Meningitis Virus

OlehRobyn S. Klein, MD, PhD, University of Western Ontario
Ditinjau OlehMichael C. Levin, MD, College of Medicine, University of Saskatchewan
Ditinjau/Direvisi Nov 2024 | Dimodifikasi Aug 2025
v8342950_id

Meningitis virus adalah peradangan lapisan jaringan yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang (meninges) dan ruang berisi cairan di antara meninges (ruang subarakhnoid) jika disebabkan oleh virus.

  • Meningitis virus biasanya dimulai dengan gejala infeksi virus seperti demam, perasaan umum sakit, sakit kepala, dan nyeri otot.

  • Kemudian, orang tersebut mengalami sakit kepala dan leher kaku yang membuat penurunan dagu ke dada menjadi sulit atau tidak mungkin dilakukan.

  • Dokter mencurigai adanya meningitis virus berdasarkan gejala dan melakukan spinal tap (pungsi lumbal) untuk mengonfirmasi diagnosis.

  • Jika orang tersebut terlihat sangat sakit, mereka akan diobati untuk meningitis bakteri sampai diagnosis tersebut dikesampingkan.

  • Jika penyebabnya adalah virus imunodefisiensi manusia (HIV) atau virus herpes, obat-obatan yang efektif melawan virus-virus tersebut digunakan.

  • Untuk virus lain, tidak ada obat yang efektif yang tersedia, tetapi kebanyakan orang dapat pulih dengan sendirinya dalam beberapa minggu.

(Lihat juga Pengantar Meningitis.)

Otak dan sumsum tulang belakang tertutup oleh 3 lapisan jaringan yang disebut meninges. Ruang subarakhnoid terletak di antara lapisan tengah dan lapisan dalam meninges, yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang. Ruang ini berisi cairan serebrospinal, yang mengalir melalui meninges, mengisi ruang di dalam otak, dan membantu melindungi otak dan sumsum tulang belakang.

Meningitis virus adalah penyebab paling umum dari meningitis aseptik. Meningitis aseptik mengacu pada meningitis yang disebabkan oleh apa pun selain bakteri yang biasanya menyebabkan meningitis. Dengan demikian, meningitis aseptik dapat mencakup meningitis yang disebabkan oleh obat-obatan, gangguan yang bukan merupakan infeksi, atau organisme lain (seperti bakteri yang menyebabkan penyakit Lyme atau sifilis).

Jaringan yang Menutupi Otak

Di dalam tengkorak, otak ditutupi oleh 3 lapisan jaringan yang disebut meninges.

Penyebab Meningitis Virus

Penyebab paling umum dari meningitis virus adalah

Enterovirus cenderung berada dalam saluran pencernaan. Infeksi sangat menular.

Penyebab umum lainnya meliputi

HSV-2 menyebabkan herpes kelamin, infeksi menular seksual yang menyebabkan luka lepuh di area genital. HSV-2 juga dapat menyebabkan gejala meningitis. Meningitis HSV-2 biasanya terjadi ketika virus pertama kali menginfeksi tubuh. Gejala kelamin dan meningitis dapat terjadi secara bersamaan. Gejala meningitis dapat muncul sebelum gejala kelamin, dan sebagian orang menderita meningitis tetapi tidak memiliki gejala kelamin apa pun. Setelah gejala hilang, HSV-2 tetap berada di dalam tubuh dalam kondisi non-aktif (dorman). Artinya, ini tidak menimbulkan gejala. Namun, penyakit ini dapat menjadi aktif kembali (reaktivasi) secara periodik dan menimbulkan gejala. Dengan demikian, meningitis akibat HSV-2 dapat kambuh.

Virus varicella-zoster menyebabkan cacar air. Seperti HSV-2, virus varicella-zoster tetap berada di dalam tubuh dalam keadaan nonaktif. Virus ini tidak akan pernah menyebabkan gejala lagi, atau dapat mengalami reaktivasi bertahun-tahun kemudian. Ketika aktif kembali, ini dapat menyebabkan cacar api (herpes zoster) dan dapat menyebabkan meningitis. Tidak seperti infeksi HSV, yang dapat kambuh berkali-kali, cacar api biasanya terjadi hanya sekali dalam seumur hidup seseorang. Meskipun demikian, orang-orang dengan sistem imun yang lemah (seperti orang-orang dengan infeksi HIV) dapat menderita cacar api lebih dari sekali.

Virus Zika dan virus Chikungunya terkadang menyebabkan meningitis. Kedua virus tersebut pernah ada hanya di beberapa belahan dunia tetapi sekarang telah menyebar.

Terkadang, meningitis terjadi pada orang-orang yang menderita COVID-19. Meningitis ini jarang disebabkan oleh infeksi simultan dengan virus lain (seperti virus varicella-zoster).

Penularan meningitis virus

Meningitis virus dapat menyebar dalam beberapa cara, tergantung pada virusnya:

  • Menyebar melalui aliran darah dari infeksi di bagian tubuh lainnya (cara yang paling umum)

  • Kontak dengan feses yang terkontaminasi, yang dapat terjadi jika orang yang terinfeksi tidak mencuci tangan setelah buang air besar atau saat mereka berenang di kolam renang umum (untuk enterovirus)

  • Hubungan seksual atau kontak kelamin lainnya dengan orang yang terinfeksi (untuk HSV-2 dan HIV)

  • Gigitan serangga, seperti nyamuk (untuk virus West Nile, virus St. Louis, virus Zika, atau virus Chikungunya)

  • Menyebar melalui udara dengan menghirup virus (untuk virus varicella-zoster)

  • Kontak dengan debu atau makanan yang terkontaminasi urine atau feses tikus atau hamster hewan peliharaan yang terinfeksi (untuk virus choriomeningitis limfositik)

  • Penggunaan jarum yang terinfeksi untuk menyuntikkan obat-obatan terlarang (untuk HIV)

Mengingat cara penyebarannya, beberapa virus (seperti yang disebarkan oleh nyamuk) hanya menyebabkan meningitis selama musim tertentu.

Gejala Meningitis Virus

Meningitis virus biasanya dimulai dengan gejala infeksi virus, seperti demam, perasaan sakit secara umum (malaise), batuk, nyeri otot, muntah, kehilangan nafsu makan, dan sakit kepala. Meskipun demikian, kadang-kadang, orang tidak memiliki gejala pada awalnya.

Kemudian, orang-orang memiliki gejala yang menunjukkan meningitis. Artinya, mereka biasanya mengalami demam, sakit kepala, dan leher kaku. Mencoba menurunkan dagu ke dada menyebabkan nyeri dan mungkin tidak dapat dilakukan. Menggerakkan kepala ke arah lain tidaklah sulit.

Gejalanya dapat menyerupai gejala meningitis bakteri, tetapi biasanya tidak terlalu parah dan berkembang lebih lambat.

Diagnosis Meningitis Virus

  • Spinal tap dan analisis cairan serebrospinal

  • Kadang kultur dan pengujian darah, cairan tubuh lainnya, atau feses

Dokter mencurigai adanya meningitis saat orang mengalami sakit kepala, demam, dan leher kaku. Mereka kemudian mencoba untuk menentukan apakah meningitis terjadi dan apakah disebabkan oleh bakteri (membutuhkan pengobatan segera) atau virus. Meningitis virus lebih mungkin terjadi jika gejalanya kurang parah.

Spinal tap (pungsi lumbal) dilakukan untuk mendapatkan sampel cairan serebrospinal. Namun demikian, jika dokter menduga bahwa tekanan di dalam tengkorak meningkat, maka tomografi terkomputasi (computed tomography, CT) atau pencitraan resonansi magnetik (magnetic resonance imaging, MRI) dapat dilakukan terlebih dahulu untuk memeriksa penyebab peningkatan tekanan (seperti tumor atau massa lain di otak). Melakukan spinal tap saat tekanan di dalam tengkorak meningkat dapat menyebabkan gangguan yang mengancam jiwa yang disebut herniasi otak. Setelah tekanan di dalam tengkorak diturunkan atau jika tidak ada massa yang terdeteksi, dilakukan spinal tap.

Sampel cairan serebrospinal dikirim ke laboratorium untuk diperiksa dan dianalisis. Kadar gula dan protein serta jumlah dan jenis sel darah putih dalam cairan ditentukan. Cairan dikultur untuk memeriksa adanya bakteri dan dengan demikian mengesampingkan atau memastikan adanya meningitis bakteri. Cairan biasanya tidak dikultur untuk virus karena secara teknis sulit.

Teknik reaksi berantai polimerase (polymerase chain reaction, PCR), yang menghasilkan banyak salinan gen, digunakan untuk mengidentifikasi enterovirus, herpesvirus (seperti HSV dan virus varicella-zoster), dan beberapa virus lainnya. Dokter juga menguji cairan serebrospinal untuk mengetahui adanya antibodi terhadap virus tertentu. Misalnya, mendeteksi antibodi terhadap virus West Nile dalam cairan serebrospinal menunjukkan infeksi dengan virus tersebut.

Dokter terkadang juga mengambil sampel darah, sekresi hidung atau tenggorokan, atau feses untuk kultur, pemeriksaan, dan/atau, jika ada, pengujian PCR. HIV dapat didiagnosis berdasarkan hasil tes antibodi dan PCR sampel darah. Kadar antibodi terhadap virus lain diukur dan kadang-kadang diukur kembali beberapa minggu kemudian. Peningkatan kadar antibodi terhadap virus tertentu menunjukkan bahwa virus tersebut baru saja menyebabkan infeksi, sehingga mungkin merupakan penyebab meningitis baru-baru ini.

Pengobatan Meningitis Virus

  • Asiklovir (obat antivirus) untuk virus herpes simpleks (HSV) atau infeksi varicella-zoster

  • Antiretroviral untuk infeksi HIV

  • Penanganan gejalanya

Jika orang tersebut terlihat sangat sakit, dokter segera memulai pengobatan tanpa menunggu hasil tes untuk mengidentifikasi penyebabnya. Orang-orang ini diberi antibiotik sampai dokter yakin bahwa mereka tidak menderita meningitis bakteri, yang, jika tidak diobati, dapat dengan cepat menyebabkan kerusakan otak atau saraf permanen atau kematian. Mereka juga diberi asiklovir (obat antivirus) jika meningitis disebabkan oleh infeksi HSV atau varicella-zoster.

Setelah penyebabnya diidentifikasi, dokter mengganti obat sesuai kebutuhan.

Infeksi HIV diobati dengan antiretroviral. Antiretroviral mencegah HIV (sebuah retrovirus) agar tidak bereproduksi dan berkembang biak di dalam sel manusia. Hampir selalu, orang-orang perlu meminum kombinasi beberapa antiretroviral dan harus meminumnya seumur hidupnya.

Jika penyebabnya adalah infeksi HSV atau varicella-zoster, asiklovir dilanjutkan.

Untuk sebagian besar virus lain yang umumnya menyebabkan meningitis, tidak ada obat yang efektif. Meskipun demikian, jika orang memiliki sistem imun normal, mereka hampir selalu pulih dari infeksi ini dengan sendirinya.

Gejala juga diobati. Misalnya, asetaminofen, yang diminum melalui mulut atau supositoria (dimasukkan ke dalam rektum), dapat mengurangi demam. Pereda nyeri (analgesik), diminum sesuai kebutuhan, dapat membantu mengendalikan sakit kepala.

Prognosis Meningitis Virus

Sebagian besar orang yang menderita meningitis virus sembuh dalam beberapa minggu. Terkadang, pemulihan dapat memakan waktu berbulan-bulan, karena terkadang terjadi ketika meningitis disebabkan oleh virus West Nile atau virus choriomeningitis limfositik.

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!