Infeksi Kandung Kemih

(Sistitis)

OlehTalha H. Imam, MD, University of Riverside School of Medicine
Ditinjau OlehLeonard G. Gomella, MD, Sidney Kimmel Medical College at Thomas Jefferson University
Ditinjau/Direvisi Jan 2024 | Dimodifikasi Jul 2025
v763651_id

Sisititis adalah infeksi kandung kemih.

  • Biasanya, bakteri merupakan penyebab sistitis.

  • Sering buang air kecil dan nyeri atau rasa terbakar saat buang air kecil merupakan gejala yang paling umum.

  • Dokter sering kali mendasarkan diagnosis pada gejala, tetapi mereka biasanya memeriksa spesimen urine.

  • Obat-obatan diperlukan untuk mengobati infeksi dan sering kali gejalanya.

(Lihat juga Gambaran Umum Infeksi Saluran Kemih [ISK].)

Penyebab Infeksi Kandung Kemih

Penyebab infeksi kandung kemih pada perempuan

Sistitis banyak terjadi pada perempuan, terutama selama tahun-tahun reproduksi. Beberapa perempuan mengalami episode sistitis berulang. Ada sejumlah alasan mengapa perempuan rentan, termasuk pendeknya panjang uretra dan kedekatan bukaan uretra ke vagina dan anus, di mana bakteri banyak ditemukan. Hubungan seksual juga dapat berkontribusi, karena gerakan tersebut dapat menyebabkan bakteri mencapai pembukaan uretra, dan kemudian naik ke kandung kemih. Perempuan hamil cenderung mengalami sistitis karena kehamilan itu sendiri dapat mengganggu pengosongan kandung kemih.

Penggunaan diafragma untuk kontrasepsi meningkatkan risiko berkembangnya sistitis, mungkin karena spermisida yang digunakan bersama diafragma menekan bakteri vagina normal dan memungkinkan bakteri yang menyebabkan sistitis berkembang dalam vagina. Berhubungan seks dengan laki-laki yang menggunakan kondom yang dilapisi spermisida juga meningkatkan risikonya.

Penurunan produksi estrogen yang terjadi setelah menopause dapat menipiskan jaringan vagina dan vulvar di sekitar uretra, yang dapat menyebabkan perempuan mengalami episode sistitis berulang. Selain itu, rahim atau kandung kemih yang turun (prolaps) dapat menyebabkan pengosongan kandung kemih yang buruk dan menimbulkan kecenderungan terjadinya sistitis. Prolaps rahim atau kandung kemih lebih banyak terjadi pada perempuan yang memiliki banyak anak.

Jarang sekali, sistitis kambuh karena adanya hubungan yang tidak normal antara kandung kemih dan vagina (fistula vesikovaginal).

Penyebab infeksi kandung kemih pada laki-laki

Sistitis lebih jarang terjadi pada laki-laki. Pada laki-laki, penyebab umumnya adalah infeksi bakteri pada prostat, yang menyebabkan episode sistitis dan uretritis berulang. Meskipun antibiotik secara cepat membersihkan bakteri dari urine yang ada dalam kandung kemih, sebagian besar obat-obatan ini tidak dapat menembus dengan cukup baik ke dalam prostat untuk menyembuhkan infeksi di sana dengan cepat. Biasanya antibiotik harus diminum selama berminggu-minggu. Akibatnya, jika terapi antibiotik dihentikan sebelum waktunya, bakteri yang tetap berada di dalam prostat cenderung menginfeksi ulang kandung kemih.

Penyebab infeksi kandung kemih pada kedua jenis kelamin

Jika aliran urine tersumbat sebagian (penyumbatan) karena batu di kandung kemih atau uretra, pembesaran prostat (pada pria), atau penyempitan (striktur) uretra, bakteri yang masuk ke dalam saluran kemih kecil kemungkinannya untuk terbuang bersama urine. Bakteri yang tertinggal di dalam kandung kemih setelah buang air kecil dapat berkembang biak dengan cepat. Orang dengan penyumbatan aliran urine jangka panjang atau berulang dapat mengalami pembentukan kantong (divertikulum) kandung kemih. Kantong ini menahan urine setelah buang air kecil, sehingga semakin meningkatkan risiko infeksi.

Sistitis juga dapat disebabkan oleh kateter atau instrumen apa pun yang dimasukkan ke dalam saluran kemih yang menyebabkan bakteri masuk ke dalam kandung kemih.

Kadang-kadang, kandung kemih dapat meradang tanpa ada infeksi, gangguan yang disebut sistitis interstisial.

Gejala Infeksi Kandung Kemih

Sistitis biasanya menyebabkan rasa ingin buang air kecil yang sering dan mendesak serta sensasi terbakar atau nyeri saat buang air kecil. Gejala-gejala ini biasanya terjadi selama beberapa jam atau sehari. Kebutuhan mendesak untuk berkemih dapat menyebabkan pengeluaran urine yang tidak terkendali (inkontinensia mendesak), terutama pada lansia. Demam jarang terjadi. Nyeri biasanya dirasakan di atas tulang pubis dan sering juga dirasakan di punggung bawah. Sering buang air kecil di malam hari (nokturia) dapat menjadi gejala lain. Urine dapat terlihat keruh pada infeksi parah. Hal yang tidak umum terjadi, jika infeksi terjadi akibat sambungan yang tidak normal antara kandung kemih dan usus atau vagina (fistula), udara dapat masuk ke dalam urine (pneumaturia).

Terkadang sistitis tidak menimbulkan gejala, terutama pada lansia, dan ditemukan ketika tes urine dilakukan karena alasan lain. Di antara lansia, sistitis juga tidak menyebabkan gejala yang berhubungan dengan berkemih dan dapat menyebabkan gejala, seperti demam atau kebingungan. Seseorang yang kandung kemihnya tidak berfungsi karena kerusakan saraf (kandung kemih neurogenik) atau seseorang yang menggunakan kateter mungkin menderita sistitis tanpa gejala sampai infeksi ginjal atau demam berkembang.

Diagnosis Infeksi Kandung Kemih

  • Urinalisis

  • Kultur urine

Dokter biasanya dapat mendiagnosis sistitis berdasarkan gejala umumnya. Spesimen urine aliran tengah (clean-catch) dikumpulkan sehingga urine tidak terkontaminasi oleh bakteri dari vagina atau ujung penis. Secarik kertas uji terkadang dicelupkan ke dalam urine untuk melakukan 2 tes cepat dan sederhana untuk zat yang biasanya tidak ditemukan dalam urine. Strip pengujian dapat mendeteksi nitrit yang dilepaskan oleh bakteri. Strip pengujian juga dapat mendeteksi leukosit esterase (enzim yang ditemukan dalam sel darah putih tertentu), yang dapat mengindikasikan bahwa tubuh sedang melawan infeksi. Pada perempuan dewasa, ini mungkin satu-satunya tes yang diperlukan.

Selain itu, spesimen urine dapat diperiksa di bawah mikroskop untuk melihat jumlah sel darah merah dan putih serta apakah urine mengandung bakteri. Kadang-kadang, kultur urine, di mana bakteri dari sampel urine dibiakkan di laboratorium, dilakukan untuk mengidentifikasi jumlah dan jenis bakteri. Jika orang tersebut menderita infeksi, salah satu jenis bakteri biasanya ada dalam jumlah besar.

Pada laki-laki, spesimen urine aliran tengah biasanya cukup untuk kultur urine. Pada perempuan, spesimen lebih mungkin terkontaminasi oleh bakteri dari vagina atau vulva. Ketika urine mengandung beberapa jenis bakteri yang berbeda secara bersamaan, urine kemungkinan telah terkontaminasi selama proses pengambilan. Untuk memastikan bahwa urine tidak terkontaminasi, terkadang dokter harus mengambil spesimen langsung dari kandung kemih menggunakan kateter.

Menemukan penyebab sistitis

Penting bagi dokter untuk menemukan penyebab sistitis dalam beberapa kelompok yang berbeda. Penyebabnya harus ditemukan pada

  • Anak-anak

  • Laki-laki dari segala usia

  • Orang yang mengalami demam selama setidaknya 3 hari atau terdapat bukti kerusakan ginjal

  • Beberapa perempuan dengan infeksi berulang (3 atau lebih per tahun), terutama jika disertai gejala obstruksi urine (termasuk gejala batu ginjal)

Pada orang-orang seperti ini, lebih besar kemungkinan ditemukannya penyebab (misalnya, batu ginjal yang besar) yang memerlukan pengobatan selain hanya memberikan antibiotik untuk mengobati infeksi.

Dokter dapat melakukan studi pencitraan, biasanya

  • Ultrasound

  • Tomografi terkomputasi (computed tomography, CT)

Kadang-kadang, alih-alih ultrasonografi atau CT, dokter melakukan urogram intravena (intravenous urogram, IVU), sebuah pemeriksaan dengan sinar-x di mana agen kontras radiopak diinjeksikan ke dalam vena, kemudian diekskresikan ke dalam urine oleh ginjal. (Lihat juga Tes Pencitraan Saluran Kemih.) Sinar-x kemudian memberikan gambar ginjal, ureter, dan kandung kemih.

Sistouretrografi pengosongan, yang melibatkan injeksi agen kontras radiopak ke dalam kandung kemih dan merekam jalan keluarnya, adalah cara yang baik bagi dokter untuk menyelidiki aliran balik (refluks) urine dari kandung kemih, naik ke ureter, terutama pada anak-anak, dan juga dapat mengidentifikasi adanya penyempitan (striktur) uretra.

Uretrografi retrograde, di mana zat kontras radiopak disuntikkan langsung ke dalam uretra, berguna untuk mendeteksi penyempitan, kantong yang menonjol keluar, atau sambungan abnormal (fistula) uretra pada laki-laki dan perempuan.

Melihat langsung ke dalam kandung kemih dengan slang berkamera yang fleksibel (sistoskopi) dapat membantu mendiagnosis masalah ketika sistitis tidak sembuh dengan pengobatan. Dokter juga berusaha menemukan penyebab pada laki-laki yang menderita sistitis. Prostatitis, penyebab paling umum, biasanya dapat didiagnosis dengan pemeriksaan prostat dan tes urine.

Pada perempuan yang mengalami infeksi saluran kemih (ISK) berulang, dokter melakukan pemeriksaan panggul untuk mendeteksi kondisi yang dapat dikelola, seperti atrofi vagina (penipisan, pengeringan, dan peradangan pada dinding vagina), divertikulum uretra (pembentukan kantong atau pundi-pundi di sepanjang uretra), inkontinensia feses, dan prolaps vagina. Laki-laki dengan ISK berulang harus dievaluasi untuk mengetahui adanya prostatitis, uretritis, dan retensi urine (pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap).

Pengobatan Infeksi Kandung Kemih

  • Antibiotik

  • Analgesik sesuai kebutuhan

  • Terkadang pembedahan

Sistitis biasanya diobati dengan antibiotik. Sebelum meresepkan antibiotik, dokter menentukan apakah orang tersebut memiliki kondisi yang akan membuat sistitis lebih parah, seperti diabetes atau sistem kekebalan tubuh yang dilemahkan (yang mengurangi kemampuan orang tersebut untuk memerangi infeksi), atau lebih sulit untuk dihilangkan, seperti abnormalitas struktural. Kondisi tersebut mungkin memerlukan antibiotik yang lebih kuat yang diminum untuk jangka waktu yang lebih lama. Orang dengan kondisi seperti ini juga dapat mengalami infeksi yang disebabkan oleh jamur atau bakteri yang tidak biasa dan dengan demikian mungkin memerlukan sesuatu selain antibiotik yang paling umum digunakan.

Bagi perempuan, meminum antibiotik secara oral selama 3 hari biasanya efektif jika infeksinya tidak menimbulkan komplikasi, meskipun beberapa dokter memilih untuk memberikan dosis tunggal. Untuk infeksi yang lebih membandel, antibiotik biasanya diminum selama 7 sampai 10 hari. Untuk laki-laki, sistitis biasanya disebabkan oleh prostatitis, dan pengobatan antibiotik biasanya diperlukan selama berminggu-minggu.

Berbagai obat dapat meredakan gejala, terutama keinginan untuk buang air kecil yang sering dan terus-menerus, serta buang air kecil yang terasa nyeri. Fenazopiridin dapat membantu mengurangi nyeri dengan cara menenangkan jaringan yang meradang dan dapat diminum selama beberapa hari, sampai antibiotik mengendalikan infeksi.

Pembedahan mungkin diperlukan untuk meredakan penyumbatan fisik terhadap aliran urine atau untuk memperbaiki abnormalitas struktural yang membuat infeksi lebih mungkin terjadi, seperti rahim atau kandung kemih yang terkulai. Hingga pembedahan dapat dilakukan, mengalirkan urine dari area yang terhalang melalui kateter akan membantu mengendalikan infeksi. Biasanya, antibiotik diberikan sebelum pembedahan untuk mengurangi risiko penyebaran infeksi ke seluruh tubuh.

Mencegah Infeksi Kandung Kemih pada Perempuan

Pada perempuan yang mengalami 3 kali atau lebih infeksi kandung kemih dalam setahun, langkah-langkah ini dapat membantu:

  • Meningkatkan asupan cairan

  • Sering-sering berkemih

  • Menyeka dari depan ke belakang setelah buang air besar

  • Berkemih sesaat setelah melakukan hubungan seksual

  • Menghindari penggunaan spermisida (digunakan dengan diafragma dan/atau kondom untuk kontrasepsi)

  • Menghindari bilas vagina

  • Mengonsumsi antibiotik secara terus-menerus dalam dosis rendah

  • Mengoleskan krim estrogen pada vulva atau memasukkan supositoria estrogen ke dalam vagina untuk perempuan pascamenopause yang mengalami penipisan jaringan vulva dan vagina

Pencegahan Infeksi Kandung Kemih

Jika perempuan cenderung mengalami infeksi kandung kemih setelah melakukan hubungan seksual, mereka mungkin disarankan untuk meminum dosis antibiotik segera setelah melakukan hubungan seksual. Penggunaan spermisida dan diafragma harus dihindari, dan perempuan harus buang air kecil sesegera mungkin setelah melakukan hubungan seksual.

Orang yang sering mengalami infeksi kandung kemih dapat terus meminum antibiotik dalam dosis rendah. Perempuan yang meminum antibiotik secara teratur untuk mencegah infeksi kandung kemih mungkin perlu mendiskusikan pilihan kontrasepsi dengan dokter mereka. Perempuan pascamenopause dengan infeksi kandung kemih yang sering dan sindrom genitourinari menopause dapat memperoleh manfaat dari krim estrogen yang dioleskan pada vulva atau supositoria estrogen yang dimasukkan ke dalam vagina.

Minum banyak cairan dapat membantu mencegah sistitis. Tindakan pembilasan urine akan mengeluarkan banyak bakteri dari kandung kemih. Pertahanan alami tubuh menghilangkan sisa bakteri.

Penggunaan produk kranberi dapat membantu mencegah infeksi kandung kemih berulang, tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengklarifikasi siapa saja yang akan mendapat manfaat dari penggunaannya.

Umumnya diyakini bahwa menyeka dari depan ke belakang, dan menghindari penggunaan pakaian dalam yang ketat dan tidak berpori dapat membantu wanita mencegah infeksi kandung kemih.

Tahukah Anda...

  • Tidak ada bukti yang meyakinkan bahwa jus kranberi membantu mencegah infeksi.

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!