Tentang Cairan dalam Tubuh

OlehJames L. Lewis III, MD, Brookwood Baptist Health and Saint Vincent’s Ascension Health, Birmingham
Ditinjau OlehGlenn D. Braunstein, MD, Cedars-Sinai Medical Center
Ditinjau/Direvisi Dimodifikasi May 2024
v770508_id

Air menyumbang sekitar setengah hingga dua pertiga dari rata-rata berat badan seseorang. Jaringan lemak memiliki persentase air yang lebih rendah daripada jaringan yang tidak mengandung lemak, dan wanita cenderung memiliki lebih banyak lemak, sehingga persentase cairan pada berat badan rata-rata wanita lebih rendah (52 hingga 55%) daripada rata-rata pria (60%). Persentase cairan pada berat badan lansia dan orang-orang yang mengalami obesitas juga lebih rendah. Persentase cairan pada berat badan lebih tinggi (70%) pada bayi baru lahir dan anak-anak usia dini (balita).

Seorang pria dengan berat 154 pon (70 kilogram) memiliki sedikitnya 10,5 galon (42 liter) cairan dalam tubuhnya: 7 galon (28 liter) di dalam sel, 2,5 galon (sekitar 10,5 liter) di ruang di sekitar sel, dan sedikitnya atau kurang dari 1 galon (3,5 liter, atau sekitar 8% dari jumlah total cairan) dalam darah.

Asupan cairan yang masuk harus seimbang dengan cairan yang dikeluarkan. Untuk menjaga keseimbangan cairan—dan melindungi diri dari dehidrasi, berkembangnya batu ginjal, dan masalah medis lainnya—orang dewasa yang sehat harus meminum setidaknya 1½ hingga 2 kuart (sekitar 2 liter) cairan sehari. Umumnya minum terlalu banyak lebih baik daripada minum terlalu sedikit, karena lebih mudah untuk mengeluarkan cairan daripada mempertahankannya dalam tubuh. Namun, ketika ginjal berfungsi normal, tubuh dapat menangani berbagai macam variasi cairan yang masuk.

Tahukah Anda...

  • Ketika ginjal berfungsi normal, tubuh dapat menangani berbagai macam variasi asupan cairan.

Tubuh memperoleh cairan terutama dengan menyerap cairan dari saluran pencernaan (dari makanan atau minuman). Selain itu, sejumlah kecil air diproduksi ketika tubuh memproses (memetabolisme) nutrisi tertentu.

Tubuh kehilangan cairan terutama ketika dikeluarkannya urine dari ginjal (darah disaring oleh ginjal, dan sebagian cairan dikeluarkan untuk diekskresi). Ginjal dapat mengeluarkan kurang dari satu liter atau hingga beberapa galon (sekitar setengah liter hingga lebih dari 10 liter) urine sehari tergantung pada kebutuhan tubuh. Setiap harinya, sekitar 1½ pint (sedikit kurang dari satu liter) cairan menghilang ketika menguap dari kulit dan dihisap oleh paru-paru. Keringat berlebih—yang dapat disebabkan oleh olahraga berat, cuaca panas, atau suhu tubuh yang tinggi—dapat meningkatkan hilangnya jumlah cairan akibat penguapan. Biasanya, hanya sedikit cairan yang menghilang dari saluran pencernaan. Selain itu, muntah terus menerus atau diare berat dapat menyebabkan hilangnya satu galon atau lebih cairan dalam sehari.

Biasanya, seseorang orang dapat minum cairan yang cukup untuk mengimbangi jumlah cairan yang menghilang secara signifikan. Meski demikian, sesorang mengalami muntah atau diare berat mungkin merasa terlalu sakit untuk meminum cukup cairan untuk mengatasi kehilangan cairan, dan dapat menyebabkan dehidrasi. Selain itu, kebingungan, keterbatasan gerak, atau gangguan kesadaran dapat membuat seseorang urung merasa dahaga atau meminum cairan yang cukup.

Garam mineral (elektrolit), seperti natrium dan potasium (kalium), dilarutkan dalam air di dalam tubuh. Keseimbangan cairan dan keseimbangan elektrolit sangat erat hubungannya. Tubuh bekerja untuk menjaga jumlah cairan total dan kadar elektrolit dalam darah tetap konstan. Misalnya, ketika kadar natrium menjadi terlalu tinggi, rasa haus akan meningkat, sehingga menyebabkan peningkatan asupan cairan. Selain itu, vasopressin (disebut juga hormon antidiuretik), hormon yang disekresikan oleh kelenjar pituitari (kelenjar berukuran sebesar kacang polong di pangkal otak) dapat menyebabkan ginjal mengeluarkan lebih sedikit air sebagai respons terhadap dehidrasi. Keduanya dapat menyebabkan peningkatan jumlah air dalam darah. Akibatnya, natrium akan diencerkan untuk memulihkan keseimbangan natrium dan cairah. Ketika kadar natrium menjadi terlalu rendah, ginjal akan mengeluarkan lebih banyak air, guna menurunkan jumlah cairan dalam darah, untuk mengembalikan keseimbangan.

Menjaga keseimbangan cairan

Beberapa mekanisme bekerja sama untuk menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh. Berbagai penyakit jantung tersebut antara lain

  • Rasa haus

  • Interaksi kelenjar pituitari dan ginjal

  • Osmosis

Rasa haus adalah salah satu mekanisme terpenting untuk menjaga keseimbangan cairan. Ketika tubuh membutuhkan cairan, pusat saraf yang berada jauh di dalam otak akan terstimulasi, sehingga akan menimbulkan sensasi haus. Sensasi tersebut akan menjadi lebih kuat seiring dengan kebutuhan cairan tubuh yang meningkat, sehingga memotivasi seseorang untuk meminum cairan yang diperlukan. Ketika tubuh memiliki kelebihan cairan, rasa haus akan berkurang.

Interaksi antara kelenjar pituitari dan ginjal memiliki cara kerja yang lain. Ketika tubuh kekurangan air, kelenjar pituitari mengeluarkan vasopressin (juga disebut hormon antidiuretik) ke dalam aliran darah. Vasopressin menstimulasi ginjal untuk menghemat cairan dan mengeluarkan lebih sedikit urine. Ketika tubuh memiliki kelebihan air, kelenjar pituitari mengeluarkan sedikit vasopressin, sehingga ginjal dapat mengeluarkan kelebihan cairan melalui urine.

Dalam osmosis, cairan mengalir secara pasif dari satu area atau kompartemen tubuh ke area atau kompartemen tubuh lainnya. Aliran pasif ini memungkinkan volume cairan yang lebih besar di dalam sel dan area di sekitar sel untuk bertindak sebagai tempat penyimpanan untuk melindungi volume cairan yang lebih penting tetapi lebih kecil dalam pembuluh darah dari pengaruh dehidrasi.

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!