Sindrom Neoplasia Endokrin Multipel (MEN)

(Adenomatosis Endokrin Familial; Adenomatosis Endokrin Multipel)

OlehLawrence S. Kirschner, MD, PhD, The Ohio State University;
Pamela Brock, MS, CGC, The Ohio State University
Ditinjau OlehGlenn D. Braunstein, MD, Cedars-Sinai Medical Center
Ditinjau/Direvisi Jun 2025 | Dimodifikasi Jul 2025
v773548_id

Sindrom neoplasia endokrin multipel merupakan kelainan langka yang diturunkan di mana beberapa kelenjar endokrin berkembang menjadi tumor nonkanker (jinak) atau kanker (ganas) atau tumbuh berlebihan tanpa membentuk tumor.

  • Sindrom neoplasia endokrin multipel disebabkan oleh mutasi gen, sehingga cenderung diwariskan dalam keluarga.

  • Ada beberapa jenis sindrom neoplasia endokrin multipel (MEN), termasuk MEN tipe 1 (MEN 1), MEN tipe 2A (MEN 2A), MEN tipe 2B (MEN 2B), dan MEN tipe 4 (MEN 4).

  • Gejalanya bervariasi tergantung pada kelenjar mana yang terpengaruh.

  • Tes skrining genetik dapat dilakukan untuk mengonfirmasi diagnosis dan mengidentifikasi anggota keluarga mana yang mengalami sindrom neoplasia endokrin multipel.

  • Tidak ada obat yang dapat menyembuhkan kondisi ini, tetapi dokter menangani perubahan pada setiap kelenjar saat terjadi, baik dengan pembedahan maupun obat-obatan untuk mengendalikan produksi hormon berlebih.

Sindrom neoplasia endokrin multipel dapat muncul pada bayi atau berkembang dalam berbagai tahap kehidupan.

Tumor dan kelenjar besar yang tidak normal sering menghasilkan hormon berlebih. Meskipun tumor atau pertumbuhan abnormal dapat terjadi pada lebih dari satu kelenjar sekaligus, perubahan biasanya terjadi secara bertahap.

Sindrom neoplasia endokrin multipel disebabkan oleh mutasi genetik, yang biasanya diwariskan dari orang tua. Gen tunggal yang bertanggung jawab atas MEN 1 telah teridentifikasi. Kelainan pada gen yang berbeda telah diidentifikasi pada orang dengan MEN 2A dan MEN 2B , dan gen ketiga bertanggung jawab untuk MEN 4.

Jenis-Jenis Sindrom MEN

Sindrom neoplasia endokrin multipel terjadi dalam 4 pola, yang disebut MEN 1, MEN 2A, MEN 2B, dan MEN 4, meskipun jenisnya terkadang tumpang tindih.

MEN tipe 1

Orang dengan neoplasia endokrin multipel tipe 1 dapat memiliki tumor, atau pertumbuhan dan aktivitas yang berlebihan, dari 2 atau lebih kelenjar berikut:

Hampir semua orang dengan neoplasia endokrin multipel tipe 1 menderita tumor pada kelenjar paratiroid. Sebagian besar tumor bersifat nonkanker, tetapi menyebabkan kelenjar memproduksi terlalu banyak hormon paratiroid (hiperparatiroidisme primer). Hormon paratiroid yang berlebihan biasanya meningkatkan kadar kalsium dalam darah, yang terkadang menyebabkan batu ginjal.

Sebanyak (30 sampai 90%) orang dengan MEN tipe 1 juga mengembangkan tumor pada sel penghasil hormon (sel islet) pankreas (disebut juga tumor neuroendokrin pankreas).

Lebih dari setengah tumor sel islet menghasilkan gastrin yang berlebihan, yang menstimulasi lambung untuk memproduksi asam secara berlebihan. Orang yang memiliki tumor yang menghasilkan gastrin umumnya mengalami tukak lambung yang sering berdarah, berlubang (berperforasi), yang menyebabkan isi lambung bocor ke perut, atau lambung tersumbat. Kadar asam yang tinggi umumnya mengganggu aktivitas enzim dari pankreas, sehingga menyebabkan diare dan feses yang berlemak dan bau (steatorea). Beberapa tumor tersebut menghasilkan kadar insulin yang tinggi dan, mengakibatkan menurunnya kadar gula dalam darah ke titik yang sangat rendah (hipoglikemia), terutama jika orang tersebut belum makan selama beberapa jam. Tumor sel islet yang tersisa dapat menghasilkan hormon lain, seperti polipeptida usus vasoaktif (VIP), yang dapat menyebabkan diare parah dan menyebabkan dehidrasi. Beberapa tumor sel islet tidak menghasilkan hormon sama sekali.

Beberapa tumor sel islet bersifat kanker dan dapat menyebar (bermetastasis) ke area tubuh lainnya. Pada orang yang memiliki MEN tipe 1, tumor sel islet kanker cenderung berkembang lebih lambat daripada tumor sel islet kanker yang berkembang pada orang yang tidak memiliki kondisi tersebut.

Beberapa orang dengan MEN tipe 1 mengalami tumor kelenjar pituitari. Beberapa tumor ini menghasilkan hormon prolaktin, yang mengakibatkan kelainan siklus menstruasi dan sering kali menyebabkan sekresi payudara (galaktorea) pada wanita yang tidak menyusui dan penurunan hasrat seksual dan disfungsi ereksi (impotensi) pada pria. Tumor lain menghasilkan hormon pertumbuhan, yang menyebabkan akromegali pada orang dewasa, atau gigantisme pada anak-anak. Sebagian kecil tumor pituitari menghasilkan corticotropin, yang menstimulasi kelenjar adrenal secara berlebihan, dan mengakibatkan kelenjar adrenal memproduksi lebih banyak hormon steroid (terkadang disebut glukokortikoid atau kortikosteroid) sehingga dapat menyebabkan sindrom Cushing. Beberapa tumor pituitari tidak memproduksi hormon sama sekali. Beberapa tumor pituitari menyebabkan sakit kepala, gangguan penglihatan, dan penurunan fungsi kelenjar pituitari dengan menekan bagian otak di sekitarnya.

Pada beberapa orang dengan MEN tipe 1, tumor atau pertumbuhan dan aktivitas berlebihan pada kelenjar adrenal dapat berkembang. Kondisi ini biasanya bersifat jinak (nonkanker) tetapi dapat berkembang menjadi kanker adrenal pada sebagian orang. Sebagian kecil orang mengembangkan jenis tumor yang berbeda, yang dikenal sebagai tumor neuroendokrin. Beberapa orang juga mengalami pertumbuhan lemak nonkanker (lipoma) tepat di bawah kulit.

Wanita dengan MEN tipe 1 mungkin berisiko lebih tinggi terkena kanker payudara.

MEN tipe 2A

Seseorang dengan neoplasia endokrin multipel tipe 2A mengembangkan tumor atau pertumbuhan dan aktivitas yang berlebihan pada 2 atau 3 kelenjar berikut:

Terkadang, kondisi kulit gatal yang disebut liken amiloidosis kulit dapat terjadi pada penderita MEN tipe 2A. Penyakit Hirschsprung, suatu kondisi ketika usus tidak dapat dikosongkan secara normal, dialami oleh 2 sampai 5% penderita MEN tipe 2A.

Hampir semua orang dengan MEN tipe 2A menderita kanker tiroid medula. Sekitar 40 hingga 50% mengembangkan tumor tertentu pada kelenjar adrenal (feokromositoma), yang biasanya dapat meningkatkan tekanan darah karena epinefrin dan zat lain yang diproduksi. Tekanan darah tinggi mungkin muncul secara berkala atau konstan dan sering kali sangat parah.

Beberapa orang dengan MEN tipe 2A memiliki kelenjar paratiroid yang terlalu aktif tetapi tidak sesering MEN tipe 1. Kadar hormon paratiroid yang tinggi menyebabkan peningkatan kadar kalsium dalam darah. Peningkatan kalsium sering kali tidak menimbulkan gejala tetapi dapat menyebabkan batu ginjal pada orang dengan MEN tipe 1 dan MEN tipe 2A. Batu ginjal lebih sering terjadi pada orang-orang yang mengalami sindrom MEN dibandingkan mereka yang tidak mengalami gangguan ini.

MEN tipe 2B

Neoplasia endokrin multipel tipe 2B dapat terdiri dari:

Banyak orang dengan tipe MEN 2B tidak memiliki riwayat turunan dalam keluarga. Pada orang-orang ini, kondisi tersebut disebabkan oleh perubahan gen baru (mutasi genetik).

Kanker tiroid medula yang terjadi pada MEN tipe 2B cenderung berkembang pada usia dini dan dapat ditemukan pada bayi sejak berusia 3 bulan. Tumor tiroid medula pada MEN tipe 2B tumbuh lebih cepat dan menyebar lebih cepat dibandingkan pada MEN tipe 2A.

Sebagian besar orang dengan MEN tipe 2B mengalami neuroma pada membran mukosanya. Neuroma muncul seperti benjolan yang mengkilap di sekitar bibir, lidah, dan lapisan mulut. Neuroma juga dapat muncul pada kelopak mata dan permukaan mata yang berkilau, termasuk konjungtiva dan kornea. Kelopak mata dan bibir dapat menebal, dan bibir mungkin dapat terbalik ke luar (mengalami eversi).

Kelainan pada saluran pencernaan dapat menyebabkan konstipasi dan diare. Terkadang, usus besar dapat melengkung menjadi lebih besar dan lebar (megakolon). Kelainan ini mungkin terjadi akibat neuroma yang tumbuh pada saraf usus.

Seseorang dengan MEN tipe 2B sering mengalami kelainan tulang belakang, terutama kelengkungan tulang belakang. Mereka juga dapat mengalami kelainan tulang tengkorak, kaki, dan paha. Sebagian besar orang dengan MEN 2B memiliki anggota badan yang panjang dan sendi yang longgar dan terlihat cukup tipis. Beberapa kelainan ini serupa dengan yang terjadi pada sindrom Marfan.

Tabel
Tabel

MEN tipe 4

MEN tipe 4 mirip dengan MEN tipe 1 tetapi penyebabnya adalah kelainan pada gen yang berbeda dan jauh lebih jarang terjadi. Orang-orang dengan MEN tipe 4 mengalami tumor pada kelenjar berikut:

  • Kelenjar paratiroid

  • Pankreas

  • Kelenjar pituitari

Pada penderita MEN tipe 4, biasanya hanya satu kelenjar paratiroid yang terpengaruh. Pada MEN tipe 1, beberapa kelenjar paratiroid terpengaruh. Selain itu, seseorang dengan MEN tipe 4 tidak memiliki gejala kulit yang sama seperti orang dengan MEN tipe 1.

Diagnosis Sindrom MEN

  • Tes genetik

  • Kadar hormon dalam darah dan urine

  • Terkadang, tes pencitraan

Tes tersedia untuk mengidentifikasi kelainan genetik pada masing-masing sindrom neoplasia endokrin multipel. Dokter biasanya melakukan tes genetik ini pada orang-orang yang memiliki salah satu tumor yang menjadi ciri khas dari neoplasia endokrin multipel dan pada anggota keluarga dari orang-orang yang sudah didiagnosis dengan salah satu sindrom tersebut.

Skrining terhadap anggota keluarga, terkadang bahkan sebelum kelahiran, sangat penting karena sekitar setengah dari anak-anak penderita sindrom neoplasia endokrin multipel mewarisi penyakit tersebut. Dalam kasus yang jarang terjadi, seseorang dengan neoplasia endokrin multipel dapat memiliki hasil tes genetik normal.

Tes darah dan urine dilakukan untuk mendeteksi peningkatan kadar hormon.

Tes pencitraan, seperti ultrasound, tomografi terkomputasi (CT), pencitraan resonansi magnetik (MRI), dan tomografi emisi positron (PET), juga diperlukan untuk membantu dokter menentukan lokasi tumor.

Pengobatan Sindrom MEN

  • Pengangkatan tumor

  • Sering kali mengangkat kelenjar tiroid

  • Obat-obatan

Belum ditemukan penyembuhan total untuk sindrom neoplasia endokrin multipel. Dokter mengobati perubahan di setiap kelenjar secara individual.

Tumor diobati dengan mengangkatnya melalui pembedahan bila memungkinkan. Beberapa tumor sel islet pankreas kecil tidak segera dihilangkan tetapi dipantau untuk melihat apakah tumor tersebut meningkat ukurannya dan diobati jika sudah menjadi cukup besar dan menyebabkan masalah. Sebelum pengangkatan atau jika pengangkatan tidak memungkinkan, dokter memberikan obat untuk memperbaiki ketidakseimbangan hormon yang disebabkan oleh aktivitas kelenjar yang berlebihan. Kelenjar yang terlalu besar dan terlalu aktif tanpa tumor dapat diobati dengan obat-obatan untuk melawan efek dari aktivitas yang berlebihan tersebut.

Karena kanker tiroid medula pada akhirnya bersifat fatal jika tidak diobati, dokter kemungkinan besar akan merekomendasikan pengangkatan bedah preventif kelenjar tiroid jika pengujian genetik telah mengungkapkan bukti adanya neoplasia endokrin multipel tipe 2A atau tipe 2B. Bedah preventif ini dilakukan bahkan jika diagnosis kanker tiroid medula belum ditegakkan sebelum operasi. Tidak seperti jenis kanker tiroid lainnya, jenis kanker tiroid yang agresif ini tidak dapat diobati dengan iodine radioaktif. Setelah tiroid diangkat, orang tersebut harus mengonsumsi hormon tiroid selama sisa hidup mereka. Jika kanker tiroid sudah menyebar, pengobatan lain (seperti kemoterapi atau obat lain) terkadang dapat membantu orang tersebut hidup lebih lama.

aFeokromositoma harus diangkat melalui pembedahan setelah tekanan darah orang tersebut dapat dikendalikan dengan obat-obatan yang tepat.

Karena tumor mungkin tidak berkembang secara bersamaan, penderita neoplasia endokrin multipel dapat merasa cemas dan khawatir tentang kapan atau apakah tumor lain akan muncul. Pemantauan berkala dengan pemeriksaan darah dan pencitraan merupakan hal yang penting tetapi dapat menambah kecemasan. Konseling mungkin diperlukan untuk membantu seseorang lebih memahami penyakit mereka dan mengatasi kecemasan ini.

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!