Sindrom Cushing

OlehAshley B. Grossman, MD, University of Oxford; Fellow, Green-Templeton College
Ditinjau OlehGlenn D. Braunstein, MD, Cedars-Sinai Medical Center
Ditinjau/Direvisi Feb 2024 | Dimodifikasi Jul 2024
v772526_id

Pada sindrom Cushing, kadar kortikosteroid berlebihan, biasanya karena mengonsumsi obat kortikosteroid atau produksi berlebihan oleh kelenjar adrenal.

  • Sindrom Cushing biasanya terjadi akibat penggunaan kortikosteroid untuk mengobati gangguan medis atau tumor pada kelenjar pituitari atau adrenal yang menyebabkan kelenjar adrenal menghasilkan kortikosteroid yang berlebihan.

  • Sindrom Cushing juga dapat terjadi akibat tumor di lokasi lain (seperti paru-paru).

  • Orang yang menderita sindrom Cushing biasanya memiliki kelebihan lemak di seluruh tubuh dan memiliki wajah yang bulat dan besar serta kulit yang tipis.

  • Dokter mengukur kadar kortisol dan melakukan tes lain untuk mendeteksi sindrom Cushing.

  • Pembedahan atau terapi radiasi sering kali diperlukan untuk menghilangkan tumor.

(Lihat juga Gambaran Umum Tentang Kelenjar Adrenal.)

Kelenjar adrenal dapat memproduksi kortikosteroid secara berlebihan karena adanya masalah pada kelenjar adrenal atau karena terlalu banyak stimulasi dari kelenjar pituitari, yang mengontrol kelenjar adrenal dan kelenjar endokrin lainnya. Abnormalitas pada kelenjar pituitari, seperti tumor, dapat menyebabkan pituitari menghasilkan hormon adrenokortikotropik (ACTH, juga dikenal sebagai corticotropin), hormon yang merangsang produksi kortikosteroid oleh kelenjar adrenal (kondisi yang dikenal sebagai penyakit Cushing). Tumor di luar kelenjar pituitari, seperti kanker paru sel kecil atau tumor karsinogenik di paru-paru atau di bagian tubuh lainnya, juga dapat menghasilkan ACTH (kondisi yang disebut sindrom ACTH ektopik).

Terkadang tumor nonkanker (adenoma) berkembang di kelenjar adrenal, yang menyebabkan kelenjar tersebut memproduksi kortikosteroid secara berlebihan. Adenoma adrenal sangat umum terjadi. Sekitar 10% orang-orang dapat mengalaminya pada usia 70 tahun. Namun, hanya sebagian kecil adenoma yang menghasilkan hormon berlebih. Tumor kanker pada kelenjar adrenal sangat jarang terjadi, tetapi beberapa di antaranya juga menghasilkan hormon berlebih.

Meminum kortikosteroid

Sindrom Cushing juga dapat terjadi pada orang yang harus mengonsumsi kortikosteroid dalam dosis besar (seperti prednison atau dexamethasone) karena kondisi medis yang serius. Kortikosteroid juga sering digunakan untuk mengobati banyak gangguan peradangan seperti, alergi, dan autoimun. Contoh umum meliputi asma, artritis reumatoid, lupus eritematosus sistemik, beberapa gangguan kulit, dan berbagai kondisi lainnya. Orang yang harus mengonsumi obat dalam dosis besar memiliki gejala yang sama dengan orang yang tubuhnya memproduksi terlalu banyak hormon. Gejala-gejala ini terkadang dapat terjadi meskipun kortikosteroid digunakan secara dihirup, seperti pada asma, atau digunakan secara topikal (dioles) untuk masalah kulit.

Selain menyebabkan sindrom Cushing, meminum kortikosteroid dalam jumlah besar juga dapat menekan fungsi kelenjar adrenal (insufisiensi adrenal). Penekanan ini terjadi karena kortikosteroid memberi sinyal ke hipotalamus dan kelenjar pituitari untuk berhenti memproduksi hormon yang biasanya menstimulasi fungsi adrenal. Dengan demikian, jika orang tersebut tiba-tiba berhenti menggunakan kortikosteroid, maka tubuh tidak dapat mengembalikan fungsi adrenal dengan cukup cepat, dan akan menyebabkan insufisiensi adrenal sementara. Selain itu, ketika stres terjadi, tubuh tidak dapat merangsang produksi kortikosteroid tambahan yang diperlukan.

Oleh karena itu, dokter tidak pernah menghentikan penggunaan kortikosteroid secara tiba-tiba jika seseorang telah mengonsumsinya selama lebih dari 2 atau 3 minggu. Sebaliknya, dokter akan secara bertahap mengurangi (memperkecil) dosisnya selama beberapa minggu dan terkadang beberapa bulan.

Selain itu, dosis kortikosteroid mungkin perlu ditingkatkan pada seseorang yang jatuh sakit atau mengalami stres berat selama menggunakan kortikosteroid. Penggunaan kortikosteroid mungkin perlu dilanjutkan pada seseorang yang jatuh sakit atau mengalami stres berat dalam beberapa minggu setelah dosis kortikosteroid diturunkan dan dihentikan.

Penyakit Cushing

Penyakit Cushing adalah istilah yang diberikan secara khusus untuk sindrom Cushing yang disebabkan oleh stimulasi berlebihan pada kelenjar adrenal, biasanya karena tumor pituitari. Dalam gangguan ini, kelenjar adrenal terlalu aktif karena kelenjar pituitari terus menstimulasinya, dan bukan karena kelenjar adrenal tidak normal. Gejala penyakit Cushing serupa dengan gejala sindrom Cushing.

Penyakit Cushing didiagnosis dengan tes darah, atau terkadang juga dengan tes urine dan air liur. Tes pencitraan seperti MRI (pencitraan resonansi magnetik) atau CT (tomografi terkomputasi) dapat dilakukan di area kelenjar pituitari.

Penyakit Cushing dapat diobati dengan operasi atau radiasi untuk menghilangkan tumor pituitari. Jika pengangkatan tumor pituitari tidak dapat dilakukan atau tidak berhasil, kelenjar adrenal dapat diangkat melalui pembedahan, atau obat-obatan dapat diberikan untuk mengurangi produksi ACTH atau memblokir produksi atau efek kortisol berlebih pada jaringan.

Gejala Sindrom Cushing

Kortikosteroid mengubah jumlah dan distribusi lemak tubuh. Lemak berlebih berkembang di seluruh tubuh dan mungkin terlihat di bagian atas punggung (terkadang disebut punuk kerbau). Orang dengan sindrom Cushing biasanya memiliki wajah yang bulat dan besar (wajah bulan). Biasanya lengan dan kakinya ramping mengikuti proporsi tubuh yang menebal. Sebagian massa otot menghilang, dan menyebabkan tubuh menjadi lemah. Kulit menipis, mudah memar, dan sulit sembuh ketika memar atau terluka. Muncul guratan yang terlihat seperti stretch marks (striae) di perut dan dada. Orang dengan sindrom Cushing cenderung mudah lelah.

Seiring waktu, kadar kortikosteroid yang tinggi dapat meningkatkan tekanan darah (hipertensi), melemahkan tulang (osteoporosis), dan mengurangi resistensi terhadap infeksi. Risiko terbentuknya batu ginjal, diabetes, dan pembekuan darah di pembuluh darah meningkat, dan gangguan mental, termasuk depresi dan halusinasi, juga dapat terjadi.

Biasanya menyebabkan siklus menstruasi yang tidak teratur pada wanita. Pada sebagian orang, kelenjar adrenal juga memproduksi hormon seks pria dalam jumlah besar (testosteron dan hormon serupa), yang menyebabkan peningkatan rambut wajah dan tubuh, dan kebotakan pada wanita.

Anak-anak dengan sindrom Cushing akan mengalami pertumbuhan yang lambat, dan tinggi badan mereka cenderung lebih pendek dari rata-rata.

Diagnosis Sindrom Cushing

  • Mengukur kadar kortisol dalam urine, air liur, dan/atau darah

  • Tes darah lainnya

  • Tes pencitraan

Ketika dokter mencurigai adanya sindrom Cushing, mereka akan mengukur kadar kortisol, hormon kortikosteroid utama. Biasanya kadar kortisol lebih tinggi di pagi hari dan lebih rendah di sore hari. Pada orang yang menderita sindrom Cushing, kadar kortisol biasanya sangat tinggi sepanjang hari. Kadar kortisol dapat diperiksa dengan menguji urine, air liur, atau darah.

Jika kadar kortisol tinggi, dokter dapat merekomendasikan tes penekanan dexamethasone di mana dokter memberikan dosis dexamethasone di malam hari atau selama beberapa hari dan kemudian mengukur kadar kortisol di pagi hari. Dexamethasone biasanya akan menekan sekresi kortikotropin oleh kelenjar pituitari dan akan menekan sekresi kortisol oleh kelenjar adrenal. Jika sindrom Cushing disebabkan oleh terlalu banyak stimulasi pituitari (penyakit Cushing), kadar kortisol dalam darah akan turun hingga batas tertentu, meskipun tidak sebanyak pada orang yang tidak menderita sindrom Cushing. Tingkat ACTH yang tinggi menunjukkan stimulasi berlebihan pada kelenjar adrenal oleh kelenjar pituitari.

Jika sindrom Cushing disebabkan oleh faktor lain, kadar kortisol akan tetap tinggi setelah pemberian dexamethasone. Misalnya, jika tumor pada kelenjar adrenal menghasilkan terlalu banyak kortisol, kadar kortikotropin dari kelenjar pituitari sudah ditekan, dan dexamethasone tidak menurunkan kadar kortisol dalam darah. Terkadang, jenis tumor lain pada bagian tubuh lainnya dapat menghasilkan zat mirip kortikotropin yang menstimulasi adrenal untuk menghasilkan kortisol berlebih, tetapi stimulasi ini tidak ditekan dengan dexamethasone.

Tes pencitraan, termasuk pemindaian tomografi terkomputasi (CT) atau pencitraan resonansi magnetik (MRI) pada kelenjar pituitari atau kelenjar adrenal dan sinar-x dada atau pemindaian CT paru atau perut mungkin diperlukan untuk menemukan penyebab pastinya. Meski demikian, tes pencitraan ini terkadang gagal menemukan tumor.

Ketika produksi ACTH berlebihan dianggap sebagai penyebabnya, terkadang perlu mengambil sampel darah dari vena yang keluar dari kelenjar pituitari untuk melihat apakah itu sumbernya.

Pengobatan Sindrom Cushing

  • Diet tinggi protein dan potasium

  • Obat-obatan yang menurunkan kadar kortisol atau menghambat efek kortisol

  • Bedah atau terapi radiasi

Pengobatannya tergantung pada apakah masalahnya berada di kelenjar adrenal, kelenjar pituitari, atau di tempat lain.

Jika masalah ini disebabkan oleh penggunaan kortikosteroid, dokter akan mempertimbangkan manfaat obat tersebut dibanding bahaya sindrom Cushing. Beberapa orang perlu terus mengonsumsi kortikosteroid meskipun mereka menderita sindrom Cushing. Jika tidak, dokter secara bertahap akan mengurangi (memperkecil) dosis selama beberapa minggu dan terkadang beberapa bulan. Selama pengurangan bertahap, dosis mungkin perlu ditingkatkan sementara jika orang tersebut jatuh sakit atau mengalami stres fisik yang parah. Bahkan selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan setelah kortikosteroid dihentikan, penderita mungkin perlu melanjutkan penggunaan obat-obatan tersebut karena kelenjar adrenal mereka belum sepenuhnya pulih dari penekanan oleh kortikosteroid.

Langkah pertama yang dapat dilakukan orang-orang yang menjalani pengobatan untuk sindrom Cushing adalah mendukung kondisi umum mereka dengan mengikuti pola makan yang tinggi protein dan potasium. Terkadang, diperlukan obat-obatan yang dapat meningkatkan kadar potasium atau menurunkan kadar glukosa darah (gula). Setiap peningkatan tekanan darah perlu diobati. Karena orang dengan sindrom Cushing juga mengalami peningkatan risiko pembekuan darah di pembuluh darah mereka, maka mereka perlu menggunakan pengencer darah. Orang-orang ini juga sangat mungkin mengalami infeksi, yang dapat mengancam jiwa.

Pembedahan atau terapi radiasi (termasuk terapi sinar proton, jika tersedia) mungkin diperlukan untuk menghilangkan atau menghancurkan tumor pituitari.

Tumor pada kelenjar adrenal (biasanya adenoma jinak) sering kali dapat diangkat melalui pembedahan.

Kedua kelenjar adrenal mungkin harus diangkat jika tumor terdapat di kedua kelenjar adrenal, upaya pengangkatan tumor pituitari atau tumor yang menyekresikan ACTH tidak efektif, atau kadar ACTH dalam darah tinggi tetapi tumor yang menyekresikan ACTH tidak dapat ditemukan. Orang yang kedua kelenjar adrenalnya diangkat, dan banyak orang yang sebagian kelenjar adrenalnya diangkat, harus meminum kortikosteroid seumur hidup.

Tumor di luar kelenjar pituitari dan adrenal yang mengeluarkan hormon berlebih biasanya diangkat melalui pembedahan.

Obat-obatan tertentu, seperti metyrapone atau ketoconazole, dapat menurunkan kadar kortisol dan dapat digunakan sembari menunggu pengobatan yang lebih pasti seperti pembedahan. Juga dapat menggunakan mifepristone, untuk menghambat efek kortisol. Orang dengan penyakit ringan yang berulang atau kambuhan dapat memperoleh manfaat dari pasireotide, meskipun hal ini akan cenderung menyebabkan atau memperburuk diabetes. Cabergoline juga terkadang berguna. Pasireotide dan cabergoline dapat menurunkan kemampuan ACTH untuk merangsang produksi kortisol oleh kelenjar adrenal. Osilodrostat dan levoketokonazol juga dapat digunakan untuk menurunkan kadar kortisol; seperti metyrapone dan ketokonazole, obat ini dapat menghambat produksi kortisol pada kelenjar adrenal.

Apa yang Dimaksud dengan Sindrom Nelson?

Orang yang kedua kelenjar adrenalnya diangkat sebagai langkah pengobatan untuk penyakit Cushing yang tidak sembuh dengan pembedahan dan/atau radiasi ke pituitari dapat mengalami sindrom Nelson.

Dalam gangguan ini, tumor pituitari yang menyebabkan penyakit Cushing terus tumbuh, menghasilkan ACTH dalam jumlah besar dan menyebabkan kulit menjadi gelap. Tumor pituitari yang membesar dapat menekan struktur di sekitar otak, menyebabkan sakit kepala dan cacat penglihatan.

Beberapa ahli percaya bahwa penekanan ini dapat dicegah, setidaknya pada beberapa orang, dengan terapi radiasi ke kelenjar pituitari. Jika perlu, sindrom Nelson dapat diobati dengan terapi radiasi atau pengangkatan kelenjar pituitari melalui pembedahan.

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!