Konseling Genetik dan Pemeriksaan Genetik Sebelum Kehamilan

(Konseling Genetik Pranatal; Pengujian Genetik Pranatal)

OlehJeffrey S. Dungan, MD, Northwestern University, Feinberg School of Medicine
Ditinjau OlehOluwatosin Goje, MD, MSCR, Cleveland Clinic, Lerner College of Medicine of Case Western Reserve University
Ditinjau/Direvisi Feb 2024 | Dimodifikasi Apr 2025
v808322_id

Kelainan genetik disebabkan oleh kelainan pada satu atau lebih gen atau kromosom. Beberapa kelainan genetik bersifat turun-temurun dan yang lainnya bersifat spontan.

  • Kelainan genetik turunan diwariskan dari generasi ke generasi.

  • Kelainan genetik spontan tidak diwariskan dari satu generasi ke generasi lainnya, tetapi terjadi ketika bahan genetik dalam sperma ayah atau sel telur ibu atau dalam sel embrio yang sedang berkembang rusak secara kebetulan atau karena obat-obatan, bahan kimia, atau zat berbahaya lainnya (seperti radiasi).

  • Sebelum kehamilan, calon orang tua sebaiknya berbicara dengan tenaga kesehatan profesional tentang risiko memiliki bayi dengan kelainan genetik.

  • Faktor risiko meliputi usia lanjut pada wanita atau pria, riwayat kelainan genetik dalam keluarga, abnormalitas kromosom pada salah satu calon orang tua, keguguran atau bayi lahir mati sebelumnya, atau bayi sebelumnya memiliki cacat lahir.

  • Pemeriksaan ada tidaknya kelainan genetik ditawarkan kepada semua wanita, tetapi sangat penting terutama jika pasangan memiliki risiko lebih tinggi dari rata-rata.

(Lihat juga Gambaran Umum Kelainan Kromosom dan Gen serta Gambaran Umum Cacat Lahir.)

Calon orang tua yang berencana untuk memiliki bayi sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga kesehatan profesional tentang risiko kelainan genetik (konseling genetik pranatal). Calon orang tua dapat meninjau riwayat keluarga dan riwayat medis lainnya bersama dokter atau konselor mereka untuk menentukan apakah risiko melahirkan bayi dengan kelainan genetik turunan lebih tinggi dari rata-rata. Jika begitu, pemeriksaan untuk menilai risiko tersebut secara lebih tepat (skrining pembawa genetik) dapat dilakukan. Jika tes skrining genetik menunjukkan bahwa calon orang tua memiliki kelainan genetik, pasangan dan dokter dapat mendiskusikan pilihan untuk menghindari kelainan tersebut menurun pada anak.

Berkonsultasi dengan dokter sebelum hamil juga merupakan kesempatan untuk mempelajari cara menghindari jenis cacat lahir lainnya. Misalnya, wanita dapat mengonsumsi suplemen asam folat untuk membantu mencegah cacat lahir pada otak atau tulang belakang seperti spina bifida (cacat tuba neural) dan menghindari paparan obat-obatan, zat-zat beracun, dan radiasi.

Jenis dan Faktor Risiko Kelainan Genetik

Semua sel dalam tubuh manusia mengandung asam deoksiribonukleat (deoxyribonucleic acid, DNA). Gen adalah segmen DNA yang berisi kode untuk protein spesifik yang berfungsi dalam satu atau lebih jenis sel dalam tubuh atau kode untuk jenis molekul lain yang disebut asam ribonukleat (ribonucleic acid, RNA). Kromosom adalah struktur dalam sel yang mengandung gen seseorang.

Kelainan genetik dapat disebabkan oleh kelainan pada satu gen, beberapa gen, atau sebagian atau seluruh kromosom. Persentase bayi yang memiliki kelainan adalah sebagai berikut:

  • 0,5% memiliki kelainan kromosom.

  • 1% memiliki kelainan gen tunggal.

  • 1% memiliki kelainan yang disebabkan oleh cacat pada beberapa gen.

Semua kehamilan melibatkan beberapa risiko kelainan genetik. Kondisi tertentu pada orang tua meningkatkan risiko, seperti usia lanjut.

Abnormalitas kromosom

Kelainan kromosom, banyak di antaranya melibatkan jumlah kromosom yang tidak normal atau kelainan pada struktur kromosom, terjadi pada sekitar 1 dari 200 kelahiran hidup di Amerika Serikat. Kelainan kromosom dapat berakibat fatal pada janin dan umumnya ditemukan pada janin ketika kehamilan berakhir dengan keguguran atau bayi lahir mati. Sindrom Down (trisomi 21) adalah kelainan kromosom yang paling banyak terjadi pada bayi yang lahir hidup.

Beberapa faktor meningkatkan risiko memiliki bayi dengan kelainan kromosom:

  • Usia ibu: Risiko memiliki bayi dengan sindrom Down meningkat sejalan dengan usia ibu—meningkat tajam setelah usia 35 tahun. Peluang melahirkan bayi dengan sindrom Down adalah sekitar 1 banding 590 sebelum usia 35 dan 1 banding 100 pada atau setelah usia 35 tahun.

  • Usia ayah: Jika seorang pria berusia lebih dari 50 tahun, mungkin ada peningkatan risiko beberapa jenis kelainan genetik janin.

  • Riwayat keluarga: Memiliki riwayat kelainan kromosom dalam keluarga dapat meningkatkan risiko. Jika pasangan memiliki satu bayi dengan bentuk sindrom Down yang paling umum, risikonya meningkat pada kehamilan berikutnya.

  • Cacat lahir pada bayi sebelumnya: Memiliki bayi dengan cacat lahir atau bayi lahir mati—bahkan ketika tidak diketahui apakah bayi tersebut memiliki abnormalitas kromosom—meningkatkan risiko memiliki bayi dengan kelainan kromosom. Sekitar 15% bayi yang lahir dengan cacat lahir dan sekitar 8 hingga 16% bayi lahir mati yang tampak normal memiliki kelainan kromosom.

  • Keguguran sebelumnya: Kelainan kromosom diperkirakan menjadi penyebab 50 sampai 80% dari semua keguguran pada trimester pertama. Keguguran ini biasanya terjadi akibat kelainan genetik spontan. Jika seorang wanita pernah mengalami 2 kali keguguran atau lebih, kromosom calon orang tua harus dianalisis untuk mengetahui ada tidaknya kelainan numerik atau struktural pada kromosom sebelum mencoba untuk memiliki bayi lagi.

  • Kelaianan kromosom pada calon orang tua: Jarang terjadi, calon orang tua memiliki kelainan kromosom struktural, yang meningkatkan risiko memiliki bayi dengan kelainan serupa. Kelainan kromosom pada salah satu atau kedua orang tua meningkatkan risiko, bahkan jika orang tua tersebut sehat dan tidak memiliki tanda fisik kelainan.

Beberapa kelainan kromosom hanya dapat dideteksi dengan pemeriksaan khusus. Sebagian besar kelainan ini terlalu kecil untuk dilihat dengan mikroskop, sehingga terkadang disebut sebagai kelainan submikroskopik (atau varian jumlah salinan). Misalnya, bagian kromosom yang sangat kecil dapat hilang (disebut mikrodelesi), atau kromosom mungkin memiliki bagian tambahan yang sangat kecil (disebut mikroduplikasi). Sekitar 6% anak-anak dengan cacat lahir memiliki jenis kelainan submikroskopik ini. Pengujian yang disebut pemeriksaan mikroarray kromosom dapat mendeteksi mikrodelesi dan mikroduplikasi. Dokter dapat menawarkan pemeriksaan mikroarray sebelum kelahiran dalam keadaan tertentu—misalnya, ketika diduga ada cacat lahir pada janin.

Tahukah Anda...

  • Peluang melahirkan bayi dengan sindrom Down sebelum usia 35 tahun adalah sekitar 1 banding 590.

  • Peluang melahirkan bayi dengan sindrom Down pada atau setelah usia 40 tahun adalah sekitar 1 banding 100.

Tabel
Tabel

Kelainan gen tunggal

Pada kelainan gen tunggal, hanya satu pasang gen yang terlibat. Gen dapat mengalami mutasi, yang mengganggu fungsi normalnya dan dapat menyebabkan penyakit atau cacat lahir. Risiko kelainan tersebut bergantung pada apakah kelainan tersebut berkembang ketika hanya satu gen pada pasangan tersebut yang mengalami mutasi (gen tersebut dominan) atau ketika kedua gen tersebut harus mengalami mutasi (gen tersebut resesif). (Lihat juga Pewarisan Kelainan Gen Tunggal.)

Risiko juga bergantung pada apakah gen terletak pada kromosom X. Ada 23 pasang kromosom. Satu pasang, kromosom X dan Y (kromosom seks), menentukan jenis kelamin. Semua kromosom sisanya disebut kromosom autosom. Wanita memiliki dua kromosom X, dan pria memiliki satu kromosom X dan satu kromosom Y. Jika kelainan gen terletak pada kromosom X, kelainan yang ditimbulkannya disebut kelainan tautan-X (kelainan terkait jenis kelamin).

Jika anak laki-laki mewarisi gen abnormal untuk kelainan terkait-X (pada kromosom X), mereka memiliki kelainan tersebut meskipun gen tersebut bersifat resesif karena mereka hanya memiliki satu kromosom X, yang memiliki gen abnormal. Mereka tidak memiliki kromosom X normal untuk menggantikan kromosom dengan gen abnormal. Jika janin laki-laki mewarisi gen tautan-X yang dominan, kehamilan biasanya berakhir dengan keguguran.

Namun, anak perempuan harus mewarisi dua gen abnormal untuk memiliki kelainan tautan-X jika gen tersebut resesif. Jika gen abnormal itu bersifat dominan, hanya satu gen abnormal yang diperlukan agar timbul kelainan.

Jika calon ibu dan ayah memiliki hubungan darah, mereka lebih mungkin mengalami mutasi yang sama pada satu atau lebih gen penyebab kelainan resesif autosomal. Dengan demikian, risiko terjadinya kelainan tersebut meningkat.

Tabel
Tabel

Cacat tuba neural

Cacat tuba neural adalah cacat lahir pada otak atau sumsum tulang belakang. (Otak dan sumsum tulang belakang berkembang dari bagian embrio yang disebut tuba neural). Contohnya adalah spina bifida (di mana tulang belakang tidak menutup sempurna, terkadang memperlihatkan sumsum tulang belakang) dan anensefali (di mana ada bagian otak dan tengkorak yang tidak ada). Untuk sebagian besar cacat ini, penyebabnya adalah kombinasi gen abnormal dan faktor lainnya. Faktor lainnya meliputi

  • Riwayat keluarga: Risiko memiliki bayi dengan cacat tuba neural meningkat jika ada riwayat keluarga dengan kondisi tersebut. Jika salah satu calon orang tua pernah memiliki bayi dengan spina bifida atau anencephaly sebelumnya, risiko untuk memiliki lagi bayi dengan salah satu kondisi tersebut lebih tinggi. Risiko ini semakin meningkat jika orang tua memiliki dua anak dengan salah satu kondisi ini.

  • Defisiensi folat: Risiko juga dapat meningkat dengan diet yang rendah folat, yang merupakan vitamin. Suplemen asam folat (folat) membantu mencegah cacat tuba neural. Oleh karena itu, mengonsumsi suplemen asam folat setiap hari kini secara rutin direkomendasikan bagi wanita yang sedang hamil atau berencana untuk hamil. Folat biasanya disertakan dalam vitamin pranatal.

Beberapa cacat tuba neural disebabkan oleh kelainan bawaan pada satu gen, kelainan kromosom, atau paparan obat-obatan atau bahan kimia tertentu.

Konseling tentang diagnosis pranatal dengan amniosentesis dan ultrasonografi direkomendasikan untuk wanita yang memiliki setidaknya 1% risiko memiliki bayi dengan cacat tuba neural.

Abnormalitas karena beberapa faktor

Beberapa cacat lahir, seperti bibir atau langit-langit sumbing, disebabkan oleh kelainan pada salah satu gen atau lebih ditambah paparan terhadap faktor-faktor tertentu lainnya, termasuk zat-zat yang ada di lingkungan. Gen abnormal membuat janin lebih mungkin mengalami cacat lahir, tetapi cacat lahir biasanya tidak timbul kecuali janin terpapar zat tertentu, seperti obat terlarang tertentu atau alkohol. Banyak cacat lahir yang umum, seperti kelainan jantung, diwariskan dengan cara ini.

Penilaian Riwayat Keluarga

Setiap calon orang tua dapat meminta skrining genetik, tetapi skrining sangat disarankan ketika

  • Salah satu atau kedua pasangan mengetahui bahwa mereka memiliki kelainan genetik.

  • Ada anggota keluarga memiliki kelainan genetik.

  • Orang tua memiliki keturunan ras atau etnis dengan peningkatan risiko kelainan tertentu.

Mengingat etnis atau ras orang tua sering kali rumit dan tidak terdefinisi dengan baik, serta karena tes genetik pranatal menjadi jauh lebih murah dan lebih cepat, beberapa tenaga kesehatan profesional mulai melakukan skrining terhadap semua calon orang tua (dan yang sedang hamil), tanpa memandang etnis.

Beberapa kelainan genetik tidak bersifat diturunkan dan karenanya tidak dapat diidentifikasi melalui pemeriksaan orang tua.

Untuk menentukan apakah suatu pasangan memiliki risiko lebih tinggi memiliki bayi dengan kelainan genetik, dokter akan menanyakan kepada pasangan tersebut tentang hal-hal berikut:

  • Kelainan yang dialami anggota keluarga

  • Penyebab kematian pada anggota keluarga

  • Kesehatan semua kerabat tingkat pertama yang masih hidup (orang tua, saudara kandung, dan anak-anak) dan kerabat tingkat kedua (bibi, paman, dan kakek/nenek)

  • Keguguran, bayi lahir mati, atau bayi yang meninggal segera setelah lahir pada pasangan atau anggota keluarga

  • Bayi dengan cacat lahir yang lahir dari pasangan atau anggota keluarga

  • Orang tua yang merupakan sepupu kedua atau memiliki hubungan kekerabatan yang lebih dekat satu sama lain (yang meningkatkan risiko memiliki gen abnormal yang sama)

  • Latar belakang etnis atau ras (kelompok tertentu berisiko lebih tinggi mengalami kelainan tertentu)

Informasi tentang tiga generasi biasanya diperlukan. Jika sejarah keluarga rumit, informasi tentang kerabat yang lebih jauh mungkin diperlukan. Kadang-kadang dokter meninjau rekam medis kerabat yang mungkin mengalami kelainan genetik.

Skrining Pembawa Genetik

Pembawa adalah orang yang memiliki gen abnormal untuk suatu kelainan tetapi tidak memiliki gejala atau bukti yang terlihat dari kelainan tersebut.

Pada pembawa, gen abnormal biasanya resesif—yaitu, dua salinan gen diperlukan untuk menimbulkan kelainan tersebut (lihat Kelainan Resesif). Pembawa tersebut memiliki satu gen normal dan satu gen abnormal untuk kelainan tersebut.

Pada umumnya, tes skrining ditawarkan kepada orang tua yang berisiko menjadi pembawa asimtomatik untuk kelainan tertentu, seperti anemia sel sabit, talasemia, penyakit Tay-Sachs, dan fibrosis kistik. Beberapa tenaga kesehatan profesional mulai melakukan skrining terhadap semua calon orang tua (dan orang tua yang pasangannya sedang hamil), tanpa memandang risiko (disebut skrining pembawa sifat universal).

Skrining pembawa biasanya terdiri dari analisis DNA dari sampel darah. Tetapi terkadang sampel sel dari bagian dalam pipi dianalisis. Orang-orang memberikan sampel dengan mengusap cairan khusus di mulut mereka, kemudian meludahkannya ke dalam wadah spesimen, atau dengan menggosokkan kapas di dalam pipi mereka.

Idealnya, pemeriksaan pembawa dilakukan sebelum wanita menjadi hamil. Jika dilakukan sesudahnya dan jika menunjukkan bahwa kedua pasangan memiliki gen resesif untuk kelainan yang sama, mereka dapat memutuskan untuk menjalani pemeriksaan diagnostik pranatal. Artinya, janin dapat diuji untuk mengetahui ada tidaknya kelainan sebelum lahir.

Tabel
Tabel

Hasil Abnormal Pemeriksaan Pembawa Genetik

Jika tes skrining genetik menunjukkan risiko tinggi untuk mewariskan kelainan genetik yang serius, pasangan tersebut dapat mempertimbangkan hal-hal berikut:

  • Menggunakan sperma dari pria lain jika sang pria memiliki gen abnormal

  • Menggunakan telur dari wanita lain jika sang wanita memiliki gen abnormal

  • Melakukan pemeriksaan diagnostik pranatal untuk melakukan memeriksa genetik embrio atau janin selama kehamilan

  • Memilih untuk tidak hamil

Selama proses kehamilan atau selama kehamilan, ada beberapa opsi untuk memeriksa embrio atau janin secara langsung untuk mengetahui ada tidaknya kelainan genetik (lihat Pemeriksaan Pranatal untuk Kelainan Genetik dan Cacat Lahir). Opsinya meliputi:

  • Diagnosis genetik praimplantasi: Beberapa sel diambil dari embrio dan diperiksa sebelum embrio dipindahkan ke rahim wanita, hal ini hanya dapat dilakukan jika seorang wanita mengalami kehamilan dengan menggunakan fertilisasi in vitro (bayi tabung)

  • Pengambilan sampel vilus korionik:: Sampel vilus korionik (bagian dari plasenta) diambil dan diperiksa, pemeriksaan ini biasanya dilakukan pada usia kehamilan antara 10 hingga 13 minggu

  • Amniosentesis: Sampel cairan yang mengelilingi janin (cairan ketuban) diangkat dan dianalisis, tes ini biasanya dilakukan pada usia kehamilan 15 minggu atau lebih

Jika suatu kelainan didiagnosis, dokter akan menjelaskan apa yang mungkin terjadi pada janin dengan kelainan genetik atau cacat lahir tersebut. Kadang-kadang orang tua dirujuk ke spesialis genetik untuk membahas masalah tersebut. Dalam beberapa kasus, kelainan dapat diobati. Dalam kasus lain, kemungkinan janin akan meninggal sebelum lahir atau akan memiliki harapan hidup terbatas setelah lahir. Untuk beberapa kelainan, anak mungkin memiliki disabilitas intelektual, disabilitas fisik, atau masalah medis lainnya.

Dokter akan menjelaskan pilihan yang ada, dan calon orang tua kemudian dapat memutuskan untuk melanjutkan kehamilan atau mengakhiri kehamilan. Dokter dapat menyarankan ibu untuk mendapatkan perawatan pranatal di rumah sakit yang menyediakan layanan yang lebih luas untuk bayi baru lahir dan anak-anak yang mengalami masalah medis.

Orang tua harus meluangkan waktu untuk memahami informasi tersebut dan hendaknya mengajukan pertanyaan apa pun yang mereka miliki.

Informasi Lebih Lanjut

Referensi berbahasa Inggris berikut ini mungkin akan berguna. Harap diperhatikan bahwa MANUAL ini tidak bertanggung jawab atas konten referensi ini.

  1. American College of Obstetricians and Gynecologists: Genetic Disorders: Situs web ini menyediakan definisi gen dan kromosom serta informasi dasar mengenai pewarisan, risiko memiliki bayi dengan cacat lahir, dan pemeriksaan ada tidaknya kelainan genetik dan kromosom.

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!