Gangguan Sulit Memusatkan Perhatian/Hiperaktivitas (ADHD)

OlehStephen Brian Sulkes, MD, Golisano Children’s Hospital at Strong, University of Rochester School of Medicine and Dentistry
Ditinjau OlehAlicia R. Pekarsky, MD, State University of New York Upstate Medical University, Upstate Golisano Children's Hospital
Ditinjau/Direvisi Apr 2024 | Dimodifikasi Apr 2025
v824905_id

Gangguan sulit memusatkan perhatian/hiperaktivitas (ADHD) adalah perhatian yang rentangnya pendek dan/atau aktivitas berlebihan dan impulsif yang tidak sesuai dengan usia anak yang mengganggu fungsi atau tumbuh kembangnya.

  • ADHD adalah kondisi otak yang muncul sejak lahir atau terjadi sesaat setelah lahir.

  • Sebagian anak biasanya mengalami kesulitan dengan mempertahankan perhatian, konsentrasi, dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas yang berkelanjutan; sebagian anak terlalu aktif dan impulsif; dan sebagian lainnya mengalami keduanya.

  • Dokter menggunakan kuesioner yang diisi oleh orang tua dan guru serta observasi anak untuk membuat diagnosis.

  • Psikostimulan atau obat-obatan lain ditambah lingkungan terstruktur, rutinitas, rencana intervensi sekolah, dan teknik mengasuh anak yang dimodifikasi sering diperlukan.

Gangguan sulit memusatkan perhatian/hiperaktivitas (ADHD) adalah salah satu jenis gangguan perkembangan saraf.

Meskipun ada kontroversi yang cukup besar tentang berapa jumlah anak-anak yang terkena, diperkirakan bahwa ADHD memengaruhi 5 sampai 15% anak-anak dan dua kali lebih banyak terjadi di kalangan anak laki-laki.

Banyak ciri-ciri ADHD yang sering terlihat sebelum usia 4 tahun dan selalu terlihat sebelum usia 12 tahun, tetapi mungkin tidak terlalu mengganggu kinerja akademik dan fungsi sosial sampai masuk SMP.

ADHD sebelumnya hanya disebut gangguan sulit memusatkan perhatian (attention deficit disorder atau ADD). Namun, terjadinya hiperaktivitas yang umum pada anak-anak yang terkena—yang sesungguhnya merupakan perpanjangan fisik dari kesulitan memusatkan perhatian dan impulsivitas—menghasilkan perubahan pada terminologi saat ini.

ADHD memiliki 3 bentuk

  • Tidak memperhatikan

  • Hiperaktif/impulsif

  • Komibinasi

Gejala ADHD berkisar dari ringan hingga berat dan dapat menjadi berlebihan atau menjadi masalah di lingkungan tertentu, seperti di rumah atau di sekolah. Keterbatasan di sekolah dan gaya hidup yang teratur membuat penatalaksanaan ADHD yang tepat menjadi lebih penting. Meskipun beberapa gejala ADHD juga dapat terjadi pada anak-anak tanpa ADHD, gejala-gejala tersebut lebih sering dan lebih parah pada anak-anak dengan ADHD.

Tahukah Anda...

  • Hiperaktivitas pada ADHD sesungguhnya adalah perpanjangan fisik dari kesulitan memusatkan perhatian dan impulsivitas.

ADHD pada orang dewasa

Meskipun ADHD dianggap sebagai gangguan pada anak-anak dan selalu dimulai pada masa kanak-kanak, ADHD mungkin tidak akan disadari hingga masa remaja atau dewasa. Perbedaan neurologis ini berlanjut hingga usia dewasa, dan sekitar setengah dari orang-orang terus mengalami gejala perilaku di usia dewasa.

Pada orang dewasa, gejala meliputi

  • Sulit berkonsentrasi

  • Kesulitan menyelesaikan tugas (keterampilan eksekutif yang buruk)

  • Kegelisahan

  • Perubahan suasana hati

  • Ketidaksabaran

  • Kesulitan dalam mempertahankan hubungan

ADHD dapat lebih sulit untuk didiagnosis saat dewasa. Gejalanya mungkin serupa dengan gangguan mental, termasuk gangguan suasana hati dan gangguan kecemasan. Orang dewasa yang menyalahgunakan alkohol dan obat-obatan rekreasi juga dapat mengalami gejala yang serupa. Dokter meminta orang dewasa untuk mengisi kuesioner guna mendiagnosis ADHD, tetapi mereka juga perlu meninjau catatan dari sekolah untuk mengonfirmasi pola kesulitan memusatkan perhatian atau impulsivitas.

Orang dewasa dengan ADHD dapat dibantu dengan obat stimulan yang sama seperti anak-anak yang terkena. Mereka juga mungkin memerlukan konseling untuk membantu mereka memperbaiki manajemen waktu mereka serta dan mengembangkan keterampilan lainnya untuk menghadapi situasi.

Penyebab ADHD

ADHD tidak memiliki penyebab spesifik tunggal yang diketahui, tetapi faktor genetik (yang diwariskan) sering kali muncul. Penelitian menunjukkan bahwa ADHD kemungkinan melibatkan abnormalitas neurotransmiter (zat yang mentransmisikan impuls saraf di dalam otak). Beberapa faktor risiko lainnya meliputi berat lahir rendah (di bawah 3 pon [1500 gram]), cedera kepala, infeksi otak, kekurangan zat besi, apnea tidur obstruktif, dan paparan timbal, serta paparan alkohol, tembakau, atau kemungkinan kokain sebelum lahir. ADHD juga berkaitan dengan kejadian traumatik selama masa kanak-kanak, misalnya kekerasan, penganiayaan, atau pengabaian.

Beberapa orang telah mengemukakan kekhawatiran tentang apakah aditif makanan dan gula dapat menyebabkan ADHD. Meskipun beberapa anak tampaknya menjadi terlalu aktif atau impulsif setelah memakan makanan yang mengandung gula, penelitian telah mengonfirmasi bahwa perbedaan otak yang menyebabkan ADHD muncul pada saat lahir dan bahwa faktor makanan dan lingkungan tidak menyebabkan gangguan tersebut.

Gejala-gejala ADHD

ADHD terutama merupakan masalah mempertahankan perhatian, konsentrasi, dan melakukan tugas yang berkelanjutan (kemampuan untuk menyelesaikan tugas). Anak-anak yang terkena mungkin juga terlalu aktif dan impulsif. Anak-anak prasekolah dengan ADHD mungkin mengalami masalah komunikasi dan tampaknya memiliki masalah interaksi sosial. Saat anak-anak mencapai usia sekolah, mereka mungkin tampak tidak memperhatikan. Mereka mungkin gelisah dan menggeliat. Mereka mungkin bersikap impulsif dan berbicara tanpa menunggu giliran. Pada masa kanak-kanak setelahnya, anak-anak tersebut dapat menggerakkan kaki mereka dengan gelisah, menggerakkan dan memainkan tangan mereka, berbicara impulsif, dan mudah lupa, dan mereka mungkin berantakan. Umumnya mereka tidak agresif.

Tanda-tanda ADHD

Semua tanda-tanda tidak harus ada untuk diagnosis gangguan sulit memusatkan perhatian/hiperaktivitas (ADHD). Namun demikian, 6 tanda atau lebih yang menunjukkan kesulitan memusatkan perhatian atau hiperaktivitas dan impulsivitas harus selalu ada untuk diagnosis (atau 6 dari setiap kelompok untuk mendiagnosis tipe ADHD kombinasi). Tanda-tanda harus ada dalam dua situasi atau lebih (misalnya, di rumah dan di sekolah) dan harus mengganggu fungsi sosial atau akademik.

Tanda-tanda sulit memusatkan perhatian:

  • Sering gagal memperhatikan detail

  • Kesulitan mempertahankan perhatian di tempat kerja dan bermain

  • Tampaknya tidak mendengarkan saat diajak bicara secara langsung

  • Sering tidak mengikuti instruksi dan gagal menyelesaikan tugas

  • Sering mengalami kesulitan dalam mengatur tugas dan aktivitas

  • Sering menghindari, tidak suka, atau enggan terlibat dalam tugas yang memerlukan upaya mental berkelanjutan

  • Sering kali kehilangan barang

  • Mudah terganggu oleh stimulus yang berlebihan

  • Sering kali lupa

Tanda-tanda hiperaktivitas dan impulsivitas:

  • Sering gelisah menggerak-gerakkan tangan atau kakinya atau menggeliat

  • Sering meninggalkan kursi di ruang kelas dan di tempat lain

  • Sering berlari atau memanjat berlebihan

  • Kesulitan bermain atau mengikuti aktivitas rekreasi dengan tenang

  • Sering bersikap aktif atau bertindak seolah-olah “digerakkan oleh motor”

  • Sering berbicara berlebihan

  • Sering kali menyemburkan jawaban sebelum pertanyaan diselesaikan

  • Sering mengalami kesulitan menunggu giliran

  • Sering menyela atau mengganggu orang lain

Sekitar 20 hingga 60% anak-anak dengan ADHD mengalami disabilitas belajar yang memengaruhi kemampuan membaca, matematika, atau bahasa tertulis, dan sebagian besar memiliki masalah akademik seperti nilai yang buruk karena ketidakteraturan atau pekerjaan rumah yang tidak lengkap (keterampilan eksekutif). Pekerjaan mereka mungkin berantakan, dengan kesalahan yang ceroboh dan seperti tidak dipikirkan. Anak-anak yang terkena ADHD sering berperilaku seolah-olah pikiran mereka ada di tempat lain dan mereka tidak mendengarkan. Sering kali mereka tidak menindaklanjuti permintaan atau menyelesaikan tugas sekolah, tugas rumah tangga, atau tugas lainnya. Mungkin sering ada peralihan kerja dari satu tugas yang tidak selesai ke tugas lainnya.

Anak-anak yang terkena ADHD mungkin merasa rendah diri, depresi, kecemasan, atau menentang otoritas pada saat mereka mencapai masa remaja. Sekitar 60% anak-anak kecil mengalami masalah seperti tantrum temperamen, dan sebagian besar anak-anak yang lebih besar sulit menahan rasa frustrasi.

Diagnosis ADHD

  • Evaluasi dokter

Diagnosis ADHD didasarkan pada jumlah, frekuensi, dan keparahan tanda-tandanya. Anak-anak harus memiliki 6 atau lebih tanda kesulitan memusatkan perhatian atau hiperaktivitas dan impulsivitas (atau 6 dari setiap kelompok untuk mendiagnosis tipe ADHD kombinasi; lihat Tanda-tanda ADHD). Tanda-tanda harus ada setidaknya di 2 lingkungan terpisah (biasanya di rumah dan sekolah) sehingga reaksi anak terhadap masalah tertentu dalam satu situasi tidak disalahartikan sebagai ADHD. Terjadinya tanda-tanda hanya di rumah atau di sekolah dan tidak terjadi di tempat lain tidak memenuhi syarat sebagai ADHD karena tanda-tanda tersebut mungkin disebabkan oleh situasi tertentu. Tanda-tanda juga harus semakin jelas dari yang diperkirakan untuk tingkat tumbuh kembang anak dan harus berlangsung selama 6 bulan atau lebih. Diagnosis sering kali sulit ditetapkan karena tergantung pada penilaian pengamat. Selain itu, anak-anak yang terutama sulit memusatkan perhatian dapat lolos dari pengamatan sampai prestasi akademik mereka memburuk.

Tidak ada uji laboratorium untuk ADHD. Kuesioner tentang berbagai aspek perilaku dan tumbuh kembang dapat membantu dokter dan psikolog membuat diagnosis. Karena gangguan belajar adalah hal yang biasa terjadi, banyak anak-anak menerima tes psikologis untuk membantu menentukan apakah ada ADHD dan untuk mendeteksi adanya gangguan belajar tertentu, baik sebagai penyebab kesulitan memusatkan perhatian atau sebagai masalah yang hadir bersamaan.

Pemeriksaan fisik dan terkadang berbagai tes darah dan tes lainnya untuk mengesampingkan gangguan lainnya juga dilakukan.

ADHD: Epidemik atau Diagnosis Berlebih?

Semakin banyak anak-anak yang didiagnosis menderita gangguan sulit memusatkan perhatian/hiperaktivitas (ADHD). Namun demikian, terdapat kekhawatiran di antara dokter dan orang tua bahwa banyak anak yang salah diagnosis. Tingkat aktivitas yang tinggi mungkin sesungguhnya adalah hal normal dan hanya melebih-lebihkan temperamen normal pada anak-anak. Selain itu, penyakit ini dapat memiliki berbagai penyebab, termasuk gangguan emosional atau kelainan fungsi otak, seperti ADHD.

Umumnya, anak berusia 2 tahun aktif dan jarang yang duduk diam. Aktivitas dan tingkat kebisingan yang tinggi umum terjadi hingga usia 4 tahun. Dalam kelompok usia ini, dan pada anak-anak yang berfungsi secara perkembangan dalam rentang usia ini, perilaku tersebut adalah normal. Perilaku aktif dapat menyebabkan konflik antara orang tua dan anak dan dapat membuat orang tua khawatir. Hal ini juga dapat menimbulkan masalah bagi orang lain yang mengawasi anak-anak tersebut, termasuk guru.

Menentukan apakah tingkat aktivitas anak sangat tinggi tidak boleh hanya bergantung pada seberapa sabar orang yang merasa terganggu tersebut. Namun, beberapa anak jelas lebih aktif daripada rata-rata. Jika tingkat aktivitas yang tinggi dikombinasikan dengan rentang perhatian yang pendek dan impulsivitas, maka itu dapat didefinisikan sebagai hiperaktivitas dan dianggap sebagai bagian dari ADHD.

Membentak dan menghukum anak-anak untuk tingkat aktivitas tinggi biasanya menjadi bumerang, membuat tingkat aktivitas anak naik. Menghindari situasi di mana anak harus duduk diam untuk waktu yang lama atau menemukan guru yang terampil dalam menghadapi anak-anak seperti itu dapat membantu. Jika langkah-langkah sederhana tidak membantu, evaluasi medis atau psikologis dapat berguna untuk mengesampingkan gangguan yang mendasarinya seperti ADHD.

Penanganan untuk ADHD

  • Obat-obatan psikostimulan

  • Modifikasi perilaku

Rekomendasi penanganan untuk anak-anak dengan ADHD bervariasi menurut usia:

  • Anak-anak prasekolah: Penanganan awal dilakukan dengan terapi perilaku. Obat-obatan dapat dipertimbangkan jika respons terhadap intervensi perilaku tidak memadai atau jika gejalanya sedang hingga berat.

  • Anak-anak usia sekolah: Penanganan awal adalah terapi perilaku yang dikombinasikan dengan obat-obatan.

Undang-Undang Pendidikan Individu Penyandang Disabilitas (IDEA) federal mewajibkan sekolah negeri untuk memberikan pendidikan gratis dan tepat kepada anak-anak dan remaja penderita ADHD. Pendidikan harus diberikan dalam situasi yang paling tidak membatasi dan inklusif—yaitu, situasi ketika anak-anak memiliki setiap kesempatan untuk berinteraksi dengan sesama siswa yang tidak memiliki disabilitas dan memiliki akses yang sama ke sumber daya masyarakat. Undang-Undang Penduduk Amerika Penyandang Disabilitas dan Pasal 504 Undang-Undang Rehabilitasi juga mengatur penyediaan akomodasi di sekolah dan tempat umum lainnya.

Terapi pengobatan

Obat-obatan psikostimulan adalah pengobatan yang paling efektif. Methylphenidate dan obat lain yang mirip dengan amphetamine adalah psikostimulan yang paling sering diresepkan. Obat-obat itu sama efektifnya dan memiliki efek samping yang serupa. Sejumlah preparat pelepasan lambat (kerja lebih lama) tersedia di samping bentuk reguler dan memungkinkan dosis sekali sehari dan dapat membantu mencegah penggunaan yang tidak tepat.

Efek samping dari obat-obatan psikostimulan dapat meliputi

  • Gangguan tidur (seperti insomnia)

  • Penekanan nafsu makan

  • Sakit kepala

  • Sakit perut

  • Peningkatan detak jantung dan tekanan darah

  • Depresi, kesedihan, atau kecemasan

Sebagian besar anak tidak mengalami efek samping kecuali kemungkinan penurunan nafsu makan. Semua efek samping menghilang ketika obat dihentikan. Namun demikian, jika meminum obat dalam dosis besar dalam waktu lama, stimulan dapat memperlambat pertumbuhan anak, dan pertumbuhan yang lambat ini dapat berlanjut hingga usia dewasa, sehingga dokter memantau berat badan dan tinggi badan anak. Jika anak-anak tumbuh perlahan atau mengalami efek samping yang signifikan lainnya, dokter dapat menyarankan "hari libur obat." Libur obat berarti menghentikan pengobatan stimulan pada saat anak-anak tidak perlu terlalu penuh perhatian dan fokus, misalnya pada akhir pekan atau selama liburan dari sekolah. Namun demikian, sebagian anak sangat sulit untuk berfungsi bahkan di luar sekolah dan mungkin tidak bisa bertahan jika harus libur obat.

Sejumlah obat lain dapat digunakan untuk mengobati kesulitan memusatkan perhatian dan gejala perilaku. Obat-obatan ini meliputi

  • Atomoxetine (obat ADHD nonstimulan)

  • Obat-obatan tertentu yang biasanya digunakan untuk tekanan darah tinggi seperti clonidine dan guanfacine

  • Antidepresan

  • Obat-obatan antikecemasan

Terkadang, digunakan kombinasi obat.

Manajemen perilaku

Untuk meminimalkan efek ADHD, sering diperlukan struktur, rutinitas, rencana intervensi sekolah, dan teknik pengasuhan yang dimodifikasi. Anak-anak tanpa tantangan perilaku yang signifikan dapat dibantu dengan penggunaan obat saja. Namun, stimulan tidak bekerja sepanjang waktu, sehingga mungkin diperlukan adaptasi untuk membantu dengan keterampilan pengaturan dan lainnya. Terapi perilaku yang dilakukan oleh psikolog anak terkadang dikombinasikan dengan pengobatan.

Prognosis ADHD

Yang penting, sebagian besar anak-anak dengan ADHD menjadi orang dewasa yang kreatif dan produktif, dan orang-orang yang memiliki ADHD dapat menyesuaikan diri dengan lebih baik di tempat kerja dibandingkan di sekolah. Namun demikian, jika gangguan tersebut tidak diobati pada masa kanak-kanak, risiko penyalahgunaan alkohol atau narkoba atau bunuh diri dapat meningkat.

Anak-anak dengan ADHD umumnya tidak sembuh dari kesulitan memusatkan perhatian, meskipun anak-anak dengan hiperaktivitas cenderung menjadi kurang impulsif dan hiperaktif seiring bertambahnya usia. Namun, sebagian besar remaja dan orang dewasa belajar beradaptasi dengan kesulitan mereka dalam memusatkan perhatian. Sekitar sepertiga orang menemukan bahwa mereka terus terbantu dengan menggunakan penggunaan obat-obatan stimulan.

Masalah lain yang mungkin muncul atau terus muncul pada masa remaja dan dewasa termasuk prestasi akademik yang buruk, pengangguran, penyalahgunaan narkoba, kecelakaan mobil, hubungan yang tidak stabil, ketidakteraturan (dikenal sebagai keterampilan eksekutif yang buruk), rendah diri, kecemasan, depresi, dan kesulitan mempelajari perilaku sosial yang tepat.

Informasi Lebih Lanjut

Sumber daya berbahasa Inggris berikut ini mungkin berguna. Harap diperhatikan bahwa MANUAL ini tidak bertanggung jawab atas konten sumber daya ini.

  1. Attention Deficit Disorder Association (ADDA): Organisasi yang menyediakan sumber daya untuk orang dewasa dengan ADHD

  2. Children and Adults With Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder (CHADD): Organisasi yang menyediakan sumber daya pendidikan, dukungan, dan pengobatan untuk semua orang dengan ADHD

  3. Learning Disabilities Association of America (LDA): Organisasi yang menyediakan sumber daya edukasi, dukungan, dan advokasi bagi penyandang disabilitas belajar

  4. Undang-Undang Pendidikan Individu Penyandang Disabilitas (IDEA): Hukum Amerika Serikat yang menyediakan pendidikan umum gratis yang sesuai bagi anak-anak penyandang disabilitas yang memenuhi syarat dan memastikan pendidikan khusus dan layanan terkait bagi anak-anak tersebut

  5. Undang-Undang Penduduk Amerika Penyandang Disabilitas: Hukum Amerika Serikat yang melarang diskriminasi berdasarkan disabilitas

  6. Pasal 504 Undang-Undang Rehabilitasi: Hukum Amerika Serikat yang menjamin hak-hak tertentu bagi penyandang disabilitas

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!