Sindrom Ovarium Polikistik (Polycystic Ovary Syndrome, PCOS)

OlehJoAnn V. Pinkerton, MD, University of Virginia Health System
Ditinjau OlehOluwatosin Goje, MD, MSCR, Cleveland Clinic, Lerner College of Medicine of Case Western Reserve University
Ditinjau/Direvisi Dimodifikasi Aug 2025
v803248_id

Sindrom ovarium polikistik ditandai dengan periode menstruasi yang tidak teratur atau tidak ada sama sekali, dan sering kali disertai obesitas atau gejala-gejala yang disebabkan oleh tingginya kadar hormon pria (androgen), seperti rambut tubuh yang berlebihan dan jerawat.

  • Biasanya, wanita mengalami haid yang tidak teratur atau tidak haid sama sekali, dan sering kali, mereka mengalami obesitas, dan menderita jerawat serta karakteristik yang disebabkan oleh hormon pria seperti rambut tubuh yang berlebihan).

  • Dokter sering kali mendasarkan diagnosis pada gejala, tetapi tes darah untuk mengukur kadar hormon dan ultrasound juga dapat dilakukan.

  • Olahraga, penurunan berat badan dan/atau pengobatan dengan estrogen ditambah progestin dapat membantu mengurangi gejala (termasuk rambut tubuh yang berlebihan) dan mengembalikan kadar hormon ke kondisi normal.

  • Jika wanita ingin hamil, menurunkan berat badan dan meminum klomifen dan/atau metformin, dapat membantu pelepasan sel telur (ovulasi).

Sindrom ovarium polikistik dialami sekitar 5 hingga 10% wanita.

Di Amerika Serikat, ini adalah penyebab paling umum dari infertilitas.

Sindrom ini mendapatkan namanya dari banyaknya kantong berisi cairan (kista) yang sering berkembang di ovarium, menyebabkan ovarium membesar; namun demikian, keberadaan kista ovarium itu sendiri tidak cukup untuk menegakkan diagnosis.

Tahukah Anda...

  • Sindrom ovarium polikistik adalah penyebab paling umum infertilitas di Amerika Serikat.

Pada banyak wanita dengan sindrom ovarium polikistik, sel-sel tubuh menahan efek insulin (disebut resistensi insulin atau kadang-kadang pradiabetes). Insulin membantu gula (glukosa) masuk ke dalam sel sehingga sel dapat menggunakannya untuk energi. Ketika sel menahan efeknya, gula terakumulasi dalam darah, dan pankreas memproduksi lebih banyak insulin untuk menurunkan kadar gula dalam darah. Jika tingkat resistensi insulin menjadi sedang atau berat, diabetes dapat berkembang.

Jika wanita yang mengalami sindrom ovarium polikistik juga mengalami obesitas hamil, risiko komplikasi selama kehamilan akan meningkat. Komplikasi ini meliputi diabetes gestasional (diabetes yang berkembang selama kehamilan), persalinan prematur, dan preeklamsia (tekanan darah tinggi yang berkembang selama kehamilan).

Penyebab Sindrom Ovarium Polikistik

Penyebab sindrom ovarium polikistik masih belum jelas. Beberapa bukti menunjukkan bahwa gangguan ini disebabkan oleh gangguan fungsi enzim yang mengendalikan produksi hormon pria. Gangguan fungsi ini menyebabkan peningkatan produksi hormon pria (androgen).

Kadar hormon pria yang tinggi meningkatkan risiko sindrom metabolik (yang meliputi tekanan darah yang tinggi, kadar kolesterol tinggi, dan resistensi terhadap efek insulin) dan risiko obesitas. Jika kadar hormon pria tetap tinggi, akan terjadi peningkatan risiko diabetes, gangguan jantung dan pembuluh darah (termasuk ateroskelerosis dan penyakit arteri koroner), dan tekanan darah tinggi. Selain itu, beberapa hormon pria dapat diubah menjadi estrogen, menyebabkan peningkatan kadar estrogen. Jika progesteron yang dihasilkan tidak cukup untuk mengimbangi peningkatan kadar estrogen dan situasi ini berlanjut dalam waktu lama, lapisan rahim (endometrium) dapat menjadi sangat tebal (kondisi yang disebut hiperplasia endometrium) atau dapat terjadi kanker lapisan rahim (kanker endometrium). Sindrom ovarium polikistik juga dapat meningkatkan risiko penyakit perlemakan hati nonalkoholik (akumulasi lemak abnormal di dalam sel hati yang tidak terkait dengan konsumsi alkohol).

Gejala Sindrom Ovarium Polikistik

Gejala sindrom ovarium polikistik biasanya muncul selama masa pubertas dan memburuk seiring berjalannya waktu. Gejalanya bervariasi pada setiap wanita.

Terkadang pada anak perempuan dengan sindrom ovarium polikistik, periode menstruasi tidak dimulai pada masa pubertas, dan telur tidak dilepaskan ovarium (yaitu, wanita tidak berovulasi) atau telur dilepaskan secara tidak teratur. Wanita atau anak perempuan yang sudah mulai menstruasi dapat mengalami perdarahan vagina yang tidak teratur atau periode menstruasi dapat berhenti.

Wanita juga dapat mengalami gejala yang berkaitan dengan tingginya kadar hormon pria—disebut maskulinisasi atau virilisasi. Gejala umum meliputi jerawat dan peningkatan rambut tubuh (hirsutisme). Perubahan yang jarang terjadi mencakup suara yang lebih dalam, penurunan ukuran payudara, peningkatan ukuran otot, pertumbuhan rambut dengan pola pria (misalnya, di dada dan wajah), dan penipisan rambut atau kebotakan.

Banyak wanita dengan sindrom ovarium polikistik memiliki berat badan berlebih (terkadang terlihat tidak proporsional dibandingkan dengan diet dan olahraganya), tetapi beberapa di antaranya ada juga yang kurus. Memproduksi terlalu banyak insulin menyebabkan peningkatan berat badan dan membuat penurunan berat badan menjadi sulit. Kelebihan insulin karena resistensi insulin juga dapat menyebabkan kulit di ketiak, di bagian pangkal leher, dan di lipatan kulit menjadi gelap dan tebal (gangguan yang disebut acanthosis nigricans).

Acanthosis Nigricans pada Sindrom Ovarium Polikistik
Sembunyikan Detail

Pada orang dengan sindrom ovarium polikistik, kulit di ketiak, di tengkuk, dan di lipatan kulit dapat menjadi gelap dan tebal (gangguan yang disebut acanthosis nigricans). Pada orang berkulit gelap, kulit mungkin terlihat kasar (foto bawah).

Gambar disediakan oleh Thomas Habif, MD.

Gejala lain dapat meliputi kelelahan, energi rendah, masalah terkait tidur (termasuk apnea tidur), perubahan suasana hati, depresi, kecemasan, dan sakit kepala.

Jika wanita mengalami sindrom metabolik, lemak dapat terakumulasi di abdomen.

Diagnosis Sindrom Ovarium Polikistik

  • Evaluasi dokter, berdasarkan kriteria diagnostik yang spesifik

  • Ultrasound

  • Pemeriksaan kadar hormon

Sering kali, diagnosis sindrom ovarium polikistik didasarkan pada gejala.

Tes kehamilan biasanya dilakukan. Dilakukan tes darah untuk mengukur kadar hormon pria dan kemungkinan kadar hormon lain untuk memeriksa ada tidaknya kondisi lain, seperti menopause dini atau sindrom Cushing, yang terbilang langka.

Ultrasound dilakukan untuk melihat apakah ovarium mengandung banyak kista dan untuk memeriksa ada tidaknya tumor di ovarium atau kelenjar adrenal. Tumor ini dapat menghasilkan hormon pria berlebih, yang dapat menyebabkan gejala yang sama seperti sindrom ovarium polikistik. Ultrasound dapat dilakukan untuk memeriksa adanya abnormalitas pada ovarium, pemeriksaan ultrasound panggul dilakukan jika memungkinkan. Tindakan ini melibatkan penggunaan alat genggam kecil yang disisipkan melalui vagina untuk melihat bagian dalam rahim. Ultrasound panggul biasanya tidak dilakukan pada remaja putri karena perubahan pubertas cenderung membuatnya kurang efektif dalam mendiagnosis sindrom ovarium polikistik.

Sering kali, biopsi pada lapisan rahim (biopsi endometrium) dilakukan untuk memastikan tidak ada kanker, terutama jika wanita mengalami perdarahan vagina abnormal.

Pada wanita dengan sindrom ini, dokter dapat melakukan tes lain untuk memeriksa ada tidaknya komplikasi atau kondisi lain yang sering terjadi pada wanita dengan sindrom ovarium polikistik. Dokter dapat mengukur tekanan darah dan biasanya kadar gula darah dan lemak (lipid), seperti kolesterol, untuk memeriksa sindrom metabolik, yang meningkatkan risiko penyakit arteri koroner.

Dokter juga dapat melakukan tes pencitraan untuk memeriksa tanda-tanda penyakit arteri koroner. Tes pencitraan meliputi angiografi koroner (rontgen arteri yang dilakukan setelah zat kontras radiopak, yang dapat dilihat pada rontgen, disuntikkan ke dalam arteri) dan tomografi terkomputerisasi (computed tomography, CT) angiografi (gambar 2 dan 3 dimensi pembuluh darah yang diambil setelah zat kontras radiopak disuntikkan ke dalam vena).

Mengingat wanita dengan sindrom ovarium polikistik dapat mengalami depresi dan kecemasan, dokter menanyakan kepada mereka tentang gejala-gejala gangguan ini. Jika masalah diidentifikasi, mereka dirujuk ke tenaga kesehatan mental dan/atau ditangani sesuai kebutuhan.

Pengobatan Sindrom Ovarium Polikistik

  • Obat-obatan, seperti pil KB, metformin, atau spironolakton

  • Olahraga, perubahan pola makan, dan terkadang penurunan berat badan

  • Penanganan rambut tubuh yang berlebihan dan jerawat

  • Penatalaksanaan risiko jangka panjang kelainan hormon

  • Pengobatan infertilitas jika wanita tersebut ingin hamil

Pilihan pengobatan untuk sindrom ovarium polikistik bergantung pada hal berikut:

  • Jenis dan tingkat keparahan gejala

  • Usia

  • Rencana terkait kehamilan

Tindakan umum

Jika kadar insulin tinggi, menurunkannya dapat membantu. Berolahraga (setidaknya 30 menit sehari) dan mengurangi konsumsi karbohidrat (dalam roti, pasta, kentang, dan makanan manis) dapat membantu menurunkan kadar insulin.

Jika wanita memiliki berat badan berlebih (overweight atau obesitas), menurunkan berat badan dapat membantu hal berikut:

  • Menurunkan kadar insulin sampai kadar yang cukup agar ovulasi dapat berlangsung

  • Meningkatkan peluang untuk hamil

  • Membuat menstruasi lebih teratur

  • Mengurangi pertumbuhan rambut dan risiko penebalan lapisan rahim

Bedah penurunan berat badan (bariatrik) atau penggunaan obat-obatan GLP-1 dapat membantu wanita dengan PCOS maupun obesitas. Penurunan berat badan cenderung tidak menguntungkan wanita dengan berat badan normal yang mengalami sindrom ovarium polikistik.

Obat-obatan

Wanita yang tidak ingin hamil biasanya diberi pil KB yang mengandung estrogen dan progestin (kombinasi kontrasepsi oral) atau hanya progestin (bentuk sintetis dari hormon wanita progesteron), seperti yang dilepaskan dari alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), atau medroksiprogesteron. Jenis pengobatan mana pun dapat

  • Mengurangi risiko kanker endometrium karena kadar estrogen yang tinggi

  • Membuat pmenstruasi lebih teratur

  • Membantu menurunkan kadar hormon pria

  • Sedikit mengurangi rambut tubuh yang berlebihan dan jerawat

Metformin, yang digunakan untuk mengobati diabetes tipe 2, dapat digunakan untuk meningkatkan sensitivitas terhadap insulin sehingga tubuh tidak harus membuat insulin terlalu banyak. Obat ini dapat membantu wanita menurunkan berat badan, dan ovulasi serta periode menstruasi dapat berlanjut. Jika wanita meminum metformin dan tidak ingin hamil, mereka harus menggunakan kontrasepsi. Metformin memiliki efek yang sedikit atau tidak sama sekali pada pertumbuhan rambut berlebih, jerawat, atau infertilitas. Saat metformin digunakan, wanita perlu menjalani tes darah secara berkala untuk mengukur kadar glukosa (gula) dan mengevaluasi fungsi ginjal dan hati.

Obat-obatan yang dapat membantu wanita dengan sindrom ovarium polikistik untuk menurunkan berat badan meliputi liraglutide (digunakan untuk mengobati diabetes tipe 2) dan orlistat (digunakan untuk mengobati obesitas). Orlistat dan inositol (yang membuat insulin bekerja lebih efektif) dapat mengurangi gejala yang terkait dengan tingginya kadar hormon pria (seperti rambut tubuh yang berlebih) dan mengurangi resistensi insulin. Penurunan berat badan dapat meningkatkan resistansi insulin dan kesuburan.

Jika wanita ingin hamil dan memiliki berat badan berlebih, penurunan berat badan dapat membantu. Biasanya, para wanita ini dirujuk ke spesialis infertilitas. Klomifen (obat kesuburan) atau letrozole dapat dicoba. Obat-obatan ini merangsang ovulasi. Jika obat-obatan ini tidak efektif dan wanita tersebut memiliki resistensi insulin, metformin dapat membantu karena penurunan kadar insulin dapat memicu ovulasi. Jika tidak satu pun dari obat-obatan ini efektif, pengobatan kesuburan lainnya dapat dicoba. Di antaranya adalah hormon perangsang folikel (untuk menstimulasi ovarium), agonis hormon pelepas gonadotropin (gonadotropin-releasing hormone, GnRH) (untuk merangsang pelepasan hormon perangsang folikel), dan hormon gonadotropin korionik manusia (untuk memicu ovulasi).

Jika obat kesuburan tidak efektif atau jika wanita tidak ingin menggunakannya, dapat dicoba pembedahan (seperti ovarian drilling). Tindakan ini dilakukan dengan laparoskopi. Dokter membuat sayatan kecil tepat di atas atau di bawah pusar. Dokter kemudian memasukkan slang tipis berkamera (disebut laparoskop) ke dalam rongga abdomen melalui satu sayatan. Melalui sayatan lain, dokter menyisipkan alat khusus yang menggunakan arus listrik atau laser untuk menghancurkan area kecil di ovarium yang menghasilkan hormon pria (androgen). Dengan demikian, produksi androgen akan menurun. Penurunan kadar androgen yang tinggi pada wanita dengan sindrom ovarium polikistik dapat membantu mengatur siklus menstruasi dan meningkatkan kemungkinan kehamilan. Diperlukan bius total.

Penanganan rambut tubuh yang berlebihan

Penanganan rambut tubuh yang berlebihan meliputi bleaching atau pengangkatan dengan elektrolisis, pencabutan, waxing, cairan atau krim yang menghilangkan rambut (depilatori), atau laser. Tidak ada perawatan untuk menghilangkan rambut berlebih yang ideal atau sepenuhnya efektif. Hal berikut dapat membantu:

  • Krim eflornitin dapat membantu menghilangkan rambut wajah yang tidak diinginkan.

  • Pil KB dapat membantu, tetapi harus diminum selama beberapa bulan sebelum efeknya terlihat, dan sering kali hanya memberi sedikit perubahan.

  • Spironolakton, obat yang menghambat produksi dan kerja hormon pria, dapat mengurangi jumlah rambut tubuh yang tidak diinginkan. Efek sampingnya meliputi peningkatan produksi urine dan tekanan darah rendah (terkadang menyebabkan pingsan). Spironolakton mungkin tidak aman bagi janin yang sedang berkembang, sehingga wanita yang aktif secara seksual dan meminum obat ini disarankan untuk menggunakan metode kontrasepsi yang efektif.

  • Siproteron, progestin kuat yang menghambat kerja hormon pria, dapat mengurangi jumlah rambut tubuh yang tidak diinginkan pada 50 sampai 75% wanita. Obat ini digunakan di banyak negara, tetapi tidak disetujui di Amerika Serikat.

Agonis dan antagonis hormon pelepas gonadotropin sedang dipelajari sebagai pengobatan untuk rambut tubuh yang tidak diinginkan. Kedua jenis obat ini menghambat produksi hormon seks oleh ovarium. Namun keduanya dapat menyebabkan tulang keropos dan osteoporosis.

Penurunan berat badan akan mengurangi produksi androgen sehingga dapat memperlambat pertumbuhan rambut.

Penanganan jerawat

Jerawat diobati seperti biasa, dengan pengobatan seperti benzoil peroksida, krim tretinoin, antibiotik yang dioleskan pada kulit, atau antibiotik yang diminum melalui mulut.

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!