Gambaran Umum Cedera Olahraga

OlehPaul L. Liebert, MD, Tomah Health Hospital, Tomah, WI
Ditinjau OlehBrian F. Mandell, MD, PhD, Cleveland Clinic Lerner College of Medicine at Case Western Reserve University
Ditinjau/Direvisi Dimodifikasi Nov 2023
v825697_id

Cedera olahraga umum terjadi di kalangan atlet dan siapa pun yang berpartisipasi dalam olahraga. Cedera tertentu yang secara tradisional dianggap sebagai cedera olahraga juga dapat dialami oleh orang yang tidak berpartisipasi dalam olahraga. Misalnya, ibu rumah tangga dan pekerja pabrik sering kali mengalami siku tenis, meskipun mereka mungkin tidak pernah bermain tenis.

Partisipasi dalam olahraga selalu mengandung risiko cedera. Cedera olahraga lebih mungkin terjadi saat orang tidak melakukan pemanasan yang benar (berolahraga dengan kecepatan yang rileks sebelum berolahraga secara intens—lihat Pemanasan).

Otot dan ligamen menjadi cedera saat menghadapi kekuatan yang lebih besar daripada kekuatan yang dimilikinya. Misalnya, otot dan ligamen mungkin cedera jika mereka terlalu lemah atau ketat untuk latihan yang sedang dilakukan. Sendi lebih rentan terhadap cedera ketika otot dan ligamen yang menopangnya lemah, seperti setelah sendi terkilir.

Perbedaan individu dalam struktur tubuh dapat membuat orang rentan terhadap cedera olahraga dengan menekan bagian tubuh secara tidak merata. Misalnya, ketika tungkai tidak sama panjang, kekuatan pada pinggul dan lutut tidak sama dan memberikan lebih banyak tekanan pada satu sisi tubuh.

Pronasi yang berlebihan—bergulir ke bagian dalam kaki setelah menghentak tanah—dapat menyebabkan sakit kaki dan lutut. Beberapa tingkat pronasi normal dan mencegah cedera dengan membantu mendistribusikan kekuatan hentakan kaki ke seluruh bagian kaki. Pada orang dengan pronasi yang berlebihan, kaki-kakinya sangat fleksibel sehingga lengkungan panjangnya menjadi rata, sehingga bagian dalam kakinya mendekat dan menyentuh tanah saat berjalan atau berlari dan memberikan tampilan kaki datar. Pelari dengan pronasi berlebihan dapat mengalami nyeri lutut saat berlari jarak jauh karena tempurung lutut cenderung mengarah keluar saat kaki berbelok ke dalam. Posisi ini pada gilirannya memberikan tekanan berlebihan di bagian depan lutut.

Masalah sebaliknya—terlalu sedikit pronasi—dapat terjadi pada orang yang memiliki pergelangan kaki kaku. Pada orang-orang ini, kaki tampak memiliki lengkungan yang sangat tinggi dan tidak menyerap guncangan dengan baik, sehingga meningkatkan risiko munculnya retakan kecil pada tulang (fraktur stres) pada kaki dan tungkai.

Cara menyejajarkan tungkai dapat menimbulkan rasa nyeri, terutama pada wanita dengan pinggul lebar. Wanita dengan pinggul lebar cenderung memiliki tempurung lutut yang terdorong keluar dari garis tengah. Kekuatan terhadap tempurung lutut ini menyebabkan rasa sakit.

Umumnya, cedera olahraga dapat dibagi menjadi 4 kategori:

Penggunaan berlebihan

Salah satu penyebab cedera olahraga yang paling umum adalah penggunaan berlebihan (keausan berlebihan). Cedera akibat penggunaan berlebihan sering kali disebabkan oleh teknik yang salah, tetapi orang yang kelebihan berat badan atau obesitas mungkin berisiko lebih tinggi mengalami cedera akibat penggunaan berlebihan yang disebabkan oleh peningkatan beban pada tulang dan sendi. Contoh teknik yang tidak tepat adalah berlari di sepanjang sisi yang sama pada jalan yang berkelok-kelok. Berulang kali memukul permukaan yang sedikit lebih tinggi dengan kaki yang sama dengan kekuatan berbeda yang diterapkan ke pinggul dan lutut kanan dan kiri. Perbedaan kekuatan ini meningkatkan risiko cedera pada bagian samping yang memukul permukaan yang lebih tinggi dan mengubah kekuatan yang bekerja pada tungkai lainnya, sehingga berisiko menimbulkan cedera pada tungkai lainnya tersebut.

Beberapa atlet meningkatkan kecepatan atau intensitas latihan mereka terlalu cepat, sehingga menimbulkan stres pada otot. Misalnya, beberapa pelari yang meningkatkan kecepatan atau jarak terlalu cepat selama pelatihan dapat menimbulkan tekanan pada tungkai, pinggul, atau kaki. Stres ekstra ini sering kali menyebabkan otot terkilir dan fraktur stres pada tulang.

Beberapa atlet terlalu banyak melatih satu set otot tanpa memperkuat kelompok otot yang berlawanan, sehingga menyebabkan ketidakseimbangan yang dapat menyebabkan cedera.

Faktor lain yang menyebabkan cedera akibat penggunaan berlebihan adalah pemulihan yang tidak memadai setelah berolahraga. Selain itu, sebagian orang tidak berhenti berolahraga saat rasa nyeri terjadi (mengabaikan rasa nyeri). Tetap melanjutkan olahraga kendati terasa nyeri dapat mencederai lebih banyak otot atau jaringan ikat, memperpanjang kerusakan dan menunda pemulihan, sedangkan istirahat membantu pemulihan.

Tahukah Anda...

  • Tidak mengistirahatkan anggota tubuh yang cedera (mengabaikan rasa nyeri) akan memperpanjang waktu hingga tercapainya pemulihan.

Trauma benda tumpul

Trauma benda tumpul dalam atletik dapat mengakibatkan memar, gegar otak, dan fraktur. Jenis cedera ini biasanya melibatkan benturan berimpak tinggi dengan atlet atau benda lain (misalnya, dijegal dalam pertandingan sepak bola atau menggiring lawan dalam pertandingan hoki), jatuh, dan hantaman langsung (misalnya, dalam tinju dan seni bela diri).

Fraktur dan dislokasi

Fraktur tulang dan dislokasi sendi adalah cedera serius yang memerlukan penanganan medis segera. Orang dengan cedera ini sering kali mengalami kelainan bentuk pada anggota gerak, nyeri hebat, dan disfungsi anggota gerak atau sendi dan harus dievaluasi lebih lanjut dengan tes diagnostik, seperti foto sinar-x. Ketika seseorang merasa dirinya mengalami fraktur atau dislokasi sendi, mereka harus memasang bidang pada anggota gerak “secara apa adanya” tanpa memindahkannya dan pergi ke unit gawat darurat.

Fraktur stres adalah retakan kecil pada tulang yang disebabkan oleh cedera tekanan berulang. Ini paling umum terjadi pada kaki atau tulang panjang tungkai. Mungkin tidak menunjukkan tanda-tanda cedera yang terlihat dan tidak selalu muncul pada pemeriksaan sinar-x. Satu-satunya gejala adalah nyeri saat orang tersebut mencoba menumpukan beban pada kaki yang cedera (lihat Fraktur Stres pada Kaki).

Keseleo dan tegang

Terkilir dan salah urat biasanya terjadi dengan pengerahan tiba-tiba dan kuat, paling sering selama berlari, terutama dengan perubahan arah yang tiba-tiba (misalnya, sambil mengelak dan menghindari lawan dalam sepak bola). Cedera seperti ini juga umum terjadi dalam latihan kekuatan, ketika orang dengan cepat menjatuhkan atau menarik beban alih-alih bergerak perlahan dan lancar dengan tekanan terkendali yang konstan.

Anak-anak dan cedera olahraga

Sekitar 3,5 juta cedera terkait olahraga yang melibatkan anak-anak berusia kurang dari 14 tahun terjadi di Amerika Serikat setiap tahun. Karena semakin banyak anak yang berpartisipasi dalam aktivitas atletik terorganisir dan mulai berpartisipasi pada usia muda, mereka berisiko lebih besar mengalami cedera olahraga, terutama cedera akibat penggunaan berlebihan. Risiko ini sangat tinggi bagi anak-anak yang berpartisipasi dalam olahraga tunggal sepanjang tahun, pindah dari satu musim olahraga ke musim berikutnya tanpa jeda di antara keduanya, atau bermain di tim tingkat elit. Beberapa anak mungkin mencoba tetap bermain saat mereka cedera karena takut dikeluarkan dari tim.

Secara umum, panduan pencegahan cedera yang sama berlaku untuk anak-anak sebagaimana atlet dewasa, termasuk skrining anak-anak dan orang dewasa untuk kondisi yang sudah ada sebelumnya yang dapat membuat berolahraga semakin berbahaya, dan perlunya teknik pemanasan yang tepat. Beberapa ahli meyakini bahwa anak-anak di bawah usia 10 tahun harus berpartisipasi dalam berbagai aktivitas, alih-alih hanya mengkhususkan diri dalam satu olahraga. Spesialisasi dapat menyebabkan anak melatih secara berlebihan satu kelompok otot, sehingga meningkatkan risiko cedera.

Penggunaan peralatan yang sesuai dan dipasang dengan benar sangatlah penting. Peralatan keselamatan, seperti helm, pelindung mata, pelindung mulut, serta bantalan siku dan lutut yang disetujui untuk olahraga ini, dapat membantu mencegah cedera.

Beberapa olahraga memiliki panduan khusus tentang jumlah waktu bagi atlet anak untuk berlatih atau bermain. Misalnya, dalam bola bisbol, jumlah pitch berdasarkan usia pitcher telah ditetapkan.

Nyeri selama aktivitas atau nyeri berlebihan setelah aktivitas dapat menjadi petunjuk adanya cedera akibat penggunaan berlebihan. Kebutuhan akan es dan obat-obatan pereda nyeri setelah berolahraga juga dapat menjadi petunjuk. Jika rasa sakit atau nyeri menyebabkan perubahan cara berjalan, mekanisme tubuh, atau teknik olahraga, penggunaan berlebihan dapat menjadi penyebabnya. Beberapa anak tidak mengeluhkan rasa sakit tetapi mengalami penurunan kesuksesan atau kesenangan dalam partisipasi olahraga dan perubahan suasana hati atau kinerja sekolah.

Pada gadis remaja, riwayat fraktur stres dapat menjadi tanda triad atlet perempuan yaitu berupa osteoporosis, menstruasi tidak teratur, dan diet yang tidak memadai. Meskipun tidak ada atlet yang kebal dari konsekuensi kekurangan nutrisi, wanita muda yang berpartisipasi dalam aktivitas daya tahan atau olahraga “penampilan”, seperti seluncur indah, senam, atau menari, berisiko tinggi.

Gejala Cedera Olahraga

Cedera selalu menyebabkan rasa sakit, yang dapat berkisar dari ringan hingga berat. Jaringan yang cedera dapat memiliki kombinasi karakteristik berikut:

  • Pembengkakan

  • Rasa Hangat

  • Nyeri saat disentuh

  • Memar

  • Hilangnya rentang gerak normal

Diagnosis Cedera Olahraga

  • Evaluasi dokter

Untuk mendiagnosis cedera olahraga, dokter bertanya kapan dan bagaimana cedera itu terjadi, aktivitas rekreasi dan pekerjaan apa yang baru-baru ini atau secara rutin dilakukan oleh orang tersebut, dan apakah ada perubahan intensitas aktivitas. Mereka mungkin bertanya apakah orang tersebut telah meminum antibiotik tertentu yang meningkatkan risiko cedera tendon (misalnya siprofloksasin atau levofloksasin). Dokter juga memeriksa area yang cedera.

Orang dapat dirujuk ke spesialis untuk pengujian lebih lanjut. Tes diagnostik dapat mencakup foto sinar-x, tomografi terkomputasi (CT), pencitraan resonansi magnetik (MRI), ultrasonografi, pemindaian tulang, absorptiometri sinar-x energi-ganda (pemindaian DEXA), dan elektromiografi (EMG).

Pengobatan Cedera Olahraga

  • PRICE

  • Rehabilitasi

Pengobatan cedera olahraga serupa dengan pengobatan cedera non-olahraga.

Pengobatan awal

Pengobatan segera untuk hampir semua cedera terdiri dari PRICE:

  • Protection (Proteksi)

  • Beristirahat

  • Ice (Kompres Es)

  • Compression (Kompresi)

  • Elevation (Elevasi)

Protection (Proteksi) meliputi segera mengistirahatkan dan memasang bidai pada bagian yang cedera untuk meminimalkan perdarahan dan pembengkakan internal serta mencegah cedera lebih lanjut (lihat gambar Teknik yang Umum Digunakan untuk Imobilisasi Sendi).

Bagian yang cedera akan membengkak karena cairan bocor dari pembuluh darah. Dengan menyebabkan pembuluh darah menyempit, kompres es mengurangi kecenderungan kebocoran, sehingga membatasi pembengkakan. Kompres es juga membantu mengurangi nyeri dan spasme otot serta membatasi kerusakan jaringan.

Es dan kompres dingin tidak boleh langsung diaplikasikan pada kulit, karena dapat mengiritasi atau merusak kulit. Pemberian es harus dilakukan wadah terbungkus (misalnya, di dalam plastik) dan ditempatkan di atas handuk atau kain penutup. Perban elastis dapat dililitkan pada kompres es agar tetap berada pada tempatnya saat bagian yang cedera ditinggikan (elevasi). Kompres es dihentikan setelah 20 menit, dibiarkan selama 20 menit atau lebih, dan kemudian dikompres kembali selama 20 menit. Proses ini dapat diulang beberapa kali selama 24 jam pertama.

Ada atau tidak adanya es, membebat bagian yang cedera dengan perban elastis akan mengompresi jaringan yang cedera dan membatasi perdarahan dan pembengkakan internal. Oleh karena itu, pembebat tetap dipasang sampai cedera sembuh.

Area yang cedera harus ditinggikan melebihi tinggi jantung sehingga gravitasi dapat membantu menguras cairan terakumulasi yang menyebabkan pembengkakan dan nyeri. Jika memungkinkan, cairan harus dialirkan sepenuhnya menurun dari area yang cedera ke jantung. Misalnya, untuk cedera tangan, siku dan tangan harus ditinggikan.

Analgesik dapat digunakan untuk mengurangi nyeri. Asetaminofen biasanytea efektif untuk nyeri tetapi tidak mengurangi peradangan. Obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS), seperti ibuprofen atau naproksen, dapat digunakan untuk nyeri dan peradangan tetapi memiliki risiko efek samping yang sedikit lebih tinggi (paling sering sakit perut) daripada asetaminofen. Jika nyeri terasa parah atau berlanjut selama lebih dari 3 hari, disarankan untuk melakukan evaluasi medis.

Injeksi kortikosteroid ke dalam sendi yang cedera atau struktur yang berdekatan terkadang diterapkan selain terapi PRICE untuk meredakan nyeri dan mengurangi pembengkakan. Namun, injeksi kortikosteroid dapat menunda penyembuhan, meningkatkan risiko kerusakan tendon dan tulang rawan, dan memungkinkan seseorang untuk menggunakan sendi yang cedera sebelum benar-benar sembuh, mungkin memperburuk cedera, dan hanya boleh dilakukan oleh dokter.

Tahukah Anda...

  • Bagian yang cedera harus beristirahat dalam posisi sedemikian rupa sehingga gaya gravitasi dapat menguras cairan dari cedera dalam jalur menurun langsung ke jantung.

Rehabilitasi

Setelah cedera awal sembuh, seseorang harus merehabilitasi area yang cedera sebelum melanjutkan aktivitas yang menyebabkan cedera. Rehabilitasi dapat melibatkan program pengobatan formal yang dilakukan di bawah pengawasan terapis fisik atau pelatih atletik atau penguatan dan pengondisian yang tidak terlalu formal yang dilakukan tanpa pengawasan. Kadang-kadang terapis fisik memberikan petunjuk untuk latihan yang dapat dilakukan atlet sendiri. Terapis fisik dapat menggabungkan panas, dingin, listrik, gelombang suara, traksi, atau latihan air ke dalam rencana pengobatan selain latihan terapeutik (lihat Rehabilitasi). Berapa lama terapi fisik diperlukan bergantung pada tingkat keparahan dan kompleksitas cedera.

Aktivitas atau olahraga yang menyebabkan cedera harus dihindari atau dimodifikasi hingga cedera sembuh. Ketidakaktifan total menyebabkan otot kehilangan massa, kekuatan, dan daya tahan. Oleh karena itu, mengganti aktivitas yang tidak menekan bagian yang cedera lebih baik daripada menghindari semua aktivitas fisik. Aktivitas pengganti untuk berlari meliputi bersepeda, berenang, dan mendayung saat tungkai atau kaki mengalami cedera. Berenang dan bersepeda adalah pengganti yang baik jika punggung bawah mengalami cedera.

Orang yang mengalami gejala atau tanda-tanda gegar otak tidak boleh kembali bermain pada hari itu dan disarankan untuk beristirahat. Aktivitas sekolah dan pekerjaan, mengemudi, konsumsi alkohol, stimulasi otak yang berlebihan (misalnya, menggunakan komputer, menonton televisi, dan bermain video game), dan pengerahan fisik harus dihindari selama pemulihan dini untuk mencegah agar gejala tidak berlangsung lebih lama atau memburuk.

Sorotan tentang Penuaan: Berolahraga dengan Aman

Sebagian besar lansia dapat berolahraga dengan aman. Olahraga bahkan membantu meredakan beberapa gangguan, seperti tekanan darah tinggi dan diabetes. Namun demikian, lansia harus berkonsultasi dengan dokter mereka sebelum memulai program olahraga.

Program olahraga untuk lansia harus mencakup aktivitas untuk mendorong fleksibilitas dan ketangkasan serta aktivitas untuk memperkuat dan mengondisikan aerobik. Lansia lebih cenderung mengalami cedera daripada orang yang lebih muda yang berpartisipasi dalam olahraga yang sama. Alas kaki dan peralatan yang tepat sangatlah penting.

Orang perlu memulai secara bertahap dan meningkat secara perlahan. Sebagaimana orang-orang dalam segala usia, periode pemanasan yang hati-hati adalah kunci untuk mengurangi kemungkinan cedera. Penuaan menyebabkan penurunan fleksibilitas karena perubahan jaringan ikat. Lansia juga lebih cenderung menderita artritis, yang semakin mengurangi fleksibilitas. Kurangnya fleksibilitas berarti bahwa sendi menanggung tekanan yang lebih besar selama berolahraga, daripada menyebarkannya ke jaringan di sekitarnya, seperti otot-otot di dekatnya. Tekanan ini secara bertahap dapat merusak sendi. Latihan pemanasan dan fleksibilitas ekstra dapat membantu mencegah cedera.

Pelari yang lebih tua mengalami cedera olahraga yang sama seperti pelari yang lebih muda. Pelari yang lebih tua juga lebih cenderung untuk jatuh. Sering kali, keseimbangan mengalami penurunan pada lansia, sehingga atlet yang lebih tua mungkin ingin mempertimbangkan untuk menambahkan latihan keseimbangan pada program olahraga mereka. Dehidrasi dapat mengakibatkan terjadinya kebingungan, yang mungkin dapat menyebabkan jatuh pada lansia.

Pencegahan Cedera Olahraga

Langkah-langkah umum yang membantu meningkatkan keselamatan selama berolahraga, termasuk skrining yang tepat terhadap anak-anak dan orang dewasa untuk kondisi yang sudah ada sebelumnya yang dapat membuat olahraga menjadi berbahaya bagi mereka, pemanasan, pendinginan, dan hidrasi, dibahas di tempat lain. Olahraga itu sendiri membantu mencegah cedera karena jaringan menjadi lebih tahan terhadap tekanan aktivitas yang berat.

Penggunaan peralatan yang tepat dapat membantu mencegah cedera. Misalnya, mengenakan helm dan pelindung mulut dapat membantu mencegah cedera saat bermain sepak bola. Untuk atlet lari, sepatu lari yang baik sangat penting. Sepatu lari harus memiliki pelindung tumit kaku (bagian belakang sepatu yang mengelilingi tumit) untuk mengontrol gerakan bagian belakang kaki, penopang di punggung kaki (pelana) untuk mencegah pronasi berlebih, dan bukaan (kerah) berbantalan untuk menopang pergelangan kaki.

Sisipan sepatu (ortotik) terkadang dapat membantu memperbaiki masalah seperti pronasi berlebihan. Sisipan, yang mungkin fleksibel, semikaku, atau kaku dan dapat bervariasi panjangnya, harus dipasang pada sepatu lari yang sesuai. Sepatu harus memiliki ruang yang cukup untuk memasang sisipan, yang menggantikan sisipan yang terdapat pada sepatu pada saat pembelian.

Menghentikan olahraga pada tanda pertama nyeri, yang mendahului sebagian besar cedera akibat penggunaan berlebihan, membatasi tingkat cedera pada otot dan tendon.

Setelah mengalami cedera olahraga, atlet sering kali ingin tahu seberapa cepat mereka dapat melanjutkan aktivitas. Waktu pemulihan bergantung pada keparahan cedera. Pada awalnya, latihan pada area yang cedera sebelumnya harus dilakukan dengan intensitas rendah untuk memperkuat otot, tendon, dan ligamen yang lemah serta mencegah cedera kembali. Sering kali, atlet perlu menyesuaikan teknik mereka untuk menghindari cedera kembali. Misalnya, pemain olahraga raket yang memiliki siku tenis mungkin perlu mengubah teknik penggunaan raket.

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!