Disfungsi Ereksi (ED)

(Impotensi)

OlehMasaya Jimbo, MD, PhD, Thomas Jefferson University Hospital
Ditinjau OlehLeonard G. Gomella, MD, Sidney Kimmel Medical College at Thomas Jefferson University
Ditinjau/Direvisi Sept 2024 | Dimodifikasi Jul 2025
v801203_id

Disfungsi ereksi (DE) adalah ketidakmampuan untuk mencapai atau mempertahankan ereksi yang memuaskan ketika berhubungan seksual.

(Lihat juga Gambaran Umum Fungsi dan Disfungsi Seksual pada Pria.)

Setiap pria terkadang mengalami masalah mencapai ereksi, dan hal tersebut dianggap normal. Disfungsi ereksi (DE) terjadi ketika seorang pria

  • Tidak pernah mencapai ereksi

  • Berulang kali mencapai ereksi secara singkat namun tidak cukup lama untuk melakukan hubungan seksual

  • Mencapai ereksi efektif secara tidak konsisten

DE disebut primer jika pria tersebut belum pernah mencapai atau mempertahankan ereksi.

DE disebut sekunder jika terjadi di kemudian hari pada pria yang sebelumnya dapat mencapai ereksi.

DE Sekunder jauh lebih banyak terjadi daripada DE primer.

Di Amerika Serikat, DE sangat umum terjadi dan semakin lazim terjadi seiring bertambahnya usia, dengan mayoritas pria berusia di atas 50 tahun yang terkena dampaknya. Namun demikian, DE dapat diobati pada usia berapa pun.

Penyebab Disfungsi Ereksi

Untuk mencapai ereksi, penis membutuhkan cukup banyak aliran darah yang masuk, aliran darah keluar yang melambat, fungsi saraf yang baik dari dan menuju ke penis, jumlah hormon seks testosteron pria yang cukup, dan dorongan seks (libido) yang cukup. Gangguan dari salah satu sistem ini dapat menyebabkan disfungsi ereksi (DE).

Sebagian besar kasus DE disebabkan oleh abnormalitas pembuluh darah atau saraf penis. Kemungkinan penyebab lainnya meliputi gangguan hormonal, gangguan struktural penis, penggunaan obat-obatan tertentu, dan masalah psikologis (lihat tabel Penyebab Umum dan Ciri-Ciri Disfungsi Ereksi). Penyebab spesifik yang paling umum adalah

  • Penguatan arteri (aterosklerosis) yang memengaruhi arteri ke penis

  • Diabetes melitus

  • Komplikasi akibat operasi prostat (seperti prostatektomi robotik untuk kanker prostat)

  • Obat-obatan tertentu, seperti yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi atau pembesaran prostat dan obat yang bekerja pada sistem saraf pusat, seperti obat-obatan yang digunakan untuk mengobati depresi

Tahukah Anda...

  • Sebuah hal yang normal ketika seseorang tidak bisa mencapai ereksi sesekali, hal itu tidak berarti bahwa orang tersebut mengalami difungsi ereksi.

Sering kali ada beberapa faktor yang memengaruhi DE. Misalnya, seorang pria dengan penurunan fungsi ereksi ringan yang disebabkan oleh diabetes atau penyakit vaskular perifer dapat mengalami DE yang parah setelah memulai pengobatan baru atau jika stres meningkat.

Gangguan pembuluh darah

Aterosklerosis dapat menyumbat sebagian aliran darah ke kaki (penyakit pembuluh darah perifer). Biasanya, arteri ke penis juga bisa tersumbat, sehingga menurunkan jumlah aliran darah ke penis dan menyebabkan DE. Diabetes, kadar kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dan merokok berperan dalam menyebabkan aterosklerosis dan oleh karena itu dapat mengakibatkan DE.

Terkadang darah terlalu cepat mengalir keluar dari pembuluh darah penis, sehingga menurunkan tekanan darah dalam penis dan mengganggu penis dalam mencapai atau mempertahankan ereksi (disebut disfungsi veno-oklusif atau kebocoran vena).

Gangguan saraf

DE dapat terjadi jika saraf yang mengirimkan sinyal ke penis rusak. Selain menyebabkan ateroskelerosis, diabetes juga dapat memengaruhi saraf yang memasok darah ke penis. Saraf ke penis berjalan di sepanjang kelenjar prostat, oleh karena itu pembedahan prostat (seperti untuk kanker atau pembesaran prostat) dapat menyebabkan DE.

Gangguan saraf yang lebih jarang terjadi yang menyebabkan DE antara lain cedera tulang belakang, sklerosis multipel, dan stroke. Selain itu, tekanan berkepanjangan pada saraf di bokong dan area genital (yang disebut area pelana), seperti yang mungkin terjadi selama bersepeda jarak jauh, dapat menyebabkan DE sementara atau bahkan permanen.

Gangguan lainnya

Gangguan hormonal (seperti kadar testosteron yang sangat rendah) cenderung menurunkan dorongan seksual tetapi juga dapat menyebabkan DE.

Pada penyakit Peyronie, jaringan parut yang berkembang di dalam penis, menyebabkan penis melengkung dan sering kali nyeri ketika ereksi serta mengakibatkan DE.

Obat-obatan, termasuk alkohol dan obat-obatan terlarang seperti kokain dan amfetamin, juga dapat menyebabkan atau berkontribusi terhadap DE.

Terkadang masalah psikologis (seperti gangguan kecemasan terkait performa seksual atau depresi) atau faktor-faktor yang menurunkan tingkat energi pria (seperti penyakit, kelelahan, atau stres) dapat menyebabkan atau berkontribusi terhadap DE. Disfungsi ereksi dapat bersifat situasional, tergantung tempat, waktu, atau pasangan.

Ereksi berkepanjangan dan menyakitkan (priapisme) dapat merusak jaringan ereksi penis, sehingga menyebabkan DE.

Apa Itu Penyakit Peyronie?

Pada penyakit Peyronie, terjadi peradangan di dalam penis yang menyebabkan terbentuknya jaringan parut. Jaringan parut ini tidak membesar selama ereksi, oleh karena itu penis yang ereksi akan melengkung sehingga menyulitkan atau tidak memungkinkan penetrasi selama hubungan seksual. Jaringan parut dapat memanjang ke dalam jaringan ereksi (corpora cavernosa) dan menyebabkan disfungsi ereksi.

Evaluasi Disfungsi Ereksi

Episode disfungsi ereksi (DE) yang terjadi sesekali bukanlah hal yang tidak wajar, tetapi pria yang secara konsisten tidak dapat mencapai atau mempertahankan ereksinya harus memeriksakan diri ke dokter karena DE mungkin merupakan pertanda masalah kesehatan yang serius, seperti ateroskelerosis atau gangguan saraf. Sebagian besar penyebab DE dapat diobati. Informasi berikut dapat membantu pria mengetahui kapan harus mengunjungi dokter dan apa yang akan dilakukan selama evaluasi.

Tanda-tanda bahaya

Gejala dan ciri-ciri tertentu yang perlu dikhawatirkan pada pria penderita DE. Ini meliputi

  • Tidak adanya ereksi di malam hari atau saat bangun di pagi hari

  • Kebas pada area antara dan di sekitar bokong dan area genital (disebut area pelana atau perineum)

  • Kram menyakitkan pada otot kaki yang terjadi selama aktivitas fisik tetapi segera hilang setelah beristirahat (klaudikasio)

Kapan harus berkunjung ke dokter

Meskipun DE dapat mengurangi kualitas hidup seseorang, namun DE bukanlah kondisi yang berbahaya. Namun demikian, DE dapat menjadi gejala dari gangguan medis yang serius. Kebas pada selangkangan atau kaki dapat menjadi tanda kerusakan tulang belakang, pria yang tiba-tiba mengalami kebas tersebut harus segera menemui dokter. Pria yang memiliki tanda-tanda peringatan lainnya harus menghubungi dokter mereka dan menanyakan seberapa cepat gejala tersebut dapat dibuktikan dan ditangani.

Tindakan dokter

Dokter terlebih dahulu mengajukan pertanyaan tentang gejala dan riwayat medis pria tersebut. Dokter kemudian melakukan pemeriksaan fisik. Apa yang mereka temukan dalam riwayat dan pemeriksaan fisik sering kali menunjukkan penyebab DE dan mungkin perlu melakukan pengujian tambahan (lihat tabel Penyebab Umum dan Ciri-ciri Disfungsi Ereksi).

Dokter menanyakan tentang

  • Obat-obatan (resep, rekreasi, dan terlarang) dan alkohol

  • Riwayat merokok

  • Riwayat diabetes

  • Riwayat tekanan darah tinggi

  • Riwayat aterosklerosis

  • Riwayat pembedahan (misalnya, untuk pembesaran prostat, kanker prostat atau rektum, atau gangguan pembuluh darah)

  • Riwayat cedera (misalnya, patah tulang panggul atau cedera punggung)

  • Gejala gangguan pembuluh darah (misalnya, nyeri pada betis saat berjalan atau merasa dingin, kebas, atau membiru pada kaki)

  • Gejala gangguan saraf (misalnya, kebas, kesemutan, lemah, inkontinensia, atau jatuh)

  • Gejala gangguan hormonal (misalnya, kehilangan dorongan seksual, peningkatan ukuran payudara, penurunan ukuran testis, kerontokan rambut tubuh, gemetar, perubahan berat badan atau nafsu makan, atau kesulitan menoleransi panas atau dingin)

  • Gejala gangguan psikologis, terutama depresi

  • Kepuasan dalam berhubungan seksual

  • Disfungsi seksual (misalnya, vagina kering atau depresi) pada pasangan pria

Meskipun pria mungkin merasa malu untuk berbicara dengan dokter mereka tentang beberapa ciri-ciri tersebut, informasi tersebut penting dalam menentukan penyebab DE.

Pemeriksaan fisik difokuskan pada alat kelamin dan prostat, tetapi dokter juga mencari tanda-tanda gangguan hormonal, saraf, dan pembuluh darah dan memeriksa rektum.

Penyebabnya terkadang terlihat dari riwayat medis. Misalnya, DE dapat terjadi segera setelah pembedahan prostat atau ketika memulai pengobatan baru. Satu petunjuk penting adalah apakah ereksi terjadi pada malam hari atau saat bangun tidur. Ketika ereksi masih terjadi, penyebab fisik lebih kecil kemungkinannya daripada penyebab psikologis karena penyebab fisik biasanya menghambat ereksi setiap saat. Faktor lain yang menunjukkan penyebab psikologis adalah perkembangan mendadak DE pada pria muda yang sehat, terjadinya gejala hanya dalam situasi tertentu, dan pemulihan DE tanpa pengobatan apa pun. Klaudikasi atau terasa dingin atau kebiruan pada jari kaki dapat mengindikasikan masalah pada pembuluh darah seperti penyakit pembuluh darah perifer atau penyakit pada pembuluh darah yang disebabkan oleh diabetes.

Tabel
Tabel
Tabel
Tabel

Pengujian

Pengujian biasanya diperlukan. Tes laboratorium mencakup pengukuran kadar testosteron dalam darah. Jika kadar testosteron rendah, dokter akan mengukur hormon lainnya. Bergantung pada hasil riwayat dan pemeriksaan fisik, tes darah juga dapat dilakukan untuk memeriksa diabetes, gangguan tiroid, dan gangguan lipid yang sebelumnya tidak diketahui. Biasanya, tes ini memberikan informasi yang cukup kepada dokter untuk merencanakan pengobatan.

Terkadang, dokter menyuntikkan obat yang dapat merangsang ereksi ke penis dan kemudian menggunakan ultrasonografi untuk menilai aliran darah di arteri dan vena penis. Dokter jarang merekomendasikan penggunaan monitor rumah untuk mendeteksi dan mencatat ereksi saat tidur.

Pengobatan Disfungsi Ereksi

  • Mengatasi penyebab utama

  • Pendidikan dan konseling

  • Penghambat fosfodiesterase oral

  • Terkadang obat-obatan lain, perangkat mekanis pendukung, atau pembedahan

Setiap gangguan yang mendasari akan diobati, dan dokter sering menghentikan pengobatan yang mungkin menyebabkan disfungsi ereksi (DE) atau memberikan pengobatan yang berbeda. Meskipun demikian, pria harus berkonsultasi dengan dokter sebelum berhenti mengonsumsi obat yang mereka minum.

Kelebihan berat badan merupakan faktor risiko dari berbagai gangguan yang dapat menyebabkan DE, sehingga penurunan berat badan dapat meningkatkan fungsi ereksi. Merokok dapat menyebabkan ateroskelerosis, oleh karena itu berhenti merokok juga dapat meningkatkan fungsi ereksi. Menghentikan atau mengurangi penggunaan alkohol yang berlebihan, juga dapat membantu.

DE yang disebabkan oleh gangguan fisik pun biasanya memiliki komponen psikologis, sehingga dokter menawarkan konseling dan edukasi (termasuk kepada pasangan pria tersebut jika memungkinkan). Konseling pasangan oleh ahli terapi seks yang berkualifikasi dapat membantu meningkatkan komunikasi dengan pasangan, mengurangi kecemasan terkait performa seksual, dan menyelesaikan konflik antarpribadi yang berkontribusi terhadap DE.

Suplemen testosteron dapat membantu memulihkan ereksi pada pria dengan kadar testosteron rendah. Testosteron buatan ini dapat digunakan setiap hari dalam bentuk koyo atau gel. Penggunaan produk testosteron yang dihirup dan implan di bawah kulit juga terkadang direkomendasikan. Pria dengan kadar testosteron yang sangat rendah mungkin memerlukan injeksi testosteron beberapa kali per bulan.

Metode noninvasif (perangkat mekanis dan obat-obatan) dapat dicoba terlebih dahulu. Terkadang pria harus mencoba metode ini beberapa kali sebelum dokter dapat menentukan apakah metode ini efektif. Biasanya, obat-obatan yang diminum dicoba terlebih dahulu. Pengobatan lainnya yang dirasa efektif adalah dengan menyuntikkan obat-obatan ke penis tepat sebelum hubungan seksual. Meskipun sebagian besar pria lebih memilih obat-obatan dibandingkan metode lain untuk mengobati DE, perangkat mekanis memiliki hasil yang sangat efektif, dan sangat aman digunakan karena tidak memiliki efek samping. Operasi implan penis dengan prostesis tiup adalah cara yang paling jarang digunakan, namun paling efektif untuk mencapai keberhasilan hubungan seksual.

Perangkat dan prosedur mekanis

Pria yang mengalami ereksi namun tidak dapat mempertahankannya dapat menggunakan cincin stenotik. Segera setelah ereksi terjadi, sebuah cincin elastis akan dipasang di sekitar pangkal penis untuk membantu mencegah darah mengalir keluar dan menjaga kekencangan penis. Jika pria tidak dapat ereksi, perangkat ereksi vakum genggam dapat dipasang pada penis. Alat ini menarik darah ke dalam penis dengan memberikan efek vakum yang lembut, setelah itu cincin dipasang di pangkal penis untuk mempertahankan ereksi. Memar pada penis, dingin di ujung penis, dan kurangnya spontanitas adalah beberapa kelemahan dari metode ini. Terkadang cincin stenotik dan perangkat vakum penis dikombinasikan dengan obat-obatan.

Obat-obatan

Obat utama untuk DE adalah penghambat fosfodiesterase (PDE) oral. Obat-obatan lain meliputi penggunaan prostaglandin yang disuntikan ke penis atau dimasukkan ke dalam uretra. Penghambat fosfodiesterase oral jauh lebih sering digunakan dibanding obat-obatan lain karena lebih mudah digunakan dan memicu spontanitas dalam hubungan seksual. Biasanya obat herbal yang dijual bebas untuk DE tidak efektif karena kandungan tersembunyi penghambat fosfodiesterase dalam dosis tertentu. Penghambat fosfodiesterase tersembunyi tersebut membuat pria yang mengonsumsinya mengalami efek samping.

Penghambat fosfodiesterase oral (sildenafil, vardenafil, avanafil, dan tadalafil) meningkatkan aliran darah ke penis. Obat-obatan ini bekerja dengan cara yang sama, tetapi berbeda dalam hal berapa lama efeknya bertahan, efek sampingnya, dan interaksinya dengan makanan. Efek tadalafil bertahan lebih lama dibandingkan obat-obatan lain (hingga 36 jam), membuatnya lebih disukai oleh sebagian pria.

Sebagian besar penghambat fosfodiesterase bekerja paling baik jika diminum ketika perut kosong atau setidaknya 1 jam sebelum melakukan hubungan seksual. Pria yang menggunakan nitrat (paling sering nitrogliserin untuk pengobatan angina tetapi juga nitrat amil rekreasional ["popper"]) tidak boleh menggunakan penghambat fosfodiesterase karena kombinasi ini dapat menyebabkan penurunan tekanan darah ke tingkat yang tidak aman. Efek samping sementara dari penghambat fosfodiesterase meliputi kemerahan, abnormalitas penglihatan (termasuk persepsi warna abnormal), dan sakit kepala. Priapisme (ereksi berkepanjangan) sangat jarang terjadi dan mungkin memerlukan perawatan medis darurat. Dalam kasus yang jarang terjadi, pria dilaporkan mengalami kebutaan atau kehilangan pendengaran setelah menggunakan penghambat fosfodiesterase, tetapi tidak jelas apakah disebabkan oleh penghambat fosfodiesterase.

Alprostadil (prostaglandin PGE1) sendiri atau dikombinasikan dengan papaverin dan fentolamina dapat diinjeksikan langsung ke sisi penis menggunakan jarum yang sangat tipis, menyebabkan ereksi yang sesuai pada kebanyakan pria. Supositori alprostadil dapat dimasukkan ke dalam uretra menggunakan aplikator seperti sedotan. Terapi ini dapat menyebabkan priapisme dan nyeri penis. Biasanya, dokter akan mengajari cara memasukkan obat sendiri ketika rawat jalan. Setelah itu, pria dapat menggunakan obat-obatan ini sendiri di rumah. Supositori alprostadil dapat dikombinasikan dengan penghambat fosfodiesterase oral pada pria yang obat oralnya tidak efektif.

Tindakan bedah

Untuk beberapa pria, obat-obatan dapat tidak efektif atau tidak dapat diterima (misalnya, karena efek samping). Pada pria-pria yang tidak dapat menerima obat-obat, dapat dilakukan pembedahan untuk memasang penis prostesis. Prostesis dapat berbentuk batang silikon kaku atau perangkat yang dioperasikan secara hidrolik yang dapat digelembungkan dan dikempiskan. Bedah implan penis dapat menimbulkan risiko anestesi umum, perdarahan, infeksi, dan malfungsi prostetik. Meski demikian, prosedur ini umumnya sangat aman, dapat dilakukan pada pasien rawat jalan (bedah pada hari yang sama), dan memiliki tingkat kepuasan pasien dan pasangan tertinggi di luar semua opsi pengobatan DE (lebih dari 95%).

Penting untuk Lansia: Disfungsi Ereksi

Meskipun disfungsi ereksi (DE) meningkat seiring bertambahnya usia, hal ini tidak perlu diterima sebagai bagian normal dari penuaan. Sebaliknya, karena pria yang lanjut usia lebih cenderung memiliki kondisi medis yang memengaruhi pembuluh darah, mereka juga lebih cenderung menderita DE. Banyak pasangan lanjut usia melakukan hubungan seksual memuaskan meski tanpa ereksi dan memilih untuk tidak melakukan pengobatan. Namun demikian, pengobatan DE dapat disesuaikan pada pria lanjut usia.

Poin-poin Penting

  • DE umumnya disebabkan oleh gangguan psikologis, sistem saraf, atau pembuluh darah, cedera, atau efek samping dari beberapa obat atau pembedahan.

  • Saat mempertimbangkan penyebabnya, dokter akan mempertimbangkan faktor psikologis dan hubungan antarpribadi.

  • Terapi testosteron dapat membantu memulihkan fungsi ereksi pada pria dengan kadar testosteron rendah dan DE, tetapi kadar testosteron rendah bukanlah penyebab umum DE.

  • Sebagian besar pria dengan DE dapat berhasil diobati dengan penghambat fosfodiesterase oral seperti sildenafil, vardenafil, avanafil, atau tadalafil.

  • Sebagian besar pria yang tidak merespons terapi penghambat fosfodiesterase oral dapat mencapai ereksi menggunakan injeksi alprostadil, baik sendiri maupun dikombinasikan dengan penghambat fosfodiesterase oral.

  • Perangkat ereksi vakum penis dan bedah prostesis penis merupakan pengobatan yang efektif bagi pria dengan DE berat.

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!