Pankreatitis Kronis

OlehMichael Bartel, MD, PhD, Fairfax, VA
Ditinjau OlehMinhhuyen Nguyen, MD, Fox Chase Cancer Center, Temple University
Ditinjau/Direvisi Dimodifikasi Mar 2024
v755304_id

Pankreatitis kronis adalah peradangan jangka panjang pada pankreas yang menyebabkan kerusakan struktur dan fungsi pankreas yang tidak dapat dipulihkan.

  • Konsumsi alkohol yang tinggi dan merokok adalah 2 penyebab utama pankreatitis kronis.

  • Nyeri abdomen dapat bersifat persisten atau datang dan pergi.

  • Diagnosis didasarkan pada gejala, riwayat konsumsi alkohol dan pankreatitis akut berulang, tes pencitraan, dan tes fungsi pankreas.

  • Pengobatan meliputi menghindari alkohol dan rokok, mengubah diet, meminum suplemen enzim pankreas, dan langkah-langkah untuk meredakan nyeri.

(Lihat juga Gambaran Umum Pankreatitis.)

Pankreas adalah organ di perut bagian atas yang menghasilkan insulin hormon dan melakukan sekresi cairan pankreas melalui saluran pankreas ke dalam bagian pertama dari usus kecil (duodenum). Cairan pankreas ini mengandung enzim pencernaan yang membantu mencerna makanan.

Pada pankreatitis akut, peradangan berkembang dengan cepat dan mereda dalam beberapa hari hingga beberapa minggu.

Pada pankreatitis kronis, peradangan bersifat progresif dan berlangsung lama, yang menyebabkan kerusakan permanen dan luka parut (fibrosis) pada pankreas. Fibrosis ini adalah ciri khas pankreatitis kronis. Seiring memburuknya pankreatitis kronis, sel-sel yang melakukan sekresi enzim pencernaan dalam cairan pankreas perlahan-lahan hancur seiring waktu.

Menemukan Lokasi Pankreas

Penyebab Pankreatitis Kronis

Di Amerika Serikat, sekitar setengah dari kasus pankreatitis kronis disebabkan oleh konsumsi alkohol yang tinggi. Orang yang merokok juga berisiko lebih tinggi mengalami pankreatitis kronis.

Penyebab pankreatitis kronis yang lebih jarang meliputi kelainan genetik, seperti fibrosis kistik, pankreatitis herediter, atau pankreatitis autoimun. Serangan pankreatitis akut yang parah jarang menyebabkan luka parut permanen (fibrosis) pada pankreas yang menyebabkan pankreatitis kronis. Pada beberapa orang, pankreatitis kronis terjadi ketika saluran pankreas terhalang (tersumbat) oleh batu atau tumor.

Beberapa kasus pankreatitis kronis tidak memiliki penyebab yang jelas (idiopatik). Di negara-negara tropis (misalnya, India, Indonesia, dan Nigeria), pankreatitis kronis dengan penyebab yang tidak diketahui terjadi di antara anak-anak dan remaja (disebut pankreatitis tropis).

Gejala Pankreatitis Kronis

Nyeri abdomen adalah gejala utama pankreatitis kronis. Nyeri abdomen bagian atas dapat bervariasi intensitasnya, dan kekambuhan tiba-tiba (peningkatan intensitas atau serangan) dapat berlangsung selama berjam-jam atau beberapa hari. Selanjutnya dalam penyakit ini, nyeri cenderung konstan. Nyeri biasanya memburuk setelah makan dan dapat dikurangi dengan duduk tegak atau bersandar ke depan.

Saat pankreatitis kronis bertambah buruk dan sel-sel yang melakukan sekresi enzim pencernaan dihancurkan, nyeri perut dapat berhenti.

Insufisiensi pankreas adalah gejala utama lain dari pankreatitis kronis. Insufisiensi pankreas adalah penurunan jumlah enzim pencernaan dalam cairan pankreas. Karena jumlah enzim pencernaan menurun, makanan tidak dipecah secara memadai. Makanan yang tidak dipecah secara memadai tidak diserap dengan benar (malabsorpsi), dan orang tersebut dapat menghasilkan feses yang besar, berbau busuk, dan berminyak (steatorea). Feses berwarna terang dan bahkan dapat mengandung tetesan minyak. Absorpsi makanan yang tidak memadai juga menyebabkan kekurangan gizi, defisiensi vitamin, dan penurunan berat badan.

Komplikasi pankreatitis kronis

Pengumpulan cairan yang disebut pseudokista pankreas dapat terjadi. Pseudokista dapat berdarah atau pecah, dan pseudokista yang meluas dapat menyebabkan rasa nyeri atau penyumbatan duodenum atau saluran empedu.

Akhirnya, sel-sel pankreas yang melakukan sekresi insulin dapat dihancurkan, yang secara bertahap menyebabkan diabetes.

Pasien dengan pankreatitis kronis mengalami peningkatan risiko kanker pankreas.

Diagnosis Pankreatitis Kronis

  • Tes pencitraan

  • Tes fungsi pankreas

  • Terkadang dilakukan tes darah

Dokter mencurigai adanya pankreatitis kronis karena gejala dan riwayat kekambuhan tiba-tiba pankreatitis akut atau konsumsi alkohol yang tinggi. Dokter menggunakan hasil tes pencitraan dan tes fungsi pankreas untuk membuat diagnosis.

Tahukah Anda...

  • Siapa pun yang menderita pankreatitis kronis harus menghindari minum alkohol dan berhenti merokok.

Tes pencitraan

Sinar-X pada perut dapat dilakukan untuk mencari endapan kalsium di pankreas, yang ada pada beberapa orang dengan pankreatitis kronis.

Tomografi terkomputasi (CT) pada perut dapat dilakukan untuk menunjukkan perubahan pankreatitis kronis dan untuk mencari komplikasi, seperti pseudokista.

Banyak dokter sekarang melakukan tes pencitraan resonansi magnetik (MRI) khusus yang disebut kolangiopankreatografi resonansi magnetik (MRCP). MRCP menunjukkan saluran empedu dan pankreas dengan lebih jelas daripada CT.

Endoskopi retrograd kolangiopankreatografi (ERCP) memungkinkan dokter untuk melihat saluran empedu dan saluran pankreas. Tes ini jarang digunakan untuk diagnosis pankreatitis kronis, tetapi dokter dapat melakukannya jika pengobatan tertentu untuk saluran pankreas diperlukan, seperti memasang slang (stent) yang menembus penyumbatan atau mengangkat batu di dalam saluran tersebut.

Ultrasound endoskopi (jalan masuk slang pengamatan yang fleksibel yang dipasangi dengan probe ultrasound melalui mulut ke dalam lambung dan segmen pertama usus kecil) adalah uji lain yang membantu mendeteksi abnormalitas dalam pankreas dan saluran pankreas.

Karena orang dengan pankreatitis kronis mengalami peningkatan risiko kanker pankreas, setiap perburukan gejala atau penyempitan saluran pankreas membuat dokter mencurigai adanya kanker. Dalam kasus tersebut, dokter cenderung melakukan tes darah, pemindaian MRI, pemindaian CT, dan/atau ultrasound endoskopi.

Memahami Endoskopi Retrograd Kolangiopankreatografi (ERCP)

Dalam endoskopi retrograd kolangiopankreatografi (ERCP), agen kontras radiopak dimasukkan melalui endoskop (slang pengamatan yang fleksibel), yang disisipkan ke dalam mulut dan melalui perut ke dalam duodenum (segmen pertama usus kecil). Agen kontras diinjeksikan ke dalam saluran bilier melewati sfingter Oddi. Agen kontras kemudian mengalir kembali ke atas saluran bilier dan sering kali menunjukkan saluran pankreas.

Instrumen bedah juga dapat digunakan dengan endoskop, sehingga dokter dapat menghilangkan batu di saluran empedu atau memasukkan slang (stent) untuk melewati saluran empedu yang terhalang oleh jaringan parut atau kanker.

Tes fungsi pankreas

Untuk pankreatitis kronis, dokter juga dapat melakukan tes pankreas untuk melihat fungsinya. Pengujian ini membantu dokter menentukan apakah terdapat ketidakcukupan pankreas yang dapat menyebabkan malabsorpsi. Feses dapat diperiksa kadar lemak atau enzim pencernaan, seperti elastase. Rendahnya tingkat elastase menunjukkan insufisiensi pankreas.

Tes darah

Tes darah kurang berguna dalam mendiagnosis pankreatitis kronis dibandingkan dalam mendiagnosis pankreatitis akut, tetapi dapat mengindikasikan peningkatan kadar amilase dan lipase (2 enzim yang dihasilkan oleh pankreas). Tes darah juga dapat digunakan untuk memeriksa kadar gula (glukosa) dalam darah, yang dapat meningkat.

Pengobatan Pankreatitis Kronis

  • Kontrol nyeri

  • Suplemen enzim pankreas

  • Penatalaksanaan diabetes

Prognosis untuk pankreatitis kronis bervariasi.

Meskipun alkohol bukan penyebabnya, semua penderita pankreatitis kronis harus menghindari minum alkohol dan berhenti merokok.

Kontrol nyeri

Kontrol nyeri adalah bagian paling menantang dalam penatalaksanaan pankreatitis kronis, dan pengobatan difokuskan untuk mengurangi nyeri dan memperlambat perburukan penyakit. Makan 4 atau 5 kali sehari yang terdiri dari makanan rendah lemak dapat mengurangi sekresi enzim pankreas dan mengurangi nyeri.

Analgesik opioid terkadang diperlukan untuk meredakan nyeri. Sering kali, upaya peredaan nyeri tidak dapat meredakan nyeri, sehingga membutuhkan peningkatan jumlah opioid, yang dapat menyebabkan orang tersebut berisiko mengalami kecanduan. Dokter dapat merekomendasikan obat nyeri tambahan, seperti antidepresan trisiklik, gabapentin, pregabalin, dan penghambat penyerapan kembali serotonin selektif (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor, SSRI), dan meresepkannya baik sendiri atau dalam kombinasi dengan opioid untuk melakukan penatalaksanaan nyeri kronis, tetapi hasilnya bervariasi. Mengonsumsi obat untuk mengobati nyeri yang disebabkan oleh pankreatitis kronis sering kali tidak memuaskan.

Dokter dapat memberikan kortikosteroid untuk mengobati pankreatitis autoimun.

Kadang-kadang dokter dapat menggunakan endoskop (slang pengamatan yang fleksibel) untuk melakukan pengobatan. Pengobatan endoskopis dengan endoskopi retrograd kolangiopankreatografi (ERCP) dapat digunakan untuk menguras saluran yang terhalang oleh jaringan parut (penyempitan), batu, atau keduanya. Prosedur ini dapat meredakan nyeri.

Litotripsi (prosedur yang melibatkan penggunaan gelombang kejut untuk memecah batu) dapat digunakan untuk mengobati batu yang besar atau terjebak dalam saluran pankreas.

Perawatan bedah dapat menjadi opsi jika saluran pankreas melebar atau jika terdapat massa peradangan di satu wilayah pankreas. Sebagai contoh, ketika saluran pankreas dilebarkan, akan menciptakan bypass dari pankreas ke usus kecil yang meredakan rasa sakit pada sekitar 70% sampai 80% orang. Jika saluran tidak dilebarkan, sebagian pankreas mungkin harus diangkat. Mengangkat sebagian pankreas berarti bahwa sel-sel yang menghasilkan insulin juga diangkat dan diabetes dapat terjadi. Dokter mencadangkan perawatan bedah untuk orang yang telah berhenti mengonsumsi alkohol dan yang dapat melakukan penatalaksanaan terhadap diabetes yang terjadi.

Kadang-kadang pseudoskista pankreas dapat menyebabkan nyeri ketika meluas dan mungkin harus dikuras (didekompresi) secara endoskopis atau melalui kulit di atasnya.

Suplemen enzim pankreas

Suplementasi enzim pankreas dapat mengurangi nyeri kronis dengan mengurangi sekresi enzim pankreas. Meskipun terapi enzim sering kali dicoba karena aman dan memiliki sedikit efek samping, terapi ini mungkin tidak meredakan rasa sakit yang cukup besar.

Bagi orang-orang yang memiliki insufisiensi pankreas, meminum tablet atau kapsul ekstrak enzim pankreas dengan makanan dapat membuat feses kurang berminyak dan meningkatkan absorpsi makanan, tetapi masalah ini jarang dihilangkan. Suplemen harus dikonsumsi bersama makanan. Dokter terkadang merekomendasikan agar orang tersebut meminum penghambat histamin-2 (H2) atau penghambat pompa proton (pengobatan yang mengurangi atau mencegah produksi asam lambung) bersama suplemen enzim pankreas. Dengan pengobatan menggunakan enzim pankreas, orang tersebut biasanya bertambah berat badannya, lebih sedikit buang air besar setiap hari, tidak memiliki lagi tetesan minyak di dalam feses, dan umumnya merasa lebih baik. Jika upaya ini tidak efektif, orang tersebut dapat mencoba menurunkan asupan lemak lebih lanjut. Suplemen vitamin larut lemak (A, D, E, dan K) juga mungkin diperlukan.

Penatalaksanaan diabetes

(Lihat juga pengobatan diabetes.)

Obat hipoglikemik yang diminum melalui mulut jarang membantu mengobati diabetes yang disebabkan oleh pankreatitis kronis. Insulin umumnya diperlukan, tetapi dapat menyebabkan masalah, karena orang yang terpengaruh juga mengalami penurunan kadar glukagon, yang merupakan hormon yang bertindak untuk menyeimbangkan efek insulin. Kelebihan insulin dalam aliran darah menyebabkan kadar glukosa (gula) yang rendah dalam darah, yang dapat menyebabkan koma hipoglikemia (lihat gejala hipoglikemia).

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!