukan pria maupun wanita—(pseudohermafroditisme atau hermafroditisme sejati)

  • Gangguan yang mengakibatkan munculnya kromosom Y (yang normanya terjadi hanya pada pria).

Gangguan genetik dan cacat lahir yang menyebabkan amenore primer mungkin tidak disadari sampai usia pubertas. Gangguan ini hanya menyebabkan amenore primer, bukan sekunder.

Terkadang, pubertas yang tertunda bisa terjadi pada anak perempuan yang tidak memiliki gangguan, dan haid normal akan dimulai seiring bertambahnya usia. Pubertas yang tertunda tersebut dapat diwariskan dalam keluarga.

Amenore sekunder

Penyebab yang paling umum adalah:

  • Kehamilan

  • Menyusui

  • Gangguan fungsi hipotalamus

  • Sindrom ovarium polikistik

  • Menopause dini (insufisiensi ovarium primer)

  • Gangguan fungsi kelenjar pituitari atau kelenjar tiroid

  • Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti pil KB (kontrasepsi oral), antidepresan, atau obat-obatan antipsikotik

Kehamilan ada penyebab paling umum amenorea pada wanita di masa reproduksi.

Hipotalamus dapat mengalami gangguan fungsi karena beberapa alasan, termasuk yang berikut ini:

  • Asupan kalori yang tidak memadai akibat diet, ortoreksia (obsesi mengonsumsi makanan sehat), gangguan makan (seperti anoreksia nervosa, bulimia), kekurangan gizi (misalnya, akibat kerawanan pangan), atau malabsorpsi

  • Olahraga berlebihan (seperti yang dilakukan oleh atlet kompetitif, terutama wanita yang berpartisipasi dalam olahraga yang menuntut untuk menjaga berat badan rendah)

  • Gangguan metabolik (misalnya gangguan yang terkait dengan obesitas atau penuaan)

  • Stres emosional

  • Gangguan mental (seperti depresi atau gangguan obsesif-kompulsif)

  • Beberapa obat-obatan, termasuk obat-obatan psikoaktif (misalnya antipsikotik, antidepresan) dan antiepilepsi

  • Penyalahgunaan beberapa zat (misalnya alkohol, opioid)

Kelenjar pituitari dapat mengalami gangguan fungsi karena:

  • Mengalami kerusakan akibat penyakit (seperti tumor) atau cedera kepala.

  • Kadar prolaktin yang tinggi.

Antidepresan, obat antipsikotik, kontrasepsi oral (kadang-kadang), atau obat-obatan tertentu lainnya dapat menyebabkan peningkatan kadar prolaktin, begitu juga tumor pituitari dan beberapa gangguan lainnya.

Kelenjar tiroid dapat menyebabkan amenore jika kurang aktif (disebut hipotiroidisme) atau terlalu aktif (disebut hipertiroidisme).

Penyebab yang tidak umum dari amenore sekunder meliputi gangguan kronis (terutama paru-paru, saluran pencernaan, darah, ginjal, atau hati), beberapa gangguan autoimun, kanker, infeksi HIV, terapi radiasi, cedera kepala, mola hidatidosa (pertumbuhan berlebihan jaringan dari plasenta), sindrom Cushing, dan gangguan fungsi kelenjar adrenal. Jaringan parut pada rahim (biasanya akibat infeksi atau pembedahan), polip, dan fibroid juga dapat menyebabkan amenore sekunder.

Gangguan genetik, seperti sindrom Fragile X atau sindrom Turner, dapat menyebabkan periode menstruasi berhenti lebih awal (menopause dini).

Tabel
Tabel

Evaluasi Amenore

Dokter menentukan apakah amenore yang dialami adalah amenore primer atau sekunder. Informasi ini dapat membantu mereka mengidentifikasi penyebabnya.

Tanda-tanda bahaya

Gejala-gejala tertentu pada anak perempuan dan wanita dengan amenore yang perlu menjadi perhatian:

  • Pubertas yang tertunda

  • Perkembangan karakteristik maskulin, seperti tumbuh rambut berlebihan di area tubuh, suara yang lebih dalam, dan peningkatan massa otot

  • Masalah penglihatan

  • Gangguan indra penciuman (yang mungkin merupakan gejala sindrom Kallmann)

  • Keluarnya cairan dari puting berwarna putih susu yang terjadi secara spontan (yaitu, tanpa puting ditekan atau distimulasi dengan cara apa pun)

  • Perubahan berat badan yang signifikan

Kapan harus berkunjung ke dokter

Perempuan harus mendatangi tenaga medis profesional dalam beberapa minggu jika:

  • Tidak tampak adanya tanda-tanda pubertas (seperti perkembangan payudara atau lonjakan pertumbuhan) pada usia 13 tahun.

  • Haid belum dimulai 3 tahun setelah payudara mulai tumbuh.

  • Haid belum dimulai pada usia 15 tahun pada anak perempuan yang tumbuh normal dan telah mengembangkan karakteristik seksual sekunder.

Jika anak perempuan atau wanita dalam masa reproduksi berhenti periode menstruasinya, mereka harus menemui tenaga medis profesional jika mereka telah:

  • Tidak haid selama 3 kali berturut-turut

  • Mengalami kurang dari 9 haid dalam setahun

  • Perubahan pola haid secara tiba-tiba

Tindakan dokter

Dokter akan bertanya lebih dulu tentang riwayat medis, termasuk riwayat menstruasi, dan melakukan pemeriksaan fisik. Apa yang dokter temukan dalam riwayat dan pemeriksaan fisik sering kali dapat menunjukkan penyebab amenore serta tes yang mungkin diperlukan (lihat tabel Beberapa Penyebab dan Ciri-ciri Amenore).

Melalui riwayat menstruasi, dokter akan menentukan apakah amenore bersifat primer atau sekunder dengan menanyakan apakah menstruasi pernah terjadi. Jika ya, dokter akan menanyakan pada usia berapa haid pertama dimulai dan kapan haid terakhir terjadi. Dokter juga akan memintanya untuk menjelaskan tentang haidnya:

  • Berapa hari haid berlangsung

  • Seberapa sering haid terjadi

  • Apakah terjadi secara teratur

  • Seberapa teraturnya haid tersebut dalam 3 hingga 12 bulan terakhir

  • Seberapa banyak perdarahan yang terjadi

  • Apakah ada nyeri payudara atau perubahan suasana hati yang terkait dengan haid

Jika ia tidak pernah haid, dokter akan menanyakan:

  • Usia perkembangan payudara, jika ada

  • Usia percepatan pertumbuhan, jika ada

  • Usia pertumbuhan rambut kemaluan dan ketiak (tanda-tanda pubertas), jika ada

  • Apakah ada anggota keluarga lain yang mengalami haid abnormal

Informasi ini memungkinkan dokter untuk mengesampingkan beberapa penyebab. Informasi tentang pubertas yang tertunda dan gangguan genetik pada anggota keluarga dapat membantu dokter menentukan apakah penyebabnya adalah gangguan genetik.

Dokter akan bertanya tentang gejala lain yang mungkin mengindikasikan penyebabnya, serta penggunaan obat-obatan (termasuk obat resep dan obat bebas, suplemen diet, dan opioid), kebiasaan olahraga, pola makan, dan kondisi lain yang dapat menyebabkan amenore.

Selama pemeriksaan fisik, dokter akan menentukan apakah karakteristik seksual sekunder telah berkembang. Pemeriksaan payudara akan dilakukan. Pemeriksaan panggul akan dilakukan untuk memastikan apakah organ genital berkembang dengan normal dan untuk memeriksa adanya kelainan pada organ reproduksi.

Dokter juga memeriksa gejala-gejala yang mungkin menunjukkan penyebabnya, seperti:

  • Keluarnya cairan putih susu dari kedua puting: Kemungkinan penyebabnya meliputi gangguan pituitari dan obat-obatan yang meningkatkan kadar prolaktin (hormon yang menstimulasi produksi ASI).

  • Sakit kepala, gangguan pendengaran, dan kehilangan penglihatan sebagian atau penglihatan ganda: Kemungkinan penyebabnya meliputi tumor kelenjar pituitari atau hipotalamus.

  • Perkembangan karakteristik maskulin, seperti tumbuh rambut berlebihan di area tubuh, suara yang lebih dalam, dan peningkatan massa otot: Kemungkinan penyebabnya antara lain sindrom ovarium polikistik, tumor yang menghasilkan hormon pria, dan penggunaan obat-obatan seperti hormon pria sintetis (androgen), antidepresan, atau hormon perempuan sintetis dosis tinggi yang disebut progrestin.

  • Infeksi panggul, khususnya setelah menjalani prosedur yang melibatkan bagian dalam rahim (seperti dilatasi dan kuretase)

  • Sensasi panas/hot flashes, vagina kering, dan keringat di malam hari: Kemungkinan penyebabnya meliputi menopause dini, gangguan yang menyebabkan gangguan fungsi ovarium, terapi radiasi, dan kemoterapi.

  • Gemetar (tremor) dengan penurunan berat badan atau kelesuan disertai kenaikan berat badan: Gejala-gejala ini menunjukkan adanya gangguan tiroid.

  • Erosi enamel gigi, pembesaran kelenjar ludah di pipi (kelenjar parotid), dan inflamasi esofagus: Gejala-gejala ini menunjukkan adanya gangguan makan, seperti anoreksia nervosa.

Tabel
Tabel

Pengujian

Pada anak perempuan atau wanita dalam masa reproduksi, pengujian dapat meliputi:

  • Tes kehamilan

  • Tes darah untuk mengukur kadar hormon

  • Tes pencitraan atau prosedur untuk memeriksa sistem reproduksi (seperti ultrasound atau histeroskopi)

  • Terkadang akan digunakan obat-obatan hormonal untuk menentukan apakah obat-obatan tersebut memicu periode menstruasi atau tidak

Tes kehamilan kadang-kadang dilakukan, bahkan pada anak perempuan yang belum mengalami menstruasi atau melaporkan aktivitas seksual. Jika kehamilan dikesampingkan, tes lain akan dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan dan dugaan penyebabnya.

Jika anak perempuan belum pernah mengalami menstruasi (amenore primer) dan memiliki karakteristik seksual sekunder yang normal, pemeriksaan dimulai dengan tes darah hormon, pemeriksaan fisik, dan ultrasound untuk memeriksa ada tidaknya cacat lahir yang dapat menghalangi darah menstruasi keluar dari rahim. Jika cacat lahir sulit diidentifikasi atau tidak biasa, pencitraan resonansi magnetik (magnetic resonance imaging, MRI) dapat dilakukan.

Tes biasanya dilakukan dalam urutan tertentu, dan penyebabnya akan diidentifikasi atau dieliminasi dalam proses tersebut. Jika gejala menunjukkan adanya gangguan tertentu, tes untuk gangguan tersebut dapat dilakukan terlebih dahulu. Misalnya, jika wanita mengalami sakit kepala dan masalah penglihatan, MRI otak dilakukan untuk memeriksa ada tidaknya tumor pituitari. Hasil tes sebelumnya akan memengaruhi apakah tes tambahan diperlukan dan tes mana yang akan dilakukan selanjutnya. Pemeriksaan umum meliputi

  • Tes darah untuk memeriksa kadar hormon tertentu termasuk prolaktin (yang dapat mengganggu periode menstruasi jika levelnya tinggi), hormon tiroid (untuk memeriksa gangguan tiroid), hormon perangsang folikel (untuk memeriksa masalah fungsi pituitari atau hipotalamus), dan hormon pria (untuk memeriksa gangguan yang menyebabkan karakteristik maskulin berkembang)

  • Tes pencitraan abdomen dan pelvis untuk mencari ada tidaknya tumor di ovarium atau kelenjar adrenal (biasanya ultrasound tetapi terkadang tomografi terkomputasi (computed tomography, CT) atau MRI)

  • Pemeriksaan kromosom pada sampel jaringan (seperti darah) untuk memeriksa ada tidaknya gangguan genetik

  • Prosedur untuk melihat bagian dalam rahim atau tuba falopi (histeroskopi atau histerosalpingografi) dan memeriksa ada tidaknya sumbatan pada organ-organ ini dan abnormalitas lainnya

  • Penggunaan hormon (estrogen dan progestin atau progesteron) untuk mencoba memicu terjadinya perdarahan menstruasi

Untuk histeroskopi, dokter akan menyisipkan slang tipis berkamera melalui vagina dan serviks untuk melihat bagian dalam rahim. Prosedur ini dapat dilakukan di tempat praktik dokter atau di rumah sakit sebagai prosedur rawat jalan.

Untuk histerosalpingografi, rontgen dilakukan setelah zat yang dapat dilihat pada rontgen (zat kontras radiopak) disuntikkan melalui serviks ke dalam rahim dan tuba falopi. Histerosalpingografi biasanya dilakukan sebagai prosedur rawat jalan di ruang radiologi rumah sakit.

Hormon-hormon (progestin atau estrogen dan progestin) dapat diberikan melalui mulut untuk mencoba memicu perdarahan menstruasi. Jika hormon dapat memicu perdarahan menstruasi, penyebabnya mungkin adalah gangguan fungsi sistem hormon yang mengontrol periode menstruasi atau menopause dini. Jika hormon tidak memicu dimulainya perdarahan, penyebabnya mungkin adalah gangguan rahim atau abnormalitas struktural yang mencegah darah menstruasi mengalir keluar.

Pengobatan Amenore

Ketika amenore disebabkan oleh gangguan tertentu, gangguan tersebut akan diobati jika memungkinkan. Dengan pengobatan, periode menstruasi terkadang dapat berlanjut. Misalnya, jika seorang wanita mengalami gangguan hormon yang dapat diobati, seperti kelenjar tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme), atau abnormalitas yang menghambat aliran darah menstruasi dan dapat diperbaiki melalui pembedahan, haidnya biasanya kembali lancar.

Jika haid seorang anak perempuan tidak pernah dimulai dan semua hasil tesnya normal, ia harus mengunjungi dokter setiap 3 sampai 6 bulan untuk memeriksa perkembangan pubertas. Ia dapat diberi obat yang disebut progestin dan kadang-kadang estrogen untuk memulai haidnya dan untuk merangsang perkembangan karakteristik seksual sekunder, seperti payudara.

Masalah yang terkait dengan amenore dapat memerlukan pengobatan, seperti:

  • Kesulitan hamil (infertilitas): Anda mungkin perlu meminum obat hormonal untuk memicu pelepasan telur (ovulasi) jika ingin merencanakan kehamilan.

  • Gejala dan efek jangka panjang dari defisiensi estrogen, seperti penurunan kepadatan tulang (osteoporosis), vagina kering, dan peningkatan risiko gangguan jantung dan pembuluh darah: Obat hormonal (disebut terapi hormon menopause atau terapi penggantian hormon) dapat dipertimbangkan.

  • Rambut tubuh berlebihan: Mengobati gangguan yang menyebabkan amenore dapat membantu, atau rambut tubuh yang berlebihan dapat ditangani dengan teknik penghilangan rambut.

Efek dari defisiensi estrogen dapat diminimalkan dengan meminum vitamin D, dengan mengonsumsi lebih banyak kalsium dalam makanan atau dalam suplemen, atau dengan meminum obat-obatan, termasuk terapi hormon dan obat-obatan yang mencegah tulang keropos, seperti bisfosfonat atau denosumab.

Meskipun jarang, anak perempuan dapat memiliki gangguan genetik yang menyebabkan masalah dengan fungsi hormon. Gangguan genetik, seperti sindrom Turner, tidak dapat disembuhkan. Jika wanita memiliki kromosom Y, dokter menyarankan pembedahan pengangkatan kedua ovarium, karena memiliki kromosom Y dapat meningkatkan risiko kanker ovarium sel germinal. Kanker ovarium sel germinal dimulai pada sel yang menghasilkan telur (sel germinal) di ovarium.

Poin-poin Penting

  • Berbagai kondisi dapat mengganggu sistem hormon kompleks yang mengatur siklus menstruasi, sehingga menyebabkan periode menstruasi berhenti.

  • Dokter membedakan antara amenore primer (haid belum pernah dimulai) dan amenore sekunder (haid dimulai, kemudian berhenti).

  • Tes pertama biasanya adalah tes kehamilan.

  • Kecuali wanita tersebut hamil, pemeriksaan lain biasanya diperlukan untuk menentukan penyebab amenore.

  • Masalah terkait amenore (seperti kadar estrogen yang rendah) juga dapat memerlukan pengobatan untuk mencegah masalah kesehatan di kemudian hari, seperti patah tulang karena penurunan kepadatan tulang (osteoporosis).

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!