Kehamilan Ektopik

(Kehamilan di Lokasi yang Tidak Diketahui)

OlehAparna Sridhar, MD, UCLA Health
Ditinjau OlehOluwatosin Goje, MD, MSCR, Cleveland Clinic, Lerner College of Medicine of Case Western Reserve University
Ditinjau/Direvisi Jan 2024 | Dimodifikasi Mar 2025
v812981_id

Kehamilan ektopik adalah menempelnya (implantasi) sel telur yang telah dibuahi pada lokasi yang tidak normal, seperti tuba falopi.

  • Pada kehamilan ektopik, janin tidak dapat bertahan hidup.

  • Wanita dengan kehamilan ektopik sering mengalami perdarahan vagina dan nyeri perut yang mulai terjadi sejak trimester pertama.

  • Kehamilan ektopik memerlukan perawatan medis segera, karena jika kehamilan ektopik terus berkembang, kehamilan tersebut dapat pecah (terburai) pada bagian tubuh tempat implantasi (seperti tuba falopi), sehingga dapat menyebabkan perdarahan hebat yang dapat berakibat fatal bagi wanita hamil.

  • Diagnosis kehamilan ektopik ditetapkan berdasarkan hasil ultrasonografi untuk menentukan lokasi janin dan tes darah; sering kali, tes perlu diulang selama beberapa hari.

  • Biasanya, kehamilan ektopik dapat diobati dengan satu atau beberapa dosis obat (metotreksat), atau terkadang diperlukan pembedahan.

Setelah sel telur dilepaskan oleh ovarium (ovulasi), sel telur akan dibuahi jika bersentuhan dengan sperma. Fertilisasi biasanya terjadi di dalam tuba falopi. Sel telur yang telah dibuahi kemudian berjalan melalui tuba falopi, memasuki rahim, dan menempel di dinding rahim. Namun, jika tuba falopi menyempit atau tersumbat, sel telur yang telah dibuahi mungkin tidak dapat menjangkau rahim. Terkadang sel telur yang yang telah dibuahi kemudian menempel pada jaringan di luar rahim, sehingga menyebabkan kehamilan ektopik. Kehamilan ektopik paling sering terjadi pada salah satu tuba falopi (ini disebut kehamilan tuba) tetapi dapat terjadi di lokasi lain (seperti ovarium atau serviks).

Kehamilan ektopik biasanya mulai berkembang, tetapi pertumbuhannya tidak normal dan perkembangannya melambat atau berhenti. Jaringan di luar rahim tidak dapat menyediakan pasokan darah yang diperlukan dan menyokongnya, oleh karena itu janin tidak dapat bertahan hidup.

Seiring dengan pertumbuhan kehamilan ektopik, struktur (bagian tubuh) tempat implantasi dapat pecah (terburai), seperti tuba falopi. Struktur tempat kehamilan ektopik biasanya pecah setelah sekitar 6 hingga 16 minggu. Ketika kehamilan ektopik pecah, perdarahan bisa sangat parah dan bahkan mengancam nyawa wanita tersebut. Semakin lama strukturnya pecah, semakin buruk perdarahan yang terjadi, dan semakin tinggi risiko kematian bagi wanita hamil. Meskipun demikian, jika kehamilan ektopik terdeteksi sebelum pecah, biasanya dapat diobati dengan aman.

Kehamilan ektopik terjadi pada sekitar 1 hingga 2% kehamilan.

Faktor risiko (kondisi yang meningkatkan risiko gangguan) yang merupakan risiko tertinggi untuk kehamilan ektopik meliputi

  • Kehamilan ektopik sebelumnya

  • Operasi panggul sebelumnya, khususnya operasi tuba falopi, termasuk sterilisasi tuba (juga disebut ligasi tuba atau pengikatan tuba)

  • Abnormalitas atau kerusakan tuba falopi (misalnya akibat infeksi atau operasi)

  • Teknologi reproduksi berbantuan (pengobatan kesuburan) yang digunakan selama kehamilan saat ini

Faktor risiko lain untuk kehamilan ektopik meliputi

Biasanya, orang yang pernah menjalani sterilisasi tuba atau menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) tidak akan hamil karena ini adalah metode kontrasepsi yang efektif. Dalam kasus langka, ketika kehamilan terjadi pada orang-orang tersebut, risiko kehamilan ektopik meningkat.

Kehamilan Ektopik: Kehamilan Salah Tempat

Biasanya, sel telur dibuahi di dalam tuba falopi dan menempel pada rahim. Namun, jika tuba falopi menyempit atau tersumbat, telur dapat bergerak perlahan atau terjebak didalamnya. Sel telur yang telah dibuahi tidak akan pernah mencapai rahim, sehingga terjadi kehamilan ektopik (salah lokasi).

Lokasi kehamilan ektopik bisa berbeda-beda, termasuk di tuba falopi, ovarium, serviks, dan rongga perut.

Gejala Kehamilan Ektopik

Gejala kehamilan ektopik bervariasi dan mungkin tidak muncul hingga struktur yang mengandung kehamilan ektopik pecah. Sebagian besar wanita mengalami perdarahan atau flek pada vagina dan/atau nyeri perut bagian bawah, yang mungkin tumpul, tajam, atau kram. Beberapa wanita mungkin menganggap perdarahan tersebut adalah periode menstruasi, sehingga tidak menduga bahwa mereka sedang hamil.

Jika bagian anatomi tubuh wanita tempat kehamilan ektopik itu pecah, wanita tersebut biasanya merasakan nyeri yang tiba-tiba, parah, dan konstan di perut bagian bawah. Wanita dengan kehilangan darah yang parah dapat merasa pusing atau pingsan. Gejala-gejala ini dapat menunjukkan begitu banyaknya darah yang hilang sehingga tekanan darah sangat rendah (syok). Peritonitis (radang selaput yang melapisi rongga perut) juga dapat terjadi.

Diagnosis Kehamilan Ektopik

  • Tes kehamilan

  • Ultrasound

  • Tes darah

  • Terkadang laparoskopi

Mengingat kehamilan ektopik yang pecah dapat mengancam nyawa seorang wanita hamil, maka diagnosis yang cepat sangatlah penting.

Dokter mencurigai adanya kehamilan ektopik pada wanita yang sedang hamil atau mungkin sedang hamil dan jika ia mengalami nyeri perut bagian bawah atau perdarahan vagina. Jika kehamilan ektopik pecah, seorang wanita bisa pingsan atau mengalami syok. Tes kehamilan dilakukan untuk memeriksa apakah gejalanya berkaitan dengan kehamilan.

Jika hasil tes kehamilan positif atau, jarang terjadi, hasil tes negatif tetapi gejalanya masih menunjukkan kehamilan ektopik, ultrasonografi dilakukan dengan menggunakan alat yang dimasukkan ke dalam vagina (disebut ultrasonografi transvaginal). Untuk kehamilan normal, janin berada di dalam rahim. Jika ultrasonografi mendeteksi janin di lokasi selain rahim, diagnosis kehamilan ektopik dipastikan. Di awal kehamilan, ultrasonografi sering kali tidak mendeteksi adanya janin di mana pun, karena kehamilan masih terlalu dini untuk dilihat. Ultrasonografi kemudian diulang, biasanya setiap 1 sampai 2 minggu sampai lokasi kehamilan dapat dipastikan. Sementara itu, dokter memantau wanita dengan teliti untuk memastikan bahwa gejalanya tidak bertambah parah.

Dokter juga melakukan tes darah untuk mengukur kadar hormon yang dihasilkan oleh plasenta di awal usia kehamilan yang disebut gonadotropin korionik manusia (human chorionic gonadotropin, hCG). Diagnosis kehamilan ektopik tidak dapat dibuat hanya dengan sekali mengukur hCG; hCG biasanya diukur setiap 2 hari sampai kehamilan ektopik dapat dipastikan atau penyebab lain dari gejala tersebut dapat diidentifikasi. Kadar hCG dalam darah biasanya meningkat cukup cepat selama kehamilan. Jika kadar hCG tidak meningkat sesuai harapan atau jika menurun, kemungkinan besar terjadi kehamilan ektopik (atau keguguran).

Jika diperlukan untuk memastikan diagnosis, dokter dapat menggunakan tabung teropong yang disebut laparoskop, yang dimasukkan melalui sayatan kecil tepat di bawah pusar. Prosedur ini memungkinkan mereka untuk melihat kehamilan ektopik secara langsung.

Pengobatan Kehamilan Ektopik

  • Biasanya, obat (metotreksat) untuk kehamilan ektopik yang kecil dan masih utuh

  • Terkadang, dilakukan pembedahan

Kehamilan ektopik harus diobati sesegera mungkin untuk menyelamatkan nyawa ibu hamil.

Kehamilan ektopik kecil yang masih utuh dapat diobati dengan satu dosis obat metotreksat, yang diberikan melalui suntikan. Metotreksat menyebabkan kehamilan ektopik menyusut dan menghilang. Setelah metotreksat diberikan, dokter melakukan tes darah untuk mengukur kadar hCG setiap beberapa hari atau sekali seminggu untuk menentukan apakah pengobatan telah berhasil. Jika hCG tidak dapat dideteksi, pengobatan dianggap berhasil. Jika satu dosis metotreksat tidak berhasil, diperlukan dosis kedua metotreksat atau pembedahan.

Kehamilan ektopik diangkat melalui pembedahan jika dokter menduga kehamilan ektopik telah pecah atau jika pengobatan dengan metotreksat tidak dapat diberikan—misalnya, jika kehamilan ektopik berukuran besar atau jika seorang wanita memiliki hasil tes darah yang tidak normal untuk fungsi ginjal atau hati.

Jika seorang wanita diobati dengan pembedahan, dokter biasanya memasukkan slang berkamera (laparoskopi) ke dalam rongga perut melalui sayatan kecil tepat di bawah pusar dan menggunakan instrumen yang dipasang melalui laparoskop untuk mengangkat kehamilan ektopik. Dalam beberapa kasus, dokter harus membuat sayatan yang lebih besar di bagian perut (laparotomi).

Selama operasi pada kehamilan ektopik tuba, dokter mengangkat kehamilan ektopik dengan membuat sayatan pada tuba falopi. Sering kali, membuat sayatan pada tuba adalah yang diperlukan dan tuba akan sembuh secara normal. Terkadang seluruh atau sebagian dari tuba dapat diangkat, bergantung pada seberapa parah kerusakan tuba dan rencana wanita untuk hamil di kemudian hari. Seluruh tuba falopi dapat diangkat jika wanita tersebut meminta sterilisasi tuba (kedua tuba akan memerlukan pembedahan) atau jika tuba tidak normal dan ia merencanakan fertilisasi in vitro untuk kehamilan di masa depan.

Perempuan yang memiliki golongan darah Rh-negatif, baik mereka yang diberi metotreksat atau yang memerlukan pembedahan, akan diberi imunoglobulin Rho(D) untuk mencegah inkompatibilitas Rh (fetalis eritroblastosis), yang terjadi ketika ibu hamil memiliki darah Rh-negatif, sedangkan janinnya memiliki darah Rh-positif.

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!