Cedera Ginjal Akut

(Gagal Ginjal Akut; Gagal Renal Akut)

OlehAnna Malkina, MD, University of California, San Francisco
Ditinjau OlehNavin Jaipaul, MD, MHS, Loma Linda University School of Medicine
Ditinjau/Direvisi Dimodifikasi Feb 2025
v761309_id

Cedera ginjal akut adalah penurunan kemampuan ginjal yang cepat (hitungan hari hingga minggu) untuk menyaring produk limbah metabolik dari darah.

  • Penyebabnya meliputi kondisi yang menurunkan aliran darah ke ginjal, yang merusak ginjal itu sendiri, atau yang menghalangi drainase urine dari ginjal.

  • Gejalanya meliputi pembengkakan, mual, kelelahan, gatal, kesulitan bernapas, dan gejala gangguan yang menyebabkan cedera ginjal akut.

  • Komplikasi serius meliputi gagal jantung dan kadar kalium yang tinggi di dalam darah.

  • Diagnosis dilakukan dengan tes darah dan urine dan biasanya dengan pencitraan.

  • Pengobatannya meliputi mengatasi penyebab cedera ginjal akut dan terkadang melakukan dialisis.

(Lihat juga Gambaran Umum Gagal Ginjal.)

Cedera ginjal akut dapat diakibatkan oleh kondisi apa pun yang mengurangi suplai darah ke ginjal, penyakit atau zat beracun (juga disebut toksin) yang memengaruhi ginjal itu sendiri, atau kondisi apa pun yang menghalangi aliran urin di mana pun di sepanjang saluran kemih.

Pada banyak orang, tidak ada penyebab cedera ginjal akut yang dapat diidentifikasi.

Jika kedua ginjal berfungsi normal, kerusakan pada satu ginjal (misalnya, karena penyumbatan oleh batu ginjal) biasanya tidak menyebabkan masalah besar karena ginjal baik yang tersisa dapat mengimbangi dan biasanya mempertahankan fungsi ginjal yang hampir normal, sebagaimana ditentukan oleh pengukuran laboratorium. Dengan demikian, cedera ginjal akut mungkin sulit dideteksi oleh dokter. Untuk cedera ginjal akut yang menyebabkan masalah signifikan, biasanya kedua ginjal telah rusak atau berfungsi secara tidak normal.

Tabel
Tabel

Gejala Cedera Ginjal Akut

Gejala bergantung pada

  • Keparahan penurunan fungsi ginjal

  • Tingkat penurunan fungsi ginjal

  • Penyebab penurunan fungsi ginjal

Gejala awal meliputi

  • Retensi air, menyebabkan penambahan berat badan dan pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki atau bengkak pada wajah dan tangan

  • Penurunan jumlah urine

Jumlah urine (yang bagi kebanyakan orang dewasa sehat adalah antara 3 cangkir [sekitar 750 mililiter] dan 2 quart [sekitar 2 liter] per hari) sering kali berkurang hingga kurang dari 2 cangkir (sekitar 500 mililiter) per hari atau berhenti sama sekali. Produksi urine yang sangat sedikit disebut oliguria, dan tidak ada produksi urine disebut anuria. Namun demikian, sebagian orang dengan cedera ginjal akut terus menghasilkan jumlah urine yang normal.

Kemudian, ketika cedera ginjal akut berlanjut dan produk limbah menumpuk di dalam tubuh, orang tersebut dapat mengalami

  • Kelelahan

  • Penurunan kemampuan untuk berkonsentrasi pada tugas mental

  • Hilangnya nafsu makan

  • Mual

  • Rasa gatal secara keseluruhan (pruritus)

Orang dengan cedera ginjal akut dapat mengalami gejala nyeri dada, kejang otot, atau bahkan kejang yang lebih serius. Jika cairan terakumulasi di paru-paru, orang tersebut dapat mengalami sesak napas.

Mengeluarkan urine berwarna kola dapat mengindikasikan sejumlah penyakit ginjal yang merusak glomeruli, unit penyaring pada ginjal. Warna cokelat disebabkan oleh darah yang melewati unit penyaring dan dapat menjadi tanda pertama kondisi yang dikenal sebagai glomerulonefritis (inflamasi unit filter). Contohnya meliputi glomerulonefritis pascainfeksi, penyakit membran basal antiglomerulus, dan lupus nefritis.

Jika cedera ginjal akut disebabkan oleh penyumbatan (obstruksi), cadangan urine di dalam ginjal menyebabkan sistem drainase meregang (kondisi yang disebut hidronefrosis—lihat gambar Hidronefrosis—Ginjal yang Menggelembung). Obstruksi saluran kemih sering kali menyebabkan nyeri tumpul yang konstan di bawah tulang rusuk bawah, tetapi dapat menyebabkan nyeri kram—berkisar dari ringan hingga menyakitkan—biasanya di sepanjang bagian samping (panggul) tubuh. Beberapa orang dengan hidronefrosis memiliki darah dalam urine mereka dari penyebab yang mendasari, seperti batu ginjal. Jika obstruksi terletak di bawah kandung kemih, kandung kemih akan membesar. Jika kandung kemih membesar dengan cepat, orang tersebut cenderung merasakan nyeri dan tekanan yang parah di panggul, tepat di atas tulang pubis. Jika kandung kemih membesar secara perlahan, nyeri mungkin minimal, tetapi bagian bawah perut dapat membengkak karena kandung kemih membesar.

Jika cedera ginjal akut terjadi selama rawat inap, kondisi ini sering berkaitan dengan beberapa cedera, pembedahan, pengobatan, atau penyakit, seperti infeksi, yang baru saja terjadi. Gejala dari penyebab cedera ginjal akut tersebut dapat mendominasi. Misalnya, demam tinggi, tekanan darah rendah (syok) yang mengancam jiwa, dan gejala gagal jantung atau gagal hati dapat terjadi sebelum gejala gagal ginjal terjadi dan menjadi lebih jelas dan mendesak.

Beberapa kondisi yang menyebabkan cedera ginjal akut juga memengaruhi bagian tubuh lainnya. Misalnya, granulomatosis dengan poliangiitis, yang merusak pembuluh darah di ginjal, juga dapat merusak pembuluh darah di paru-paru, menyebabkan seseorang batuk darah. Ruam adalah penyebab umum cedera ginjal akut, termasuk poliangiitis mikroskopis, lupus eritematosus sistemik (lupus), dan beberapa paparan obat beracun.

Diagnosis Cedera Ginjal Akut

  • Tes darah dan tes urine

  • Tes pencitraan

Tahukah Anda...

  • Gangguan harus memengaruhi kedua ginjal agar menyebabkan gagal ginjal.

Dokter mengevaluasi apakah orang tersebut mengalami cedera ginjal akut dan, yang sangat penting, penyebabnya.

Pemeriksaan fisik

Hasil pemeriksaan fisik dapat membantu dokter mengidentifikasi penyebab cedera ginjal akut. Misalnya, kandung kemih yang membesar dapat mengindikasikan penyumbatan saluran kemih yang menyebabkan hidronefrosis.

Tes darah

Tes darah yang mengukur kadar kreatinin dan nitrogen urea dalam darah diperlukan untuk mengonfirmasi diagnosis. Peningkatan kreatinin secara progresif setiap hari menunjukkan adanya cedera ginjal akut.

Kadar kreatinin juga merupakan indikator terbaik derajat atau keparahan penurunan fungsi ginjal. Semakin tinggi tingkatnya, semakin parah penurunan fungsi ginjal.

Tes darah lainnya mendeteksi ketidakseimbangan metabolik yang terjadi jika penurunan fungsi ginjal bersifat parah, seperti peningkatan keasaman darah (asidosis, yang berarti kadar bikarbonat rendah), kadar kalium tinggi (hiperkalemia), kadar natrium rendah (hiponatremia), kalsium rendah (hipokalsemia), dan kadar fosfor tinggi (hiperfosfatemia).

Tes urine

Tes urine, seperti urinalisis dan pengukuran elektrolit tertentu (natrium, kalium, kalsium, fosfat), dapat memungkinkan dokter menentukan apakah penyebab cedera ginjal adalah aliran darah ke ginjal yang tidak memadai, kerusakan ginjal, atau penyumbatan urine.

Pencitraan

Pencitraan ginjal menggunakan ultrasound atau tomografi terkomputasi (computed tomography, CT) sangatlah membantu, terkadang dengan mengidentifikasi hidronefrosis atau kandung kemih yang membesar. Pencitraan juga dapat mengungkapkan ukuran ginjal.

CT pada arteri atau vena yang mengarah ke dan dari ginjal (angiografi) dapat dilakukan jika terdapat dugaan penyebab penyumbatan pembuluh darah. Namun, angiografi hanya dilakukan jika tes lain tidak memberikan informasi yang cukup, karena angiografi menggunakan agen kontras intravena yang mengandung iodin, yang membawa risiko kerusakan ginjal tambahan.

Angiografi resonansi magnetik (Magnetic resonance angiography, MRA) dapat memberikan informasi yang serupa dengan yang didapat dari angiografi. Meskipun demikian, MRA secara tradisional menggunakan gadolinium, suatu zat yang, pada orang-orang yang memiliki fungsi ginjal yang sangat menurun, jarang menyebabkan gangguan yang memicu produksi jaringan parut di dalam tubuh (dermopati fibrosis nefrogenik). Risiko kondisi ini menurun dengan formulasi gadolinium yang lebih baru, sehingga MRA dapat menjadi pilihan yang baik setelah berdiskusi dengan tim perawatan kesehatan. Jika tes lain tidak mengungkapkan penyebab cedera ginjal, biopsi mungkin diperlukan untuk menentukan diagnosis dan prognosis.

Pengobatan Cedera Ginjal Akut

  • Mengobati penyebab apa pun yang dapat diobati

  • Membatasi atau menyesuaikan asupan cairan, elektrolit, dan dosis obat yang dieliminasi melalui ginjal

  • Terkadang, memulai dialisis

Beberapa komplikasi cedera ginjal akut bersifat serius dan bahkan dapat mengancam jiwa. Orang tersebut mungkin perlu dirawat di unit perawatan kritis (juga disebut unit perawatan intensif [intensive care unit, ICU]).

Penyebab cedera ginjal akut yang dapat diobati harus diobati secepatnya. Sebagai contoh, jika penyebabnya adalah obstruksi, kateter (slang yang dipasang di kandung kemih untuk mengeluarkan urine), sistoskopi (prosedur untuk melihat ke dalam kandung kemih dengan kamera untuk menghilangkan penyumbatan), atau pembedahan mungkin diperlukan untuk meringankan penyumbatan.

Sering kali, ginjal dapat sembuh dengan sendirinya, terutama jika cedera ginjal telah terjadi hanya selama beberapa hari dan tidak ada masalah yang rumit, seperti infeksi. Selama waktu ini, dilakukan langkah-langkah untuk mencegah penurunan fungsi ginjal agar tidak menyebabkan masalah serius. Langkah-langkah tersebut dapat mencakup hal berikut:

  • Membatasi penggunaan obat-obatan tertentu yang mungkin merusak ginjal

  • Membatasi cairan, natrium, fosfor, dan kalium dalam makanan

  • Mempertahankan nutrisi yang baik

  • Memberikan obat jika kadar kalium atau fosfat dalam darah terlalu tinggi, atau jika bikarbonat terlalu rendah

  • Memulai dialisis

Langkah-langkah diet

Asupan garam (natrium) dan kalium biasanya dibatasi. Asupan cairan dibatasi untuk mengganti jumlah yang hilang dari tubuh, kecuali jika cairan diperlukan karena terlalu sedikit darah yang mengalir ke ginjal. Berat badan diukur setiap hari karena perubahan berat badan merupakan indikator yang baik untuk mengetahui apakah terdapat terlalu banyak atau terlalu sedikit cairan di dalam tubuh.

Diet sehat diberikan kepada orang yang kondisinya memungkinkan mereka untuk makan. Protein dalam jumlah sedang dapat diterima, biasanya 0,8 hingga 1 gram per kilogram berat badan (0,4 hingga 0,5 gram per pon) per hari. Membatasi asupan makanan yang tinggi fosfor, seperti produk susu, hati, sayuran, kacang-kacangan, dan sebagian besar minuman ringan, menurunkan konsentrasi fosfat dalam darah.

Obat-obatan

Obat penurun kalium terkadang diberikan melalui mulut atau melalui rektal untuk mengobati kadar kalium yang tinggi dalam darah. Obat penurun fosfor (juga disebut pengikat fosfor) dapat diberikan melalui mulut bersama makanan untuk mencegah atau mengobati kadar fosfor yang tinggi dalam darah.

Dialisis

Cedera ginjal akut dapat berlangsung lama, sehingga perlu dilakukan pembuangan produk limbah dan kelebihan air. Pembuangan limbah dapat dilakukan melalui dialisis, biasanya hemodialisis. Jika kehilangan fungsi ginjal diperkirakan berkepanjangan atau perubahan diet dan obat(-obatan) diperkirakan tidak efektif, dialisis mulai dilakukan. Dialisis membantu mengendalikan komplikasi cedera ginjal akut. Dialisis mungkin hanya diperlukan untuk sementara waktu, hingga ginjal pulih dari fungsinya, biasanya dalam beberapa hari hingga beberapa minggu, terkadang setelah keluar rumah sakit. Jika ginjal tidak pulih, dialisis (hemodialisis atau dialisis peritoneal) dilanjutkan tanpa batas waktu atau transplantasi ginjal diupayakan.

Pengobatan pada cedera ginjal akut yang disebabkan oleh obstruksi

Cairan tidak dilarang pada orang yang sembuh dari cedera ginjal akut yang disebabkan oleh obstruksi. Selama periode pemulihan, ginjal tidak dapat menyerap kembali natrium dan air secara normal, dan sejumlah besar urine dapat dihasilkan untuk jangka waktu tertentu setelah obstruksi hilang. Selama pemulihan, orang tersebut mungkin perlu mengganti cairan dan juga elektrolit, seperti natrium, kalium, dan magnesium.

Prognosis Cedera Ginjal Akut

Cedera ginjal akut dan komplikasi langsungnya, seperti retensi air, kadar asam dan kalium yang tinggi dalam darah, serta peningkatan nitrogen urea dalam darah, sering kali dapat diobati dengan baik. Biasanya, prognosis menguntungkan bagi orang yang cedera ginjal akutnya disebabkan oleh penurunan aliran darah karena cairan tubuh telah hilang melalui perdarahan, muntah, atau diare—kondisi yang dapat dipulihkan dengan pengobatan. Prognosisnya lebih buruk bagi orang yang mengalami kegagalan organ lain (seperti jantung, paru-paru, atau hati) pada saat yang sama. Berapa lama orang tersebut membutuhkan terapi dialisis (misalnya, dari hitungan hari ke seumur hidup) tergantung pada kesehatan keseluruhan dan kesehatan ginjal orang tersebut sebelum cedera ginjal akut terjadi.

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!