Perdarahan Vagina Di Awal Kehamilan

OlehEmily E. Bunce, MD, Wake Forest School of Medicine;
Robert P. Heine, MD, Wake Forest School of Medicine
Ditinjau OlehSusan L. Hendrix, DO, Michigan State University College of Osteopathic Medicine
Ditinjau/Direvisi Jul 2023 | Dimodifikasi Jun 2024
v1536153_id

Selama 20 minggu pertama kehamilan, 20 sampai 30% wanita mengalami perdarahan vagina. Bagi sebagian besar wanita ini, terjadi masalah dengan kehamilannya, tetapi beberapa wanita mengalami pendarahan ringan atau bercak dan memiliki kehamilan yang normal dan sehat. Sekitar setengah dari wanita yang mengalami perdarahan, kehamilan berakhir dengan keguguran. Jika keguguran tidak segera terjadi, masalah di kemudian hari selama kehamilan dapat terjadi. Misalnya, berat lahir bayi mungkin rendah, kehamilan dapat mengakibatkan lahir mati (kematian janin setelah 20 minggu kehamilan), atau bayi lahir lebih awal (kelahiran prematur) atau meninggal dunia selama atau sesaat setelah kelahiran. Jika terjadi pendarahan berat, tekanan darah dapat menjadi rendah dan berbahaya, sehingga menyebabkan syok. Namun, banyak wanita dengan perdarahan ringan di awal kehamilan kemudian menjalani kehamilan dan persalinan yang sehat.

Jumlah perdarahan dapat beragam dari bercak darah hingga perdarahan berat. Mengeluarkan darah dalam jumlah besar selalu menjadi kekhawatiran, tetapi bercak atau perdarahan ringan juga dapat mengindikasikan gangguan serius. Wanita yang mengalami perdarahan vagina harus menghubungi dokter mereka.

Penyebab Perdarahan Vagina di Awal Kehamilan

Perdarahan vagina selama awal kehamilan dapat terjadi akibat gangguan terkait kehamilan (obstetri) atau tidak (lihat tabel Beberapa Penyebab dan Ciri-Ciri Perdarahan Vagina Selama Awal Kehamilan).

Penyebab paling umum perdarahan vagina pada awal kehamilan adalah

Perdarahan vagina dapat berarti bahwa keguguran mungkin terjadi, tetapi terkadang perdarahan berhenti dan kehamilan berlanjut tanpa masalah apa pun. Ketika keguguran memang terjadi, biasanya terjadi dalam beberapa tahap. Pertama, terjadi perdarahan. Kemudian kram terus berkembang, yang bisa menjadi parah dan perdarahan dapat menjadi banyak. Wanita tersebut biasanya mengalami keguguran dan ada sisa-sisa kandungan yang keluar dari vagina.

Terkadang, keguguran tidak menimbulkan gejala apa pun dan ditemukan saat janin diperiksa pada kunjungan medis rutin (disebut janin meninggal tanpa ada gejala). Jika seorang wanita mencurigai bahwa dia mengalami keguguran, dia harus menghubungi dokternya. Kadang-kadang wanita dapat mengalami keguguran di rumah, tetapi jika rasa nyeri atau perdarahannya parah, atau jika sisa kandungan tidak keluar sepenuhnya, mereka memerlukan pengobatan dengan obat-obatan atau prosedur untuk memastikan mereka aman dan masa kehamilan selesai sepenuhnya.

Kandungan rahim dapat terinfeksi sebelum, selama, atau setelah keguguran (disebut aborsi septik).

Penyebab paling berbahaya dari perdarahan vagina pada awal kehamilan adalah

  • Kehamilan yang tidak normal (kehamilan ektopik)—kehamilan yang tidak berada di tempat yang biasa di dalam rahim—misalnya, kehamilan yang berada di dalam tuba falopi

Kehamilan ektopik dapat mengancam nyawa. Kehamilan yang terbentuk di luar rahim tidak akan berkembang secara normal. Saat kehamilan tumbuh dalam tuba falopi atau bagian tubuh lainnya (seperti ovarium, leher rahim, bekas luka bedah caesar sebelumnya di dalam rahim, atau perut), hal ini dapat menyebabkan bagian tersebut pecah. Hal ini menyebabkan nyeri hebat dan perdarahan berat, yang dapat mengakibatkan masalah besar atau bahkan kematian pada wanita hamil. Ketika kehamilan ektopik didiagnosis, pengobatannya adalah mengakhiri kehamilan dengan obat-obatan atau mengangkatnya dengan pembedahan.

Penyebab lain yang mungkin berbahaya tetapi jarang terjadi adalah pecahnya kista ovarium. Setelah sel telur dilepaskan dari ovarium, struktur yang melepaskannya (korpus luteum) dapat terisi dengan cairan atau darah, bukan memecah dan menghilang seperti biasanya.

Faktor risiko

Untuk keguguran, faktor risiko meliputi hal-hal berikut:

  • Usia di atas 35 tahun

  • Adanya satu kali atau lebih mengalami keguguran pada kehamilan sebelumnya

  • Merokok sigaret

  • Penggunaan obat-obatan terlarang, seperti kokain, atau kemungkinan zat lain, seperti alkohol

  • Kelainan pada rahim, seperti fibroid, jaringan parut, atau bentuk rahim yang tidak normal

Untuk kehamilan ektopik, faktor risiko meliputi

  • Pernah mengalami kehamilan ektopik (faktor risiko terpenting)

  • Pernah menjalani operasi di area perut, khususnya untuk sterilisasi permanen (ligasi tubal)

  • Kelainan pada tabung falopi

  • Penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD) saat ini

  • Fertilisasi in vitro untuk merencanakan kehamilan saat ini

Faktor risiko tambahan untuk kehamilan ektopik meliputi riwayat infeksi menular seksual atau penyakit radang panggul, penggunaan kontrasepsi oral estrogen/progestin saat ini, merokok, infertilitas, dan keguguran atau aborsi sebelumnya.

Evaluasi Perdarahan Vagina pada Awal Kehamilan

Dokter terlebih dahulu menentukan apakah penyebab perdarahan vagina adalah kehamilan ektopik.

Tanda-tanda bahaya

Pada wanita hamil yang mengalami perdarahan vagina pada awal kehamilan, gejala-gejala berikut ini perlu diperhatikan:

  • Pingsan, pusing, atau denyut jantung cepat—gejala yang menunjukkan tekanan darah sangat rendah

  • Kehilangan darah atau adanya jaringan atau gumpalan besar di dalam darah

  • Nyeri perut yang parah lalu memburuk ketika bergerak atau berganti posisi

  • Demam, menggigil, dan keputihan yang mengandung nanah yang bercampur dengan darah

Kapan harus berkunjung ke dokter

Wanita dengan tanda-tanda yang membahayakan harus segera memeriksakan diri ke dokter.

Wanita tanpa tanda-tanda yang membahayakan harus memeriksakan diri ke dokter dalam waktu 48 hingga 72 jam.

Tindakan dokter

Dokter menanyakan tentang gejala dan riwayat medis (termasuk riwayat kehamilan sebelumnya, keguguran, aborsi, dan faktor risiko kehamilan ektopik). Dokter kemudian melakukan pemeriksaan fisik. Apa yang mereka temukan dalam riwayat dan pemeriksaan fisik sering kali menunjukkan penyebab dan tes apa saja yang mungkin perlu dilakukan (lihat tabel Beberapa Penyebab dan Ciri-Ciri Perdarahan Vagina di Awal Kehamilan).

Dokter menanyakan tentang perdarahan tersebut:

  • Seberapa parah (misalnya, berapa banyak pembalut yang digunakan atau basah dalam satu jam)

  • Adakah bekuan darah atau jaringan yang keluar

  • Apakah terasa nyeri saat perdarahan

Jika seorang wanita mengalami rasa sakit selain pendarahan vagina, dokter akan menanyakan kapan dan bagaimana nyeri dimulai, di mana terjadinya, berapa lama berlangsung, apakah tajam atau tumpul, dan apakah terus-menerus atau datang dan pergi.

Selama pemeriksaan fisik, dokter terlebih dahulu akan memeriksa ada tidaknya demam dan tanda-tanda kehilangan banyak darah, seperti denyut jantung yang cepat dan tekanan darah rendah. Mereka kemudian melakukan pemeriksaan panggul, memeriksa apakah serviks (bagian bawah rahim) sudah mulai terbuka (melebar), yang memungkinkan terjadinya kehamilan. Jika ada jaringan (mungkin dari keguguran) yang terdeteksi, jaringan tersebut diangkat dan dikirim ke laboratorium untuk dianalisis.

Dokter juga menekan perut dengan lembut untuk melihat ada tidaknya nyeri saat disentuh.

Tabel
Tabel

Pengujian

Selama pemeriksaan, dokter dapat menggunakan perangkat ultrasonografi Doppler, yang diletakkan di perut wanita, untuk memeriksa detak jantung janin.

Jika tes kehamilan di rumah menunjukkan tanda-tanda kehamilan tetapi belum dikonfirmasi oleh tenaga kesehatan, dokter melakukan tes kehamilan menggunakan sampel urine.

Setelah kehamilan dikonfirmasi, beberapa tes dilakukan:

  • Golongan darah dan status Rh (positif atau negatif)

  • Biasanya ultrasonografi

  • Tes darah biasanya dilakukan untuk mengukur hormon (ginadotropin korionik manusia, atau hCG) yang dihasilkan oleh plasenta di awal kehamilan

Status Rh ditentukan karena wanita hamil dengan darah Rh-negatif harus diobati dengan imunoglobulin Rho(D) jika mengalami perdarahan vagina. Pengobatan diperlukan untuk mencegah reproduksi antibodi yang dapat menyerang sel darah merah janin pada kehamilan berikutnya (lihat Ketidakcocokan Rh).

Jika perdarahan cukup banyak (lebih dari satu cangkir), dokter juga akan melakukan hitung sel darah lengkap (complete blood count, CBC) atau tes lain untuk memeriksa apakah ada masalah dengan kemampuan darah untuk membeku secara normal atau apakah diperlukan transfusi darah.

Biasanya, ultrasonografi dilakukan dengan menggunakan alat ultrasound yang dimasukkan ke dalam vagina. Ultrasonografi dapat mendeteksi kehamilan di dalam rahim dan dapat mendeteksi denyut jantung setelah usia kehamilan sekitar 6 minggu. Jika denyut jantung tidak terdeteksi setelah waktu tersebut, maka didiagnosis keguguran. Jika denyut jantung terdeteksi, kemungkinan terjadi keguguran jauh lebih kecil tetapi masih bisa terjadi.

Ultrasonografi juga dapat membantu mengidentifikasi hal-hal berikut ini:

  • Setiap bagian plasenta atau jaringan lain yang berhubungan dengan kehamilan yang tetap berada di dalam rahim bahkan setelah keguguran

  • Terkadang kehamilan ektopik, tergantung di mana letaknya dan seberapa besar ukurannya

  • Kehamilan yang tidak normal seperti hamil anggur

Mengukur kadar hCG membantu dokter menginterpretasikan hasil ultrasonografi dan membedakan kehamilan normal dengan kehamilan ektopik. Jika ada kekhawatiran bahwa seorang wanita mengalami kehamilan ektopik, kadar hCG akan diukur sesering mungkin dan ultrasonografi akan diulang sesuai kebutuhan.

Kehamilan ektopik yang pecah adalah keadaan darurat. Jika kemungkinan kehamilan ektopik yang pecah sedang atau tinggi, dokter mungkin perlu melakukan pembedahan. Dalam situasi yang mengancam jiwa, dokter mungkin perlu melakukan pembedahan darurat bahkan sebelum melakukan tes darah atau ultrasonografi. Biasanya, mereka membuat sayatan kecil tepat di bawah pusar dan memasukkan slang berkamera (laparoskop) untuk melihat rahim dan struktur di sekitarnya secara langsung (laparoskopi) dan dengan demikian menentukan ada tidaknya kehamilan ektopik. Terkadang mereka membuat sayatan besar di bagian bawah perut (laparotomi).

Pengobatan Perdarahan Vagina di Awal Kehamilan

Meskipun dokter biasanya merekomendasikan istirahat di tempat tidur jika ada kemungkinan terjadi keguguran, namun tidak ada bukti bahwa istirahat di tempat tidur membantu mencegah keguguran. Dianjurkan untuk tidak melakukan hubungan seksual, meskipun hubungan seksual belum tentu berhubungan dengan keguguran.

Jika perdarahannya berat, jika terjadi syok, atau jika kehamilan ektopik pecah, salah satu hal pertama yang dilakukan dokter adalah memasang kateter besar di pembuluh darah sehingga darah dapat dengan cepat diberikan secara intravena. Pembedahan harus dilakukan segera setelah kehamilan ektopik pecah

Jika perdarahan terjadi akibat gangguan tertentu, gangguan tersebut akan diobati, jika memungkinkan.

Poin-poin Penting

  • Penyebab paling umum perdarahan di awal kehamilan adalah keguguran.

  • Penyebab paling serius dari perdarahan vagina adalah kehamilan ektopik.

  • Wanita hamil harus segera ke dokter jika jantungnya berdenyut cepat, pingsan, atau merasa seperti akan pingsan.

  • Tes darah untuk menentukan apakah darah Rh-negatif atau Rh-positif dilakukan karena jika wanita hamil dengan darah Rh-negatif mengalami perdarahan vagina, ia harus diberi imunoglobulin Rho(D) untuk mencegah reproduksi antibodi yang menyerang sel darah merah janin di kehamilan selanjutnya.

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!