Diare pada Orang Dewasa

OlehJonathan Gotfried, MD, Lewis Katz School of Medicine at Temple University
Ditinjau OlehMinhhuyen Nguyen, MD, Fox Chase Cancer Center, Temple University
Ditinjau/Direvisi Dimodifikasi May 2024
v1533439_id

Diare adalah peningkatan volume, kelembapan, atau frekuensi buang air besar.

Frekuensi buang air besar saja bukanlah ciri penentu diare. Sebagian orang biasanya buang air besar 3 hingga 5 kali sehari. Orang yang makan serat nabati dalam jumlah besar dapat memproduksi lebih dari 1/2 kilogram feses sehari, tetapi feses dalam hal ini terbentuk dengan baik dan tidak berair.

Diare sering kali disertai dengan gas, kram, urgensi untuk buang air besar, dan, jika diare disebabkan oleh organisme infeksius atau zat beracun, mual dan muntah.

(Lihat juga Diare pada Anak-anak.)

Komplikasi

Diare dapat menyebabkan dehidrasi dan hilangnya elektrolit, seperti natrium, kalium, magnesium, klorida, dan bikarbonat, dari darah. Jika cairan dan elektrolit dalam jumlah besar hilang, orang tersebut merasa lemah, dan tekanan darah dapat turun cukup hingga menyebabkan pingsan (sinkop), ketidaknormalan irama jantung (aritmia), dan gangguan serius lainnya. Risiko khusus ada pada orang yang sangat muda, sangat tua, atau lemah dan orang dengan diare sangat parah.

Penyebab Diare

Ada berbagai macam penyebab diare, tergantung pada berapa lama diare berlangsung (lihat tabel Beberapa Penyebab dan Fitur Diare).

Penyebab diare akut paling umum (kurang dari 4 hari) adalah

Penyebab diare kronis yang paling umum (lebih dari 4 minggu) adalah

Diare yang telah terjadi selama lebih dari 4 minggu dapat berupa kasus diare akut yang berkepanjangan atau tahap awal gangguan yang menyebabkan diare kronis.

Klasifikasi

Biasanya, feses mengandung 60% hingga 90% air. Diare terjadi ketika air yang dikeluarkan dari feses tidak cukup banyak, sehingga feses menjadi lembek dan tidak terbentuk dengan baik. Feses mungkin mengandung terlalu banyak air jika

  • Melewati saluran pencernaan terlalu cepat

  • Mengandung zat-zat tertentu yang mencegah usus besar menyerap air

  • Mengandung air berlebih yang disekresikan oleh usus

Lintasan cepat (transit) feses adalah penyebab umum diare. Agar feses memiliki konsistensi normal, feses harus tetap berada di usus besar selama jangka waktu tertentu. Feses yang keluar dari usus besar terlalu cepat akan berair.

Banyak kondisi medis dan pengobatan yang dapat mengurangi lamanya feses berada di usus besar:

  • Tiroid terlalu aktif (hipertiroidisme)

  • Sindrom Zollinger-Ellison (kondisi kelebihan produksi asam oleh tumor)

  • Operasi pengangkatan bagian lambung, usus kecil, atau usus besar atau kandung empedu (kolesistektomi)

  • Pembedahan bypass bagian usus

  • Penyakit radang usus (seperti kolitis ulseratif)

  • Obat-obatan, seperti antasid yang mengandung magnesium, laksatif, prostaglandin, serotonin, dan bahkan kafein

Banyak makanan, terutama yang bersifat asam atau memiliki kadar gula yang sangat tinggi (seperti wafel atau sirup maple), dapat meningkatkan laju transit (lihat tabel Makanan dan Minuman yang Dapat Menyebabkan Diare). Sebagian orang tidak toleran terhadap makanan tertentu dan selalu mengalami diare setelah memakannya.

Stres dan kecemasan juga merupakan penyebab umum.

Diare osmotik terjadi ketika zat-zat tertentu yang tidak dapat diserap melalui dinding usus besar tetap berada di usus besar. Zat-zat ini menyebabkan jumlah air yang berlebihan tetap berada di dalam feses, sehingga menyebabkan diare.

Makanan tertentu (seperti beberapa buah dan kacang-kacangan) dan pengganti gula dalam makanan dietetik, permen, dan permen karet (misalnya, heksitol, sorbitol, dan manitol) dapat menyebabkan diare osmotik.

Defisiensi laktat juga dapat menyebabkan diare osmotik. Laktase adalah enzim yang biasanya ditemukan di usus kecil yang mengubah laktosa (gula susu) menjadi glukosa dan galaktosa, sehingga dapat diserap ke dalam aliran darah. Ketika orang dengan defisiensi laktase meminum susu atau mengonsumsi produk susu, laktosa tidak akan dicerna. Karena laktosa terakumulasi di dalam usus, akan menyebabkan diare osmotik—kondisi yang dikenal sebagai intoleransi laktosa. Tingkat keparahan diare osmotik bergantung pada seberapa banyak zat osmotik yang dikonsumsi. Diare berhenti segera setelah orang tersebut berhenti makan atau minum zat tersebut.

Darah di saluran pencernaan juga bertindak sebagai agen osmotik dan menghasilkan feses berwarna hitam dan pekat (melena).

Penyebab lain diare osmotik adalah pertumbuhan berlebih bakteri usus normal atau pertumbuhan bakteri yang biasanya tidak ditemukan di usus.

Antibiotik dapat menyebabkan diare osmotik dengan menghancurkan bakteri usus normal (lihat, misalnya, kolitis yang diinduksi oleh Clostridioides difficile).

Diare sekresi terjadi ketika usus kecil dan besar mengeluarkan garam (terutama natrium klorida) dan air ke dalam feses.

Toksin tertentu—seperti toksin yang dihasilkan oleh infeksi kolera atau selama beberapa infeksi virus—dapat menyebabkan sekresi ini. Infeksi oleh bakteri tertentu (misalnya Campylobacter) dan parasit (misalnya Cryptosporidium) juga dapat merangsang sekresi. Diarenya bisa masif—lebih dari 1 liter feses per jam dalam kasus kolera.

Zat lain yang menyebabkan sekresi garam dan air meliputi laksatif tertentu, seperti minyak jarak, dan asam empedu (yang dapat menumpuk setelah pembedahan untuk menghilangkan bagian dari usus kecil).

Tumor langka tertentu, seperti tumor karsinoid, gastrinoma, dan VIPoma, juga dapat menyebabkan diare sekretori, seperti halnya beberapa polip.

Diare inflamasi terjadi ketika lapisan usus besar menjadi meradang, bernanah, atau membengkak dan melepaskan protein, darah, lendir, dan cairan lainnya, yang meningkatkan kandungan massa dan kandungan cairan pada feses. Jenis diare ini dapat disebabkan oleh banyak penyakit, termasuk kolitis ulseratif, penyakit Crohn, tuberkulosis, dan kanker, seperti limfoma dan adenokarsinoma. Ketika lapisan rektum terdampak, orang tersebut sering kali merasakan urgensi untuk buang air besar dan sering buang air besar karena rektum yang meradang lebih sensitif terhadap ekspansi (distensi) yang disebabkan oleh feses.

Diare yang disebabkan oleh malabsorpsi ditandai dengan minyak atau gemuk di dalam feses dan pinggiran berminyak di sekitar mangkuk toilet setelah feses dibilas. Penyerapan garam empedu, yang dapat terjadi akibat gangguan tertentu, dapat menyebabkan diare dengan merangsang air dan sekresi elektrolit. Feses berwarna hijau atau oranye.

Tabel
Tabel

Evaluasi Diare

Tidak setiap episode diare memerlukan evaluasi segera oleh dokter. Informasi berikut dapat membantu orang memutuskan apakah diperlukan evaluasi dokter dan membantu mereka mengetahui apa yang diharapkan selama evaluasi.

Tanda-tanda bahaya

Temuan tertentu meningkatkan kecurigaan akan penyebab diare yang lebih serius.

  • Darah atau nanah di dalam feses

  • Demam

  • Tanda-tanda dehidrasi (seperti berkurangnya buang air kecil, letargi atau lesu, rasa haus yang ekstrem, dan mulut kering)

  • Diare kronis

  • Diare pada malam hari

  • Penurunan berat badan

Kapan harus berkunjung ke dokter

Orang yang mengalami tanda-tanda peringatan darah atau nanah di dalam feses, demam, atau tanda-tanda dehidrasi harus segera mengunjungi dokter, seperti halnya mereka yang mengalami nyeri perut yang signifikan. Orang tersebut mungkin memerlukan pengujian segera, pengobatan, dan terkadang rawat inap.

Jika satu-satunya tanda peringatan adalah diare kronis atau diare di malam hari atau penurunan berat badan, orang tersebut harus mengunjungi dokter dalam waktu sekitar satu minggu.

Orang tanpa tanda peringatan harus menghubungi dokter jika diare berlangsung lebih dari 72 jam. Bergantung pada gejala lain, usia, dan riwayat medis orang tersebut, dokter dapat merekomendasikan agar orang tersebut menjalani pemeriksaan atau mencoba pengobatan di rumah atau obat yang dijual bebas (lihat pengobatan diare).

Tindakan dokter

Dokter terlebih dahulu mengajukan pertanyaan tentang gejala dan riwayat medis orang tersebut. Dokter kemudian melakukan pemeriksaan fisik. Temuan dokter selama pemeriksaan riwayat dan fisik sering kali menunjukkan penyebab diare dan tes yang mungkin perlu dilakukan (lihat tabel Beberapa Penyebab dan Fitur Diare).

Dokter mulai dengan menanyakan berapa lama diare telah terjadi, seberapa parah diare tersebut, dan apakah teman, anggota keluarga, atau kontak pribadi lainnya saat ini juga mengalami diare.

Pertanyaan penting lainnya berfokus pada hal berikut:

  • Keadaan di sekitar saat diare dimulai (termasuk perjalanan baru-baru ini, makanan yang ditelan, dan sumber air)

  • Penggunaan obat (termasuk antibiotik dalam 3 bulan sebelumnya)

  • Nyeri perut atau muntah

  • Frekuensi dan waktu buang air besar

  • Perubahan karakteristik feses (misalnya adanya darah, nanah, minyak atau lemak, atau lendir dan perubahan warna atau konsistensi)

  • Perubahan berat badan atau nafsu makan

  • Merasakan kebutuhan mendesak untuk buang air besar atau buang air besar terus-menerus

Pemeriksaan fisik dimulai dengan evaluasi dokter terhadap status cairan dan hidrasi orang tersebut. Pemeriksaan lengkap pada perut dilakukan, seperti halnya pemeriksaan rektal digital untuk memeriksa keberadaan darah.

Tabel
Tabel

Pengujian

Uji Lab
Uji Lab

Kebutuhan untuk pengujian bergantung pada apa yang ditemukan dokter selama pemeriksaan riwayat dan fisik (lihat tabel Beberapa Penyebab dan Fitur Diare).

Diare berair akut (bertahan kurang dari sekitar 4 hari) tanpa tanda-tanda peringatan biasanya disebabkan oleh infeksi virus, dan orang yang terlihat baik tidak memerlukan pengujian. Orang dengan diare akut yang mengalami tanda-tanda peringatan dehidrasi, feses berdarah, demam, atau nyeri perut berat biasanya perlu diperiksa—terutama mereka yang masih sangat muda atau sangat tua. Pada orang seperti ini, dokter melakukan tes darah untuk mendeteksi abnormalitas darah dan elektrolit serta tes feses untuk mendeteksi darah, penanda peradangan, dan adanya organisme infeksi (seperti Campylobacter, Yersinia, ameba, Giardia, dan Cryptosporidium). Beberapa penyebab infeksi terdeteksi dengan melihatnya di bawah mikroskop, sedangkan yang lainnya memerlukan kultur (menumbuhkan organisme di laboratorium) atau uji enzim khusus (misalnya, Shigella atau Giardia). Jika orang tersebut telah meminum antibiotik dalam 2 hingga 3 bulan terakhir, dokter dapat menguji feses untuk mengetahui adanya toksin Clostridioides difficile (C. diff). Kolonoskopi biasanya tidak diperlukan.

Untuk diare yang berlangsung lebih dari 4 minggu (lebih dari 1 sampai 3 minggu bagi orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah atau yang terlihat sakit parah), tes serupa dilakukan. Selain itu, dokter dapat menguji feses, termasuk tes lemak (mengindikasikan malabsorpsi), melakukan tes darah, dan melakukan kolonoskopi untuk memeriksa lapisan rektum dan kolon serta mengumpulkan sampel untuk menguji adanya infeksi. Orang yang gejalanya tampaknya terkait dengan diet mungkin harus menjalani uji napas untuk mencari hidrogen, yang menunjukkan bahwa mereka tidak menyerap karbohidrat. Terkadang biopsi (pengangkatan spesimen jaringan untuk pemeriksaan di bawah mikroskop) pada lapisan rektal dilakukan untuk mencari penyakit radang usus. Terkadang volume feses selama periode 24 jam ditentukan. Tes pencitraan, seperti enterografi tomografi terkomputasi (CT), mungkin diperlukan jika dokter mencurigai adanya tumor tertentu. Jika dokter masih belum yakin dengan diagnosisnya, mereka mungkin perlu mengkaji fungsi pankreas. Bergantung pada gejala orang tersebut, dokter juga dapat melakukan tes untuk gangguan kelenjar tiroid atau adrenal.

Pengobatan Diare

Pengobatan diarahkan pada penyebab diare, jika memungkinkan. Misalnya, makanan dan obat-obatan yang menyebabkan diare dihindari, tumor diangkat, dan obat-obatan diberikan untuk memberantas infeksi parasit. Namun demikian, dalam banyak kasus, tubuh dapat memulihkan dirinya sendiri. Penyebab virus biasanya sembuh dengan sendirinya setelah 24 hingga 48 jam.

(Lihat juga Pengobatan Diare pada Anak-anak.)

Dehidrasi

Cairan tambahan yang mengandung air, gula, dan garam yang seimbang diperlukan bagi orang yang mengalami dehidrasi. Selama orang tersebut tidak muntah secara berlebihan, cairan ini dapat diberikan melalui mulut (lihat Pengobatan Dehidrasi).

Orang yang sakit parah dan mereka dengan abnormalitas elektrolit yang signifikan membutuhkan cairan intravena dan terkadang dirawat inap.

Obat-obatan

Obat-obatan yang merelaksasi otot usus dan memperlambat transit usus (obat-obatan antidiare) dapat membantu memperlambat diare. Loperamid dijual secara bebas. Obat-obatan opioid, seperti kodein, difenoksilat, dan paregoik (tingtur opium), tersedia dengan resep dokter dan juga dapat membantu. Namun, diare yang disebabkan oleh bakteri tertentu dari gastroenteritis, terutama Salmonella, Shigella, dan Clostridioides difficile, dapat diperburuk dengan obat antidiare. Dokter biasanya merekomendasikan obat antidiare hanya untuk penderita diare cair dan tidak ada tanda-tanda peringatan karena orang tersebut cenderung tidak mengalami infeksi bakteri tersebut.

Eluxadoline dan rifaximin adalah obat-obatan lain yang dapat diberikan kepada beberapa orang yang mengalami diare yang disebabkan oleh IBS.

Obat-obatan yang dijual bebas meliputi adsorben (misalnya kaolin-pektin), yang melekat pada bahan kimia, toksin, dan organisme infeksius. Beberapa adsorben juga membantu mengencangkan feses. Bismut membantu banyak orang dengan diare. Ini memiliki efek samping normal untuk mengubah feses menjadi hitam.

Agen penambah massa yang digunakan untuk konstipasi kronis, seperti psyllium atau metilselulosa, terkadang juga dapat membantu meredakan diare kronis.

Poin-poin Penting

  • Pada orang dengan diare akut, dokter memeriksa feses hanya jika mereka mencurigai adanya infeksi akut tertentu atau jika orang tersebut mengalami gejala berkepanjangan (yaitu lebih dari 4 sampai 7 hari) atau tanda peringatan.

  • Dokter menghindari penggunaan obat antidiare jika ada kemungkinan bahwa orang tersebut menderita Clostridioides difficile, Salmonella, atau Shigella.

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!