Kegagalan Pernapasan

(Kegagalan Paru-paru)

OlehBhakti K. Patel, MD, University of Chicago
Ditinjau OlehRichard K. Albert, MD, Department of Medicine, University of Colorado Denver - Anschutz Medical
Ditinjau/Direvisi Dimodifikasi Apr 2024
v727851_id

Kegagalan pernapasan adalah kondisi ketika kadar oksigen dalam darah menjadi sangat rendah atau kadar karbon dioksida dalam darah menjadi sangat tinggi.

  • Kondisi yang menghalangi saluran napas, merusak jaringan paru, melemahkan otot yang mengendalikan pernapasan, atau menurunkan dorongan untuk bernapas dapat menyebabkan kegagalan pernapasan.

  • Orang dapat mengalami sesak napas, memiliki warna kebiruan pada kulit, ada warna abu-abu atau kehitaman di mulut, di sekitar mata, dan di bawah kuku, dan dapat merasa bingung atau mengantuk.

  • Dokter menggunakan sensor ujung jari (oksimetri nadi) untuk mendeteksi kadar oksigen dan tingginya kadar karbon dioksida dalam darah.

  • Oksigen diberikan.

  • Kadang-kadang orang membutuhkan bantuan mesin untuk bernapas (ventilasi mekanik) sampai masalah yang mendasarinya dapat diobati.

Kegagalan pernapasan akut adalah keadaan darurat medis yang dapat terjadi akibat

  • Penyakit paru jangka panjang yang tiba-tiba memburuk

  • Penyakit paru berat yang terjadi tiba-tiba pada orang yang sehat

Contoh penyakit paru yang terjadi tiba-tiba adalah sindrom gangguan pernapasan akut.

Kegagalan pernapasan kronis adalah masalah pernapasan berkelanjutan yang dapat terjadi akibat penyakit paru-paru jangka panjang, seperti penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).

Penyebab Kegagalan Pernapasan

Hampir semua kondisi yang memengaruhi pernapasan atau paru-paru dapat menyebabkan kegagalan pernapasan. Kegagalan pernapasan dapat terjadi dalam 2 cara:

  • Kadar oksigen dalam darah menjadi terlalu rendah (kegagalan pernapasan hipoksemia).

  • Kadar karbon dioksida dalam darah menjadi terlalu tinggi (kegagalan pernapasan hiperkarbik).

Kadang-kadang orang memiliki kadar oksigen rendah dan karbon dioksida tinggi.

Tabel
Tabel

Kadar oksigen rendah (kegagalan pernapasan hipoksemia)

Penyebab umum kegagalan pernapasan hipoksemia adalah abnormalitas jaringan paru-paru, seperti sindrom gangguan pernapasan akut, pneumonia berat, cairan berlebih di paru-paru (misalnya, disebabkan oleh gagal jantung atau gagal ginjal), atau paru-paru berparut. Abnormalitas tersebut mengganggu kemampuan normal jaringan paru untuk menyerap oksigen dari udara.

Kegagalan pernapasan hipoksemia juga dapat terjadi jika aliran darah melalui paru-paru menjadi abnormal, seperti yang terjadi ketika bekuan darah menghalangi arteri paru (emboli paru). Gangguan ini tidak mengganggu kemampuan normal jaringan paru-paru untuk menerima oksigen, tetapi tanpa darah yang mengalir ke sebagian paru-paru, oksigen tidak diekstraksi dengan benar dari udara.

Kadar karbon dioksida tinggi (kegagalan pernapasan hiperkarbik)

Pada kegagalan pernapasan hiperkarbik, kadar karbon dioksida terlalu tinggi, biasanya karena ada sesuatu mencegah orang tersebut bernapas secara normal. Contoh umum penyebab tersebut meliputi hal berikut:

  • Kadar hormon tiroid yang rendah (hipotiroidisme)

  • Apnea tidur

  • Sedasi karena overdosis opioid atau alkohol

  • Penyumbatan atau penyempitan saluran napas

  • Cedera paru-paru

  • Kerusakan pada tulang dan jaringan di sekitar paru-paru

  • Kelemahan otot yang biasanya menggelembungkan paru-paru

Hipotiroidisme, apnea tidur, dan overdosis opioid atau alkohol semuanya menurunkan refleks bawah sadar yang mendorong orang untuk bernapas. Penyumbatan atau penyempitan saluran napas dapat disebabkan oleh gangguan (seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronis) serta benda asing yang terhirup. Cedera pada dada atau paru-paru, serta kelemahan otot dada (misalnya, pada orang yang menderita miastenia gravis, sindrom Guillain-Barre, atau amyotrophic lateral sclerosis [ALS]), dapat menghambat pernapasan dan menyebabkan kegagalan pernapasan hiperkarbik.

Orang yang tidak bernapas dengan memadai juga dapat memiliki kadar oksigen rendah, tetapi mereka dianggap tidak mengalami kegagalan pernapasan hipoksemia jika mereka tidak mengalami gangguan jaringan paru-paru.

Kadar karbon dioksida yang tinggi cenderung menyebabkan darah menjadi lebih asam, yang menyebabkan abnormalitas pada kimia tubuh.

Tahukah Anda?

  • Penurunan fungsi paru-paru yang berkaitan dengan usia membuat lansia berisiko lebih tinggi mengalami gejala berat setelah menderita pneumonia.

Gejala Kegagalan Pernapasan

Kegagalan pernapasan hipoksemia dan kegagalan pernapasan hiperkarbik sering menyebabkan gejala yang sama. Penderitanya biasanya bernapas terengah-engah. Kadar oksigen yang rendah di dalam darah menyebabkan sesak napas dan mengakibatkan warna kebiruan pada kulit (sianosis) pada orang dengan kulit cerah dan warna abu-abu atau keputihan pada mulut, di sekitar mata, dan di bawah kuku pada orang dengan kulit gelap. Kadar oksigen rendah, kadar karbon dioksida tinggi, dan peningkatan keasaman darah menyebabkan penderita mengalami kebingungan dan mengantuk.

Jika dorongan untuk bernapas tetap normal, tubuh akan mencoba menghilangkan karbon dioksida dengan cara bernapas dalam-dalam dan cepat. Akan tetapi, jika paru-paru tidak dapat berfungsi secara normal, pola pernapasan ini mungkin tidak akan membantu. Akhirnya, otak dan jantung akan mengalami malafungsi, dan ini akan menyebabkan mengantuk (kadang-kadang hingga menjadi tidak sadar) dan irama jantung abnormal (aritmia), keduanya dapat menyebabkan kematian.

Beberapa gejala kegagalan pernapasan bervariasi sesuai penyebabnya. Jika dorongan untuk bernapas sedang tidak normal (misalnya, setelah overdosis alkohol atau obat penenang), penderita mungkin akan sangat mengantuk, bernapas terlalu lambat, dan pelan-pelan jatuh ke dalam koma. Anak dengan jalan napas yang terhalang akibat menghirup (aspirasi) benda asing (seperti koin atau mainan) tiba-tiba terengah-engah dan kesulitan bernapas.

Diagnosis Kegagalan Pernapasan

  • Pengukuran kadar oksigen dan karbon dioksida dalam darah

  • Rontgen dada dan tes lainnya untuk menentukan penyebabnya

Dokter dapat mencurigai adanya kegagalan pernapasan karena gejala dan temuan pemeriksaan fisik.

Kadar oksigen dalam darah dapat diukur tanpa mengambil sampel darah menggunakan sensor yang ditempatkan pada jari atau cuping telinga—prosedur yang disebut oksimetri nadi.

Tes yang dilakukan pada sampel darah yang diambil dari arteri (pengukuran gas darah arteri) mengonfirmasi diagnosis kegagalan pernapasan jika menunjukkan kadar oksigen yang rendah dan/atau kadar karbon dioksida yang tinggi dan berbahaya.

Rontgen dada dan biasanya tes lain dilakukan untuk menentukan penyebab kegagalan pernapasan.

Pengobatan untuk Kegagalan Pernapasan

  • Oksigen tambahan

  • Ventilasi mekanik

  • Pengobatan penyebab

Orang dengan kegagalan pernapasan akut dirawat di unit perawatan intensif (ICU).

Oksigen tambahan diberikan untuk memperbaiki kekurangan oksigen. Oksigen dapat diberikan menggunakan penjepit plastik kecil yang ditempatkan di hidung (kanula hidung) atau menggunakan masker wajah, tergantung pada jumlah oksigen yang dibutuhkan orang. Oksigen biasanya diberikan pada awalnya dalam jumlah yang lebih besar dari yang dibutuhkan, dan jumlahnya akan disesuaikan nanti.

Ventilasi mekanik memperbaiki masalah ventilasi paru (dan menurunkan kadar karbon dioksida) pada orang yang mengalami kegagalan pernapasan hiperkarbik. Pada ventilasi mekanik, mesin (ventilator) digunakan untuk membantu supaya udara masuk dan keluar dari paru-paru. Udara dihantarkan di bawah tekanan dari mesin melalui masker wajah (ventilasi tekanan positif noninvasif) atau perangkat lain atau melalui tabung yang ditempatkan di trakea (ventilasi tekanan positif invasif).

Dokter sering mencoba metode noninvasif terlebih dahulu, tetapi ventilasi mekanik invasif mungkin diperlukan kecuali jika kegagalan pernapasan dapat cepat sembuh dengan pengobatan noninvasif. Sebagian besar orang yang mengalami kegagalan pernapasan diobati dengan oksigen tambahan dan ventilasi mekanik.

Gangguan yang mendasari penyebab kegagalan pernapasan harus diobati. Misalnya, antibiotik digunakan untuk memerangi pneumonia yang disebabkan oleh infeksi bakteri, dan bronkodilator digunakan pada penderita asma untuk membuka saluran napas. Obat-obatan lain dapat diberikan, misalnya, untuk mengurangi inflamasi atau mengobati bekuan darah.

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!