Gambaran Umum Tentang Kelenjar Tiroid

OlehLaura Boucai, MD, Weill Cornell Medical College
Ditinjau OlehGlenn D. Braunstein, MD, Cedars-Sinai Medical Center
Ditinjau/Direvisi Feb 2024 | Dimodifikasi Apr 2024
v771926_id

Tiroid adalah kelenjar kecil, dengan panjang sekitar 2 inci (5 cm), yang terletak tepat di bawah kulit leher. Kedua bagian (lobus) kelenjar terhubung di tengah (disebut istmus), sehingga kelenjar tiroid berbentuk seperti dasi kupu-kupu. Biasanya, kelenjar tiroid tidak dapat dilihat dan hampir tidak dapat dirasakan. Jika kelenjar tiroid membesar, dokter dapat merasakannya dengan mudah, dan dapat menimbulkan tonjolan (gondok) pada leher (terkadang di bawah atau di sekitar jakun).

Kelenjar tiroid mensekresi hormon tiroid, yang mengendalikan berlangsungnya kecepatan fungsi kimia dalam tubuh (laju metabolisme). Hormon tiroid memengaruhi laju metabolisme dengan 2 cara:

  • Dengan merangsang hampir setiap jaringan dalam tubuh untuk menghasilkan protein

  • Dengan meningkatkan jumlah oksigen yang digunakan sel

Hormon tiroid memengaruhi banyak fungsi vital tubuh, seperti denyut jantung, laju pembakaran kalori, pemeliharaan kulit, pertumbuhan, produksi panas, kesuburan, dan pencernaan.

Lokasi Kelenjar Tiroid

Sorotan tentang Penuaan: Perubahan Kelenjar Tiroid pada Lansia

Penuaan memiliki efek kecil pada kelenjar tiroid dan hormon tiroid. Seiring bertambahnya usia, kelenjar tiroid menyusut dan bergeser lebih rendah di leher. Kadar hormon tiroid triiodothyronine (T3) mungkin sedikit menurun, tetapi kecepatan fungsi vitalnya hanya mengalami sedikit perubahan. Meski demikian, gangguan tiroid menjadi lebih sering terjadi seiring bertambahnya usia.

Gangguan yang memengaruhi fungsi tiroid, terutama hipertiroidisme dan hipotiroidisme, dapat sulit dibedakan pada lansia. Gangguan ini sering kali menyebabkan gejala yang dapat disalahartikan sebagai gejala dari kondisi lain atau bahkan dianggap sebagai tanda penuaan.

Fungsi tiroid yang meningkat atau menurun dapat memperburuk kondisi lansia dan dapat sangat mengurangi kemampuan mereka untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Karena alasan ini, penyamaran hebat (gangguan) tersebut harus segera dibongkar dan dikenali, sehingga para lansia ini dapat segera diobati secara efektif.

Beberapa ahli merekomendasikan untuk mengukur kadar hormon penstimulasi tiroid dalam darah setiap tahun atau setiap beberapa tahun sekali pada orang-orang yang telah berusia di atas 70 tahun, namun demikian, sejumlah komunitas medis profesional yang telah memeriksa masalah tersebut merekomendasikan untuk tidak melakukan skrining pada orang dewasa yang tidak memiliki gejala untuk menghindari pengobatan berlebihan pada orang-orang dengan kelainan yang ringan.

Hormon tiroid

Ada 2 hormon tiroid

  • T4: Tiroksin (disebut juga tetraiodothyronine)

  • T3: Triiodothyronine

T4 merupakan hormon utama yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid, yang jika tersedia hanya memiliki sedikit efek, dalam mempercepat laju metabolisme tubuh. Sebaliknya, T4 akan diubah menjadi T3, hormon yang lebih aktif. Konversi T4 menjadi T3 terjadi di hati dan jaringan lain. Banyak faktor yang mengendalikan konversi T4 menjadi T3, termasuk kebutuhan tubuh dari waktu ke waktu dan ada atau tidak adanya penyakit.

Sebagian besar T4 dan T3 yang dibawa dalam aliran darah terikat pada protein yang disebut globulin pengikat tiroksin (TBG). Hanya sedikit dari T4 dan T3 yang beredar bebas di dalam darah. Namun, hormon bebas inilah yang aktif. Ketika hormon bebas digunakan oleh tubuh, beberapa hormon yang terikat dilepaskan dari protein pengikat.

Untuk memproduksi hormon tiroid, kelenjar tiroid membutuhkan yodium, elemen yang terkandung dalam makanan dan air. Kelenjar tiroid menyerap yodium dan memprosesnya menjadi hormon tiroid. Ketika hormon tiroid digunakan, sebagian yodium yang terkandung dalam hormon dilepaskan, lalu kembali ke kelenjar tiroid, dan didaur ulang untuk menghasilkan lebih banyak hormon tiroid. Anehnya, kelenjar tiroid melepaskan lebih sedikit hormon tiroid jika terpapar kadar yodium yang tinggi yang diangkut ke dalam darah.

Kelenjar tiroid juga menghasilkan hormon kalsitonin, yang dapat berkontribusi terhadap kekuatan tulang dengan membantu memasukkan kalsium ke dalam tulang.

Bagaimana tubuh menyesuaikan hormon tiroid

Tubuh memiliki mekanisme yang kompleks untuk menyesuaikan kadar hormon tiroid. Pertama, hipotalamus, yang terletak tepat di atas kelenjar pituitari di otak, mengeluarkan hormon pelepas-thyrotropin (TRH), yang menyebabkan kelenjar pituitari menghasilkan hormon penstimulasi tiroid (TSH). Seperti namanya, TSH merangsang kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon tiroid. Kelenjar pituitari dapat memperlambat atau mempercepat pelepasan TSH, tergantung pada apakah kadar hormon tiroid yang bersirkulasi di dalam darah menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah.

Tes Diagnostik Kelenjar Tiroid

Pertama-tama dokter akan memeriksa leher pasien untuk melihat apakah kelenjar tiroid membesar atau mengalami benjolan (nodul).

Perlu atau tidaknya melakukan tes lain bergantung pada hasil pemeriksaan.

Tes darah fungsi tiroid

Untuk menentukan seberapa baik fungsi kelenjar tiroid, dokter biasanya mengukur kadar hormon dalam darah. Mereka mengukur tingkat

  • TSH

  • T4

  • T3

Biasanya kadar TSH dalam darah merupakan indikator terbaik dari fungsi tiroid. Karena peran hormon ini adalah untuk merangsang kelenjar tiroid, kadar TSH dalam darah biasanya tinggi ketika kelenjar tiroid kurang aktif (hipotiroidisme), maka membutuhkan lebih banyak stimulasi, sementara jika kadar TSH dalam darah rendah ketika kelenjar tiroid terlalu aktif (hipertiroidisme), maka membutuhkan lebih sedikit stimulasi. Namun, dalam kasus langka di mana kelenjar pituitari tidak berfungsi dengan normal, kadar TSH tidak bisa menjadi cerminan fungsi kelenjar tiroid secara akurat. Pengukuran TSH selalu dilakukan ketika seseorang melakukan tes untuk masalah tiroid, terkadang juga dibarengi dengan tes lain. Selain itu, bagi seseorang dengan fungsi tiroid yang rendah (hipotiroidisme) yang menjalani pengobatan dengan hormon tiroid, TSH biasanya diukur setiap beberapa bulan atau setiap tahun sekali untuk memeriksa apakah dosis obat perlu disesuaikan.

Ketika dokter mengukur kadar hormon tiroid T4 dan T3 dalam darah, mereka biasanya mengukur bentuk terikat dan bebas dari setiap hormon (total T4 dan total T3). Sebagian besar tingkat sirkulasi T4 dan T3 terikat pada protein yang disebut globulin pengikat tiroksin (TBG). Jika kadar globulin pengikat tiroksin (TBG) tidak normal, total kadar hormon tiroid dapat disalahartikan, sehingga dokter terkadang hanya mengukur kadar hormon tiroid bebas dalam darah (T4 bebas dan T3 bebas). Kadar globulin pengikat tiroksin (TBG) lebih rendah pada orang-orang yang memiliki penyakit ginjal atau penyakit yang mengurangi jumlah protein yang dibuat oleh hati atau yang meminum steroid anabolik. Kadar tersebut lebih tinggi pada wanita hamil atau yang menggunakan kontrasepsi oral atau bentuk estrogen lainnya dan pada orang-orang yang berada pada tahap awal hepatitis.

Ultrasound tiroid

prosedur ultrasound dapat dilakukan jika dokter merasakan satu atau lebih benjolan (nodul) pada kelenjar tiroid. Ultrasonografi menggunakan gelombang suara digunakan untuk mengukur ukuran kelenjar dan untuk menentukan apakah pertumbuhannya padat atau penuh dengan cairan (sistik), karakteristik nodul seperti ada atau tidak adanya kalsium, serta jumlah dan menonjolnya pembuluh darah di kelenjar tiroid.

Dalam tes lain (disebut tes penyerapan yodium radioaktif—sejenis pemindaian radionuklida), sejumlah kecil zat radioaktif (seperti yodium atau teknesium) diinjeksikan ke dalam aliran darah. Bahan radioaktif akan terkonsentrasi pada kelenjar tiroid, dan perangkat (kamera gamma) akan melakukan pemindaian untuk mendeteksi radiasi dan menghasilkan gambar kelenjar tiroid yang menunjukkan adanya kelainan fisik.

Karena penyerapan yodium radioaktif pada kelenjar tiroid tergantung pada seberapa baik kinerjanya, maka pemindaian tiroid juga dapat membantu menentukan apakah fungsi area tertentu pada tiroid normal, terlalu aktif, atau kurang aktif dibandingkan dengan bagian kelenjar lainnya.

Tes tiroid lainnya

Jika dokter mencurigai adanya gangguan autoimun, dapat dilakukan tes darah untuk mencari antibodi yang menyerang kelenjar tiroid.

Jika diduga terdapat kanker pada kelenjar tiroid, dokter akan menggunakan jarum kecil untuk mengambil sampel jaringan tiroid untuk dipelajari (biopsi). Dokter biasanya menggunakan ultrasonografi untuk mengidentifikasi lokasi untuk biopsi.

Jika dicurigai adanya kanker tiroid meduler, maka kadar kalsitonin dalam darah akan diukur, karena kanker-kanker tersebut selalu mengeluarkan kalsitonin.

Skrining untuk gangguan tiroid

Beberapa ahli merekomendasikan skrining untuk penyakit tiroid dengan mengukur kadar TSH dalam darah setiap tahun atau setiap beberapa tahun sekali pada orang-orang yang berusia lebih dari 70 tahun. Namun demikian, sejumlah komunitas medis profesional yang telah memeriksa masalah tersebut merekomendasikan untuk tidak melakukan skrining pada orang dewasa yang tidak memiliki gejala untuk menghindari pengobatan berlebihan pada orang-orang dengan kelainan yang ringan. Skrining dianjurkan bagi semua bayi baru lahir untuk mendeteksi hipotiroidisme (hipotiroidisme bawaan), yang dapat menyebabkan cacat besar pada perkembangan otak dan organ lain jika dibiarkan tanpa diobati.

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!