Kontrasepsi Penghalang

OlehFrances E. Casey, MD, MPH, NYU Grossman Long Island School of Medicine
Ditinjau OlehOluwatosin Goje, MD, MSCR, Cleveland Clinic, Lerner College of Medicine of Case Western Reserve University
Ditinjau/Direvisi Dimodifikasi Aug 2023
v8951440_id

Kontrasepsi penghalang menghalangi secara fisik masuknya sperma ke rahim wanita. Kontrasepsi penghalang meliputi kondom, diafragma, tutup serviks, gel kontrasepsi, spons kontrasepsi, dan spermisida (busa, krim, dan supositoria). Jenis kontrasepsi ini harus digunakan oleh wanita atau pasangannya setiap kali melakukan hubungan seksual.

Memblokir Akses: Kontrasepsi Penghalang

Kontrasepsi penghalang mencegah masuknya sperma ke dalam rahim wanita. Meliputi kondom, diafragma, tutup serviks, dan spons kontrasepsi. Beberapa kondom mengandung spermisida. Spermisida harus digunakan bersama kondom dan kontrasepsi penghalang lain yang belum mengandung spermisida.

Kondom

Kondom yang terbuat dari lateks adalah satu-satunya kontrasepsi yang memberikan perlindungan terhadap semua infeksi menular seksual (IMS) yang banyak terjadi, termasuk yang disebabkan oleh bakteri (seperti gonore dan sifilis) dan yang disebabkan oleh virus (seperti HPV—human papillomavirus—dan HIV—human immunodeficiency virus). Kondom yang terbuat dari bahan sintetis seperti poliuretana, poliisoprena, atau karet silikon bisa memberikan perlindungan, tetapi kondom ini lebih tipis dan cenderung lebih mudah sobek. Kondom yang terbuat dari kulit domba tidak melindungi dari infeksi virus seperti infeksi HIV.

Kondom baru harus digunakan setiap kali melakukan hubungan seksual, dan kondom harus dibuang jika keutuhannya diragukan.

Selama tahun pertama penggunaan kondom eksternal (pria), kemungkinan terjadinya kehamilan adalah sekitar 2% dengan penggunaan yang sempurna (bila petunjuknya diikuti dengan tepat) dan sekitar 18% dengan penggunaan tipikal (cara kebanyakan orang menggunakannya). Peluang kehamilan dengan kondom internal (wanita) selama tahun pertama adalah 5% dengan penggunaan yang sempurna dan 21% dengan penggunaan tipikal.

Spermisida, yang dapat dimasukkan ke dalam pelumas kondom atau dimasukkan secara terpisah ke dalam vagina, dapat meningkatkan efektivitas kondom. Spermisida harus dipakai ulang setiap kali menggunakan kondom.

Tahukah Anda...

  • Kondom lateks adalah satu-satunya metode kontrasepsi yang membantu melindungi dari semua penyakit menular seksual yang sering terjadi, termasuk infeksi HIV.

Kondom eksternal (pria) adalah sarung pelindung tipis yang melapisi penis.

Kondom harus digunakan dengan benar agar efektif. Kondom harus dipakai sebelum penetrasi. Penggunaan yang benar dari kondom eksternal (dipasang pada penis) meliputi hal-hal berikut ini:

  • Gunakan kondom baru setiap kali melakukan hubungan seksual.

  • Gunakan ukuran kondom yang sesuai.

  • Pasang kondom dengan hati-hati agar tidak merusaknya dengan kuku, gigi, atau benda tajam lainnya.

  • Kenakan kondom setelah penis ereksi dan sebelum melakukan kontak seksual dengan pasangan.

  • Tentukan ke arah mana kondom digulung dengan menempatkannya di jari telunjuk dan coba buka sedikit gulungannya secara perlahan. Jika tidak bisa digulung, balikkan, dan coba dari arah lain. Kemudian, gulung kembali.

  • Pasang kondom yang sudah digulung di atas ujung penis yang sedang ereksi.

  • Sisakan 1/2 inci di ujung kondom untuk menampung air mani.

  • Dengan satu tangan, keluarkan udara yang terperangkap dari ujung kondom.

  • Jika belum disirkumsisi, tarik kulup ke belakang sebelum membuka gulungan kondom.

  • Dengan tangan yang lain, gulung kondom di atas penis hingga ke pangkalnya dan keluarkan setiap gelembung udara.

  • Pastikan lubrikasi cukup selama hubungan seksual.

  • Dengan kondom lateks, gunakan pelumas berbahan dasar air. Pelumas berbahan dasar minyak (seperti petrolatum, mentega putih, minyak mineral, minyak pijat, losion untuk badan, dan minyak goreng) dapat melemahkan lateks dan menyebabkan kondom rusak.

  • Pegang kondom dengan kuat pada pangkal penis selama penarikan untuk mencegah kondom menumpahkan air mani.

Kondom eksternal harus diposisikan sedemikian rupa sehingga ujungnya memanjang hampir 1/2 inci (sekitar 1 sentimeter) di luar penis guna menyediakan ruang untuk menampung air mani. Beberapa kondom memiliki reservoir pada ujungnya untuk menampung air mani. Segera setelah ejakulasi, penis harus ditarik keluar sementara pinggiran kondom dipegang dengan kuat pada pangkal penis untuk mencegah kondom terlepas dan menumpahkan air mani.

Kondom internal (wanita) adalah kantong dengan cincin dalam dan luar. Cincin bagian dalam dimasukkan sejauh mungkin ke dalam vagina (atau anus), dan cincin bagian luar tetap berada di luar. Kemudian, penis diarahkan dengan hati-hati melalui cincin luar ke dalam kantong. Jika penis terlepas dari kantong atau cincin luarnya terdorong ke dalam, kondom dapat dilepas dan dimasukkan kembali tanpa ada risiko kehamilan selama air mani belum keluar (ejakulasi). Setelah melakukan hubungan seksual dan sebelum kondom dilepas, cincin luar harus dirapatkan dan diputar untuk mencegah tumpahnya air mani. Kemudian kondom harus dikeluarkan dari vagina dengan hati-hati. Jika air mani tumpah, sperma dapat masuk ke dalam vagina, yang mengakibatkan terjadinya kehamilan. Kondom wanita harus dimasukkan tidak lebih dari 8 jam sebelum melakukan hubungan seksual.

Diafragma

Diafragma, sebuah cangkir karet berbentuk kubah dengan pinggiran yang fleksibel, dimasukkan ke dalam vagina dan diposisikan di atas serviks. Diafragma berfungsi untuk mencegah sperma memasuki rahim.

Beberapa diafragma tersedia dalam berbagai ukuran dan harus dipasang oleh tenaga kesehatan profesional, yang akan mengajarkan wanita cara memasangnya. Jika seorang wanita mengalami kenaikan atau penurunan berat badan lebih dari 10 kg, dan telah menggunakan diafragma selama lebih dari satu tahun, atau pernah melahirkan atau melakukan aborsi, maka ia harus memasang ulang diafragma karena ukuran dan bentuk vaginanya bisa berubah.

Diafragma jenis terbaru dianggap sebagai satu ukuran yang cocok untuk sebagian besar wanita. Terbuat dari silikon. Diafragma lama terbuat dari lateks. Diafragma silikon lebih lembut dan lebih tahan lama daripada diafragma jenis lama.

Diafragma harus menutupi seluruh serviks tanpa menyebabkan ketidaknyamanan. Baik wanita maupun pasangannya tidak akan merasakan keberadaan diafragma. Krim atau gel spermisida (yang membunuh sperma) harus selalu digunakan bersama diafragma. Krim atau gel ditempatkan di bagian dalam cangkir (paling dekat dengan serviks) untuk berjaga-jaga seandainya diafragma bergeser selama melakukan hubungan seksual.

Diafragma bisa dipasang hingga 2 jam sebelum hubungan seksual dan harus tetap terpasang setidaknya selama 6 dan mungkin 8 jam tetapi tidak boleh lebih dari 24 jam. Jika hubungan seksual diulangi saat diafragma terpasang, krim atau gel spermisida tambahan harus ditambahkan ke dalam vagina agar tetap efektif.

Diafragma dapat dicuci dan digunakan kembali. Seorang wanita harus memeriksa diafragma secara teratur untuk mengetahui ada tidaknya robekan.

Selama tahun pertama penggunaan diafragma lateks, persentase wanita yang mengalami kehamilan adalah sekitar 6% dengan penggunaan yang sempurna dan sekitar 12% dengan penggunaan tipikal (cara kebanyakan orang menggunakannya).

Tutup Serviks atau Cervical Cap

Tutup serviks adalah cangkir silikon berbentuk topi, yang dimasukkan ke dalam vagina dan diposisikan di atas serviks. Tutup serviks mencegah masuknya sperma ke dalam serviks. Tutup serviks menyerupai diafragma tetapi lebih kecil dan lebih kaku.

Hanya satu jenis tutup serviks yang tersedia di Amerika Serikat. Tersedia dalam tiga ukuran. Tenaga kesehatan profesional menentukan ukuran yang dibutuhkan seorang wanita berdasarkan apakah ia pernah hamil sebelumnya dan apakah bayinya dilahirkan secara normal atau sesar. Tenaga kesehatan profesional harus menulis resep untuk tutup serviks, tetapi tidak perlu dipasangkan langsung pada wanita tersebut.

Krim atau gel spermisida harus selalu digunakan bersama dengan tutup serviks. Tutup serviks harus dipasang 15 menit hingga 40 jam sebelum melakukan hubungan seksual dan dibiarkan terpasang setidaknya 6 jam setelah hubungan seksual dan tidak boleh lebih dari 48 jam. Tali dipasang pada tutup serviks agar mudah dilepas. Tutup serviks dapat dicuci dan digunakan kembali hingga 1 tahun.

Selama tahun pertama, persentase wanita yang mengalami kehamilan dengan cara penggunaan tipikal adalah sekitar 8% pada wanita yang belum pernah melahirkan. Namun, wanita yang sudah pernah memiliki anak memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk hamil daripada wanita yang belum memiliki anak. Melahirkan akan mengubah serviks, sehingga kemungkinan besar tidak akan pas dengan ukuran tutup serviks.

Gel Kontrasepsi

Gel kontrasepsi mengubah keasaman (pH) vagina. Perubahan ini melumpuhkan sperma sehingga mencegah pembuahan sel telur.

Persentase wanita yang mengalami kehamilan adalah 7% dengan penggunaan sempurna dan 14% dengan penggunaan tipikal. Mengingat efektivitas kontrasepsi gel terbatas, sebaiknya gunakan kontrasepsi gel bersama kontrasepsi penghalang lain, seperti kondom atau diafragma.

Gel vagina harus dioleskan ke dalam vagina tidak lebih dari 1 jam sebelum melakukan hubungan seksual dan dioleskan kembali setiap kali sebelum melakukan hubungan seksual.

Gel vagina tidak dapat melindungi dari infeksi menular seksual.

Spons Kontrasepsi

Spons kontrasepsi adalah spons poliuretan berbentuk bantal yang bulat dengan diameter sekitar 1 1/2 inci (4 cm). Spons dibasahi dengan air, dilipat, dan dimasukkan jauh ke dalam vagina, di mana spons ini menghalangi sperma memasuki rahim. Spons juga mengandung spermisida. Kontrasepsi ini bisa didapatkan tanpa resep dokter dan tidak perlu dipasang oleh tenaga kesehatan profesional.

Spons dapat dimasukkan ke dalam vagina oleh wanita hingga 24 jam sebelum melakukan hubungan seksual dan bisa memberikan perlindungan selama periode waktu tersebut, terlepas dari seberapa sering hubungan seksual dilakukan. Spons harus dibiarkan terpasang setidaknya selama 6 jam setelah hubungan seksual terakhir. Jangan biarkan terpasang selama lebih dari 30 jam. Biasanya, tidak ada pasangan yang merasakan spons setelah dipasang.

Spons kurang efektif dibandingkan diafragma. Angka kehamilan dengan penggunaan tipikal adalah 12% untuk wanita yang belum pernah memiliki anak dan 24% untuk wanita yang pernah memiliki anak.

Gangguan yang berhubungan dengan penggunaan spons jarang terjadi. Gangguan tersebut antara lain reaksi alergi, vagina kering atau iritasi, dan kesulitan mengeluarkan spons.

Spermisida

Spermisida adalah sediaan yang membunuh sperma saat bersentuhan. Spermisida tersedia dalam bentuk busa vagina, krim, gel, dan supositoria yang ditempatkan di dalam vagina sebelum melakukan hubungan seksual. Kontrasepsi ini merupakan penghalang kimiawi terhadap sperma dengan cara menjebak dan merusak sperma. Dengan demikian, spermisida mencegah sperma membuahi sel telur.

Sebagian besar jenis spermisida memiliki efektivitas yang sama. Jika spermisida digunakan sesuai petunjuk (penggunaan sempurna), hanya sekitar 19% dari mereka mengalami kehamilan pada tahun pertama penggunaan. Dalam penggunaan gel kontrasepsi, sekitar 7% wanita mengalami kehamilan jika mereka menggunakan gel sesuai petunjuk dan sekitar 14% mengalami kehamilan jika mereka menggunakannya dengan cara yang umum digunakan oleh kebanyakan orang (penggunaan tipikal).

Mengingat efektivitasnya yang terbatas, sebaiknya gunakan spermisida bersama kontrasepsi penghalang lain, seperti kondom atau diafragma.

Spermisida harus ditempatkan di dalam vagina setidaknya 10 hingga 30 menit dan biasanya tidak lebih dari 1 jam sebelum melakukan hubungan seksual. Spermisida harus dioles ulang setiap kali pasangan melakukan hubungan seksual.

Menggunakan spermisida beberapa kali sehari dapat mengiritasi vagina dan merusak jaringan yang melapisinya. Akibatnya, mikroorganisme yang menyebabkan infeksi menular seksual (termasuk HIV) lebih mudah masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan penyakit. Spermisida tidak melindungi dari infeksi menular seksual.

Informasi Lebih Lanjut

Referensi berbahasa Inggris berikut ini mungkin akan berguna. Harap diperhatikan bahwa MANUAL ini tidak bertanggung jawab atas konten referensi ini.

  1. CDC: Condom Effectiveness: Situs web ini menyediakan informasi tentang cara penggunaan kondom pria dan wanita serta dental dam yang benar, pencegahan infeksi menular seksual dengan kondom pria, dan tautan ke sumber daya lainnya.

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!