Preeklamsia dan Eklamsia

OlehAntonette T. Dulay, MD, Main Line Health System
Ditinjau OlehOluwatosin Goje, MD, MSCR, Cleveland Clinic, Lerner College of Medicine of Case Western Reserve University
Ditinjau/Direvisi Apr 2024 | Dimodifikasi Sept 2024
v813292_id

Preeklamsia adalah tekanan darah tinggi yang baru diderita atau memburuknya tekanan darah tinggi yang sudah ada, yang terjadi setelah minggu ke-20 kehamilan dan disertai dengan kelebihan protein dalam urine. Eklamsia adalah kejang yang terjadi pada wanita dengan preeklamsia dan tidak memiliki penyebab lain.

  • Preeklamsia dapat menyebabkan plasenta terlepas dan/atau bayi lahir terlalu dini, sehingga meningkatkan risiko bayi mengalami masalah segera setelah lahir.

  • Tangan, jari, leher, dan/atau kaki wanita tersebut dapat membengkak, dan jika preeklamsia parah dan tidak diobati, ia dapat mengalami kejang (eklamsia) atau kerusakan organ.

  • Bergantung pada seberapa parahnya preeklamsia, pengobatan dapat melibatkan penyesuaian aktivitas (istirahat total), rawat inap, obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah, atau persalinan bayi.

  • Magnesium sulfat diberikan melalui vena untuk mencegah atau menghentikan kejang.

Pada preeklamsia, peningkatan tekanan darah disertai dengan adanya protein di dalam urine (proteinuria). Preeklamsia dapat tiba-tiba menyebabkan kejang (eklamsia). Jika tidak segera ditangani, eklamsia biasanya berakibat fatal.

Preeklamsia (dengan atau tanpa eklamsia) terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu, meskipun sebagian besar kasus terjadi setelah usia kehamilan 34 minggu. Beberapa kasus terjadi setelah melahirkan, paling sering dalam 4 hari pertama tetapi terkadang hingga 6 minggu setelah melahirkan. Preeklamsia terjadi pada sekitar 5% dan eklamsia terjadi pada kurang dari 2% kelahiran di seluruh dunia.

Tahukah Anda...

  • Preeklamsia dan eklamsia dapat terjadi setelah melahirkan.

Varian preeklamsia yang disebut sindrom HELLP terjadi pada kurang dari 1% kehamilan. Wanita dengan sindrom HELLP mengalami hemolisis (kerusakan sel darah merah), tes hati yang meningkat, dan jumlah trombosit yang rendah. Sebagian besar wanita hamil dengan sindrom HELLP memiliki tekanan darah tinggi dan protein di dalam urine, tetapi beberapa di antaranya tidak mengalami keduanya.

Penyebab Preeklamsia dan Eklamsia

Penyebab preeklamsia masih belum diketahui. Preeklamsia lebih banyak terjadi pada wanita dengan gangguan atau karakteristik berikut:

  • Mengalami preeklamsia pada kehamilan sebelumnya

  • Dua janin atau lebih (kehamilan kembar) pada kehamilan saat ini

  • Gangguan pembekuan darah seperti sindrom antifosfolipid

  • Diabetes sebelum kehamilan atau yang terjadi selama kehamilan (diabetes gestasional)

  • Tekanan darah tinggi atau gangguan pembuluh darah sebelum kehamilan

  • Kehamilan pertama

  • Usia lebih dari 35 tahun

  • Obesitas

  • Memiliki kerabat yang pernah mengalami preeklamsia

  • Keturunan kulit hitam Non-Hispanik, India Amerika, atau penduduk asli Alaska

Gejala Preeklamsia dan Eklampsia

Beberapa wanita dengan preeklamsia tidak memiliki gejala apa pun. Pada wanita lainnnya, preeklamsia menyebabkan penumpukan cairan (edema), terutama pada tangan, jari, dan wajah, serta pada pergelangan kaki dan kaki. Cincin mungkin sudah tidak muat lagi. Berat badan wanita dapat bertambah dengan cepat, terkadang lebih dari 5 pon per minggu.

Jika parah, preeklamsia dapat merusak organ, seperti otak, ginjal, paru-paru, jantung, atau hati. Gejala-gejala preeklamsia parah meliputi hal-hal berikut:

  • Sakit kepala parah

  • Penglihatan terdistorsi

  • Kebingungan

  • Refleks yang terlalu aktif

  • Nyeri di bagian kanan atas abdomen (di atas hati)

  • Mual dan/atau muntah

  • Kesulitan bernapas

  • Berkurangnya buang air kecil

  • Tekanan darah yang sangat tinggi

  • Stroke (jarang terjadi)

Seorang wanita hamil harus menghubungi dokternya jika ia mengalami sakit kepala baru yang tidak sembuh atau berkurang dengan asetaminofen atau ia mengalami pembengkakan mendadak pada tangan atau wajahnya.

Tahukah Anda...

  • Jika seorang wanita hamil tiba-tiba mengalami pembengkakan pada tangan atau wajahnya, ia harus menghubungi dokter.

Preeklamsia dapat menyebabkan beberapa gejala yang terlihat untuk sementara waktu, kemudian tiba-tiba memburuk dan menyebabkan kejang (eklamsia).

Bayi dapat berukuran kecil karena plasenta mengalami gangguan fungsi atau karena lahir prematur. Komplikasi preeklamsia bahkan dapat menyebabkan kematian janin. Bayi dari wanita dengan preeklampsia 4 atau 5 kali lebih mungkin mengalami masalah segera setelah lahir dibandingkan bayi dari wanita yang tidak memiliki komplikasi ini, tergantung pada seberapa dini bayi dilahirkan dan seberapa besar berat bayi saat dilahirkan.

Jarang terjadi, namun preeklamsia dapat menyebabkan plasenta terlepas terlalu cepat (disebut abrupsio plasenta). Jika terjadi preeklamsia dan/atau abrupsio plasenta, bayi dapat lahir terlalu dini, sehingga meningkatkan risiko bayi mengalami masalah segera setelah dilahirkan.

Diagnosis Preeklamsia dan Eklamsia

  • Evaluasi dokter, termasuk pengukuran tekanan darah

  • Tes darah dan tes urine

Dokter mendiagnosis preeklamsia jika seorang wanita mengalami hal-hal berikut:

  • Peningkatan tekanan darah selama kehamilan

  • Protein di dalam urine

Dokter melakukan tes darah dan urine untuk memastikan diagnosis dan untuk menentukan seberapa parah preeklamsia yang dialami. Dokter menanyakan gejalanya dan melakukan tes darah atau rontgen dada untuk memeriksa adanya kerusakan pada organ (seperti paru-paru, hati, dan ginjal).

Dokter juga memantau janin. Mereka memeriksa denyut jantung janin. Ultrasonografi dilakukan untuk memeriksa tanda-tanda lain dari kesejahteraan janin, seperti jumlah cairan ketuban dan ukuran, gerakan, pernapasan, dan tonus otot janin.

Pengobatan Preeklamsia dan Eklamsia

  • Biasanya rawat inap dan terkadang obat-obatan untuk mengobati tekanan darah tinggi

  • Melahirkan, bergantung pada tingkat keparahan preeklamsia, kesehatan ibu dan janin, serta usia kehamilan

  • Terkadang magnesium sulfat untuk mencegah atau menghentikan kejang

Sebagian besar wanita dengan preeklamsia dirawat di rumah sakit. Wanita dengan preeklamsia parah atau eklamsia sering kali dirawat di unit perawatan khusus atau unit perawatan intensif (intensive care unit, ICU).

Melahirkan adalah pengobatan terbaik untuk preeklamsia, tetapi dokter harus mempertimbangkan tingkat keparahan preeklamsia dan kesejahteraan ibu atau janin (misalnya, apakah janin tumbuh secara normal atau dalam keadaan gawat) dibandingkan dengan risiko kelahiran prematur terhadap janin.

Jika perlu, wanita diobati terlebih dahulu dengan obat-obatan untuk mencegah kejang. Kemudian persalinan biasanya dilakukan sesegera mungkin dalam situasi berikut:

  • Usia kehamilan 37 minggu atau lebih

  • Eklamsia

  • Preeklamsia berat jika kehamilan berusia 34 minggu atau lebih

  • Kerusakan organ yang semakin parah pada ibu

  • Sindrom HELLP

  • Masalah pada janin

Sebelum usia kehamilan 34 minggu, ibu dapat dipantau secara ketat, jika dokter menganggap pemantauan lebih aman daripada persalinan dini. Dalam hal ini, kortikosteroid dapat diberikan kepada ibu untuk membantu mematangkan paru-paru janin sebagai persiapan untuk persalinan dini.

Preeklamsia yang tidak menyebabkan gejala berat

Jika preeklamsia tidak menyebabkan gejala berat dan terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu, pengobatan dan pemantauan dapat dilakukan melalui tempat praktik dokter. Ibu harus menyesuaikan aktivitasnya. Misalnya, mereka harus berhenti bekerja jika memungkinkan, lebih banyak duduk sepanjang hari, dan menghindari stres. Selain itu, mereka harus memeriksakan diri ke dokter setidaknya seminggu sekali.

Meskipun demikian, sebagian besar wanita dengan preeklamsia harus dirawat di rumah sakit, setidaknya saat pertama kali mengalami penyakit tersebut. Di sana, mereka dipantau secara ketat untuk memastikan bahwa mereka dan janinnya tidak berisiko mengalami masalah yang parah. Setelah evaluasi awal, beberapa wanita mungkin diperbolehkan pulang dan melanjutkan kunjungan rutin dengan dokter mereka. Kunjungan ini biasanya dilakukan setiap minggu dan mencakup pemeriksaan tekanan darah, tes darah, dan pemeriksaan kesejahteraan janin dengan cara memantau pola denyut jantung janin (disebut tes nonstres).

Jika preeklamsia tidak bertambah parah, pada minggu ke-37, persalinan biasanya diinduksi dan bayi dilahirkan.

Preeklamsia parah dan eklamsia

Wanita dengan preeklamsia parah dirawat di rumah sakit dan kelahiran direncanakan sesegera mungkin. Ibu dan janin dipantau secara ketat. Magnesium sulfat diberikan secara intravena untuk mencegah kejang (eklamsia) pada ibu.

Jika kejang terjadi sebelum magnesium sulfat diberikan, segera diberikan untuk mencegah kejang tambahan. Obat antikejang (diazepam atau lorazepam) juga dapat diberikan secara intravena. Selain itu, wanita juga dapat diberi obat untuk menurunkan tekanan darah (hidralazin atau labetalol).

Bayi dilahirkan dengan metode yang paling tepat untuk situasi tersebut. Proses melahirkan yang cepat mengurangi risiko komplikasi pada wanita dan janin. Jika serviks sudah mengalami bukaan (dilatasi), persalinan dapat diinduksi untuk segera melahirkan melalui vagina. Kelahiran sesar dapat dilakukan jika itu merupakan cara tercepat untuk menyelesaikan proses melahirkan.

Setelah melahirkan

Tekanan darah harus dipantau secara ketat hingga normal setelah kelahiran. Wanita harus berkonsultasi dengan tenaga kesehatan profesional mereka untuk pengukuran tekanan darah setidaknya setiap 1 sampai 2 minggu setelah kelahiran. Jika tekanan darah tetap tinggi 6 minggu setelah kelahiran, ibu mungkin menderita hipertensi kronis dan harus dirujuk ke dokter perawatan primer untuk penatalaksanaannya.

Pada kehamilan di masa mendatang, meminum aspirin (aspirin bayi) dosis rendah sekali sehari sejak trimester pertama dapat mengurangi risiko terjadinya preeklamsia.

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!