Gambaran Umum Rehabilitasi

OlehZacharia Isaac, MD, Brigham and Women's Hospital
Ditinjau OlehBrian F. Mandell, MD, PhD, Cleveland Clinic Lerner College of Medicine at Case Western Reserve University
Ditinjau/Direvisi Dec 2023 | Dimodifikasi Sept 2024
v713660_id

Layanan rehabilitasi diperlukan oleh orang-orang yang kehilangan kemampuan untuk berfungsi normal atau mengalami nyeri. Kehilangan fungsi dapat disebabkan oleh fraktur, amputasi, stroke atau gangguan neurologis lainnya, cedera otak traumatik, cedera olahraga, dan/atau gangguan muskuloskeletal akibat kondisi seperti artritis, cedera sumsum tulang belakang, gangguan jantung atau paru-paru, nyeri kronis, atau sangat lemah (misalnya, setelah mengalami beberapa gangguan dan menjalani prosedur bedah).

Orang yang menjadi lemah setelah tirah baring dalam waktu lama (misalnya, karena cedera parah atau setelah pembedahan) sering membutuhkan rehabilitasi. Terapi fisik, terapi okupasional, pengobatan nyeri dan peradangan, serta pelatihan ulang untuk mengompensasi hilangnya fungsi tertentu merupakan fokus rehabilitasi yang umum. Pengobatan biasanya melibatkan sesi lanjutan berupa pelatihan tatap muka selama beberapa minggu. Program rehabilitasi paru tertentu sering kali cocok untuk penderita penyakit paru obstruktif kronis.

Kebutuhan akan rehabilitasi mencakup semua kelompok usia, meskipun jenis, tingkat, dan tujuan rehabilitasi sering kali berbeda berdasarkan usia. Orang dengan gangguan kronis, sering kali pada lansia, memiliki tujuan yang berbeda dibandingkan orang yang lebih muda dengan gangguan sementara (seperti karena fraktur atau luka bakar). Misalnya, sasaran bagi lansia yang mengalami gagal jantung berat dan pernah mengalami stroke adalah mendapatkan kembali kemampuan untuk melakukan sebanyak mungkin aktivitas perawatan mandiri—seperti makan, berpakaian, mandi, berpindah dari tempat tidur ke kursi, menggunakan toilet, dan mengendalikan fungsi kandung kemih dan usus—semaksimal mungkin. Sasaran bagi orang yang lebih muda yang mengalami fraktur sering kali adalah untuk mendapatkan kembali semua fungsi secepat mungkin dan berpartisipasi dalam aktivitas fisik yang kuat. Meskipun usia itu sendiri bukan alasan untuk mengubah tujuan atau intensitas rehabilitasi, namun mungkin terdapat gangguan atau batasan dasar lainnya.

Tahukah Anda...

  • Setelah menjalani gangguan berat, cedera, atau menjalani prosedur bedah, orang harus mengikuti program rehabilitasi yang disarankan jika mereka ingin pulih sepenuhnya dan secepat mungkin.

  • Rehabilitasi dapat dilakukan di ruang praktik dokter atau di rumah serta di pusat rehabilitasi.

Untuk memulai program rehabilitasi formal, dokter menulis rujukan (serupa dengan resep dokter) ke fisiatris (dokter dengan spesialisasi kedokteran rehabilitasi), terapis okupasional atau fisik, atau pusat rehabilitasi. Rekomendasi tersebut menetapkan tujuan terapi, deskripsi jenis penyakit atau cedera, dan tanggal kemunculannya. Rekomendasi tersebut juga menentukan jenis terapi yang diperlukan, seperti pelatihan ambulasi (bantuan berjalan) atau pelatihan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Terapis dapat memodifikasi sasaran ini setelah berkonsultasi dengan dokter yang merujuk berdasarkan respons orang tersebut terhadap terapi. Tindakan pencegahan yang relevan, seperti batas denyut jantung untuk orang-orang yang menderita penyakit jantung, pembatasan penahanan beban setelah terjadi fraktur atau karena kepadatan tulang yang buruk, atau persyaratan pengawasan untuk orang-orang yang berisiko jatuh, dapat membantu memandu pengembangan rencana pengobatan oleh terapis.

Lingkungan

Lokasi pelaksanaan rehabilitasi bergantung pada kebutuhan dan kemampuan orang yang bersangkutan. Banyak orang yang pulih dari cedera dapat menerima perawatan rehabilitasi rawat jalan di klinik terapis. Orang dengan disabilitas berat mungkin memerlukan perawatan di rumah sakit atau pusat rehabilitasi rawat inap. Di tempat-tempat tersebut, tim rehabilitasi dapat memberikan perawatan. Dengan dokter atau terapis, tim ini dapat mencakup perawat, psikolog, pekerja sosial, dokter patologi wicara (yang mengevaluasi bicara, bahasa, dan suara), audiolog (yang mengevaluasi pendengaran), tenaga kesehatan profesional lainnya, dan anggota keluarga. Pendekatan tim adalah yang terbaik karena kehilangan fungsi yang signifikan dapat menyebabkan masalah lain, seperti

Perawatan di rumah mungkin sesuai untuk orang yang tidak dapat bepergian dengan mudah tetapi memerlukan lebih sedikit perawatan, seperti mereka yang dapat berpindah dari tempat tidur ke kursi atau dari kursi ke toilet. Rehabilitasi di rumah sering kali dimanfaatkan setelah seseorang menjalani bedah penggantian lutut, setelah jatuh, atau bagi orang yang tidak dapat bepergian karena penyakit kronis. Namun demikian, anggota keluarga atau teman harus bersedia berpartisipasi dalam proses rehabilitasi. Memberikan rehabilitasi di rumah dengan bantuan anggota keluarga lebih diutamakan, tetapi dapat menimbulkan beban fisik dan emosional bagi semua yang terlibat. Kadang-kadang terapis fisik atau terapis okupasional dapat membantu perawatan di rumah.

Banyak panti jompo memiliki program rehabilitasi yang kurang intensif dibandingkan pusat rehabilitasi. Program yang kurang intensif lebih cocok untuk orang yang kurang mampu menoleransi terapi, seperti orang yang lemah atau lansia.

Sasaran

Tim rehabilitasi atau terapis menetapkan sasaran jangka pendek dan jangka panjang untuk setiap masalah. Misalnya, seseorang dengan cedera tangan dapat mengalami rentang gerak terbatas dan rasa lemah. Sasaran jangka pendek mungkin untuk meningkatkan rentang gerak hingga jumlah tertentu dan meningkatkan kekuatan genggaman hingga beberapa pound. Sasaran jangka panjang mungkin untuk bermain piano lagi. Sasaran jangka pendek ditetapkan untuk memberikan target segera yang dapat dicapai. Sasaran jangka panjang ditetapkan untuk membantu orang-orang memahami apa yang dapat mereka harapkan dari rehabilitasi dan keadaan yang dapat mereka harapkan dalam beberapa bulan ke depan. Orang didorong untuk mencapai setiap sasaran jangka pendek, dan tim akan memantau kemajuannya dengan cermat. Sasaran dapat diubah jika seseorang menjadi tidak bersedia atau tidak mampu (secara finansial atau lainnya) untuk melanjutkan atau jika kemajuan mereka jadi lebih lambat atau lebih cepat dari yang diharapkan.

Dalam banyak situasi, sasarannya adalah untuk membantu orang berjalan lagi dan agar mereka dapat melakukan aktivitas sehari-hari yang perlu mereka lakukan (seperti berpakaian, perawatan diri, mandi, makan sendiri, memasak, dan berbelanja).

Terlepas dari tingkat keparahan disabilitas atau keterampilan tim rehabilitasi, hasil akhir rehabilitasi bergantung pada motivasi orang yang bersangkutan. Beberapa orang menunda pemulihan agar mendapatkan perhatian dari anggota keluarga atau teman.

Sorotan seputar Penuaan: Rehabilitasi

Gangguan yang membutuhkan rehabilitasi (seperti stroke, serangan jantung, fraktur panggul, dan amputasi anggota gerak) banyak terjadi pada lansia. Namun demikian, lansia mungkin memiliki karakteristik yang membuat rehabilitasi menjadi semakin menantang, seperti

  • Tidak aktif secara fisik

  • Memiliki otot lemah (termasuk otot jantung)

  • Kurang ketahanan tubuh

  • Depresi atau demensia

  • Memiliki masalah dengan keseimbangan, koordinasi, atau ketangkasan.

  • Memiliki sendi-sendi yang kaku

Meskipun demikian, usia saja bukan alasan untuk menunda atau menolak rehabilitasi.

Lansia dapat pulih kembali secara perlahan. Akibatnya, program yang dirancang khusus untuk lansia lebih disukai. Lansia sering kali memiliki sasaran yang berbeda dan membutuhkan jenis perawatan yang berbeda daripada orang yang lebih muda. Ketika lansia mengikuti program yang dirancang untuk mereka, mereka cenderung tidak membandingkan kemajuan mereka dengan orang-orang yang lebih muda dan menjadi berkecil hati.

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!