Atresia Esofagus dan Fistula Trakeoesofagus

OlehJaime Belkind-Gerson, MD, MSc, University of Colorado
Ditinjau OlehAlicia R. Pekarsky, MD, State University of New York Upstate Medical University, Upstate Golisano Children's Hospital
Ditinjau/Direvisi Dimodifikasi Aug 2025
v30036865_id

Atresia esofagus adalah cacat lahir di mana esofagus menyempit atau tidak terbentuk sempurna. Sebagian besar bayi baru lahir dengan atresia esofagus juga memiliki koneksi jaringan yang abnormal antara esofagus dan batang tenggorok (trakea) yang disebut fistula trakeoesofagus.

Esofagus adalah organ mirip saluran yang panjang yang menghubungkan mulut dengan perut. Dalam atresia esofagus, esofagus sempit atau berkembang sebagai dua bagian terpisah yang tidak terhubung (atresia). Karena cacat tersebut, makanan dan cairan tertunda atau terhambat dari esofagus masuk ke lambung.

Batang tenggorok (trakea) adalah saluran napas utama ke paru-paru. Biasanya, esofagus dan trakea terpisah. Namun, pada fistula trakeoesofagus, terbentuk koneksi jaringan (fistula) abnormal antara esofagus dan batang tenggorok. Karena cacat ini, makanan dan cairan masuk ke dalam batang tenggorok dan paru-paru.

Atresia esofagus dan fistula trakeoesofagus sering terjadi bersamaan.

Dokter tidak mengetahui apa penyebab atresia esofagus dan fistula trakeoesofagus, tetapi banyak anak-anak dengan cacat lahir seperti ini juga memiliki kelainan lain, seperti cacat tulang belakang, jantung, ginjal, alat kelamin, telinga, dan anggota tubuh, serta abnormalitas perkembangan mental, perkembangan fisik, atau keduanya.

(Lihat juga Gambaran Umum tentang Cacat Lahir Saluran Pencernaan.)

Atresia dan Fistula: Cacat pada Esofagus

Pada atresia esofagus, esofagus menyempit atau berujung buntu. Ini tidak tersambung ke perut sebagaimana mestinya.

Fistula trakeoesofagus adalah sambungan abnormal antara esofagus dan trakea (yang mengarah ke paru-paru).

Gejala

Bayi baru lahir dengan atresia esofagus batuk, tersedak, dan mengiler setelah mencoba menelan saat menyusui.

Fistula trakeoesofagus berbahaya karena membuat makanan yang tertelan dan air liur mengalir melalui fistula ke paru-paru, menyebabkan batuk, tersedak, kesulitan bernapas, dan kemungkinan hingga infeksi paru yang disebut pneumonia aspirasi (akibat menghirup makanan atau air liur). Makanan atau cairan dalam paru-paru dapat mengganggu oksigenasi darah, yang menyebabkan perubahan warna kulit kebiruan (sianosis).

Diagnosis

  • Sebelum lahir, ultrasound prenatal

  • Setelah lahir, lewat tabung ke bawah esofagus dan sinar-x

Dokter dapat mencurigai adanya atresia esofagus dan fistula trakeoesofagus sebelum kelahiran berdasarkan hasil ultrasound prenatal atau setelah kelahiran berdasarkan gejala bayi.

Jika dokter mencurigai adanya cacat ini setelah lahir, mereka mencoba untuk memasukkan selang ke esofagus bayi. Jika saluran selang tersumbat, mereka akan melakukan pemeriksaan sinar-x untuk mengonfirmasi diagnosis dan menemukan masalahnya.

Dokter dapat melakukan tes pencitraan lainnya, seperti pemindaian tomografi terkomputasi (CT), pencitraan resonansi magnetik (MRI), atau esofagram, untuk lebih mengevaluasi kerusakan dan membantu mereka merencanakan cara memperbaikinya.

Pengobatan

  • Tindakan bedah

Sebelum pembedahan untuk memperbaiki cacat dapat dilakukan, dilakukan persiapan untuk mencegah komplikasi seperti pneumonia aspirasi. Pertama, pemberian makanan melalui mulut dihentikan, dan ditempatkan slang di esofagus atas bayi agar terus menerus mengisap air liur sebelum dapat mencapai paru-paru. Kemudian bayi diberi makan melalui vena (lewat infus).

Pembedahan perlu dilakukan segera setelah kelahiran untuk membuat saluran normal antara esofagus dan perut serta untuk menutup fistula.

Beberapa komplikasi dapat terjadi setelah pembedahan. Kebocoran dan jaringan parut di lokasi tempat dimana esofagus disambungkan kembali adalah masalah yang paling umum. Banyak anak yang mengalami kesulitan makan. Beberapa anak yang mengalami kesulitan makan mengalami refluks gastroesofagus (pergerakan terbalik makanan dan asam dari lambung ke esofagus), sehingga dokter dapat memberikan obat-obatan yang menekan asam lambung kepada bayi baru lahir yang mengalami atresia esofagus. Jika obat-obatan tidak dapat mengendalikan refluks, dilakukan prosedur yang disebut fundoplikasi. Dalam proses fundoplikasi, dokter bedah membungkus bagian atas perut di sekitar ujung bawah esofagus untuk mengencangkan sambungan dan mengurangi refluks.

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!