Nyeri Dada

OlehAndrea D. Thompson, MD, PhD, University of Michigan;
Michael J. Shea, MD, Michigan Medicine at the University of Michigan
Ditinjau OlehJonathan G. Howlett, MD, Cumming School of Medicine, University of Calgary
Ditinjau/Direvisi Dimodifikasi Aug 2024
v1158039_id

Nyeri dada adalah alasan umum seseorang mencari perawatan medis. Nyeri mungkin terasa tajam ataupun ringan, namun beberapa orang dengan kelainan di dada menggambarkan sensasinya sebagai ketidaknyamanan, rasa pegal, tertekan, bergas, panas, atau nyeri. Terkadang pasien juga mengalami nyeri di punggung, leher, rahang, bagian atas perut, atau lengan. Gejala lain, seperti mual, batuk, atau kesulitan bernapas, dapat muncul tergantung pada penyebab nyeri dada.

Banyak orang tahu bahwa nyeri dada merupakan pertanda adanya potensi gangguan yang mengancam jiwa dan meminta diperiksa untuk meminimalisir gejalanya. Yang lain, termasuk banyak penderita penyakit serius, menyepelekan atau mengabaikan peringatannya.

Penyebab Nyeri Dada

Banyak gangguan yang menyebabkan nyeri dada atau ketidaknyamanan. Tidak semua gangguan ini dipengaruhi oleh jantung. Nyeri dada juga dapat disebabkan oleh gangguan sistem pencernaan, paru-paru, otot, saraf, atau tulang.

Penyebab umum

Umumnya, penyebab nyeri dada yang paling umum adalah

Sindrom koroner akut (serangan jantung atau angina tidak stabil) melibatkan penyumbatan tiba-tiba pada arteri di jantung (arteri koroner) yang memutus pasokan darah ke area otot jantung. Jika beberapa otot jantung mati karena tidak mendapatkan cukup darah, efek tersebut disebut serangan jantung (infark miokard). Dalam angina stabil, penyempitan jangka panjang arteri koroner (misalnya akibat aterosklerosis) membatasi aliran darah yang mengalir melalui arteri tersebut. Aliran darah yang terbatas ini menyebabkan nyeri dada saat pasien beraktivitas berat.

Penyebab yang mengancam jiwa

Beberapa penyebab nyeri dada dapat mengancam nyawa dengan cepat tetapi jarang terjadi, kecuali serangan jantung atau angina tidak stabil:

  • Serangan jantung atau angina tidak stabil

  • Robek pada dinding aorta (diseksi aorta pada toraks)

  • Jenis gangguan paru-paru kolaps akibat tekanan yang menumpuk hingga menghambat aliran darah yang kembali ke jantung (tension pneumothorax)

  • Pecahnya esofagus

  • Penyumbatan arteri menuju paru-paru akibat bekuan darah (emboli paru)

Penyebab lain berkisar dari ancaman potensial yang serius hingga ketidaknyamanan biasa.

Evaluasi Nyeri Dada

Orang dengan nyeri dada harus diperiksa oleh dokter. Informasi berikut dapat membantu seseorang memutuskan kapan evaluasi diperlukan dan membantu mereka mengetahui apa yang akan terjadi selama evaluasi.

Tanda-tanda bahaya

Pada penderita nyeri atau ketidaknyamanan pada dada, gejala dan karakteristik tertentu perlu dikhawatirkan. Ini meliputi

  • Rasa sakit yang terasa menekan atau menyesakkan

  • Sesak napas

  • Berkeringat

  • Mual atau muntah

  • Nyeri pada punggung, leher, rahang, perut bagian atas, atau salah satu bahu atau lengan

  • Kliyengan atau pingsan

  • Sensasi denyut jantung cepat atau tidak teratur

Kapan harus berkunjung ke dokter

Meskipun tidak semua penyebab nyeri dada bersifat serius, karena beberapa penyebabnya mengancam jiwa, orang-orang dengan ciri berikut ini harus segera dirawat di unit gawat darurat:

  • Orang yang baru mengalami nyeri dada

  • Orang yang baru mengalami tanda-tanda bahaya

  • Orang yang mencurigai terjadinya serangan jantung (misalnya, karena gejalanya menyerupai serangan jantung sebelumnya)

Orang-orang tersebut harus menghubungi layanan darurat (911) atau dibawa ke unit gawat darurat sesegera mungkin. Orang-orang tersebut tidak boleh mencoba mengemudi sendiri ke rumah sakit.

Nyeri dada yang berlangsung selama beberapa detik (kurang dari 30 detik) jarang disebabkan oleh gangguan jantung. Orang dengan nyeri dada yang sangat singkat tetap perlu ke dokter, tetapi biasanya tidak diperlukan layanan darurat.

Orang yang mengalami nyeri dada yang lebih lama (seminggu atau lebih) harus ke dokter sesegera mungkin, tetapi mereka harus segera ke rumah sakit jika terjadi tanda-tanda bahaya atau jika rasa nyeri tersebut makin memburuk atau makin sering terjadi.

Tindakan dokter

Dokter terlebih dulu mengajukan pertanyaan tentang gejala dan riwayat medis orang tersebut, lalu melakukan pemeriksaan fisik. Apa yang dokter temukan selama pemeriksaan riwayat dan pemeriksaan fisik mungkin menunjukkan penyebab nyeri dada dan mungkin perlu dilakukan tes.

Namun, gejala akibat sakit pada dada yang berbahaya dan tidak berbahaya bisa tumpang tindih dan sangat bervariasi. Contohnya, meski serangan jantung biasanya dapat menyebabkan nyeri dada yang tumpul, menyesakkan, atau menyengat, beberapa orang yang mengalami serangan jantung hanya mengalami rasa tidak nyaman di dada atau gangguan pencernaan atau nyeri pada lengan atau bahu (nyeri yang dimaksud—lihat gambar Apa yang Dimaksud dengan Nyeri). Di sisi lain, pasien dengan gangguan pencernaan mungkin hanya sedang sakit perut, dan mereka yang mengalami nyeri bahu mungkin hanya mengalami nyeri otot. Demikian pula, meski dada terasa nyeri saat disentuh pada penderita musculoskeletal chest wall pain, dada juga dapat terasa nyeri pada orang yang mengalami serangan jantung. Dengan demikian, dokter biasanya melakukan tes pada orang-orang yang mengalami nyeri dada.

Tabel
Tabel

Pengujian

Untuk orang dewasa dengan nyeri dada tiba-tiba, pemeriksaan dilakukan untuk mengesampingkan penyebab berbahaya. Bagi kebanyakan orang, pemeriksaan awal meliputi

  • Pengukuran kadar oksigen dengan sensor yang ditempatkan pada jari (oksimetri nadi)

  • Elektrokardiografi (EKG)

  • Pemeriksaan sinar-x pada dada

  • Kadang-kadang pemeriksaan ultrasound pada jantung (ekokardiografi)

Jika gejalanya menunjukkan adanya sindrom koroner akut (serangan jantung atau angina tidak stabil) atau jika tidak ada penyebab lain yang jelas (terutama pada orang yang berisiko tinggi), dokter biasanya mengukur kadar zat yang menunjukkan kerusakan jantung (biomarker jantung) dalam darah (setidaknya dalam 2 kesempatan terpisah dalam beberapa jam) dan melakukan EKG berulang.

Jika tes-tes ini tidak menunjukkan sindrom koroner akut, dokter kerap melakukan uji stres atau angiografi CT sebelum memulangkan pasien atau dalam beberapa hari. Akan tetapi, jika pengukuran biomarker jantung, yang disebut troponin sensitivitas tinggi, dilakukan dan hasilnya tidak mendeteksi kerusakan jantung, pengujian lanjutan mungkin tidak diperlukan. Untuk uji stres, EKG atau pencitraan (seperti ekokardiografi) dilakukan saat berolahraga (seringnya dengan treadmill) atau setelah obat (seperti dipyridamole) diberikan untuk membuat jantung berdetak cepat atau meningkatkan aliran darah melalui arteri koroner.

Jika dicurigai terdapat emboli paru, dilakukan CT angiografi (CT dengan kontras intravena) terhadap paru atau pemindaian paru. Jika hanya ada kemungkinan kecil terjadinya emboli paru, tes darah untuk mendeteksi bekuan darah (uji D-dimer) sering dilakukan. Jika hasil tes ini negatif, emboli paru kecil kemungkinannya untuk terjadi, tetapi jika tes ini positif, tes lainnya, seperti pemeriksaan ultrasound pada kaki atau angiografi CT, sering dilakukan.

Pada pasien yang sudah lama mengalami nyeri dada, ancaman langsung pada nyawa kecil kemungkinannya. Sebagian besar dokter pada awalnya hanya melakukan pemeriksaan sinar-x pada dada dan EKG, lalu melakukan tes lain berdasarkan gejala dan temuan dari pemeriksaan tersebut.

Terkadang penyebab nyeri dada tidak dapat ditentukan, bahkan setelah evaluasi lengkap.

Pengobatan untuk Nyeri Dada

Gangguan spesifik yang teridentifikasi akan diobati. Jika penyebabnya tidak bisa dipastikan sebagai sesuatu yang ringan, pasien biasanya harus dirawat di rumah sakit atau unit observasi untuk pemeriksaan jantung dan evaluasi yang lebih lanjut. Nyeri diobati dengan asetaminofen, obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), atau opioid sesuai kebutuhan sampai diagnosis ditetapkan.

Poin-poin Penting

  • Nyeri dada dapat disebabkan oleh gangguan serius yang mengancam jiwa, sehingga orang yang baru mengalami nyeri dada (dalam beberapa hari) harus segera mendapatkan perawatan medis.

  • Gejala gangguan yang mengancam jiwa dan gangguan yang tidak mengancam jiwa bisa tumpang tindih, sehingga biasanya diperlukan tes untuk menentukan penyebabnya.

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!