Gangguan Depresi dan Disregulasi Suasana Hati pada Anak dan Remaja

OlehJosephine Elia, MD, Sidney Kimmel Medical College of Thomas Jefferson University
Ditinjau OlehAlicia R. Pekarsky, MD, State University of New York Upstate Medical University, Upstate Golisano Children's Hospital
Ditinjau/Direvisi Dimodifikasi May 2023
v42592372_id

Depresi meliputi perasaan sedih (atau, pada anak-anak dan remaja, mudah marah), dan/atau kehilangan minat dalam aktivitas. Pada depresi berat, gejala-gejala ini berlangsung selama 2 minggu atau lebih dan mengganggu fungsi atau menyebabkan tekanan yang cukup besar. Hal ini dapat terjadi setelah kehilangan baru-baru ini atau kejadian menyedihkan lainnya, tetapi tidak sebanding dengan kejadian tersebut dan berlangsung lama melebihi jangka waktu yang sesuai. Gangguan disregulasi suasana hati melibatkan iritabilitas persisten dan episode perilaku yang sering terjadi yang sangat tidak terkendali.

  • Gangguan fisik, pengalaman hidup, dan keturunan dapat menyebabkan depresi.

  • Anak-anak dan remaja yang mengalami depresi dapat merasa sedih, tidak tertarik, dan lamban atau terlalu aktif, agresif, dan mudah marah.

  • Anak-anak dengan gangguan disregulasi suasana hati yang mengganggu sering mengalami ledakan temperamen yang parah dan, di antara ledakan mereka mudah kesal dan marah.

  • Dokter mendasarkan diagnosis pada gejala seperti yang dilaporkan oleh anak, orang tua, dan guru dan melakukan tes untuk memeriksa gangguan lain yang dapat menyebabkan gejala.

  • Untuk remaja dengan depresi, kombinasi psikoterapi dan antidepresan biasanya paling efektif, tetapi untuk anak-anak yang lebih kecil, psikoterapi saja biasanya dicoba terlebih dahulu.

(Lihat juga Depresi pada orang dewasa.)

Kesedihan dan ketidakbahagiaan adalah emosi manusia yang umum, terutama dalam menanggapi situasi yang mengganggu. Untuk anak-anak dan remaja, situasi tersebut dapat mencakup kematian orang tua, perceraian, teman yang pindah, kesulitan menyesuaikan diri dengan sekolah, dan kesulitan berteman. Namun, perasaan sedih terkadang tidak sebanding dengan kejadian atau berlangsung jauh lebih lama dari yang diperkirakan. Dalam kasus seperti itu, terutama jika perasaan tersebut menyebabkan kesulitan dalam berfungsi sehari-hari, anak-anak mungkin mengalami depresi. Seperti orang dewasa, beberapa anak mengalami depresi meskipun tidak ada kejadian hidup yang tidak menyenangkan. Anak-anak tersebut lebih cenderung memiliki anggota keluarga dengan gangguan suasana hati (riwayat keluarga).

Depresi terjadi pada sebanyak 2% anak-anak dan 5% remaja.

Depresi meliputi beberapa gangguan:

  • Gangguan depresi berat

  • Gangguan disregulasi suasana hati yang mengganggu

  • Gangguan depresi persisten (distimia)

Tahukah Anda...

  • Sebagian anak-anak yang mengalami depresi adalah anak yang terlalu aktif dan mudah marah alih-alih merasa sedih.

Penyebab

Dokter tidak tahu persis apa penyebab depresi, tetapi abnormalitas kimia di otak mungkin terlibat. Beberapa kecenderungan untuk mengalami depresi bersifat keturunan. Kombinasi berbagai faktor, termasuk pengalaman hidup (seperti kehilangan di awal kehidupan, penganiayaan, cedera, kekerasan dalam rumah tangga, atau hidup melalui bencana alam) dan kecenderungan genetik (kerentanan), semuanya tampaknya berkontribusi.

Terkadang gangguan lain, seperti kelenjar tiroid yang kurang aktif atau gangguan penggunaan zat, merupakan bagian dari penyebabnya. Beberapa remaja dengan depresi persisten ditemukan memiliki kadar folat (suatu vitamin) yang rendah dalam cairan yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang (cairan serebrospinal).

Selama pandemi COVID-19, gejala depresi meningkat dua kali lipat pada anak muda, terutama pada remaja yang lebih tua. Kunjungan kesehatan mental untuk depresi juga meningkat. Setelah pengendalian untuk jenis kelamin, usia, dan gejala depresi pra-COVID, yang berikut ini ditemukan untuk memprediksi gejala depresi COVID-19 pada anak-anak:

  • Hubungan dengan pengasuh

  • Waktu layar (screen time)

Gejala

Seperti pada orang dewasa, tingkat keparahan depresi pada anak-anak sangat bervariasi.

Gangguan depresi berat

Anak-anak dengan gangguan depresi berat mengalami episode depresi yang berlangsung selama 2 minggu atau lebih.

Anak-anak biasanya memiliki perasaan kesedihan atau iritabilitas yang luar biasa, tidak berharga, dan rasa bersalah. Mereka kehilangan minat dalam aktivitas yang biasanya memberi mereka kesenangan, seperti berolahraga, menonton televisi, bermain video game, atau bermain dengan teman. Mereka mungkin memiliki kebosanan yang kuat. Banyak dari anak-anak ini juga mengeluhkan masalah fisik, seperti sakit perut atau sakit kepala.

Selera makan dapat meningkat atau menurun, sering kali menyebabkan perubahan berat badan yang substansial. Anak-anak yang sedang tumbuh mungkin tidak mendapatkan kenaikan berat badan seperti yang diharapkan.

Tidur biasanya terganggu. Anak-anak mungkin mengalami insomnia, tidur terlalu banyak, atau sering mengalami kesulitan akibat mimpi buruk.

Anak-anak yang mengalami depresi sering kali tidak energik atau aktif secara fisik. Namun, beberapa, terutama anak-anak yang lebih muda, memiliki gejala yang tampaknya kontradiktif, seperti aktivitas berlebihan dan perilaku agresif. Anak-anak ini mungkin tampak lebih mudah marah daripada sedih.

Gejalanya biasanya mengganggu kemampuan untuk berpikir dan berkonsentrasi, dan tugas sekolah biasanya terganggu. Mereka mungkin kehilangan teman. Anak-anak mungkin memiliki pemikiran dan fantasi ingin bunuh diri dan bahkan mencoba bunuh diri.

Meskipun tanpa pengobatan, anak-anak dengan gangguan depresi berat dapat membaik dalam 6 sampai 12 bulan. Namun, gangguan ini sering terjadi kembali, terutama jika episode pertamanya parah atau terjadi ketika anak-anak masih muda.

Gejala Depresi pada Anak-anak

  • Merasa sedih atau kesal

  • Tidak tertarik dengan aktivitas favorit

  • Menarik diri dari teman dan situasi sosial

  • Tidak dapat menikmati berbagai hal

  • Merasa ditolak dan tidak dicintai atau tidak berharga

  • Merasa lelah atau tanpa energi

  • Tidak tidur nyenyak dan mengalami mimpi buruk atau terlalu banyak tidur

  • Menyalahkan diri sendiri

  • Kehilangan nafsu makan dan berat badan

  • Memiliki masalah dalam berpikir, berkonsentrasi, dan membuat pilihan

  • Memikirkan tentang kematian dan/atau bunuh diri

  • Memberikan barang berharga mereka kepada orang lain

  • Mengeluhkan gejala fisik baru

  • Menghasilkan nilai yang lebih rendah di sekolah

Gangguan disregulasi suasana hati yang mengganggu

Anak-anak dengan gangguan disregulasi suasana hati yang mengganggu sering kali mengalami kekesalan dalam waktu yang lama, dan perilaku mereka sering kali tidak terkendali. Mereka sering mengalami ledakan temperamen berat yang jauh lebih intens dan bertahan lebih lama daripada yang seharusnya dalam situasi tersebut. Selama ledakan emosi ini, mereka dapat menghancurkan properti, atau menyakiti orang lain secara fisik. Di sela-sela ledakan emosi, anak-anak mudah marah atau marah hampir setiap hari. Gangguan ini biasanya dimulai ketika anak-anak berusia 6 hingga 10 tahun.

Banyak dari anak-anak ini juga memiliki gangguan lain, seperti

Ketika anak-anak ini menjadi dewasa, mereka dapat mengalami depresi atau gangguan kecemasan.

Karena anak-anak ini terkadang tampak tidak terkendali, dokter dulu sering mendiagnosis mereka sebagai mengalami gangguan bipolar. Namun, dokter sekarang menyadari bahwa gangguan ini bukan gangguan bipolar.

Gangguan depresi persisten

Gangguan ini menyerupai gangguan depresi berat, tetapi gejalanya biasanya tidak intens dan berlangsung setahun atau lebih lama.

Diagnosis

  • Kunjungan ke dokter atau spesialis kesehatan perilaku

  • Terkadang kuesioner tentang gejala

Untuk mendiagnosis depresi, dokter mengandalkan beberapa sumber informasi, termasuk wawancara dengan anak atau remaja dan informasi dari orang tua dan guru. Kadang-kadang dokter menggunakan kuesioner terstruktur untuk membantu membedakan depresi dari reaksi normal terhadap situasi yang tidak menyenangkan.

Dokter mendiagnosis gangguan depresi ketika anak-anak atau remaja memiliki salah satu atau kedua hal berikut:

  • Perasaan sedih atau mudah marah

  • Hilangnya minat atau rasa senang dalam hampir semua aktivitas (sering dinyatakan sebagai kebosanan)

Selain itu, anak-anak mengalami gejala ini hampir setiap hari selama periode 2 minggu yang sama, dan mereka mengalami gejala depresi lainnya, seperti hilangnya nafsu makan dan berat badan serta gangguan tidur.

Dokter mencoba mencari tahu apakah tekanan keluarga atau sosial dapat memicu depresi. Dokter juga menanyakan secara spesifik tentang perilaku ingin bunuh diri, termasuk pemikiran dan perkataan tentang bunuh diri.

Dokter melakukan tes untuk menentukan apakah kelenjar tiroid abnormal atau gangguan penggunaan zat merupakan penyebab gejala.

Jika remaja mengalami depresi yang berlanjut dan tidak merespons pengobatan yang biasa, dokter dapat melakukan pemeriksaan tulang belakang untuk memeriksa adanya defisiensi folat dalam cairan serebrospinal.

Pengobatan

  • Untuk sebagian besar remaja, psikoterapi dan antidepresan

  • Untuk anak-anak yang lebih kecil, psikoterapi diikuti, jika diperlukan, oleh antidepresan

  • Panduan untuk anggota keluarga dan staf sekolah

Pengobatan gangguan depresi bergantung pada keparahan gejala. Setiap anak yang memiliki pemikiran bunuh diri harus diawasi secara ketat oleh tenaga profesional kesehatan mental yang berpengalaman. Jika risiko bunuh diri cukup tinggi, anak-anak memerlukan rawat inap singkat agar mereka tetap aman.

Untuk sebagian besar remaja, kombinasi psikoterapi dan obat-obatan lebih efektif daripada salah satunya saja. Tetapi untuk anak-anak yang lebih kecil, pengobatannya kurang jelas. Psikoterapi saja dapat dicoba terlebih dahulu, dan obat-obatan hanya digunakan jika diperlukan. Psikoterapi individu, terapi kelompok, dan terapi keluarga dapat bermanfaat. Dokter juga memberi tahu anggota keluarga dan sekolah tentang bagaimana mereka dapat membantu anak-anak terus berfungsi dan belajar.

Obat-obatan antidepresan membantu memperbaiki ketidakseimbangan kimia dalam otak. Selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI), seperti fluoxetine, sertraline, dan paroxetinen, merupakan antidepresan yang umumnya diresepkan untuk anak-anak dan remaja yang mengalami depresi. Beberapa antidepresan lainnya, termasuk antidepresan trisiklik (seperti imipramine), mungkin sedikit lebih efektif, tetapi cenderung memiliki lebih banyak efek samping, sehingga jarang digunakan pada anak-anak.

Jika teridentifikasi adanya defisiensi folat dalam cairan serebrospinal, maka pengobatan dengan leucovorin (juga disebut asam folinat) dapat membantu.

Pada anak-anak, seperti halnya orang dewasa, depresi sering kali kambuh. Anak-anak dan remaja harus diobati selama setidaknya 1 tahun setelah gejala hilang. Jika anak-anak mengalami dua atau lebih episode depresi berat, mereka dapat diobati tanpa batas waktu.

Antidepresan dan bunuh diri

Ada kekhawatiran bahwa antidepresan dapat menyebabkan sedikit peningkatan risiko pemikiran dan perilaku bunuh diri pada anak-anak dan remaja. Kekhawatiran ini menyebabkan penurunan penggunaan antidepresan secara keseluruhan pada anak-anak. Namun, penurunan penggunaan antidepresan ini dikaitkan dengan peningkatan angka kematian karena bunuh diri, mungkin karena depresi kemudian tidak diobati secara memadai pada beberapa anak.

Penelitian telah dilakukan untuk mencoba menyelesaikan masalah ini. Mereka menemukan bahwa pemikiran dan upaya bunuh diri dapat sedikit meningkat pada anak-anak yang meminum antidepresan. Meskipun demikian, sebagian besar dokter meyakini bahwa manfaatnya lebih besar daripada risikonya dan anak-anak yang mengalami depresi sering kali mendapatkan manfaat dari penggunaan obat selama dokter dan anggota keluarga mewaspadai perburukan gejala atau pemikiran bunuh diri.

Terlepas dari apakah obat-obatan digunakan atau tidak, kemungkinan bunuh diri selalu menjadi kekhawatiran pada anak-anak atau remaja yang mengalami depresi. Hal berikut dapat membantu mengurangi risiko tersebut:

  • Orang tua dan tenaga profesional kesehatan mental harus membicarakan masalah secara mendalam.

  • Anak-anak atau remaja harus diawasi dengan tepat.

  • Sesi psikoterapi reguler harus disertakan dalam rencana pengobatan.

Antipsikotik

Pada depresi yang sangat parah, gejala psikotik dapat muncul, misalnya delusi, halusinasi, serta pemikiran dan ucapan yang tidak teratur. Hal ini membutuhkan pengobatan dengan kelas obat yang disebut antipsikotik.

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!