Cacar api

(Herpes Zoster)

OlehKenneth M. Kaye, MD, Harvard Medical School
Ditinjau OlehChristina A. Muzny, MD, MSPH, Division of Infectious Diseases, University of Alabama at Birmingham
Ditinjau/Direvisi Dimodifikasi Dec 2023
v788834_id

Cacar api adalah ruam kulit nyeri yang disebabkan oleh infeksi virus akibat reaktivasi virus varicella-zoster, yaitu virus penyebab cacar air.

  • Penyebab terjadinya reaktivasi virus biasanya tidak diketahui, tetapi kadang-kadang reaktivasi terjadi ketika gangguan atau obat melemahkan sistem imun.

  • Cacar api menyebabkan ruam yang nyeri pada lepuhan berisi cairan dan terkadang menyebabkan nyeri kronis di area yang terkena.

  • Dokter mendiagnosis cacar api ketika lepuhan yang khas muncul pada selarik kulit.

  • Obat antivirus, jika dimulai sebelum lepuhan muncul, dapat membantu meredakan gejala dan membantu mengatasinya lebih cepat, tetapi pereda nyeri, termasuk opioid, sering kali diperlukan.

  • Bagi orang-orang yang berusia 50 tahun ke atas, vaksin cacar api dapat membantu mencegah cacar api.

Cacar air dan cacar api disebabkan oleh virus varicella-zoster:

  • Cacar air adalah infeksi awal.

  • Cacar api adalah reaktivasi virus, biasanya terjadi bertahun-tahun kemudian.

Virus varicella-zoster adalah anggota dari famili virus herpes (virus herpes tipe 3). Jadi, cacar api terkadang disebut herpes zoster.

Selama cacar air berlangsung, virus menginfeksi kumpulan sel saraf (ganglia) pada saraf tulang belakang atau saraf kranial. Virus tetap berada di ganglia dalam keadaan tidak aktif (dorman atau laten). Virus ini tidak akan pernah menyebabkan gejala lagi, atau dapat mengalami reaktivasi bertahun-tahun kemudian. Ketika mengalami reaktivasi, virus bergerak turun pada serat saraf menuju kulit, sehingga menimbulkan borok nyeri yang menyerupai cacar air. Wabah luka (cacar api) ini hampir selalu muncul pada segaris kulit di atas serat saraf yang terinfeksi dan hanya pada satu sisi tubuh. Selarik kulit ini, area yang dipasok oleh serat saraf dari satu daerah saraf tulang belakang, disebut dermatom. Nyeri juga dapat muncul pada dermatom di sebelah dermatom yang terkena.

Tidak seperti infeksi virus herpes simpleks, yang dapat kambuh berkali-kali, biasanya hanya ada satu kali penjangkitan cacar api dalam kehidupan seseorang. Kurang dari 6% orang mengalami lebih dari satu penjangkitan.

Tahukah Anda...

  • Kurang dari 6% orang mengalami lebih dari satu penjangkitan cacar api.

Cacar api dapat berkembang pada usia berapa pun tetapi paling umum terjadi setelah usia 50 tahun. Peluang munculnya cacar api meningkat seiring bertambahnya usia.

Alasan terjadinya reaktivasi sering kali tidak diketahui. Meskipun demikian, reaktivasi kadang-kadang terjadi ketika sistem imun melemah akibat gangguan lain, seperti AIDS, atau dengan menggunakan obat-obatan yang menekan sistem imun (misalnya untuk mencegah penolakan organ yang ditransplantasikan). Terjadinya cacar api biasanya tidak berarti bahwa orang tersebut memiliki penyakit serius lainnya.

Gejala dan Komplikasi Cacar Api

Selama 2 atau 3 hari sebelum cacar api terjadi, sebagian besar orang mengalami nyeri, sensasi kesemutan, atau gatal-gatal pada selarik kulit (dermatom) di satu sisi tubuh. Kumpulan lepuhan kecil berisi cairan yang dikelilingi area merah kecil kemudian berkembang pada selarik kulit tetsenit. Umumnya, lepuhan hanya terjadi pada area kulit terbatas yang dipasok oleh serat saraf yang terinfeksi. Paling sering, lepuhan muncul di batang tubuh, biasanya hanya di satu sisi. Namun demikian, beberapa lepuhan juga dapat muncul di bagian lain tubuh. Biasanya, lepuhan terus terbentuk selama sekitar 3 hingga 5 hari. Area yang terkena biasanya sensitif terhadap stimulus apa pun, termasuk sentuhan ringan, dan mungkin terasa sangat nyeri.

Gejala cacar api pada anak-anak biasanya tidak terlalu parah dibandingkan orang dewasa.

Lepuhan mulai mengering dan membentuk keropeng sekitar 5 hari setelah kemunculannya. Hingga munculnya keropeng, lepuhan masih menular dan berisi virus varicella-zoster, yang, apabila menyebar kepada orang yang rentan, dapat menyebabkan cacar air. Memiliki banyak lepuhan di luar dermatom yang terpengaruh atau memiliki lepuhan yang bertahan selama lebih dari 2 minggu biasanya menunjukkan bahwa sistem imun tidak berfungsi secara normal.

Meskipun jarang, kulit yang terkena dapat terinfeksi oleh bakteri. Menggaruk lepuhan dapat meningkatkan risiko ini. Infeksi bakteri meningkatkan risiko jaringan parut.

Jika cacar api memengaruhi saraf yang mengarah ke mata, maka mata dapat terinfeksi. Infeksi mata lebih banyak terjadi bila borok terjadi di dahi, dekat mata, dan terutama di ujung hidung. Infeksi ini (disebut herpes zoster oftalmikus) dapat menjadi serius. Sekalipun pengobatan telah diberikan, penglihatan dapat terpengaruh.

Saraf yang mengarah ke telinga juga dapat terpengaruh. Infeksi ini (disebut herpes zoster otikus, atau sindrom Ramsay Hunt) dapat menyebabkan lepuhan pada saluran telinga, nyeri, kelumpuhan sebagian pada wajah, gangguan pendengaran, telinga berdenging (tinitus), dan terkadang vertigo.

Jaringan parut atau hiperpigmentasi kulit dapat terjadi, tetapi kebanyakan orang akan pulih tanpa efek yang bertahan lama. Beberapa orang, lebih sering lansia, terus mengalami nyeri kronis di area tersebut (neuralgia pascaherpes).

Neuralgia pascaherpes terjadi pada sekitar 10% penderita cacar api. Hal ini lebih umum terjadi pada orang lanjut usia. Dalam neuralgia pascaherpes, seseorang yang pernah menderita cacar api dapat terus mengalami nyeri bahkan untuk waktu lama setelah ruamnya menghilang. Nyeri terjadi di area kulit yang disuplai oleh saraf yang terinfeksi herpes zoster. Neuralgia pascaherpes bisa sangat parah dan bahkan melumpuhkan.

Diagnosis Cacar Api

  • Evaluasi dokter

  • Meskipun jarang, analisis atau biopsi dapat dilakukan terhadap sampel yang diambil dari lepuhan

Orang yang menduga bahwa mereka terkena cacar api harus segera mengunjungi dokter karena memulai pengobatan sejak awal akan memberikan hasil yang efektif. Dokter meminta mereka untuk menggambarkan lokasi nyeri seakurat mungkin. Nyeri pada selarik bagian yang tidak tampak di satu sisi tubuh menunjukkan adanya cacar api. Jika lepuhan yang khas muncul dalam pola umum (pada selarik kulit yang merepresentasikan dermatom), maka diagnosisnya jelas.

Dokter jarang mengambil sampel dari lepuhan untuk dianalisis atau melakukan biopsi kulit untuk menegakkan diagnosis.

Pengobatan Cacar Api

  • Obat antivirus

  • Pereda nyeri

Pengobatan cacar api meliputi beberapa obat antivirus. Antivirus seperti famsiklovir atau valasiklovir yang diminum sering kali diberikan, terutama kepada lansia dan orang-orang dengan sistem imun yang melemah (lihat tabel Beberapa Obat Antivirus untuk Infeksi Virus Herpes). Untuk orang-orang yang mengalami imunokompromi parah, dianjurkan untuk memberikan asiklovir secara intravena. Obat antivirus ini diberikan secara oral.

Obat-obatan tersebut harus dimulai segera setelah diduga ada cacar api, sebelum lepuhan muncul jika memungkinkan. Antivirus cenderung tidak efektif jika dimulai lebih dari 3 hari setelah lepuhan muncul. Obat-obatan ini tidak menyembuhkan penyakit, tetapi dapat membantu meredakan gejala cacar api dan mempersingkat durasinya.

Jika mengenai mata atau telinga, konsultasikan dengan spesialis yang sesuai (dokter spesialis mata atau dokter spesialis THT).

Kompres basah bersifat menenangkan, tetapi obat-obatan untuk meredakan nyeri sering kali diperlukan. Obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS) atau asetaminofen dapat dicoba, tetapi pereda nyeri opioid, yang diberikan secara oral, terkadang diperlukan.

Untuk mencegah berkembangnya infeksi bakteri, penderita cacar api harus menjaga kulit agar tetap bersih dan kering serta tidak menggaruk lepuhan.

Pencegahan Cacar Api

Dianjurkan untuk mencegah cacar air dengan memvaksinasi anak-anak dan orang dewasa yang tidak memiliki imunitas terhadap vaksin varicella.

Ada dua vaksin cacar api: vaksin rekombinan yang lebih baru dan vaksin virus hidup dilemahkan yang lebih lama. Vaksin virus hidup yang lebih lama tidak lagi tersedia di Amerika Serikat, tetapi masih tersedia di banyak negara lain. Vaksin rekombinan yang lebih baru hanya mengandung potongan virus. Vaksin rekombinan lebih disukai dan direkomendasikan untuk orang sehat berusia 50 tahun ke atas, terlepas dari apakah mereka ingat pernah terkena cacar air atau cacar api atau tidak dan terlepas dari apakah mereka telah divaksin dengan vaksin cacar api yang lebih lama atau tidak. Vaksin rekombinan juga direkomendasikan untuk orang dewasa berusia 19 tahun ke atas yang sedang atau akan mengalami imunodefisiensi atau imunosupresi karena penyakit atau terapi.

Vaksin herpes zoster rekombinan diberikan dalam dua dosis melalui suntikan ke otot. Dosis diberikan dengan jarak waktu 2 hingga 6 bulan dan setidaknya 2 bulan setelah vaksin yang lebih lama (virus hidup yang dilemahkan) untuk orang-orang yang telah mendapatkan vaksin tersebut.

Vaksin rekombinan secara signifikan mengurangi kemungkinan terkena cacar api dan neuralgia pascaherpes.

Jika terjadi cacar api, meminum obat antivirus dapat mengurangi risiko terjadinya neuralgia pascaherpes.

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!