Gangguan Temporomandibular (TMD)

OlehGary D. Klasser, DMD, Louisiana State University School of Dentistry
Ditinjau OlehDavid F. Murchison, DDS, MMS, The University of Texas at Dallas
Ditinjau/Direvisi Dimodifikasi Aug 2025
v751510_id

Ada 2 sendi temporomandibular, satu di setiap sisi wajah tepat di depan telinga. Sendi-sendi ini menghubungkan tulang temporal di setiap sisi tengkorak dengan tulang rahang bawah (mandibula). Ligamen, tendon, dan otot menopang sendi dan bertanggung jawab atas gerakan rahang.

  • Gangguan Temporomandibular (TMD) disebabkan oleh masalah pada otot rahang atau sendi atau jaringan berserat yang menghubungkannya.

  • Orang mungkin mengalami sakit kepala dan nyeri tekan pada otot pengunyah atau mungkin mendengar suara klik/letupan dari sendi di rahang.

  • Dokter atau dokter gigi biasanya dapat mendiagnosis gangguan ini dengan mencatat riwayat dan melakukan pemeriksaan fisik, tetapi terkadang diperlukan tes pencitraan.

  • Pengobatan biasanya melibatkan tindakan mandiri dan tindakan yang diarahkan dokter, terapi alat oral (splint), dan pereda nyeri.

Sendi temporomandibular (TMJ) adalah salah satu sendi yang paling rumit dalam tubuh: Membuka dan menutup seperti engsel dan menggeser ke depan, ke bawah, ke belakang, dan dari sisi ke sisi. Selama mengunyah, rahang dapat menahan tekanan yang sangat besar tergantung pada posisi dan kesehatan gigi atas dan bawah, yang berfungsi seperti penahan pintu bagi sendi saat menutup. TMJ mengandung jaringan berserat padat yang disebut diskus artikular. Diskus ini berfungsi sebagai bantalan atau penyerap guncangan antara tengkorak dan tulang rahang bawah, mencegahnya saling bergesekan dengan kuat.

TMD, sebelumnya disebut gangguan TMJ, paling banyak terjadi pada wanita di awal usia 20-an dan mereka yang berusia antara 40 dan 50 tahun. Dalam kasus yang jarang terjadi, bayi dilahirkan dengan abnormalitas TMJ. TMD meliputi masalah pada tulang, sendi, otot, dan jaringan berserat yang menghubungkannya (fasia).

Dislokasi rahang, yang merupakan kondisi darurat gigi, ditandai dengan mulut terbuka lebar dan rasa sakit yang membuat sulit untuk kembali ke posisi mulut tertutup (gigi bertemu).

Penyebab Gangguan Temporomandibular

Sering kali, penyebab gangguan temporomandibular (TMD) adalah kombinasi antara ketegangan otot dan masalah anatomis dalam sendi. Terkadang ada komponen psikologi serta faktor-faktor lainnya. Mencengkam dan menggeretakkan gigi (bruksisma) atau berulang kali mencengkam atau mendorong rahang bawah ke posisi yang tidak biasa, gangguan seluruh tubuh (seperti osteopenia, gangguan autoimun, gangguan reumatik sistemik, atau gangguan tulang genetik), infeksi, cedera, ketidaksejajaran gigi, dan bahkan gigi yang terus-menerus mengunyah dapat menyebabkan gejala. Penyebab khusus meliputi:

  • Kelelahan otot dan penggunaan berlebih, menyebabkan sindrom nyeri miofasial temporomandibular

  • Gangguan sendi temporomandibular internal (TMJ)

  • Artritis

  • Ankilosis

  • Hipermobilitas

  • Pertumbuhan tulang rahang abnormal

Sindrom nyeri miofasial temporomandibular

Sindrom nyeri miofasial Temporomandibular adalah gangguan yang paling umum terjadi yang memengaruhi daerah temporomandibular. Terjadi nyeri otot dan kekencangan di sekitar rahang dan pembukaan mulut yang terbatas, serta sakit kepala dan nyeri di bagian lain dari kepala dan leher. Nyeri terutama disebabkan oleh kelelahan otot atau penggunaan berlebihan, terkadang dikarenakan mencengkam atau menggeretakkan gigi saat terjaga atau tertidur karena stres terkait tidur atau psikologis. Mencengkam dan menggeretakkan gigi saat tidur memerlukan tenaga yang jauh lebih besar daripada mencengkam dan menggeretakkan gigi saat terjaga. Nyeri juga dapat disebabkan oleh cedera pada kepala atau leher, gangguan tidur, masalah ketidaksejajaran gigi atas dan bawah, atau bahkan sakit gigi. TMJ bisa saja normal. Sindrom nyeri miofasial temporomandibular lebih banyak terjadi pada wanita daripada pria dan cenderung terjadi pada orang yang berusia lebih muda.

Sendi Temporomandibular

Gangguan sendi temporomandibular internal

Dalam bentuk paling umum dari gangguan internal TMJ, diskus di dalam sendi berada di depan (anterior) posisi normalnya. Diskus dapat berpindah keluar dari tempatnya ketika ligamen yang menahannya di tempatnya menjadi memanjang atau, sering kali, meregang karena cedera pada sendi (ligamen terkilir).

Gangguan TMJ internal dapat terjadi dengan atau tanpa reduksi. Reduksi berarti bagian sendi telah kembali ke posisi normalnya. Perpindahan diskus dengan reduksi lebih umum daripada perpindahan tanpa reduksi dan terjadi pada sekitar sepertiga populasi dewasa. Pada gangguan dengan reduksi, diskus terletak di depan posisi normalnya hanya ketika mulut tertutup. Saat mulut terbuka dan rahang bergeser ke depan, diskus kembali ke posisi normal, sering kali mengeluarkan suara letupan atau klik. Saat mulut tertutup, diskus menyelip ke depan lagi. Pada gangguan TMJ internal tanpa reduksi, diskus tidak pernah menyelip kembali ke posisi normalnya, dan mulut hanya dapat dibuka secara terbatas. Gangguan TMJ dapat menyebabkan inflamasi di sekitar sendi (kapsulitis). Gangguan TMJ internal mungkin menyakitkan, mungkin juga tidak menyakitkan.

Artritis

Artritis pada sendi temporomandibular dapat terjadi akibat osteoartritis, artritis reumatoid, artritis menular, atau cedera, terutama cedera yang menyebabkan perdarahan pada sendi. Cedera semacam ini cukup umum terjadi pada anak-anak yang terhantam langsung di dagu atau di samping dagu.

Osteoartritis, sejenis artritis di mana kartilago sendi tubuh mengalami degenerasi, paling banyak terjadi pada orang-orang yang berusia di atas 50 tahun. Osteoartritis TMJ dapat terjadi ketika diskus fibrokartilago di dalam sendi berpindah atau berlubang, menyebabkan tulang sendi berubah bentuk sebagai bagian dari perubahan degeneratif.

Artritis reumatoid, penyakit di mana tubuh menyerang selnya sendiri (penyakit autoimun) yang menyebabkan peradangan, sering kali memengaruhi sendi temporomandibular. Sendi temporomandibular biasanya merupakan sendi terakhir yang terkena artritis reumatoid.

Artritis infeksius disebabkan oleh infeksi yang telah menyebar dari area yang berdekatan di kepala atau leher atau yang telah dibawa oleh aliran darah ke sendi dari bagian tubuh lainnya.

Artritis traumatik adalah artritis yang disebabkan oleh cedera (seperti ketika rahang meregang lebar selama pencabutan gigi yang sulit). Artritis traumatik jarang terjadi.

Artritis degeneratif sekunder mirip dengan artritis traumatik tetapi terjadi karena cedera rahang yang lama atau kerusakan sendi sebelumnya karena penyakit reumatik sistemik (misalnya, artritis reumatoid, artritis idiopatik juvenil (remaja)).

Ankilosis

Ankilosis adalah hilangnya gerakan sendi akibat fibrosing (goresan) atau fusi tulang di dalam sendi atau akibat kalsifikasi (penimbunan kalsium ke dalam jaringan tubuh) ligamen di sekitarnya. Ankilosis paling sering terjadi akibat cedera atau infeksi, tetapi mungkin sudah ada pada saat lahir atau akibat artritis reumatoid.

Hipermobilitas

Hipermobilitas rahang adalah kelonggaran rahang yang terjadi ketika ligamen yang menahan sendi bersama-sama menjadi sangat memanjang. Pada hipermobilitas, dislokasi biasanya disebabkan oleh bentuk sendi, kelonggaran ligamen (laxity), dan ketegangan otot. Hal ini dapat disebabkan karena mencoba membuka mulut terlalu lebar atau karena terhantam di rahang.

Gejala-Gejala Gangguan Temporomandibular

Gejala gangguan temporomandibular (TMD) meliputi sakit kepala, nyeri pada otot pengunyah, dan suara mengeklik atau meletup atau sendi terkunci. Terkadang rasa nyeri tampaknya terjadi di dekat sendi, bukan di dalamnya. Gangguan temporomandibular dapat menjadi alasan mengapa terjadi sakit kepala berulang yang tidak merespons pengobatan medis biasa. Gejala lain meliputi nyeri atau kaku di leher dan bahu, pusing, sakit telinga, atau sesak di telinga, dan gangguan tidur.

Orang dengan gangguan temporomandibular sering mengalami kesulitan membuka mulut mereka. Sebagai contoh, kebanyakan orang tanpa gangguan temporomandibular dapat meletakkan ujung jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis yang disatukan dan diletakkan secara vertikal di ruang antara gigi depan atas dan bawah tanpa memaksa rahang untuk terbuka. Untuk orang-orang dengan gangguan temporomandibular (kecuali mereka yang memiliki hipermobilitas), ruang ini biasanya sangat lebih kecil.

Sindrom nyeri miofasial temporomandibular

Orang dengan sindrom nyeri miofasial temporomandibular (sebelumnya dikenal sebagai sindrom sendi temporomandibular [TMJ] atau disfungsi TMJ) dapat merasakan nyeri, kelelahan, dan kekencangan di sisi wajah saat bangun atau setelah periode penuh tekanan di siang hari. Mencengkam dan menggeretakkan gigi saat tidur dan gangguan pernapasan saat tidur, seperti apnea tidur obstruktif, dapat menyebabkan seseorang terbangun dengan sakit kepala, yang mungkin perlahan berkurang sepanjang hari. Namun, beberapa orang mengalami gejala saat terjaga, termasuk sakit kepala, jika mereka terus mencengkam dan menggeretakkan gigi saat terjaga. Saat rahang terbuka, rahang dapat bergerak sedikit (miring) ke satu sisi atau sisi lainnya dan mungkin tidak terbuka sepenuhnya. Otot pengunyah biasanya terasa sakit dan nyeri saat disentuh. Bintik-bintik kecil atau simpul-simpul pada otot (disebut titik pemicu) bersifat nyeri dan ketika ditekan dapat menyebabkan nyeri yang terasa di lokasi lain di kepala dan leher.

Gangguan sendi temporomandibular internal

Gangguan sendi internal terkait pergeseran diskus dengan reduksi biasanya menyebabkan suara klik atau letupan pada sendi saat mulut terbuka lebar atau rahang bergeser dari satu sisi ke sisi lainnya. Rahang orang tersebut juga dapat terlihat bergerak ke arah sisi yang terkena ketika mereka membuka mulut atau mengunyah. Orang lain terkadang dapat mendengar suara ini. Pada banyak orang, suara sendi ini adalah satu-satunya gejala. Namun demikian, sebagian orang juga mengalami nyeri, terutama saat mengunyah makanan yang sangat alot. Pada sebagian kecil orang, suara ini berkembang menjadi terkuncinya sendi.

Gangguan sendi internal yang terkait dengan pergeseran diskus tanpa reduksi tidak menyebabkan suara tetapi menyulitkan orang untuk membuka mulut lebar-lebar. Nyeri biasanya menyebabkan rasa sakit dan perasaan bahwa sendi tidak berada pada tempatnya. Biasanya, jenis gangguan sendi ini dimulai tiba-tiba pada orang yang sebelumnya sendinya sering berbunyi klik (pergeseran diskus disertai reduksi). Terkadang orang menemukan bahwa mereka tidak dapat membuka rahang sepenuhnya saat bangun tidur. Setelah 6 hingga 12 bulan, nyeri dapat berkurang, dan batasan sejauh mana mulut dapat dibuka dapat hilang.

Artritis

Pada osteoartritis, karena ini terjadi terutama ketika diskus tidak berada pada tempatnya atau telah berlubang, orang tersebut merasa dan sering mendengar suara bergesekan pada sendi temporomandibular ketika membuka dan menutup mulut. Kekakuan, nyeri ringan, atau kombinasinya dapat terjadi. Jika osteoartritis parah, bagian atas tulang rahang menjadi rata, dan orang tersebut tidak dapat membuka mulut lebar-lebar. Rahang juga dapat bergeser ke sisi yang terkena, dan orang tersebut mungkin tidak dapat memindahkannya kembali. Orang tersebut dapat melihat perubahan cara bertemunya gigi atas dan bawah pada sisi yang tidak terpengaruh.

Artritis reumatoid terkadang menyebabkan rasa sakit, pembengkakan pada sendi temporomandibular, dan terbatasnya gerakan rahang. Hal ini biasanya memengaruhi kedua sendi temporomandibular secara setara, yang jarang terjadi pada jenis TMD lainnya. Jika artritis reumatoid bersifat parah, terutama pada anak-anak, bagian atas tulang rahang dapat mengalami degenerasi dan memendek, sehingga menyebabkan kelainan bentuk pada wajah. Kerusakan ini dapat menyebabkan ketidaksejajaran yang cepat pada banyak atau semua gigi atas dan bawah. Meskipun jarang terjadi, jika kerusakannya parah, tulang-tulang sendi pada akhirnya dapat menyatu (ankilosis).

Pada artritis infeksius, area di sekitar sendi temporomandibular mengalami inflamasi, dan gerakan rahang terbatas dan menyakitkan.

Artritis traumatik menyebabkan rasa nyeri dan nyeri tekan pada sendi temporomandibular, serta terbatasnya gerakan rahang.

Ankilosis

Biasanya, fusi ligamen dan tulang di sekitar sendi (ankilosis ekstra-artikular) tidak menyakitkan, tetapi mulut hanya dapat membuka sekitar 1 inci (sekitar 2½ cm) atau kurang. Fusi tulang di dalam sendi (ankilosis intra-artikular) menyebabkan rasa sakit dan membatasi gerakan rahang dengan lebih parah.

Hipermobilitas

Pada orang dengan hipermobilitas, rahang dapat tergelincir ke depan sepenuhnya dari soketnya (dislokasi), menyebabkan rasa sakit dan ketidakmampuan untuk menutup mulut. Dislokasi dapat terjadi secara tiba-tiba dan berulang kali.

Pertumbuhan tulang rahang abnormal

Terkadang sebagian dari tulang rahang yang disebut kondilus mandibula dapat tumbuh terlalu banyak (hiperplasia) atau terlalu sedikit (hipoplasia) pada satu sisi dibandingkan sisi lainnya. Hal ini menyebabkan tulang rahang tumbuh tidak merata dan tidak sejajar.

Diagnosis Gangguan Temporomandibular

  • Evaluasi dokter gigi atau dokter umum

  • Terkadang, tes pencitraan

  • Untuk artritis menular, aspirasi cairan

  • Terkadang polisomnografi (studi tidur)

Dokter gigi atau dokter hampir selalu mendiagnosis gangguan temporomandibular berdasarkan riwayat medis dan gigi seseorang serta pemeriksaan fisik. Bagian dari pemeriksaan melibatkan penekanan lembut pada sisi wajah atau meletakkan jari kelingking di telinga orang tersebut dan perlahan menekan ke depan sambil orang tersebut membuka dan menutup rahang, serta mendengarkan dengan stetoskop dan merasakan apakah ada suara berderak, klik atau letupan. Dokter juga menekan otot pengunyah dengan lembut untuk mendeteksi nyeri atau nyeri tekan dan mengamati apakah rahang bergeser saat orang tersebut menggigit. Orang tersebut diminta untuk membuka mulut selebar yang nyaman. Orang berukuran rata-rata dapat membuka mulut setidaknya 1½ inci (sekitar 4 sentimeter).

Ketika dokter mencurigai adanya gangguan sendi internal, tes lebih lanjut dapat dilakukan. Pencitraan resonansi magnetik (MRI) adalah tes yang dapat membantu dokter untuk menilai apakah gangguan sendi internal telah terjadi atau mengapa seseorang tidak merespons pengobatan.

Dokter mencurigai osteoartritis ketika terdengar suara berderak atau bergesekan saat seseorang membuka mulut (krepitus). Sinar-X dan/atau pemindaian tomografi terkomputasi (CT) dapat mengonfirmasi diagnosis.

Artritis infeksius dapat dicurigai jika area di atas dan di sekitar sendi temporomandibular mengalami inflamasi dan jika gerakan sendi terasa nyeri dan terbatas. Infeksi di bagian tubuh lain juga berfungsi sebagai petunjuk. Untuk memastikan diagnosis artritis menular, dokter dapat memasukkan jarum ke dalam sendi temporomandibular dan menarik cairan (aspirasi), yang kemudian dianalisis adanya bakteri.

Jika hipermobilitas adalah penyebabnya, orang tersebut biasanya dapat membuka mulut lebih besar dari lebar 3 jari. Rahang dapat terlepas secara kronis. Jika ankilosis adalah penyebabnya, rentang gerak rahang cenderung berkurang secara signifikan.

Jika gejala nyeri dan sesak otot berlanjut, dokter dapat memberikan tes gangguan tidur. Tes ini disebut polisomnografi.

Pengobatan Untuk Gangguan Temporomandibular

  • Terapi alat oral (pelindung mulut) dan pereda nyeri

  • Langkah bantuan mandiri

  • Kadang-kadang terapi fisik

  • Terkadang pembedahan

  • Terkadang obat-obatan lain (seperti relaksan otot, alat bantu tidur, atau toksin botulinum)

Pengobatan sangat bervariasi tergantung pada penyebabnya. Dua pengobatan yang umum adalah terapi alat oral (juga disebut terapi bidai atau pelindung mulut) dan analgesik seperti obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) untuk meredakan nyeri.

Sindrom nyeri miofasial temporomandibular

Alat oral

Peralatan mulut sering kali menjadi pengobatan utama untuk nyeri dan kekencangan otot rahang. Bagi mereka yang menyadari bahwa mereka suka mencengkam atau menggeretakkan gigi, terapi peralatan mulut dapat membantu menghilangkan kebiasaan tersebut. Alat oral plastik tipis dibuat oleh dokter gigi agar pas di atas gigi atas atau bawah dan disesuaikan untuk memberikan gigitan yang rata. Peralatan mulut, biasanya dipakai saat tidur (pelindung mulut), sering kali mengurangi penggeretakan dan pencengkaman, sehingga memungkinkan otot rahang beristirahat dan pulih. Untuk rasa sakit saat terjaga, alat oral memungkinkan otot rahang tetap rileks dan gigitan stabil, sehingga mengurangi ketidaknyamanan. Alat oral juga dapat mencegah kerusakan gigi yang berada di bawah tekanan luar biasa dari penggeretakan dan pencengkaman. Peralatan oral digunakan saat terjaga hanya sampai gejala mereda, biasanya kurang dari 8 minggu. Penggunaan yang lebih lama dapat dibenarkan tergantung pada keparahan gejala.

Langkah bantuan mandiri

Orang-orang harus menggunakan tindakan mandiri untuk meredakan nyeri dan memulihkan fungsi normal.

  • Beralih ke diet makanan yang lebih lembut, memotong makanan menjadi potongan yang lebih kecil, mengunyah perlahan, dan tidak membuka mulut sebanyak mungkin akan mengurangi ketegangan otot dan stres pada sendi temporomandibular.

  • Menjaga gigi atas dan bawah tetap terpisah saat terjaga akan membantu menghentikan kebiasaan mencengkam dan menggeretakkan gigi, juga mengurangi ketegangan otot dan tekanan pada sendi temporomandibular.

  • Mengembangkan beberapa sistem untuk membantu mengingat cara memperbaiki postur yang buruk akan membantu rahang dan otot leher/bahu pulih kembali.

  • Mengikuti perilaku tidur yang benar, termasuk tidur pada saat yang sama di lingkungan yang tenang dan nyaman, akan mengurangi rasa sakit dan memungkinkan tubuh untuk sembuh.

  • Menerapkan panas lembap pada otot yang letih juga akan membantu.

Fisioterapi

Terapi fisik juga dapat diberikan. Terapi fisik dapat melibatkan terapi ultrasound (dengan menggunakan gelombang suara untuk memberikan panas dan stimulasi jaringan guna membantu penyembuhan), biofeedback elektromiografi (di mana orang tersebut belajar untuk merelaksasi otot), latihan semprotan dan peregangan (di mana rahang diregangkan terbuka setelah kulit di atas area yang sakit disemprot dengan refrigeran kulit atau dibuat kebas dengan es). Stimulasi saraf listrik subkutan (TENS—lihat bilah samping Terapi Fisik untuk Otot Rahang) juga dapat membantu. Manajemen stres, terkadang bersamaan dengan biofeedback elektromiografi, dan konseling dapat membantu sebagian orang.

Obat-obatan

Obat-obatan juga dapat membantu. Misalnya, relaksan otot, seperti siklobenzaprin, dapat diresepkan untuk mengurangi kekencangan dan nyeri. Benzodiazepine (obat antikecemasan yang juga merelaksasi otot) kadang-kadang dapat diminum sementara sebelum tidur untuk membantu meredakan gejala. Meskipun demikian, obat-obatan ini tidak dapat disembuhkan, umumnya tidak direkomendasikan untuk lansia, dan hanya diresepkan dalam waktu singkat, biasanya selama satu bulan atau kurang.

Analgesik seperti asetaminofen atau OAINS lainnya juga dapat membantu meredakan nyeri. Resep analgesik opioid biasanya tidak diberikan karena pengobatan mungkin diperlukan untuk beberapa waktu dan produk obat ini dapat menimbulkan kecanduan. Alat bantu tidur (obat penenang) dapat digunakan sesekali dan untuk waktu yang singkat untuk membantu orang yang sulit tidur karena nyeri. Orang yang mungkin mengalami gangguan tidur, seperti apnea tidur obstruktif, harus bertanya kepada dokter mereka sebelum menggunakan benzodiazepin atau obat penenang (termasuk alat bantu tidur yang dijual bebas) atau produk obat penenang otot karena produk obat ini dapat memperburuk gangguan tersebut.

Toksin Botulinum yang disuntikkan ke otot atau anestesi yang disuntikkan ke titik pemicu otot telah digunakan untuk meredakan kejang otot dan nyeri.

Dalam beberapa kasus nyeri kronis, produk obat antidepresan dapat berguna.

Terlepas dari jenis pengobatannya, sebagian besar orang mengalami kelegaan yang signifikan dalam waktu sekitar 3 bulan. Jika gejalanya tidak parah, banyak orang sembuh tanpa pengobatan.

Terapi Fisik untuk Otot Rahang

  • Ultrasound adalah metode untuk menghantarkan panas yang dalam ke area yang nyeri. Ketika dihangatkan oleh ultrasound, pembuluh darah melebar, dan darah dapat lebih cepat membawa akumulasi produk limbah otot yang dapat menyebabkan nyeri.

  • Biofeedback elektromiografis memantau aktivitas otot dengan pengukur. Orang tersebut mencoba untuk mengendurkan seluruh tubuh atau otot tertentu sambil melihat pengukur. Dengan cara ini, orang belajar mengontrol atau mengendurkan otot tertentu.

  • Latihan semprot-dan-regang melibatkan penyemprotan refrigeran kulit atau pemberian es di atas area yang nyeri, sehingga otot rahang dapat diregangkan hingga terbuka.

  • Stimulasi saraf elektrik subkutan (TENS) menggunakan alat yang menstimulasi serat saraf yang tidak menimbulkan nyeri. Impuls yang dihasilkan dianggap menghalangi impuls menyakitkan yang dirasakan orang tersebut.

Gangguan sendi temporomandibular internal

Dalam gangguan sendi internal dengan atau tanpa reduksi, pengobatan hanya diperlukan jika seseorang mengalami nyeri rahang atau kesulitan menggerakkan rahang. Orang sering diberi OAINS untuk rasa sakit. Jika seseorang mencari pengobatan segera setelah gejala muncul, dokter gigi atau dokter mungkin dapat memindahkan diskus secara manual kembali ke posisi normal.

Jika seseorang mengalami gangguan tersebut selama kurang dari 3 sampai 6 bulan, alat pemosisian ulang anterior oral dapat digunakan. Alat ini menahan rahang bawah ke depan, menjaga diskus tetap di posisinya, dan memungkinkan ligamen pendukung untuk mengencang dan menjadi bebas rasa sakit. Selama 2 hingga 4 bulan, alat oral disesuaikan agar rahang kembali ke posisi normal, dengan harapan bahwa diskus akan tetap di tempatnya. Namun, semakin lama diskus tersebut keluar dari tempatnya, semakin kecil kemungkinan reposisinya akan berhasil.

Seseorang dengan gangguan sendi internal dengan atau tanpa reduksi harus menghindari membuka lebar mulut—misalnya, ketika menguap atau menggigit sandwich tebal—karena sendi yang cedera tidak cukup terlindung dalam aktivitas ini seperti halnya rahang normal. Orang dengan gangguan ini disarankan untuk memotong makanan menjadi potongan-potongan kecil dan untuk makan makanan yang mudah dikunyah.

Terkadang diskus tergelincir terjebak di depan sambungan temporomandibular (TMJ), sehingga rahang tidak dapat terbuka sepenuhnya. Diskus kemudian harus dipindahkan secara manual lebih jauh lagi dari posisinya agar sambungan dapat bergerak sepenuhnya. Perangkat gerak rahang pasif, yang meregangkan rahang, telah digunakan untuk secara perlahan untuk meningkatkan gerakan rahang. Perangkat ini digunakan beberapa kali sehari. Salah satu perangkat tersebut adalah instrumen jenis sekrup berulir yang ditempatkan di antara gigi depan dan diputar, seperti dongkrak mobil, untuk mendorong diskus ke depan secara bertahap dan perlahan, sehingga menciptakan bukaan mulut yang lebih lebar. Jika alat tersebut tidak tersedia, maka dokter dapat menggunakan setumpuk depresor lidah yang ditempatkan di antara gigi depan, dengan depresor lidah tambahan ditambahkan ke bagian tengah tumpukan untuk meningkatkan bukaan mulut sedikit demi sedikit.

Jika gangguan sendi internal tidak dapat diobati dengan cara nonbedah, dokter bedah oral dan maksilofasial mungkin perlu melakukan prosedur bedah. Meskipun demikian, kebutuhan akan pembedahan tradisional jarang terjadi sejak diperkenalkannya prosedur seperti artroskopi. Semua prosedur pembedahan digunakan bersama terapi alat oral, tindakan mandiri, dan pengawasan oleh dokter gigi atau dokter.

Artritis

Orang yang mengalami osteoartritis pada sendi temporomandibular perlu mengistirahatkan rahangnya sebanyak mungkin, menggunakan alat oral atau alat lain untuk mengendalikan kekencangan otot, dan meminum analgesik (seperti asetaminofen atau OAINS) untuk rasa nyeri. Nyeri biasanya hilang dalam 6 bulan dengan atau tanpa pengobatan. Bahkan tanpa pengobatan, sebagian besar gejala mereda, mungkin karena pita jaringan di belakang diskus menjadi berparut dan berfungsi seperti diskus asli. Biasanya, gerakan rahang cukup untuk aktivitas normal, meskipun rahang mungkin tidak terbuka selebar biasanya. Alat oral biasanya dipakai saat tidur, tetapi terkadang juga dipakai saat terjaga.

Artritis reumatoid pada sendi temporomandibular diobati dengan obat-obatan yang digunakan untuk artritis reumatoid pada sendi mana pun. OAINS dapat diberikan untuk rasa sakit yang parah. Mempertahankan mobilitas sendi dan mencegah fusi sendi sangat penting. Biasanya, cara terbaik untuk mencapai tujuan ini adalah dengan menggunakan rahang di bawah arahan ahli terapi fisik. Untuk meredakan gejala, terutama kekencangan otot, orang tersebut mengenakan alat oral saat tidur. Jika fusi sendi mencegah semua gerakan rahang, orang tersebut mungkin memerlukan pembedahan dan, dalam kasus yang jarang terjadi, sendi buatan untuk memulihkan mobilitas rahang.

Artritis infeksius diobati dengan antibiotik, hidrasi yang tepat, pengendalian nyeri, dan pembatasan pergerakan. Penisilin biasanya merupakan antibiotik yang digunakan pada awalnya, hingga hasil uji menentukan jenis bakteri yang ada dan dengan demikian merupakan antibiotik terbaik yang dapat digunakan. Pus pada sendi, jika ada, dapat dikeluarkan dengan jarum. Setelah infeksi terkendali, orang-orang melakukan latihan membuka rahang untuk membantu mencegah luka parut dan keterbatasan gerak.

Artritis traumatik diobati dengan OAINS dan terkadang steroid (disebut juga sebagai glukokortikoid atau kortikosteroid). Steroid adalah obat-obatan yang dapat mengurangi peradangan dan meredakan gejala seperti pembengkakan, kemerahan, dan nyeri. Perawatan juga termasuk pemberian panas, diet lunak, dan pembatasan gerakan rahang.

Ankilosis

Kadang-kadang, latihan membuka rahang dapat membantu, tetapi orang dengan fusi tulang biasanya memerlukan pembedahan untuk memulihkan gerakan rahang, dan latihan kemudian diperlukan selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun untuk mempertahankan koreksi bedah.

Hipermobilitas

Pencegahan dan pengobatan dislokasi akibat hipermobilitas sama dengan penyebab lain dislokasi rahang. Ketika terjadi dislokasi, bantuan terkadang diperlukan untuk mengembalikan rahang ke posisinya. Namun demikian, banyak orang yang mengalami dislokasi berulang mengetahui cara menggerakkan sendi kembali ke tempatnya dengan secara sadar merelaksasi otot dan sedikit menggeser rahang bawah hingga kembali ke tempatnya. Untuk mencegah dislokasi berulang, dokter dapat menyuntikkan zat ke dalam sendi (misalnya, darah) yang menyebabkan luka parut dan dengan demikian mengurangi mobilitas. Pembedahan untuk membentuk kembali tulang atau mengencangkan ligamen di sekitar sendi temporomandibular terkadang diperlukan untuk mencegah dislokasi berulang.

Pertumbuhan tulang rahang abnormal

Pembedahan biasanya diperlukan untuk memperpanjang atau memperpendek satu sisi tulang rahang guna meratakan tulang rahang. Tindakan ini membantu mengoreksi kesejajaran rahang.

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!