Meningitis Subakut dan Kronis

OlehRobyn S. Klein, MD, PhD, University of Western Ontario
Ditinjau OlehMichael C. Levin, MD, College of Medicine, University of Saskatchewan
Ditinjau/Direvisi Dimodifikasi Nov 2024
v1651289_id

Meningitis subakut adalah peradangan pada lapisan jaringan yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang (meninges) dan ruang berisi cairan di antara meninges (ruang subaraknoid) yang berkembang dalam hitungan hari hingga beberapa minggu. Meningitis kronis adalah meningitis yang berkembang perlahan yang berlangsung selama 4 minggu atau lebih.

  • Banyak infeksi dan gangguan yang menyebabkan inflamasi dapat menyebabkan meningitis kronis.

  • Memiliki sistem imun yang lemah meningkatkan risiko meningitis kronis.

  • Gejalanya biasanya serupa dengan meningitis bakteri akut (sakit kepala, demam, dan leher kaku) tetapi juga dapat meliputi kebingungan, gangguan pendengaran, dan penglihatan ganda.

  • Untuk mendiagnosis meningitis kronis, dokter biasanya melakukan pencitraan kepala, seperti CT atau pencitraan resonansi magnetik (magnetic resonance imaging, MRI), diikuti dengan spinal tap (pungsi lumbal) dengan analisis cairan serebrospinal.

  • Penyebabnya diobati.

(Lihat juga Pengantar Meningitis.)

Otak dan sumsum tulang belakang tertutup oleh 3 lapisan jaringan yang disebut meninges. Ruang subarakhnoid terletak di antara lapisan tengah dan lapisan dalam meninges, yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang. Ruang ini berisi cairan serebrospinal, yang mengalir melalui meninges, mengisi ruang di dalam otak, dan membantu melindungi otak dan sumsum tulang belakang.

Jaringan yang Menutupi Otak

Di dalam tengkorak, otak ditutupi oleh 3 lapisan jaringan yang disebut meninges.

Meningitis subakut terjadi selama periode waktu yang lebih lama daripada meningitis akut dan selama periode yang lebih singkat daripada kronis—selama beberapa hari hingga beberapa minggu. Penyebab, gejala, diagnosis, dan pengobatannya serupa dengan meningitis kronis. Meningitis bakteri dapat berupa subakut, bukan akut.

Meningitis kronis terjadi secara perlahan, selama berminggu-minggu atau lebih lama, dan dapat berlangsung selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Meningitis kronis jarang hanya menyebabkan gejala ringan dan sembuh dengan sendirinya.

Penyebab Meningitis Subakut dan Kronis

Meningitis subakut atau kronis biasanya disebabkan oleh infeksi. Banyak mikroorganisme dapat menyebabkan meningitis kronis atau subakut. Di antara mikroorganisme yang paling penting adalah

  • Bakteri penyebab tuberkulosis (Mycobacterium tuberculosis)

  • Bakteri penyebab penyakit Lyme (Borrelia burgdorferi)

  • Jamur, termasuk Cryptococcus neoformans, Cryptococcus gattii, Coccidioides immitis, Histoplasma capsulatum, dan Blastomyces

Bakteri yang menyebabkan tuberkulosis menyebabkan bentuk meningitis kronis yang disebut meningitis tuberkulus. Meningitis tuberkulus dapat terjadi dengan cepat atau bertahap. Meningitis dapat terjadi ketika orang pertama kali terinfeksi. Atau bakteri dapat tetap berada dalam tubuh dalam keadaan tidak aktif dan menjadi aktif kembali di kemudian hari dan menyebabkan meningitis. Bakteri ini dapat diaktifkan kembali ketika orang tersebut diobati dengan obat yang menekan sistem kekebalan tubuh (seperti penghambat faktor nekrosis tumor, termasuk infliksimab, adalimumab, golimumab, sertolizumab, dan etanercep).

Hingga 8% anak-anak dan beberapa orang dewasa dengan penyakit Lyme mengalami meningitis. Meningitis akibat penyakit Lyme dapat bersifat akut atau kronis. Biasanya, penyakit ini dimulai lebih lambat daripada meningitis virus akut.

Penyebab paling umum meningitis kronis di belahan bumi Barat adalah

Jamur ini lebih cenderung menyebabkan meningitis pada orang-orang yang memiliki sistem imun yang lemah karena gangguan seperti infeksi virus imunodefisiensi manusia (HIV) atau yang meminum obat-obatan yang menekan sistem imun. Gejala meningitis yang disebabkan oleh Cryptococcus neoformans dimulai secara bertahap dan samar, dan dapat hilang timbul.

Kurang umum, meningitis kronis disebabkan oleh hal berikut:

  • Bakteri lain (seperti yang menyebabkan sifilis)

  • Jamur seperti Coccidioides immitis (yang menyebabkan coccidioidomycosis)

  • Parasit seperti protozoa Toxoplasmosis gondii (yang menyebabkan toksoplasmosis), biasanya terjadi pada orang-orang yang terinfeksi HIV

  • Virus, seperti HIV dan enterovirus

Meningitis kronis banyak terjadi pada orang-orang yang menderita infeksi HIV. Meningitis dapat terjadi akibat infeksi HIV. Tetapi banyak organisme lain (termasuk Cryptococcus neoformans, Mycobacterium tuberculosis, dan beberapa jamur) juga dapat menyebabkan meningitis kronis pada orang-orang yang terinfeksi HIV.

Gangguan yang bukan merupakan infeksi juga dapat menyebabkan meningitis kronis. Ini meliputi

Bertahun-tahun yang lalu, beberapa orang mengalami meningitis jamur kronis setelah mereka diberi metilprednisolon (kortikosteroid) sebagai injeksi ke dalam ruang di sekitar sumsum tulang belakang (disebut injeksi epidural) di punggung bawah (misalnya, untuk meredakan skiatika). Dalam semua kasus, obat tersebut belum disiapkan dengan menggunakan teknik steril. Gejalanya meliputi sakit kepala, kebingungan, mual, dan/atau demam. Sebagian besar orang juga memiliki leher kaku, tetapi sekitar sepertiga tidak. Gejala dapat terjadi hingga 6 bulan setelah injeksi. Jika orang-orang mengalami gejala-gejala ini selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan setelah menjalani injeksi kortikosteroid di punggung mereka, mereka harus menghubungi dokter mereka.

Kadang-kadang, meningitis kronis berlanjut selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun, tetapi tidak ada organisme yang teridentifikasi, dan kematian tidak terjadi. Jenis meningitis ini disebut meningitis idiopatik kronis. Pengobatan dengan antijamur atau kortikosteroid tidak membantu. Meskipun demikian, beberapa orang yang menderita meningitis idiopatik kronis pada akhirnya pulih tanpa pengobatan.

Gejala Meningitis Subakut dan Kronis

Gejala meningitis subakut atau kronis serupa dengan yang terjadi pada meningitis bakteri akut, kecuali berkembang lebih lambat dan bertahap, biasanya selama berminggu-minggu dan bukan berhari-hari. Selain itu, demam sering kali tidak terlalu parah. Gejala meningitis kronis dapat berlangsung selama bertahun-tahun. Sebagian orang membaik untuk sementara waktu, kemudian memburuk (kekambuhan).

Sakit kepala, kebingungan, leher kaku, dan sakit punggung umum terjadi. Orang tersebut dapat mengalami kesulitan berjalan. Kelemahan, sensasi seperti ditusuk-tusuk jarum, kebas, kelumpuhan pada wajah, dan penglihatan ganda juga sering terjadi. Kelumpuhan wajah, penglihatan ganda, dan kehilangan pendengaran terjadi ketika meningitis memengaruhi saraf kranial (yang langsung masuk dari otak ke berbagai bagian kepala, leher, dan batang tubuh).

Meningitis akibat bakteri penyebab tuberkulosis biasanya memburuk cukup cepat (selama berhari-hari hingga berminggu-minggu) tetapi dapat berkembang jauh lebih cepat atau bertahap. Meningitis tuberkulus dapat memiliki efek serius. Tekanan di dalam tengkorak dapat meningkat. Pembuluh darah dapat mengalami inflamasi, terkadang menyebabkan stroke. Penglihatan, pendengaran, otot wajah, dan keseimbangan dapat terpengaruh.

Diagnosis Meningitis Subakut dan Kronis

  • Spinal tap dan analisis cairan serebrospinal

Dokter menanyakan tentang faktor-faktor yang meningkatkan risiko meningitis kronis, seperti sistem imun yang lemah (seperti yang mungkin disebabkan oleh infeksi HIV) dan perjalanan ke daerah-daerah di mana penyakit Lyme atau infeksi jamur tertentu banyak terjadi. Dokter juga menanyakan dan mencari gejala yang mungkin menunjukkan penyebabnya.

Untuk mengonfirmasi diagnosis, dokter melakukan spinal tap (pungsi lumbal) untuk mendapatkan sampel cairan serebrospinal, yang kemudian dianalisis.

Analisis cairan serebrospinal

Cairan serebrospinal dikirim ke laboratorium untuk diperiksa dan dianalisis. Pada penderita meningitis, jumlah sel darah putih dalam cairan serebrospinal lebih tinggi dari normal. Hasilnya biasanya dapat memungkinkan dokter untuk membedakan antara meningitis kronis dan akut. Beberapa organisme infeksius yang menyebabkan meningitis kronis, seperti jamur Cryptococcus neoformans, terlihat di bawah mikroskop, tetapi banyak di antaranya, seperti bakteri penyebab tuberkulosis, sulit dideteksi.

Cairan serebrospinal juga dikultur. Organisme, jika ada, dibiakkan agar dapat diidentifikasi. Namun, pembiakan mungkin memerlukan waktu berminggu-minggu. Teknik khusus, yang dapat memberikan hasil lebih cepat, dapat digunakan untuk mengidentifikasi jamur dan bakteri penyebab tuberkulosis dan sifilis. Misalnya, pengujian dapat dilakukan untuk mendeteksi protein yang dilepaskan oleh Cryptococcus neoformans (disebut pengujian antigen).

Teknik reaksi berantai polimerase (polymerase chain reaction, PCR), yang menghasilkan banyak salinan gen, dapat mengidentifikasi urutan DNA unik bakteri penyebab tuberkulosis. Dokter juga dapat menggunakan pengujian otomatis yang disebut Xpert MTB/RIF, yang direkomendasikan oleh World Health Organization (WHO) untuk diagnosis meningitis tuberkulosis, untuk mendeteksi materi genetik (DNA) bakteri tuberkulosis dalam sampel cairan serebrospinal. Tes lain dapat dilakukan terhadap sampel cairan serebrospinal untuk mendokumentasikan paparan sebelumnya terhadap bakteri penyebab tuberkulosis. Pemeriksaan sinar-x dada atau tomografi terkomputasi (computed tomography, CT) pada dada dapat mendeteksi adanya tuberkulosis sebelumnya atau saat ini.

Tes lain terhadap cairan serebrospinal dilakukan, tergantung pada gangguan yang dicurigai. Misalnya, cairan dapat dianalisis untuk sel kanker jika dicurigai adanya kanker.

Penyebab meningitis kronis mungkin sulit ditentukan, sebagian karena mendeteksi mikroorganisme dalam cairan serebrospinal dapat sulit dilakukan. Dengan demikian, spinal tap dapat diulang untuk mendapatkan lebih banyak cairan serebrospinal untuk dikultur. Jika tersedia, uji yang dapat menganalisis dengan cepat sejumlah besar bahan genetik dapat digunakan untuk mengidentifikasi mikroorganisme yang tidak terdeteksi dalam cairan serebrospinal.

Tes lainnya

Untuk mengidentifikasi penyebabnya, dokter mungkin juga perlu melakukan kultur sampel darah dan urine atau untuk melakukan biopsi terhadap meninge atau jaringan lain yang terinfeksi, yang diidentifikasi menggunakan pencitraan resonansi magnetik (magnetic resonance imaging, MRI) atau CT. Terkadang MRI atau CT dilakukan saat penyebab gejala tidak jelas.

Bahkan setelah pengujian ekstensif, penyebabnya sering kali tidak dapat ditentukan.

Pengobatan Meningitis Subakut dan Kronis

  • Pengobatan penyebab

Dokter berfokus pada pengobatan penyebabnya. Tergantung pada penyebabnya, pengobatan berikut ini digunakan:

  • Untuk tuberkulosis, sifilis, penyakit Lyme, atau infeksi bakteri lainnya: Antibiotik yang efektif untuk bakteri tertentu

  • Untuk infeksi jamur: Biasanya antijamur, seperti amfoterisin B, flusitosin, flukonazol, atau vorikonazol, yang diberikan secara intravena atau melalui mulut

  • Untuk gangguan yang bukan merupakan infeksi, seperti sarkoidosis dan sindrom Behçet: Kortikosteroid atau obat-obatan lain yang menekan sistem imun (imunosupresan), kadang-kadang diminum untuk waktu yang lama

  • Untuk penyebaran kanker ke meninge: Kombinasi terapi radiasi yang diarahkan ke kepala dan/atau kemoterapi, tergantung kankernya

Ketika infeksi jamur sangat sulit disembuhkan, amfoterisin B kadang-kadang diinjeksikan langsung ke dalam cairan serebrospinal melalui penampung Ommaya. Penampung Ommaya adalah perangkat yang ditempatkan di bawah kulit kepala. Penampung ini berisi persediaan obat dalam jumlah besar, yang dikirimkan secara perlahan, selama berhari-hari atau berminggu-minggu, melalui slang kecil yang mengalir dari penampung ke ruang-ruang di dalam otak.

Prognosis Meningitis Subakut dan Kronis

Prognosis bagi penderita meningitis subakut atau kronis bergantung pada

  • Apa penyebabnya

  • Dalam banyak kasus, seberapa kuat sistem imun penderita

Penyakit sifilis dan Lyme biasanya sembuh setelah pengobatan. Meningitis akibat infeksi jamur atau parasit lebih sulit diobati dan lebih cenderung kambuh, terutama pada orang-orang dengan infeksi HIV.

Jika meningitis disebabkan oleh leukemia, limfoma, atau kanker, prognosisnya sering kali buruk. Dalam kasus seperti itu, meningitis dapat berakibat fatal.

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!