Gegar otak adalah perubahan fungsi mental atau tingkat kesadaran yang disebabkan oleh cedera kepala. Gegar otak dapat menyebabkan hilang kesadaran dan dapat terjadi tanpa kerusakan yang jelas pada struktur otak.
(Lihat juga Gegar Otak Terkait Olahraga dan Gambaran Umum Cedera Kepala.)
Pada kasus gegar otak, kerusakan otak tidak dapat dideteksi pada uji pencitraan, seperti tomografi terkomputasi (CT) atau pencitraan resonansi magnetik (MRI). Meskipun demikian, sel-sel otak untuk sementara mengalami kerusakan atau tidak berfungsi, dan orang yang cedera akan memperlihatkan gejala yang jelas.
Gejala gegar otak, yang bersifat sementara, meliputi 1 atau lebih hal berikut:
Kebingungan: Terlihat linglung atau terkejut dan/atau menjawab dengan perlahan
Kehilangan memori: Tidak dapat mengingat peristiwa yang terjadi tepat sebelum cedera atau tepat setelahnya
Penglihatan ganda
Sensitivitas terhadap cahaya
Pusing, gerakan canggung, dan masalah dengan keseimbangan
Sakit Kepala
Mual dan muntah
Telinga berdenging (tinitus)
Kehilangan indra pembau atau perasa
(Lihat juga Gambaran Umum Cedera Kepala.)
Kesadaran dapat hilang sesaat, jarang lebih dari 15 menit. Sebagian orang mungkin tidak menyadari bahwa mereka mengalami gegar otak.
Sindrom pascakonkusi mengacu pada gejala tertentu yang terkadang terjadi hingga beberapa minggu setelah gegar otak. Gejala-gejala ini meliputi 1 atau lebih dari yang berikut ini:
Sakit kepala
Sulit tidur
Kelelahan
Masalah dengan memori jangka pendek
Sulit berkonsentrasi
Sensitivitas terhadap cahaya atau kebisingan
Perubahan kepribadian, seperti iritabilitas atau perubahan suasana hati
Gejala sindrom pascakonkusi banyak terjadi selama seminggu setelah gegar otak dan biasanya sembuh pada minggu kedua. Meskipun demikian, terkadang gejala menetap selama berbulan-bulan atau, dalam kasus yang jarang, hingga bertahun-tahun. Orang yang mengalami gegar otak tampaknya juga lebih rentan terhadap cedera lain, terutama jika cedera baru terjadi sebelum gejala dari gegar otak sebelumnya benar-benar mereda.
Untuk mendiagnosis gegar otak, dokter perlu memastikan bahwa struktur otak tidak mengalami kerusakan. Penggunaan CT, MRI, atau keduanya mungkin perlu dilakukan. Jika tidak ada kerusakan struktural otak, maka hanya gejala yang perlu diobati.
Untuk gegar otak, asetaminofen diberikan untuk meredakan nyeri. Aspirin atau obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS) lainnya tidak boleh diminum karena mengganggu pembekuan darah dan dapat menyebabkan perdarahan dari pembuluh darah yang rusak. Mengistirahatkan tubuh dan otak adalah pengobatan terbaik untuk gegar otak.
Pengobatan untuk sindrom pascakonkusi didasarkan pada tingkat keparahan gejala. Istirahat dan observasi yang ketat sangat penting untuk dilakukan. Jika gejala memburuk, orang yang mengalami gegar otak harus dibawa ke dokter atau rumah sakit untuk dievaluasi. Atlet yang mengalami gegar otak harus kembali bermain secara bertahap, setelah menjalani langkah-langkah spesifik dalam rehabilitasi mereka.
Orang yang mengalami kesulitan emosional mungkin memerlukan psikoterapi.
Seseorang tidak boleh kembali melakukan olahraga kontak fisik setelah gegar otak sampai semua efek sakit teratasi dan evaluasi medis telah selesai dilakukan.
Gegar otak berulang dapat meningkatkan risiko demensia, penyakit Parkinson, dan depresi di usia senja.
Informasi Lebih Lanjut
Referensi berbahasa Inggris berikut ini mungkin akan berguna. Harap diperhatikan bahwa Manual ini tidak bertanggung jawab atas konten sumber daya ini.
Brain Injury Association of America (Asosiasi Cedera Otak Amerika): Informasi mengenai pencegahan, diagnosis, dan pengobatan cedera otak pada anak-anak dan orang dewasa
