Fibrosis Hati

OlehTae Hoon Lee, MD, Icahn School of Medicine at Mount Sinai
Ditinjau OlehMinhhuyen Nguyen, MD, Fox Chase Cancer Center, Temple University
Ditinjau/Direvisi Dimodifikasi Jan 2024
v11555870_id

Fibrosis adalah pembentukan jaringan parut dalam jumlah besar yang tidak normal di hati. Kondisi ini terjadi ketika hati mencoba memperbaiki dan mengganti sel yang rusak.

  • Banyak kondisi yang dapat merusak hati.

  • Fibrosis itu sendiri tidak menimbulkan gejala, tetapi jaringan parut yang parah dapat menyebabkan sirosis, yang dapat menimbulkan gejala.

  • Dokter sering kali dapat mendiagnosis fibrosis dan memperkirakan keparahannya berdasarkan hasil tes darah dan pencitraan, tetapi terkadang biopsi hati diperlukan.

  • Pengobatannya melibatkan perbaikan kondisi yang mendasarinya jika memungkinkan.

Fibrosis dan sirosis bukanlah gangguan yang spesifik. Sebaliknya, kondisi ini adalah akibat dari penyebab lain kerusakan hati.

Fibrosis terjadi ketika hati mengalami kerusakan berulang atau terus-menerus. Setelah satu kali episode cedera, bahkan jika cederanya parah (seperti hepatitis akut), hati umumnya memperbaiki diri dengan membuat sel hati baru dan memasangnya di antara jaringan ikat (struktur internal) yang tersisa ketika sel hati mati. Meskipun begitu, jika cedera terjadi berulang-ulang atau berkelanjutan (seperti yang terjadi pada hepatitis kronis), sel hati akan berupaya memperbaiki kerusakan tersebut, tetapi upaya tersebut akan mengakibatkan jaringan parut (fibrosis). Fibrosis dapat berkembang lebih cepat ketika fibrosis disebabkan oleh penyumbatan pada saluran empedu.

Jaringan parut menggantikan sel hati dan, tidak seperti sel hati, tidak melakukan fungsi apa pun. Jaringan parut dapat mendistorsi struktur internal hati dan mengganggu aliran darah ke dan di hati, sehingga membatasi pasokan darah untuk sel hati. Tanpa darah yang cukup, sel-sel ini akan mati, dan akibatnya lebih banyak jaringan parut terbentuk. Selain itu, terjadi peningkatan tekanan darah pada vena yang membawa darah dari usus ke hati (vena porta)—kondisi yang disebut hipertensi portal.

Fibrosis terkadang dapat mengalami perbaikan jika penyebabnya diidentifikasi dengan segera dan dikoreksi. Meskipun begitu, setelah kerusakan berulang atau berkelanjutan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun, fibrosis menjadi meluas dan permanen. Jaringan parut dapat membentuk jalinan di seluruh hati, menghancurkan struktur internal hati dan mengganggu kemampuan hati untuk meregenerasi dirinya sendiri dan menjalankan fungsinya. Jaringan parut yang parah seperti ini disebut sirosis.

Penyebab Fibrosis Hati

Berbagai gangguan, obat-obatan, dan zat dapat secara berulang atau terus-menerus merusak hati dan dengan demikian menyebabkan fibrosis (lihat tabel Beberapa Kondisi dan Obat-obatan yang Dapat Menyebabkan Fibrosis Hati).

Penyebab paling umum di Amerika Serikat adalah

Penyakit hati steatosis terkait disfungsi metabolik biasanya terjadi pada orang-orang yang memiliki berat badan berlebih, diabetes atau pradiabetes, dan/atau kadar lemak (lipid) dan kolesterol tinggi dalam darah. Kombinasi faktor risiko untuk penyakit perlemakan hati (steatosis) ini sering disebut sebagai sindrom metabolik. Selama beberapa tahun terakhir, sindrom metabolik yang menyebabkan disfungsi metabolik terkait penyakit hati steatosis semakin banyak terjadi di Amerika Serikat. Di seluruh dunia, virus hepatitis B (lihat tabel Virus Hepatitis) adalah penyebab umum. Terkadang penyebab fibrosis tidak diketahui.

Tabel
Tabel

Gejala Fibrosis Hati

Fibrosis itu sendiri tidak menimbulkan gejala. Gejala kemungkinan terjadi akibat gangguan yang menyebabkan fibrosis. Selain itu, jika fibrosis berkembang, dapat terjadi sirosis. Sirosis dapat menyebabkan komplikasi (seperti hipertensi portal) yang menyebabkan gejala.

Diagnosis Fibrosis Hati

  • Evaluasi dokter

  • Terkadang tes darah, tes pencitraan, atau keduanya

  • Terkadang biopsi hati

Dokter mencurigai adanya fibrosis ketika seseorang mengalami gangguan atau meminum obat yang dapat menyebabkan fibrosis atau ketika tes darah rutin untuk mengevaluasi hati menunjukkan bahwa hati rusak atau tidak berfungsi. Pengujian kemudian dilakukan untuk mengonfirmasi diagnosis, dan jika terdapat fibrosis, pengujian dilakukan untuk menentukan keparahannya. Pengujian ini dapat mencakup tes pencitraan, tes darah, biopsi hati, dan terkadang tes pencitraan khusus untuk menentukan seberapa kaku jaringan hati.

Tes pencitraan seperti ultrasonografi, tomografi terkomputasi (computed tomography, CT), dan pencitraan resonansi magnetik (magnetic resonance imaging, MRI) tidak dapat mendeteksi fibrosis dini atau yang sudah lanjut. Meskipun begitu, tes ini dapat menunjukkan abnormalitas yang dapat menyertai sirosis dan hipertensi portal (seperti pembesaran limpa atau varises).

Kombinasi tes darah tertentu dapat membedakan antara 2 tingkat fibrosis:

  • Tidak ada atau ringan

  • Sedang hingga parah

Keparahan fibrosis membantu mengindikasikan prognosis pada orang-orang yang menderita hepatitis virus kronis.

Biopsi hati adalah cara yang paling baik untuk mendeteksi dan menilai (menentukan tingkat) fibrosis dan untuk mengidentifikasi gangguan yang menyebabkan fibrosis. Biopsi sering dilakukan untuk mengonfirmasi diagnosis, untuk mengidentifikasi penyebab penyakit hati, untuk mengetahui tingkat fibrosis atau adanya sirosis, serta untuk menilai respons terhadap pengobatan. Biopsi hati bersifat invasif dan dapat menyebabkan komplikasi, oleh karena itu dokter dapat terlebih dahulu melakukan tes darah dan tes pencitraan untuk menentukan tingkat fibrosis dan kemudian memutuskan perlu atau tidaknya biopsi hati. Para dokter semakin mengandalkan tes pencitraan khusus tertentu sebagai alternatif non-invasif untuk biopsi.

Tes pencitraan khusus dapat menentukan seberapa kaku jaringan hati. Semakin kaku jaringan hati, fibrosis akan cenderung lebih parah. Tes-tes ini (elastografi transien, elastografi resonansi magnetik, dan pencitraan impuls gaya radiasi akustik) menggunakan gelombang suara, yang diaplikasikan ke abdomen, untuk menentukan seberapa kaku jaringan hati. Tidak seperti biopsi hati, tes ini tidak invasif sehingga memiliki beberapa keuntungan.

Elastografi transien dan elastografi resonansi magnetik digunakan pada orang dengan berbagai gangguan hati untuk mendiagnosis dan menentukan tingkat fibrosis. Selain itu, tes ini digunakan untuk menilai jumlah lemak hati pada penderita penyakit perlemakan hati. Ultrasonografi konvensional tidak dapat diandalkan karena hasilnya bergantung pada keterampilan orang yang melakukan prosedur. Sebaliknya, tes pencitraan khusus ini melaporkan pengukurannya dalam bentuk angka, sehingga memungkinkan penilaian yang objektif.

Kombinasi tes darah dan tes pencitraan, beberapa di antaranya sangat terspesialisasi, dapat meningkatkan kemampuan dokter untuk menilai derajat fibrosis secara akurat.

Pengobatan Fibrosis Hati

Dokter berfokus pada pengobatan penyebabnya, yang dapat menghentikan atau memperlambat pembentukan jaringan parut lebih lanjut pada hati dan terkadang memperbaiki kondisi. Pengobatan tersebut dapat mencakup

Tidak tersedia obat yang menghentikan pembentukan jaringan parut secara efektif dan aman. Meskipun demikian, obat-obatan yang dapat mengurangi fibrosis saat ini sedang diteliti. Silymarin, dalam milk thistle, atau kopi dapat membantu melindungi hati dari fibrosis, tetapi bukti tidak cukup untuk merekomendasikannya sebagai pengobatan.

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!