Fibroid Rahim

(Leiomioma; Mioma)

OlehCharles Kilpatrick, MD, MEd, Baylor College of Medicine
Ditinjau OlehOluwatosin Goje, MD, MSCR, Cleveland Clinic, Lerner College of Medicine of Case Western Reserve University
Ditinjau/Direvisi Feb 2025 | Dimodifikasi Jul 2025
v803569_id

Fibroid adalah tumor nonkanker pada rahim yang terdiri dari otot dan jaringan fibrosa.

  • Fibroid rahim sangat umum, terjadi pada sekitar 70% wanita kulit putih dan 80% wanita kulit hitam pada usia 50 tahun di Amerika Serikat.

  • Fibroid dapat tidak menimbulkan gejala atau dapat menyebabkan perdarahan rahim abnormal atau tekanan atau nyeri di panggul, dan terkadang konstipasi, keinginan untuk sering buang air kecil, infertilitas, atau komplikasi kehamilan.

  • Dokter melakukan pemeriksaan panggul dan biasanya ultrasound untuk mengonfirmasi diagnosis.

  • Pengobatan hanya diperlukan jika fibroid menyebabkan masalah.

  • Dokter dapat meresepkan obat untuk mengendalikan gejala, tetapi pembedahan atau prosedur untuk menghancurkan atau mengangkat fibroid sering diperlukan untuk meredakan gejala atau memperbaiki kesuburan.

Fibroid juga disebut leiomioma atau mioma.

Fibroid di dalam rahim adalah tumor (massa) nonkanker paling umum dari saluran reproduksi wanita. Banyak fibroid berukuran kecil dan tidak menimbulkan gejala, tetapi sekitar 15 hingga 30% wanita penderita fibroid mengalami gejala yang parah.

Penyebab fibroid tidak diketahui. Kadar estrogen yang tinggi dan kemungkinan progesteron (hormon wanita) tampaknya menstimulasi pertumbuhannya. Fibroid dapat menjadi lebih besar selama kehamilan (ketika kadar hormon ini meningkat), dan fibroid cenderung menyusut setelah menopause (ketika kadar hormon menurun secara drastis).

Fibroid dapat berukuran mikroskopis atau sangat besar hingga sebesar bola basket. Sebagian besar wanita dengan fibroid memiliki lebih dari satu fibroid. Terkadang, jika fibroid tumbuh terlalu besar, fibroid mungkin tidak akan mendapatkan cukup darah. Akibatnya, jaringan mulai mengalami degenerasi (jaringan mulai mati tanpa pasokan darah yang cukup), dan hal ini menimbulkan nyeri.

Fibroid dapat tumbuh di berbagai bagian rahim, biasanya di dinding rahim (yang memiliki tiga lapisan):

  • Di bawah permukaan luar rahim (fibroid subserosal)

  • Di dinding rahim (fibroid intramural)

  • Di bawah lapisan dalam (lapisan endometrium) rahim (fibroid submukosa)

Kadang-kadang fibroid tumbuh di lokasi lain, seperti serviks (bagian bawah rahim) atau ligamentum luas (jaringan ikat yang mengelilingi rahim).

Fibroid dapat sepenuhnya berada di dalam dinding rahim, atau dapat menonjol ke area tubuh lainnya. Bentuk fibroid dapat bervariasi. Beberapa fibroid tumbuh dari tangkai (disebut fibroid bertangkai) dan dapat menonjol ke dalam rongga perut, yang dapat menyebabkan tekanan pada organ-organ di sekitarnya, seperti usus atau kandung kemih. Beberapa fibroid memanjang ke dalam bagian dalam rahim (disebut fibroid intrakavitas).

Beberapa tumor kanker rahim terlihat mirip dengan fibroid saat dilakukan studi pencitraan dan dapat menyebabkan gejala yang sama, seperti perdarahan abnormal. Tumor kanker ini jarang terjadi, terjadi pada kurang dari 1% wanita dengan massa rahim yang terlihat mirip dengan fibroid. Dokter melakukan evaluasi lebih lanjut jika dicurigai ada kanker. Berdasarkan penelitian saat ini, tidak diperkirakan bahwa jenis fibroid yang umum dapat berubah dan berkembang menjadi kanker.

Tempat Fibroid Rahim Tumbuh

Fibroid dapat tumbuh di berbagai bagian rahim:

  • Di bawah permukaan luar rahim (fibroid subserosal)

  • Di dinding rahim (fibroid intramural)

  • Di bawah lapisan rahim (fibroid submukosa)

Beberapa fibroid tumbuh dari bentuk tangkai dan dapat menonjol ke dalam perut atau rongga rahim. Ini disebut fibroid pedunkulasi.

Gejala Fibroid

Gejalanya tergantung pada

  • Lokasinya di dalam rahim

  • Ukuran

  • Jumlah fibroid

Banyak fibroid yang tidak menimbulkan gejala. Semakin besar fibroid, semakin besar kemungkinan menimbulkan gejala.

Gejala umum fibroid adalah perdarahan rahim abnormal. Hal ini dapat berupa periode menstruasi yang berat atau periode yang berlangsung lebih lama dari biasanya (lebih dari 8 hari dalam satu siklus). Terkadang fibroid menyebabkan terjadinya perdarahan di antara masa menstruasi. Perdarahan dapat menjadi parah dan dapat menyebabkan anemia.

Fibroid di dinding rahim (intramural) dapat menyebabkan perdarahan berat dengan mempersulit rahim berkontraksi. Kontraksi adalah cara rahim mengontrol aliran darah selama periode menstruasi atau episode perdarahan rahim lainnya.

Fibroid yang terletak di bawah lapisan rongga rahim (submukosa) menyebabkan perdarahan dengan mengubah permukaan rongga rahim dan lapisannya, yang diluruhkan selama periode menstruasi. Fibroid yang menonjol ke dalam rongga rahim (intrakaviter) menyebabkan perubahan paling banyak pada permukaan dan biasanya menyebabkan perdarahan abnormal yang lebih parah. Perubahan pada rongga rahim juga dapat menyebabkan ketidaksuburan dengan menyumbat tuba falopi atau menyulitkan terjadinya implantasi kehamilan, yang dapat mengganggu kehamilan atau meningkatkan risiko keguguran.

Fibroid besar dapat menyebabkan rasa nyeri, tekanan, atau rasa berat di area panggul selama atau di antara periode menstruasi. Hal ini mungkin disebabkan karena fibroid membuat rahim menjadi lebih besar secara keseluruhan, sehingga menyebabkan perut membuncit (menonjol), atau rahim dapat menekan organ-organ di sekitarnya, seperti usus atau kandung kemih. Fibroid pedunkulasi yang menonjol ke dalam abdomen juga dapat menekan organ dan jaringan di sekitarnya dan menyebabkan tekanan atau nyeri. Fibroid dapat menekan kandung kemih, membuat wanita perlu lebih sering buang air kecil atau tidak bisa menahannya. Terkadang fibroid menekan bagian lain dari saluran kemih dan dapat menghalangi aliran urine. Fibroid dapat menekan rektum, menyebabkan ketidaknyamanan dan konstipasi.

Fibroid yang tumbuh pada tangkai dapat terpelintir, memotong suplai darah, dan menyebabkan nyeri hebat.

Fibroid yang tumbuh atau mengalami degenerasi dapat menyebabkan tekanan atau nyeri. Nyeri akibat fibroid yang mengalami degenerasi dapat terus berlangsung selama proses degenerasi.

Fibroid yang tidak menimbulkan gejala sebelum kehamilan dapat menyebabkan masalah selama kehamilan. Masalahnya meliputi

Diagnosis Fibroid

  • Pencitraan, biasanya ultrasound

Dokter dapat mencurigai adanya fibroid berdasarkan gejala atau hasil pemeriksaan panggul. Meskipun begitu, pemeriksaan pencitraan sering kali diperlukan untuk mengonfirmasi diagnosis fibroid rahim.

Pemeriksaan pencitraan meliputi

  • Ultrasound transvaginal: Alat ultrasound dimasukkan ke dalam vagina.

  • Sonografi infus larutan saline (sonohisterografi): Jika dokter mencurigai adanya fibroid submukosa, mereka akan melakukan ultrasound setelah memasukkan sejumlah kecil cairan ke dalam rahim untuk melihat bagian dalamnya.

Kadang-kadang, hasil tes tersebut tidak jelas, dan dilakukan pencitraan resonansi magnetik (MRI).

Jika seorang wanita mengalami perdarahan yang tidak normal, seperti periode menstruasi yang sangat berat atau berkepanjangan atau perdarahan di antara periode menstruasi, dokter mungkin ingin menyingkirkan kemungkinan kanker rahim. Sehingga dokter dapat melakukan hal berikut:

  • Biopsi lapisan rahim (biopsi endometrium)

  • Dilatasi dan kuretase (D & C), yang merupakan prosedur untuk mengambil sampel jaringan di rongga rahim, kadang-kadang dilakukan bersama histeroskopi)

Untuk histeroskopi, slang berkamera dimasukkan melalui vagina dan serviks ke dalam rahim. Anestesi lokal, regional, atau umum sering digunakan untuk pasien yang menjalani D & C atau histeroskopi.

Pengobatan Fibroid

  • Obat-obatan untuk meredakan gejala atau mengecilkan ukuran fibroid

  • Terkadang pembedahan untuk mengangkat seluruh rahim atau hanya fibroidnya

  • Terkadang prosedur untuk menghancurkan fibroid

Bagi sebagian besar wanita yang menderita fibroid tetapi tidak ada gejala yang mengganggu atau masalah lainnya, tidak diperlukan pengobatan. Mereka diperiksa kembali setiap 12 bulan agar dokter dapat menentukan apakah gejalanya memburuk atau berkurang dan apakah fibroidnya membesar.

Beberapa opsi penanganan, termasuk obat-obatan dan pembedahan, tersedia jika perdarahan atau gejala lain memburuk atau jika fibroid membesar secara substansial.

Obat-obatan untuk mengobati fibroid

Beberapa obat dapat digunakan untuk meredakan gejala atau mengecilkan fibroid, tetapi efeknya hanya bersifat sementara. Tidak ada obat yang dapat mengobati fibroid sampai hilang secara permanen.

Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati fibroid dapat bersifat hormonal atau nonhormonal.

Untuk mengendalikan perdarahan rahim abnormal akibat fibroid, obat-obatan hormonal atau nonhormonal oral dapat digunakan. Obat-obatan ini tidak mengurangi ukuran fibroid, sehingga tidak mengobati gejala massal seperti nyeri panggul dan tekanan. Obat-obatan pertama yang diberikan untuk mengurangi perdarahan mudah digunakan dan ditoleransi dengan baik, termasuk

  • Kontrasepsi estrogen-progestin

  • Progestin (misalnya, alat kontrasepsi dalam rahim [AKDR] yang melepaskan levonorgestrel)

  • Asam traneksamat

  • Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS)

Progestin yang diberikan sendiri tanpa estrogen (seperti medroksiprogesteron asetat atau megestrol) dapat mengendalikan perdarahan pada sebagian wanita, tetapi obat-obatan ini tidak dapat menyusutkan fibroid. Mengurangi perdarahan dengan mencegah lapisan rahim tumbuh terlalu banyak. Ketika lapisan rahim tumbuh terlalu banyak, ada lebih banyak lagi yang bisa diurai dan diluruhkan selama menstruasi. Akibatnya, perdarahan menstruasi mungkin lebih banyak dari biasanya. Progestin diminum melalui mulut. Progestin dapat diminum setiap hari atau hanya selama 10 hingga 14 hari berturut-turut setiap siklus menstruasi. Atau, dokter dapat memberikan injeksi medroksiprogesteron asetat kepada wanita setiap 3 bulan atau memasukkan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) yang melepaskan progestin yang disebut levonorgestrel.

Kontrasepsi estrogen-progestin atau AKDR yang melepaskan levonorgestrel dapat menjadi pilihan yang baik. Meskipun demikian, obat-obatan ini dapat menimbulkan efek samping yang mengganggu, seperti penambahan berat badan, depresi, dan perdarahan yang tidak teratur.

Asam traneksamat bekerja dengan mencegah bekuan darah (yang dibuat oleh tubuh untuk membantu menghentikan perdarahan) agar tidak terurai terlalu cepat. Akibatnya, perdarahan berkurang.

Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) dapat meredakan nyeri dan dapat sedikit mengurangi perdarahan.

Obat-obatan yang dapat digunakan untuk mengurangi pertumbuhan fibroid dan mengobati perdarahan rahim abnormal meliputi

  • Analog hormon pelepas gonadotropin (gonadotropin-releasing hormone, GnRH)

  • Modulator reseptor estrogen selektif (selective estrogen receptor modulator, SERM)

  • Danazol

Analog hormon pelepasan gonadotropin (GnRH) digunakan jika obat lain belum terbukti efektif, perdarahan terus-menerus, dan wanita tersebut menderita anemia (terlalu sedikit sel darah merah dalam darah). Analog GnRH adalah agonis (seperti leuprolid) atau antagonis (seperti elagoliks dan relugoliks). Kedua jenis analog tersebut dapat menyusutkan fibroid dan mengurangi perdarahan dengan menciptakan keadaan sementara yang mirip dengan menopause, yang menyebabkan tubuh menghasilkan lebih sedikit estrogen dan progesteron. Mengingat obat ini menyusutkan fibroid dan mengurangi perdarahan, dokter dapat memberikan analog GnRH sebelum pembedahan untuk memudahkan pengangkatan fibroid, mengurangi perdarahan, dan dengan demikian mengurangi risiko pembedahan.

Obat-obatan ini dapat diminum sebagai pil, disuntikkan, atau ditanamkan sebagai pelet di bawah kulit. Nafarelin, agonis GnRH lain, dapat digunakan sebagai semprotan hidung.

Agonis GnRH biasanya digunakan selama kurang dari 6 bulan. Jika diminum dalam waktu yang lama, dapat mengurangi kepadatan tulang dan meningkatkan risiko osteoporosis. Dosis rendah estrogen, biasanya dikombinasikan dengan progestin (obat yang mirip dengan hormon progesteron), dapat diberikan dengan agonis GnRH untuk membantu mencegah hilangnya kepadatan tulang.

Dalam waktu 6 bulan setelah agonis GnRH dihentikan, fibroid dapat kembali membesar seperti sebelum pengobatan.

Modulator reseptor estrogen selektif (selective estrogen receptor modulator, SERM), seperti ralofiksen dan obat-obatan terkait, dapat membalikkan beberapa efek estrogen. Obat-obatan ini mungkin tidak seefektif obat-obatan lain.

Danazol (hormon sintetik yang terkait dengan testosteron) dapat menekan pertumbuhan fibroid tetapi jarang digunakan karena memiliki banyak efek samping, seperti penambahan berat badan, jerawat, peningkatan rambut tubuh (hirsutisme), pembengkakan pergelangan kaki, kehilangan rambut kulit kepala, kekeringan vagina, dan suara memberat.

Prosedur untuk mengobati fibroid

Ada beberapa prosedur yang tidak terlalu invasif untuk mengobati fibroid. Prosedur ini biasanya digunakan jika obat-obatan tidak efektif dan seorang wanita tidak menginginkan pembedahan atau memiliki alasan kesehatan mengapa ia tidak boleh menjalani pembedahan.

Setelah menjalani salah satu prosedur ini, wanita tidak boleh hamil. Tidak jelas apakah kehamilan setelah prosedur ini aman.

Untuk embolisasi arteri rahim, dokter menggunakan obat bius untuk membuat area kecil di paha menjadi kebas dan membuat lubang tusukan atau sayatan kecil di sana. Kemudian, dokter memasukkan slang tipis dan fleksibel (kateter) melalui sayatan tersebut ke dalam arteri utama paha (arteri femoralis). Kateter dipasang sampai ke arteri yang memasok darah ke fibroid, dan partikel sintetis kecil disuntikkan. Partikel ini masuk ke arteri kecil yang memasok fibroid dan menyumbatnya. Akibatnya, fibroid mati, lalu menyusut. Sebagian besar bagian rahim lainnya tampaknya tidak terpengaruh. Meskipun begitu, apakah fibroid akan tumbuh kembali (karena arteri yang diblokir terbuka kembali atau terbentuk arteri baru) tidak diketahui.

Setelah embolisasi arteri rahim, sebagian besar wanita akan mengalami nyeri dan kram di panggul, mual, muntah, demam, kelelahan, dan nyeri otot. Gejala-gejala ini terjadi dalam waktu 48 jam setelah prosedur dan secara bertahap berkurang selama 7 hari. Infeksi dapat terjadi di dalam rahim atau jaringan di sekitarnya. Perempuan sembuh lebih cepat setelah prosedur ini dibandingkan setelah histerektomi atau miomektomi, tetapi cenderung terjadi lebih banyak komplikasi dan lebih banyak kunjungan kembali ke dokter. Jika fibroid terus menjadi masalah atau tumbuh kembali setelah embolisasi, histerektomi dianjurkan.

Bedah ultrasonografi terfokus dengan panduan resonansi magnetik menggunakan gelombang suara untuk menghancurkan fibroid.

Pembedahan untuk fibroid

Pembedahan biasanya dipertimbangkan untuk wanita yang mengalami salah satu dari berikut ini:

  • Fibroid yang membesar dengan cepat

  • Perdarahan yang berlanjut atau berulang meskipun sudah diobati dengan obat-obatan atau prosedur minimal invasif

  • Nyeri berat atau persisten

  • Fibroid besar yang menyebabkan masalah, seperti menjadi sering buang air kecil, konstipasi, nyeri saat berhubungan seksual, atau penyumbatan saluran kemih

  • Bagi wanita yang ingin hamil, fibroid yang telah menyebabkan infertilitas atau keguguran berulang

Beberapa jenis pembedahan dapat dilakukan. Bedah yang disarankan bergantung pada ukuran, jumlah, dan lokasi fibroid. Meskipun begitu, sebelum mengambil keputusan tentang pengobatan, wanita harus berkonsultasi dengan dokter mereka mengenai masalah yang dapat terjadi akibat setiap jenis pembedahan dan keinginan mereka akan kehamilan mendatang sehingga mereka dapat mengambil keputusan yang matang.

Pembedahan untuk menghilangkan fibroid biasanya melibatkan salah satu dari yang berikut ini:

  • Histerektomi: Rahim diangkat. Pasien dapat berdiskusi dengan dokter mereka apakah perlu mengangkat serviks, ovarium, dan tuba falopi. Histerektomi adalah satu-satunya solusi permanen untuk fibroid. Meskipun begitu, setelah histerektomi, wanita tidak dapat memiliki anak. Dengan demikian, histerektomi hanya dilakukan pada wanita yang tidak ingin hamil.

  • Miomektomi: Hanya fibroid yang diangkat. Berbeda dengan histerektomi, sebagian besar wanita yang menjalani miomektomi dapat memiliki anak. Meskipun demikian, setelah miomektomi, fibroid baru dapat tumbuh, dan sekitar 25% wanita menjalani histerektomi sekitar 4 hingga 8 tahun kemudian.

Untuk histerektomi, dokter bedah dapat menggunakan salah satu metode berikut:

  • Laparoskopi: Dokter membuat satu atau beberapa sayatan kecil di dekat atau di atas pusar, kemudian memasukkan slang berkamera (laparoskop) dan instrumen bedah melalui sayatan.

  • Laparotomi: Dokter membuat sayatan yang panjangnya beberapa inci di bagian perut.

  • Histerektomi vagina: Rahim diangkat melalui vagina, terkadang dibantu dengan laparoskopi. Sayatan dibuat di vagina. Sayatan abdomen tidak diperlukan.

Bedah laparoskopi dapat dilakukan dengan bantuan robotik. Robot adalah perangkat yang digunakan untuk mengontrol dan memanipulasi instrumen bedah yang dimasukkan dengan laparoskop. Laparoskop mengambil gambar tiga dimensi dari interior tubuh ke konsol. Dokter bedah duduk di konsol untuk melihat gambar ini, dan komputer menerjemahkan gerakan tangan mereka menjadi gerakan instrumen bedah yang tepat.

Untuk miomektomi, dokter bedah dapat menggunakan

  • Histeroskopi: Dokter bedah memasukkan alat bercahaya seperti teleskop (histeroskop) melalui vagina ke dalam rahim. Dengan menggunakan instrumen yang dimasukkan melalui slang ini, dokter bedah dapat memotong jaringan dan mengangkat fibroid di bagian dalam rahim.

  • Laparoskopi

  • Laparotomi

Laparoskopi dan histeroskopi adalah prosedur rawat jalan, dan pemulihan lebih cepat daripada pemulihan setelah laparotomi. Meskipun demikian, terkadang menghilangkan fibroid menggunakan laparoskopi atau histeroskopi mungkin sulit atau tidak mungkin dilakukan—misalnya, ketika terdapat banyak fibroid, ketika fibroid sangat besar, atau ketika fibroid tertanam terlalu dalam di dinding rahim. Dalam hal ini, dokter melakukan laparotomi.

Histerektomi dapat lebih diutamakan daripada miomektomi atau dapat diperlukan untuk beberapa alasan:

  • Wanita tersebut tidak menginginkan kehamilan di masa depan.

  • Setelah miomektomi, fibroid dapat mulai tumbuh kembali.

  • Wanita memiliki gangguan yang membuat pengangkatan fibroid menjadi lebih sulit. Gangguan ini meliputi endometriosis dan pita jaringan parut yang tidak normal pada rahim atau panggul (perlekatan).

  • Histerektomi dapat mengurangi risiko berkembangnya gangguan baru atau gangguan yang lebih buruk, terutama jika seorang wanita memiliki faktor risiko untuk gangguan tertentu. Gangguan ini meliputi endometriosis, kanker serviks, dan kanker endometrium (kanker lapisan rongga rahim). Misalnya, wanita yang menderita sindrom Lynch berisiko lebih tinggi menderita kanker endometrium.

  • Pengobatan lain tidak efektif.

Prosedur yang disebut morselasi dapat dilakukan selama mimektomi atau histerektomi. Pada prosedur ini, dokter bedah memotong fibroid atau jaringan rahim menjadi potongan-potongan kecil sehingga potongan-potongan tersebut dapat diangkat melalui sayatan yang lebih kecil. Jarang sekali wanita penderita fibroid menderita kanker di rahim yang tidak terduga dan tidak terdiagnosis. Jika morselasi dilakukan pada wanita tersebut, sel kanker dapat menyebar ke abdomen dan panggul. Dalam kasus seperti itu, kanker dapat berkembang di lokasi lain. Dokter dapat menggunakan teknik bedah untuk mencegah penyebaran jaringan, seperti menggunakan kantong untuk menangkap semua bagian fibroid dan mengeluarkannya dari tubuh. Sebelum pembedahan untuk fibroid, wanita harus dievaluasi untuk kemungkinan adanya kanker rahim jika mereka memiliki gejala yang mengkhawatirkan dan mereka harus diberi tahu tentang risiko yang sangat kecil untuk menyebarnya sel-sel kanker jika morselasi dilakukan.

Ablasi fibroid radiofrekuensi dapat digunakan selama histeroskopi atau laparoskopi untuk menghancurkan, bukan mengangkat, fibroid. Dokter memasukkan jarum yang mengirimkan arus listrik atau panas ke dalam fibroid untuk menghancurkan intinya. Setelah pengobatan ini, fibroid dapat tumbuh kembali. Dalam kasus tersebut, pengobatan lain atau histerektomi dapat direkomendasikan.

Pilihan pengobatan untuk fibroid

Pilihan pengobatan untuk fibroid bergantung pada situasi wanita, tetapi wanita dan dokter mereka dapat mendiskusikan pilihan tersebut berdasarkan panduan umum berikut ini:

  • Jika fibroid tidak menimbulkan gejala apa pun: Tidak dilakukan pengobatan tetapi terus diawasi oleh dokter.

  • Jika seorang wanita mengalami atau telah melewati menopause: Lakukan evaluasi untuk adanya kanker rahim jika terjadi perdarahan rahim yang abnormal dan, jika hasilnya normal, lanjutkan tindak lanjut dengan dokter untuk melihat apakah gejalanya hilang, yang biasanya terjadi karena ukuran fibroid berkurang setelah menopause.

  • Jika fibroid menimbulkan gejala: Mulailah dengan obat-obatan untuk sebagian besar wanita, kecuali jika pembedahan cenderung jauh lebih efektif (seperti untuk fibroid yang sangat besar atau fibroid submukosa intrakavitas). Jika obat-obatan tidak efektif, dokter akan mengobati dengan prosedur yang tidak terlalu invasif atau pembedahan.

  • Jika fibroid menyebabkan infertilitas: Dilakukan miomektomi untuk menghilangkan fibroid.

  • Jika gejalanya parah dan pengobatan lainnya tidak efektif, terutama jika seorang wanita tidak ingin hamil: Dilakukan histerektomi, kemungkinan didahului oleh pengobatan.

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!