Gambaran Umum Sistem Saraf Otonom

OlehElizabeth Coon, MD, Mayo Clinic
Ditinjau OlehMichael C. Levin, MD, College of Medicine, University of Saskatchewan
Ditinjau/Direvisi May 2025 | Dimodifikasi Jul 2025
v746348_id

Sistem saraf otonom mengatur proses tubuh tertentu, seperti tekanan darah dan laju pernapasan. Sistem ini bekerja secara otomatis (otonom), tanpa usaha sadar seseorang.

Gangguan sistem saraf otonom dapat memengaruhi bagian tubuh atau proses apa pun. Gangguan otonom dapat bersifat reversibel atau progresif.

Anatomi sistem saraf otonom

Sistem saraf otonom adalah bagian dari sistem saraf yang memasok organ internal, termasuk pembuluh darah, lambung, usus, hati, ginjal, kandung kemih, alat kelamin, paru-paru, pupil, jantung, dan keringat, liur, dan kelenjar pencernaan.

Sistem saraf otonom memiliki dua divisi utama:

  • Simpatik

  • Parasimpatik

Sistem saraf otonom menerima informasi tentang tubuh dan lingkungan eksternal dan merespons dengan menstimulasi proses tubuh, melalui divisi simpatis atau menghambatnya melalui divisi parasimpatis.

Jalur saraf otonom melibatkan 2 sel saraf. Satu sel terletak di batang otak atau sumsum tulang belakang. Sel ini dihubungkan oleh serabut saraf ke sel lain yang terletak di sekelompok sel saraf (disebut ganglion otonom). Serabut saraf dari ganglia ini terhubung dengan organ dalam. Sebagian besar ganglia untuk divisi simpatis terletak di sepanjang bagian luar sumsum tulang belakang. Ganglia untuk bagian parasimpatik terletak di dekat atau dalam organ yang terhubung dengannya.

Fungsi sistem saraf otonom

Sistem saraf otonom mengontrol proses tubuh internal seperti berikut ini:

  • Tekanan darah

  • Denyut jantung dan pernapasan

  • Suhu tubuh

  • Pencernaan

  • Metabolisme

  • Keseimbangan air dan elektrolit (seperti natrium dan kalsium)

  • Produksi cairan tubuh (air liur, keringat, dan air mata)

  • Urinasi

  • Defekasi

  • Respons seksual

Banyak organ yang dikendalikan terutama oleh divisi simpatik atau parasimpatik. Terkadang 2 divisi ini memiliki efek berlawanan pada organ yang sama. Misalnya, divisi simpatik menaikkan tekanan darah, dan divisi parasimpatik menurunkannya. Secara keseluruhan, 2 divisi ini bekerja sama untuk memastikan bahwa tubuh merespons secara tepat situasi yang berbeda.

Umumnya, divisi simpatik melakukan hal berikut:

  • Mempersiapkan tubuh untuk situasi stres atau darurat—lawan atau lari

Dengan demikian, divisi simpatik meningkatkan denyut jantung dan kekuatan kontraksi jantung serta memperlebar (melebarkan) saluran udara untuk mempermudah pernapasan. Hal ini menyebabkan tubuh melepaskan energi tersimpan. Kekuatan otot meningkat. Divisi ini juga menyebabkan telapak tangan berkeringat, pupil membesar, dan bulu meremang. Ini memperlambat proses tubuh yang kurang penting dalam keadaan darurat, seperti pencernaan dan urinasi.

Divisi parasimpatik melakukan hal berikut:

  • Mengendalikan proses tubuh selama situasi biasa.

Umumnya, divisi parasimpatik menjaga dan memulihkan. Divisi ini memperlambat denyut jantung dan menurunkan tekanan darah. Menstimulasi saluran pencernaan untuk memproses makanan dan menghilangkan limbah. Energi dari makanan olahan digunakan untuk memulihkan dan membangun jaringan.

Divisi simpatik dan parasimpatik terlibat dalam aktivitas seksual, demikian pula bagian sistem saraf yang mengendalikan tindakan volunter dan menyalurkan sensasi dari kulit (sistem saraf somatik).

Dua pembawa pesan kimiawi utama (neurotransmiter) digunakan untuk berkomunikasi dalam sistem saraf otonom:

  • Asetilkolin

  • Norepinefrin

Serabut saraf yang mengeluarkan asetilkolin disebut serabut kolinergik. Serabut yang mengeluarkan norepinefrin disebut serabut adrenergik. Umumnya, asetilkolin memiliki efek parasimpatik dan norepinefrin memiliki efek simpatik. Namun, asetilkolin memiliki beberapa efek simpatik. Contohnya, terkadang merangsang keringat atau membuat rambut berdiri.

Sistem saraf otonom

Tabel
Tabel

Penyebab Gangguan Otonom

Gangguan otonom dapat terjadi akibat gangguan yang merusak saraf otonom atau bagian otak yang membantu mengontrol proses tubuh, atau gangguan tersebut dapat terjadi sendiri, tanpa penyebab yang jelas.

Penyebab umum gangguan otonom adalah:

Penyebab lain yang kurang umum meliputi hal berikut:

Gejala Gangguan Otonom

Gangguan otonom biasanya menyebabkan pusing atau berkunang-kunang karena penurunan tekanan darah yang berlebihan saat seseorang berdiri (hipotensi ortostatis). Gejala lainnya termasuk berkunang-kunang, penglihatan kabur, tekanan pada kepala, palpitasi, gemetar, mual dan kesulitan bernapas. Terkadang, dapat terjadi hilangnya kesadaran.

Orang tersebut dapat berkeringat lebih sedikit atau tidak berkeringat sama sekali sehingga menjadi tidak toleran terhadap panas. Mata dan mulut mungkin kering.

Setelah makan, seseorang dengan gangguan otonom mungkin merasa kenyang sebelum waktunya atau bahkan muntah karena perut mengosongkan diri dengan sangat lambat (disebut gastroparesis). Sebagian orang mengeluarkan urine secara tidak disengaja (inkontinensia urine), sering kali karena kandung kemih terlalu aktif. Sebagian lain kesulitan mengosongkan kandung kemih (retensi urine) karena kandung kemih kurang aktif. Konstipasi dapat terjadi, atau kontrol buang air besar dapat hilang.

Pupil tidak dapat melebar (dilatasi) atau menyempit (konstriksi) saat cahaya berubah.

Pada pria, kesulitan memulai dan mempertahankan ereksi (disfungsi ereksi) dapat menjadi gejala awal gangguan otonom.

Diagnosis Gangguan Otonom

  • Evaluasi dokter

  • Pengujian untuk menentukan perubahan tekanan darah selama manuver tertentu

  • Elektrokardiografi

  • Tes keringat

Selama pemeriksaan fisik, dokter dapat memeriksa adanya tanda-tanda gangguan otonom, seperti hipotensi ortostatis. Misalnya, mereka mengukur tekanan darah dan denyut jantung saat seseorang berbaring atau duduk dan setelah orang tersebut berdiri untuk memeriksa perubahan tekanan darah saat posisi berubah. Ketika seseorang berdiri, gravitasi membuat darah dari tungkai menjadi lebih sulit kembali ke jantung. Dengan demikian, tekanan darah menurun. Untuk mengimbanginya, jantung memompa lebih keras, dan denyut jantung meningkat. Pada orang yang sehat, perubahan denyut jantung dan tekanan darah bersifat ringan dan singkat. Jika perubahan lebih besar atau bertahan lebih lama, orang tersebut mungkin mengalami hipotensi ortostatis.

Tekanan darah juga diukur secara terus-menerus saat orang tersebut melakukan manuver Valsalva (dengan paksa mencoba mengembuskan napas tanpa membiarkan udara keluar melalui hidung atau mulut—mirip dengan mengejan selama buang air besar). Elektrokardiografi dilakukan untuk menentukan apakah denyut jantung berubah seperti biasanya selama pernapasan dalam dan manuver Valsalva.

Uji meja miring dapat dilakukan untuk memeriksa perubahan tekanan darah dan denyut jantung saat posisi diubah. Dalam tes ini, tekanan darah diukur sebelum, selama, dan setelah orang tersebut, yang berbaring datar di atas meja yang berputar, dimiringkan ke posisi tegak.

Uji meja miring dan manuver Valsalva, dilakukan bersama-sama, dapat membantu dokter menentukan apakah penurunan tekanan darah disebabkan oleh gangguan sistem saraf otonom.

Dokter memeriksa pupil untuk melihat adanya respons abnormal atau tidak adanya respons terhadap perubahan cahaya.

Pengujian keringat juga dilakukan. Untuk satu jenis pengujian keringat, kelenjar keringat distimulasi dengan elektroda yang diisi dengan asetilkolin dan ditempatkan di tungkai dan lengan bawah. Kemudian, volume keringat diukur untuk menentukan apakah produksi keringat normal. Sensasi terbakar ringan dapat dirasakan selama pengujian.

Dalam pengujian keringat termoregulasi, bubuk indikator diaplikasikan pada kulit, dan orang ditempatkan dalam kompartemen tertutup yang dipanaskan untuk merangsang keringat. Keringat menyebabkan bubuk tersebut berubah warna. Dokter kemudian dapat mengevaluasi pola kehilangan keringat, yang dapat membantu mereka menentukan penyebab gangguan sistem saraf otonom.

Tes lain dapat mencakup pengujian refleks tertentu. Tes darah atau pencitraan dapat dilakukan untuk memeriksa ada tidaknya gangguan yang dapat menyebabkan gangguan otonom.

Pengobatan Gangguan Otonom

  • Mengobati penyebab, jika didentifikasi

  • Meredakan gejala

Gangguan yang dapat berkontribusi pada gangguan otonom diobati. Jika tidak ada gangguan lain atau jika gangguan tersebut tidak dapat diobati, fokusnya adalah meredakan gejala.

Langkah-langkah sederhana dan terkadang obat-obatan dapat membantu meredakan beberapa gejala gangguan otonom:

  • Hipotensi ortostatik: Orang disarankan untuk meninggikan kepala tempat tidur sekitar 4 inci (10 cm) dan berdiri perlahan. Mengenakan pakaian kompresi atau pendukung, seperti pengikat perut atau stoking kompresi, dapat membantu. Mengonsumsi lebih banyak garam dan air membantu menjaga volume darah dalam aliran darah dan dengan demikian tekanan darah. Terkadang digunakan obat. Fludrokortison membantu menjaga volume darah dan tekanan darah. Midodrin atau droksidopa membantu menjaga tekanan darah dengan menyebabkan arteri menyempit (konstriksi). Obat-obatan ini diminum melalui mulut.

  • Keringat berkurang atau tidak ada keringat: Jika keringat berkurang atau tidak ada, akan lebih baik untuk menghindari lingkungan yang hangat.

  • Inkontinensia urine: Oksibutinin, mirabegron, tamsulosin, atau tolterodin, yang diminum, dapat digunakan untuk merelaksasi otot kandung kemih yang terlalu aktif.

  • Retensi urine: Jika retensi urine terjadi karena kandung kemih tidak dapat berkontraksi secara normal, orang dapat diajarkan untuk memasukkan kateter (slang karet tipis) melalui uretra dan ke kandung kemih itu sendiri. Kateter memungkinkan urine yang tertahan di dalam kandung kemih mengalir keluar, sehingga memberikan kelegaan. Orang tersebut memasukkan kateter beberapa kali sehari dan mengeluarkannya setelah kandung kemih kosong. Betanekol dapat digunakan untuk meningkatkan tonus kandung kemih sehingga membantu pengosongan kandung kemih.

  • Konstipasi: Dianjurkan untuk melakukan diet tinggi serat dan pelunak feses. Jika berlanjut, mungkin diperlukan enema.

  • Disfungsi ereksi: Biasanya, pengobatan terdiri dari obat-obatan seperti sildenafil, tadalafil, atau vardenafil yang diminum melalui mulut.

Tabel
Tabel
Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!