Penggunaan Zat Selama Kehamilan

OlehRavindu Gunatilake, MD, Valley Perinatal Services;
Avinash S. Patil, MD, University of Arizona College of Medicine
Ditinjau OlehOluwatosin Goje, MD, MSCR, Cleveland Clinic, Lerner College of Medicine of Case Western Reserve University
Ditinjau/Direvisi Nov 2023 | Dimodifikasi Apr 2025
v86118072_id

Zat-zat tertentu, termasuk kafein, aspartam, alkohol, dan tembakau, dapat menimbulkan efek berbahaya pada wanita hamil dan janin. Obat-obatan terlarang meliputi amfetamin, garam mandi, kokain, halusinogen, ganja, dan opioid (misalnya, heroin atau penyalahgunaan resep opioid).

Penggunaan obat-obatan terlarang (terutama opioid) selama kehamilan dapat menyebabkan komplikasi selama kehamilan dan masalah serius pada janin yang sedang berkembang dan bayi baru lahir. Kondisi ini dapat menyebabkan cacat lahir, pertumbuhan janin yang buruk, atau kelahiran prematur. Bagi ibu hamil, menyuntikkan obat terlarang meningkatkan risiko infeksi yang dapat memengaruhi atau ditularkan ke janin. Infeksi ini meliputi hepatitis dan infeksi HIV (termasuk AIDS).

Penggunaan Kafein Selama Kehamilan

Kafein, yang terkandung di dalam kopi, teh, beberapa jenis soda, atau minuman lain, cokelat, dan beberapa obat-obatan, adalah stimulan yang mudah menembus plasenta menuju janin.

Tidak jelas apakah mengonsumsi kafein selama kehamilan membahayakan janin. Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi kafein dalam jumlah kecil (misalnya, secangkir kopi sehari) selama kehamilan menimbulkan sedikit atau tidak menimbulkan risiko terhadap janin.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa minum lebih dari 7 cangkir kopi sehari dapat meningkatkan risiko bayi lahir mati, kelahiran prematur, bayi dengan berat badan rendah, atau keguguran.

Beberapa ahli menyarankan untuk membatasi konsumsi kopi dan minum minuman dekafeinasi jika memungkinkan.

Penggunaan Aspartam Selama Kehamilan

Aspartam, pemanis buatan, tampak aman selama kehamilan jika dikonsumsi dalam jumlah kecil, seperti dalam jumlah yang digunakan dalam porsi normal makanan dan minuman pemanis buatan.

Siapa pun (termasuk wanita hamil) yang menderita fenilketonuria, gangguan metabolisme asam amino yang tidak lazim, tidak boleh mengonsumsi aspartam apa pun.

Merokok (Tembakau) Selama Kehamilan

Merokok menimbulkan risiko bagi wanita hamil dan janin. Wanita yang sedang mencoba untuk hamil atau sedang hamil harus mencoba berhenti merokok. Tenaga kesehatan profesional dapat menyediakan informasi tentang program berhenti merokok.

Efek merokok yang paling konsisten terhadap janin selama kehamilan adalah

Semakin banyak wanita merokok selama kehamilan, semakin berkurang berat badan bayi.

Cacat lahir pada jantung, otak, dan wajah lebih banyak terjadi pada bayi dari wanita yang merokok.

Selain itu, risiko hal berikut dapat meningkat:

Selain itu, anak-anak dari wanita yang merokok memiliki sedikit kekurangan dalam pertumbuhan fisik dan perkembangan intelektual dan perilaku. Efek ini diduga disebabkan oleh karbon monoksida dan nikotin. Karbon monoksida dapat mengurangi suplai oksigen ke jaringan tubuh. Nikotin merangsang pelepasan hormon yang membatasi pembuluh darah yang menyuplai rahim dan plasenta, sehingga lebih sedikit oksigen dan nutrisi yang sampai ke janin.

Mengingat kemungkinan efek berbahaya dari merokok selama kehamilan, wanita hamil harus berusaha semaksimal mungkin untuk tidak merokok selama kehamilan, termasuk mendiskusikan strategi dengan dokter mereka.

Wanita hamil harus menghindari paparan asap rokok sekunder karena dapat membahayakan janin.

Konsumsi Alkohol Selama Kehamilan

Minum alkohol selama kehamilan adalah penyebab utama cacat lahir yang diketahui. Mengingat jumlah atau pola minum alkohol yang diperlukan untuk menyebabkan sindrom alkohol pada janin belum diketahui, maka ibu hamil disarankan untuk menghindari minum alkohol.

Tahukah Anda...

  • Minum alkohol selama kehamilan adalah penyebab utama cacat lahir yang diketahui.

Risiko keguguran hampir dua kali lipat bagi wanita yang minum alkohol dalam bentuk apa pun selama kehamilan, terutama jika mereka minum alkohol dalam jumlah banyak. Risiko mungkin terkait dengan jumlah alkohol yang dikonsumsi, tetapi tidak ada jumlah yang diketahui bebas risiko.

Sindrom alkohol janin adalah salah satu konsekuensi paling serius dari minum alkohol selama kehamilan. Minum berlebihan hingga 3 kali sehari dapat menyebabkan sindrom ini. Ini terjadi pada sekitar 2 dari 1.000 kelahiran hidup. Sindrom ini mencakup hal-hal berikut:

Amfetamin Selama Kehamilan

Penggunaan amfetamin selama kehamilan dapat menyebabkan cacat lahir, terutama jantung, dan kemungkinan pertumbuhan yang tidak sempurna sebelum kelahiran.

Bath Salts (Stimulan Sintetis) Selama Kehamilan

Bath Salts adalah sekelompok obat sintetik yang terbuat dari berbagai zat yang menyerupai amfetamin. Obat-obatan ini semakin banyak digunakan selama kehamilan.

Obat-obatan tersebut dapat menyebabkan pembuluh darah pada janin menyempit, sehingga mengurangi jumlah oksigen yang diterima oleh janin.

Selain itu, obat-obatan ini meningkatkan risiko hal-hal berikut:

Kokain Selama Kehamilan

Kokain yang dikonsumsi selama kehamilan dapat menyebabkan pembuluh darah yang membawa darah ke rahim dan plasenta menyempit (mengerut). Akibatnya, lebih sedikit oksigen dan nutrisi yang sampai ke janin.

Jika wanita hamil menggunakan kokain, risiko hal-hal berikut ini akan meningkat:

Namun, apakah kokain merupakan penyebab masalah tersebut tidak diketahui secara jelas. Misalnya, penyebabnya mungkin merupakan faktor risiko lain yang umum terjadi pada wanita yang menggunakan kokain. Faktor-faktor tersebut termasuk merokok, penggunaan obat-obatan terlarang lainnya, perawatan pranatal yang kurang memadai, dan kemiskinan.

Halusinogen Selama Kehamilan

Halusinogen dapat, tergantung pada obatnya, meningkatkan risiko hal-hal berikut ini:

  • Keguguran

  • Persalinan dan kelahiran prematur

  • Sindrom putus obat pada janin atau bayi baru lahir

Halusinogen mencakup metilendioksimetamfetamin (MDMA, atau Ekstasi), rohipnol, ketamin, metamfetamin, dan asam lisergat dietilamida (lysergic acid diethylamide, LSD).

Ganja Selama Kehamilan

Komponen utama mariyuana (ganja), tetrahidrokanabinol, dapat menembus plasenta dan dengan demikian dapat memengaruhi janin. Tidak ada jumlah mariyuana yang dianggap aman dalam kehamilan meskipun cacat lahir tidak meningkat dalam penelitian. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa penggunaan mariyuana dalam kehamilan dapat dikaitkan dengan berat badan lahir rendah dan masalah pada anak-anak termasuk kesulitan memusatkan perhatian, pembelajaran, dan masalah perilaku, serta perubahan dalam perkembangan dan fungsi otak.

Opioid Selama Kehamilan

Opioid digunakan untuk meredakan nyeri; namun juga menyebabkan rasa nyaman yang berlebihan, dan jika digunakan terlalu banyak, dapat menyebabkan ketergantungan dan kecanduan.

Opioid, seperti heroin, metadon, dan morfin, dapat dengan mudah menembus plasenta. Akibatnya, janin dapat mengalami kecanduan dan dapat mengalami gejala putus obat selama 6 jam sampai 8 hari setelah kelahiran. Meskipun demikian, penggunaan opioid jarang menyebabkan cacat lahir.

Penggunaan opioid selama kehamilan meningkatkan risiko komplikasi selama kehamilan, seperti

Bayi dari pengguna heroin lebih cenderung terlahir berukuran kecil.

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!