Sindrom Pramenstruasi (Premenstrual Syndrome, PMS)

(Gangguan Disforik Pramenstruasi)

OlehJoAnn V. Pinkerton, MD, University of Virginia Health System
Ditinjau OlehOluwatosin Goje, MD, MSCR, Cleveland Clinic, Lerner College of Medicine of Case Western Reserve University
Ditinjau/Direvisi Dimodifikasi Aug 2025
v28582044_id

Sindrom pramenstruasi (Premenstrual Syndrome, PMS) adalah sekelompok gejala fisik dan psikologis yang dimulai beberapa hari sebelum periode menstruasi dimulai dan biasanya berakhir beberapa jam setelah hari pertama menstruasi. Gangguan disforik pramenstruasi adalah PMS yang gejalanya sangat parah sehingga mengganggu pekerjaan, aktivitas sosial, atau hubungan.

  • Gejala PMS yang paling umum meliputi iritabilitas, kecemasan, depresi, payudara terasa penuh dan nyeri, serta sakit kepala.

  • Dokter mendasarkan diagnosis pada gejala dan bisanya meminta gejala dicatat setiap harinya.

  • Mengurangi konsumsi gula, garam, dan kafein, serta berolahraga dapat membantu meredakan gejala, seperti halnya meminum pereda nyeri, pil KB (kadang-kadang), antidepresan, atau suplemen nutrisi tertentu.

Mengingat begitu banyak gejala, seperti suasana hati yang buruk, iritabilitas atau mudah tersulut, kembung, dan nyeri payudara, yang berasal dari PMS, mendefinisikan dan mengidentifikasi PMS bisa jadi sulit dilakukan.

Sekitar 13 hingga 18% wanita yang berada dalam usia reproduksi di Amerika Serikat menderita PMS. Sekitar 2 hingga 6% mengalami PMS parah yang disebut gangguan disforik pramenstruasi. Secara global, perkiraan bervariasi dari 1 hingga 50% wanita untuk PMS dan hingga 18% untuk gangguan disforik pramenstruasi.

Penyebab Sindrom Pramenstruasi

PMS dapat terjadi karena hal berikut:

  • Fluktuasi kadar estrogen dan progesteron selama siklus menstruasi

  • Gejala yang terkait dengan disfungsi sel saraf di otak, seperti gejala yang terkait dengan kadar serotonin

  • Predisposisi genetik

  • Perubahan dalam mikrobioma usus

  • Kekurangan magnesium atau kalsium

Fluktuasi estrogen dan progesteron dapat memengaruhi hormon lain, seperti aldosteron, yang membantu mengatur keseimbangan garam dan air. Aldosteron yang berlebihan dapat menyebabkan retensi cairan dan kembung.

Gejala Sindrom Pramenstruasi

Jenis dan intensitas gejala PMS bervariasi antara wanita dan dari satu siklus ke siklus berikutnya.

Gejalanya dapat dimulai beberapa jam hingga sekitar 5 hari sebelum periode menstruasi, dan gejala tersebut sering hilang sepenuhnya dalam beberapa jam setelah periode menstruasi dimulai. Selama tahun-tahun sebelum menopause (disebut perimenopause), wanita mungkin mengalami gejala selama periode menstruasi dan setelahnya. Gejalanya dapat menjadi lebih parah pada kondisi stres atau selama perimenopause. Gejala PMS setiap bulannya dapat disertai dengan nyeri haid (kram, atau dismenore), terutama pada remaja.

Gejala yang paling umum adalah iritabilitas atau mudah tersulut, kecemasan, agitasi, marah, insomnia, kesulitan berkonsentrasi, lesu, depresi, dan kelelahan berat. Wanita mungkin merasa kembung, mengalami pembengkakan tangan dan kaki, serta mengalami kenaikan berat badan untuk sementara waktu. Payudara mungkin terasa penuh dan nyeri. Wanita mungkin merasakan sensasi berat atau tekanan di perut bagian bawah.

Gangguan lain dapat memburuk saat gejala PMS terjadi. Obat-obat tersebut antara lain:

  • Gangguan kulit, seperti jerawat

  • Gangguan kejang, lebih banyak kejang daripada biasanya

  • Gangguan jaringan ikat, seperti lupus eritematosus sistemik (LES, atau lupus) atau artritis reumatoid, dengan serangan hilang timbul

  • Gangguan pernapasan, seperti alergi dan sumbatan hidung dan saluran napas

  • Migrain

  • Gangguan suasana hati, seperti depresi atau kecemasan

  • Gangguan tidur, seperti terlalu banyak tidur atau tidak cukup tidur

Pada gangguan disforik pramenstruasi, gejala pramenstruasi sangat parah dan menganggu sehingga menghalangi pekerjaan, aktivitas sosial, atau hubungan. Minat terhadap aktivitas sehari-hari sangat berkurang. Gejala muncul secara rutin sebelum periode menstruasi dimulai dan berakhir ketika atau sesaat setelah menstruasi dimulai. Wanita dapat kehilangan minat dalam aktivitas biasa mereka dan memiliki pemikiran untuk bunuh diri.

Gejala yang Dapat Terjadi pada Sindrom Pramenstruasi (PMS)

Fisik

  • Kesadaran akan denyut jantung (palpitasi)

  • Sakit punggung

  • Kembung

  • Sensasi penuh dan nyeri pada payudara

  • Perubahan nafsu makan dan keinginan untuk makanan tertentu

  • Konstipasi

  • Kram, sensasi berat, atau tekanan di perut bagian bawah

  • Pusing, termasuk vertigo

  • Mudah memar

  • Pingsan

  • Kelelahan

  • Sakit kepala

  • Sensasi panas/hot flashes

  • Insomnia, termasuk sulit tidur atau kesulitan untuk tetap tertidur di malam hari

  • Nyeri sendi dan otot

  • Kurang berenergi

  • Mual dan muntah

  • Kesemutan di tangan dan kaki

  • Masalah kulit, seperti jerawat dan dermatitis lokal akibat garukan

  • Pembengkakan tangan dan kaki

  • Kenaikan berat badan

Psikologis

  • Agitasi

  • Kecemasan

  • Kebingungan

  • Tangisan mendadak

  • Depresi

  • Sulit berkonsentrasi

  • Hipersensitivitas emosional

  • Mudah lupa atau kehilangan memori

  • Iritabilitas

  • Perubahan suasana hati atau memburuknya gangguan suasana hati yang sudah ada

  • Rasa gugup

  • Cepat marah

  • Menarik diri secara sosial

Diagnosis Sindrom Pramenstruasi

  • Untuk PMS, evaluasi tenaga medis profesional

  • Terkadang dilakukan tes standar untuk depresi

  • Untuk gangguan disforik pramenstruasi, digunakan panduan spesifik

Diagnosis PMS didasarkan pada gejala. Untuk mengidentifikasi PMS, dokter akan meminta wanita untuk mencatat gejala yang dialaminya setiap hari. Catatan ini membantu wanita tersebut menyadari perubahan dalam tubuh dan suasana hatinya serta membantu dokter mengidentifikasi gejala yang rutin dan menentukan pengobatan terbaik.

Jika wanita mengalami gejala depresi, mereka dapat diberikan tes standar untuk depresi atau dirujuk ke spesialis kesehatan mental. Namun, dokter biasanya dapat membedakan PMS atau gangguan disforik pramenstruasi dari gangguan suasana hati berdasarkan faktor-faktor seperti waktu terjadinya gejala. Jika gejalanya hilang segera setelah periode menstruasi dimulai, gejala tersebut mungkin disebabkan oleh PMS atau gangguan disforik pramenstruasi.

Gangguan disforik pramenstruasi

Gangguan disforik pramenstruasi tidak dapat didiagnosis sampai seorang wanita telah mencatat gejalanya untuk setidaknya 2 siklus menstruasi. Dokter mendasarkan diagnosis pada pedoman spesifik. Pedoman tersebut menyatakan bahwa seorang wanita harus memiliki total setidaknya 5 gejala yang sering terjadi pada wanita dengan PMS (dengan setidaknya masing-masing 1 dari 2 daftar di bawah ini).

Gejala harus mencakup setidaknya salah satu dari berikut ini:

  • Memiliki suasana hati yang berubah-ubah (misalnya, tiba-tiba merasa sedih dan ingin menangis)

  • Menjadi sangat mudah marah atau tersinggung, atau memiliki lebih banyak konflik dengan orang lain

  • Merasa sangat tertekan atau putus asa atau sangat kritis terhadap diri sendiri

  • Merasa cemas, tegang, atau gelisah

Gejala harus mencakup setidaknya salah satu dari berikut ini:

  • Penurunan minat dalam aktivitas yang biasa dilakukan

  • Sulit berkonsentrasi

  • Kurang berenergi atau kelelahan

  • Perubahan nyata dalam nafsu makan, makan berlebihan, atau keinginan makanan tertentu

  • Mengalami masalah tidur (memiliki masalah untuk pergi tidur atau tetap tidur atau terlalu banyak tidur)

  • Perasaan kewalahan atau di luar kendali

  • Gejala fisik yang sering terjadi pada wanita dengan PMS (seperti nyeri payudara)

Selain itu, gejala harus sudah sering terjadi selama 12 bulan sebelumnya, dan harus cukup parah sampai mengganggu aktivitas dan fungsi sehari-hari.

Pengobatan Sindrom Pramenstruasi

  • Tidur yang nyenyak, olahraga, dan pola makan yang sehat

  • Terkadang obat-obatan, termasuk hormon dan/atau antidepresan

PMS mungkin sulit diobati. Tidak ada satu pengobatan yang bisa efektif untuk semua wanita, dan hanya sedikit wanita yang benar-benar merasa sembuh dengan satu jenis pengobatan.

Tindakan umum

Wanita dapat mencoba hal berikut untuk membantu meredakan gejala PMS:

  • Beristirahat dan tidur yang cukup (setidaknya 7 jam setiap malam)

  • Olahraga secara teratur, yang dapat membantu mengurangi kembung serta iritabilitas, kecemasan, dan insomnia (yoga dan Tai Chi dapat membantu beberapa wanita)

  • Menggunakan teknik pengurangan stres (meditasi atau latihan relaksasi)

  • Menghindari aktivitas yang menimbulkan stres

  • Mengonsumsi lebih banyak protein dan lebih sedikit gula dan kafein (termasuk yang ada dalam cokelat)

  • Mengonsumsi lebih banyak buah-buahan, sayuran, susu, karbohidrat kompleks (misalnya, dalam roti, pasta, kacang-kacangan, dan umbi-umbian), makanan tinggi serat, daging rendah lemak, serta makanan yang tinggi kalsium dan vitamin D

  • Mengonsumsi lebih sedikit garam, yang sering mengurangi retensi cairan dan meredakan kembung

  • Menghindari makanan dan minuman tertentu (seperti soda, kopi, hot dog, keripik kentang, dan makanan kalengan)

Suplemen makanan tertentu dapat mengurangi gejala PMS sampai tingkat tertentu. Suplemen ini termasuk ekstrak chasteberry dari buah agnus castus, vitamin B6, dan vitamin E. Wanita harus berkonsultasi dengan dokter sebelum meminum suplemen apa pun, terutama vitamin B6, yang dapat berbahaya jika diminum dalam dosis tinggi. Kerusakan saraf dapat terjadi hanya dengan 100 miligram vitamin B6 sehari. Suplemen kalsium dapat memperbaiki suasana hati dan mengurangi gejala fisik.

Terapi perilaku kognitif dapat membantu jika ketidakstabilan suasana hati menjadi masalah, termasuk pada wanita dengan gangguan disforik pramenstruasi. Terapi biofeedback dan citra terpandu juga dapat membantu. Psikoterapi dapat membantu seorang wanita belajar untuk mengatasi gejalanya dengan lebih baik. Pengurangan stres dan teknik relaksasi serta meditasi dapat membantu meredakan ketegangan dan stres.

Tahukah Anda...

  • Mengonsumsi pil KB terkadang dapat meredakan gejala PMS, namun terkadang juga dapat memperburuk gejala tersebut, terutama pada 6 minggu pertama setelah mulai mengonsumsi pil KB.

Obat-obatan

Mengonsumsi obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) dapat membantu meredakan sakit kepala, nyeri akibat kram perut, dan nyeri sendi. Untuk mengurangi intensitas sakit kepala atau kram, wanita dapat mulai meminum OAINS beberapa hari sebelum haid mereka dimulai.

Wanita yang memiliki gejala PMS yang lebih parah atau gangguan disforik pramenstruasi dapat memperoleh manfaat dari penggunaan antidepresan yang disebut penghambat penyerapan kembali serotonin selektif (SSRI). Obat-obatan ini adalah pilihan pertama untuk meredakan kecemasan, iritabilitas, dan gejala psikologis lainnya, terutama jika stres tidak dapat dihindari. Obat ini digunakan untuk mencegah gejala, dan agar efektif, harus diminum setiap hari sebelum gejala dimulai atau, untuk beberapa wanita dengan PMS, diminum setiap hari 2 minggu sebelum periode menstruasi dimulai. Mengonsumsi obat-obatan ini setelah gejala dimulai biasanya tidak meredakan gejala. Obat-obatan ini paling efektif dalam mengurangi iritabilitas, depresi, nyeri payudara, dan perubahan nafsu makan.

Terapi hormon dapat membantu. Pilihannya meliputi hal berikut ini:

  • Pil KB estrogen-progestin

  • Progesteron dalam bentuk supositoria vagina

  • Pil progesteron

  • Injeksi progestin kerja lama (bentuk sintetis dari hormon wanita progesteron) setiap 2 atau 3 bulan

Kontrasepsi oral yang menyebabkan periode menstruasi yang lebih singkat atau yang meningkatkan jarak antar periode menstruasi hingga 3 bulan dapat membantu beberapa wanita.

Jika retensi cairan menjadi masalah, dokter dapat meresepkan diuretik spironolakton (yang membantu ginjal membuang garam dan air dari tubuh).

Dokter dapat meminta pasien untuk terus mencatat gejalanya sehingga efektivitas pengobatan PMS dapat dinilai.

Bagi wanita dengan gangguan disforik pramenstruasi yang terus ada meskipun telah dilakukan pengobatan lain, agonis hormon pelepas gonadotropin (gonadotropin-releasing hormone, GnRH) (seperti leuprolid atau goserelin), yang diberikan melalui injeksi, dapat membantu meredakan gejala. Agonis GnRH adalah bentuk sintetis dari hormon yang dihasilkan oleh tubuh. Agonis GnRH menyebabkan ovarium menghasilkan lebih sedikit estrogen dan progesteron. Dengan demikian, penggunaannya dapat membantu mengendalikan fluktuasi kadar hormon yang cepat, yang terjadi sebelum periode menstruasi dan berkontribusi menimbulkan gejala. Wanita biasanya juga diberi estrogen dan progestin, yang diminum dalam dosis rendah melalui mulut atau lewat koyo.

Tindakan bedah

Sebagai pilihan terakhir bagi wanita dengan gejala gangguan disforik pramenstruasi parah yang tidak dapat dikendalikan dengan pengobatan lain, dokter dapat menawarkan pembedahan. Pengangkatan ovarium akan menghentikan siklus menstruasi sehingga menghilangkan gejala PMS. Namun, pengangkatan ovarium memiliki efek yang sama seperti menopause, termasuk meningkatkan risiko osteoporosis dan masalah lain yang terkait dengan menopause. Untuk mengurangi atau mencegah beberapa efek ini, dokter biasanya menyarankan agar wanita tersebut menggunakan terapi hormon yang mengandung estrogen dan progestin atau progesteron sampai mereka mencapai usia rata-rata untuk menopause (sekitar usia 51 tahun).

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!