Influenza (Flu)

OlehSophie Katz, MD, MPH, Vanderbilt University Medical Center
Ditinjau OlehBrenda L. Tesini, MD, University of Rochester School of Medicine and Dentistry
Ditinjau/Direvisi May 2024 | Dimodifikasi Apr 2025
v788616_id

Influenza (flu) adalah infeksi virus pada paru-paru dan jalan napas dengan salah satu virus influenza. Penyakit ini menyebabkan demam, pilek, nyeri tenggorokan, batuk, sakit kepala, nyeri otot (mialgia), dan umumnya merasa kurang sehat (malaise).

  • Virus tersebar karena orang menghirup droplet yang dikeluarkan melalui batuk atau bersin oleh orang yang terinfeksi atau dengan kontak langsung dengan sekresi hidung orang yang terinfeksi.

  • Influenza sering diawali dengan menggigil, diikuti dengan demam, nyeri otot, sakit kepala, nyeri tenggorokan, batuk, pilek, dan umumnya merasa kurang sehat.

  • Influenza sering kali didiagnosis berdasarkan gejala.

  • Istirahat, minum banyak cairan, dan menghindari pengerahan tenaga dapat membantu memulihkan diri, begitu juga dengan meminum obat pereda nyeri, dekongestan, dan terkadang obat antivirus.

  • Vaksinasi influenza tahunan adalah cara terbaik untuk mencegah influenza.

Influenza sangat berbeda dari selesma. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang berbeda dan menimbulkan gejala yang lebih parah. Selain itu, influenza memengaruhi sel-sel yang jauh lebih dalam di saluran pernapasan.

Penularan influenza

Virus influenza menyebar dengan

  • Menghirup droplet yang telah dikeluarkan melalui batuk atau bersin oleh orang yang terinfeksi

  • Kontak langsung dengan sekresi hidung orang yang terinfeksi

  • Memegang barang-barang rumah tangga yang telah bersinggungan dengan orang yang terinfeksi atau sekresi orang yang terinfeksi

Jenis dan galur influenza

Ada 3 jenis virus influenza:

  • Tipe A

  • Tipe B

  • Tipe C

Ada banyak galur yang berbeda dalam virus influenza tipe A dan B, tetapi semuanya menyebabkan penyakit serupa. Galur yang berbeda menyebabkan wabah flu musiman biasa. Tipe C tidak menyebabkan penyakit influenza yang khas.

Tipe A menyebabkan sebagian besar kasus influenza (biasanya lebih dari 70% pada musim tertentu), dan sebagian besar kasus lainnya disebabkan oleh tipe B. Influenza tipe C lebih jarang terjadi, terutama pada anak-anak.

Galur virus influenza yang menyebabkan wabah selalu sedikit berubah, sehingga setiap tahun virus influenza sedikit berbeda dari tahun sebelumnya. Virus sering kali mengalami perubahan sedemikian rupa sehingga vaksin yang sebelumnya efektif menjadi tidak efektif lagi.

Galur influenza tipe A dinamai berdasarkan versi spesifik dari dua protein yang ada pada permukaan virus. Proteinnya adalah H (untuk hemaglutinin) dan N (untuk neuraminidase). Ada 18 protein H yang berbeda dan 11 protein N. Dengan demikian, suatu galur dapat dinamai influenza A, H1N1. Galur H1N1 bertanggung jawab atas apa yang disebut pandemi flu babi pada tahun 2009–2010. (Pandemi adalah epidemi besar di seluruh dunia.) Baru-baru ini, galur H3N2 telah menyebabkan sebagian besar infeksi di Amerika Serikat.

Nama galur sering kali mencerminkan jenisnya, lokasi kemunculannya pertama kali (misalnya, flu Hong Kong) atau hewan (misalnya, flu babi), dan tahun terdeteksi.

Epidemi dan pandemi influenza

Dalam epidemi influenza, banyak orang jatuh sakit dalam waktu yang sangat singkat. Setiap tahun, di seluruh dunia, wabah influenza yang meluas terjadi pada akhir musim gugur atau awal musim dingin di iklim sedang (disebut epidemi musiman). Epidemi influenza dapat terjadi dalam dua gelombang:

  • Pertama, pada anak-anak usia sekolah dan orang-orang yang tinggal bersama mereka

  • Kedua, pada orang yang terkurung di rumah atau yang tinggal di fasilitas perawatan jangka panjang, terutama lansia

Dalam setiap epidemi, biasanya hanya satu galur virus influenza yang bertanggung jawab atas penyakit tersebut.

Pandemi influenza mengacu pada wabah yang telah menyebar di wilayah yang luas, biasanya di seluruh benua dan terkadang bahkan di seluruh dunia. Hanya ada 6 pandemi influenza besar sejak 1889. Pandemi influenza begitu mengkhawatirkan karena biasanya hanya terjadi jika terdapat perubahan yang luar biasa dalam galur virus influenza. Ketika perubahan besar seperti itu terjadi, galur influenza tersebut dapat memengaruhi lebih banyak orang dan menyebabkan penyakit yang lebih parah. Risiko kematian semakin tinggi. Meskipun tidak ada yang tahu pasti, para ilmuwan berpendapat bahwa pandemi influenza 1918 menyebabkan 30 hingga 50 juta kematian di seluruh dunia, termasuk sekitar 675.000 di Amerika Serikat.

Pada tahun 2009–2010, terjadi epidemi galur virus influenza H1N1 (lihat jenis dan galur Influenza) yang menyebar luas dan dianggap sebagai pandemi. Galur ini memiliki kombinasi gen dari virus babi, burung, dan influenza manusia. Karena laporan pertama difokuskan pada komponen babi, maka secara publik diistilahkan sebagai "flu babi," meskipun tidak diperoleh secara langsung dari babi. Orang-orang terjangkit infeksi virus influenza ini dari orang lain yang terinfeksi (penyebaran dari satu orang kepada orang lain) sebagaimana flu biasa.

Gejala Influenza

Gejala influenza mulai 1 hingga 4 hari setelah infeksi dan dapat muncul secara tiba-tiba. Kedinginan atau sensasi dingin sering kali menjadi indikasi pertama. Demam banyak terjadi selama beberapa hari pertama, terkadang mencapai 102 hingga 103 °F (sekitar 39 °C). Banyak orang merasa sangat sakit, lemah, dan lelah sehingga mereka terus berada di tempat tidur selama berhari-hari. Mereka mengalami nyeri dan pegal di sekujur tubuh, terutama pada punggung dan tungkai. Sakit kepala sering kali parah, dengan nyeri di sekitar dan di belakang mata. Cahaya terang dapat memperburuk sakit kepala.

Pada awalnya, gejala pernapasan mungkin relatif ringan. Termasuk gejalanya adalah gatal dan nyeri tenggoroan, sensasi terbakar di dada, batuk kering, dan pilek. Kemudian, batuk dapat menjadi parah dan mengeluarkan lendir (dahak).

Kulit mungkin terasa hangat dan memerah, terutama pada wajah. Mulut dan tenggorokan dapat memerah, mata dapat berair, dan bagian putih mata dapat memerah. Orang-orang, terutama anak-anak, mungkin mengalami mual dan muntah. Beberapa orang kehilangan indra penciuman mereka selama beberapa hari atau minggu. Meskipun jarang, tetapi hal itu dapat bersifat permanen.

Sebagian besar gejala mereda setelah 2 atau 3 hari. Meskipun demikian, demam terkadang berlangsung hingga 5 hari. Batuk, lemah, berkeringat, dan kelelahan dapat berlangsung selama beberapa hari atau terkadang berminggu-minggu. Iritasi jalan napas ringan, yang dapat menyebabkan penurunan durasi dan tingkat kesulitan seseorang dalam berolahraga, atau mengi ringan dapat memakan waktu 6 hingga 8 minggu untuk sembuh sepenuhnya.

Komplikasi

Komplikasi influenza yang paling umum adalah

Pada pneumonia virus, virus influenza itu sendiri menyebar ke paru-paru. Beberapa orang dengan pneumonia virus juga terinfeksi bakteri dan mengalami pneumonia bakteri; hal ini dapat terjadi ketika bakteri (seperti pneumokokus atau stafilokokus) menyerang pertahanan seseorang yang melemah. Jika terkena salah satunya, seseorang dapat mengalami batuk yang memburuk, kesulitan bernapas, demam menetap atau berulang, dan terkadang darah atau nanah di dalam dahak.

Orang yang berisiko tinggi mengalami komplikasi dan kematian akibat influenza meliputi

  • Anak-anak di bawah usia 5 tahun; anak-anak di bawah usia 2 tahun berisiko sangat tinggi

  • Orang dewasa di atas usia 65 tahun

  • Orang dengan gangguan medis kronis (terutama diabetes melitus dan gangguan yang memengaruhi jantung, paru-paru, ginjal, hati, atau sistem imun)

  • Orang dengan obesitas parah (indeks massa tubuh [IMT] 40 atau lebih)

  • Perempuan pada trimester kehamilan kedua atau ketiga dan hingga 2 minggu setelah persalinan

  • Orang-orang dengan gangguan yang meningkatkan risiko tersedak sekresi oral, seperti stroke atau gangguan neurologis lain yang menyebabkan kelemahan, dan gangguan kejang

Diagnosis Influenza

  • Evaluasi dokter

  • Terkadang dilakukan tes terhadap sampel darah atau sekresi pernapasan

  • Terkadang dilakukan pemeriksaan sinar-x pada dada dan pengukuran kadar oksigen dalam darah

Karena sebagian besar orang terbiasa dengan gejala influenza dan karena influenza terjadi dalam epidemi, penyakit ini sering kali didiagnosis dengan benar oleh orang yang menderita influenza atau oleh anggota keluarga. Keparahan gejala dan adanya demam tinggi dan nyeri tubuh membantu membedakan influenza dari selesma, terutama ketika penyakit terjadi selama wabah influenza. Akan lebih sulit untuk mengidentifikasi influenza dengan benar berdasarkan gejala saja ketika tidak ada wabah yang terjadi.

Tes terhadap sampel sekresi pernapasan dapat digunakan untuk mengidentifikasi virus influenza. Tes darah dapat membantu menentukan tingkat keparahan orang yang terinfeksi. Tes tersebut dilakukan terutama ketika seseorang terlihat sangat sakit atau ketika dokter mencurigai penyebab lain dari gejala tersebut. Beberapa tes dapat dilakukan di tempat praktik dokter.

Jika dokter menduga seseorang mengalami pneumonia, mereka akan melakukan pemeriksaan sinar-x pada dada dan mengukur kadar oksigen dalam darah dengan sensor yang ditempatkan pada jari (oksimetri nadi).

Pengobatan Influenza

  • Istirahat dan memperbanyak asupan cairan

Pengobatan utama untuk influenza adalah beristirahat dengan cukup, memperbanyak asupan cairan, dan menghindari pengerahan tenaga. Aktivitas normal dapat berlanjut 24 hingga 48 jam setelah suhu tubuh kembali normal, tetapi kebanyakan orang membutuhkan beberapa hari tambahan untuk pulih.

Orang dapat mengobati demam dan nyeri dengan asetaminofen atau obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS), seperti aspirin atau ibuprofen. Karena risiko sindrom Reye, anak-anak dan remaja (usia 18 tahun ke bawah) tidak boleh diberikan aspirin. Asetaminofen dan ibuprofen dapat digunakan pada anak-anak jika diperlukan. Langkah-langkah lain yang tercantum untuk selesma, seperti dekongestan hidung, dapat membantu meredakan gejala.

Obat-obatan antivirus (oseltamivir, zanamivir, baloxavir marboxil, dan peramivir) berguna dalam mengobati orang-orang yang menderita influenza. Meskipun demikian, obat-obatan ini hanya bekerja jika diminum dalam satu atau dua hari pertama setelah gejala dimulai. Obat antivirus membantu mengurangi keparahan gejala dan mempersingkat durasi demam dan lamanya waktu hingga orang tersebut dapat kembali beraktivitas normal, tetapi hanya sekitar satu hari. Namun demikian, obat-obatan ini sangat efektif pada sebagian orang.

Obat-obatan mana yang digunakan bergantung pada virus influenza spesifik yang menyebabkan infeksi. Oseltamivir dan baloxavir marboxil, yang diberikan secara oral, dan zanamivir, yang diberikan melalui alat inhalasi, efektif terhadap virus influenza tipe A dan tipe B. Oseltamivir dapat digunakan pada anak-anak berusia 1 tahun. Zanamivir dapat digunakan pada orang dewasa dan anak-anak berusia 7 tahun ke atas, dan baloxavir dapat digunakan pada orang dewasa dan anak-anak berusia 12 tahun ke atas. Peramivir diberikan melalui injeksi ke dalam pembuluh vena (secara intravena) sebagai dosis tunggal dan dapat digunakan pada orang dewasa dan anak-anak berusia 2 tahun ke atas yang tidak dapat menoleransi obat-obatan yang diberikan secara oral atau menggunakan alat inhalasi.

Jika terjadi infeksi bakteri, dokter akan meresepkan antibiotik.

Pencegahan Influenza

Pencegahan terdiri dari

  • Vaksinasi setiap tahun untuk semua orang berusia 6 bulan ke atas (dengan pengecualian langka)

  • Terkadang diberikan obat antivirus

Pencegahan sangat penting bagi semua orang, tetapi terutama bagi petugas pelayanan kesehatan dan mereka yang berisiko tinggi mengalami komplikasi influenza.

Tahukah Anda...

  • Semua orang yang berusia 6 bulan ke atas, dengan pengecualian yang jarang, harus mendapatkan vaksinasi flu setiap tahun.

Vaksin untuk influenza

Vaksinasi tahunan adalah cara terbaik untuk menghindari influenza.

Untuk diskusi terperinci tentang vaksin influenza, lihat Vaksin Influenza. Vaksinasi diindikasikan untuk sebagian besar orang tetapi sangat penting bagi orang-orang berisiko tinggi dan tenaga kesehatan profesional.

Vaksin influenza biasanya melindungi dari 3 atau 4 galur virus influenza yang berbeda. Galur virus yang menyebabkan wabah influenza mengalami perubahan setiap tahun. Dengan demikian, vaksin yang berbeda dikembangkan setiap tahun untuk mengimbangi perubahan dalam virus. Para ahli mencoba memprediksi galur virus yang akan menyerang setiap tahun berdasarkan galur virus yang mendominasi selama musim influenza sebelumnya dan galur yang menyebabkan penyakit di belahan dunia lain. Jika protein H dan N dalam vaksin cocok dengan protein dalam galur influenza yang menyebabkan epidemi saat ini, vaksin tersebut dapat membantu menurunkan angka infeksi sebesar 70% hingga 90% pada orang dewasa sehat.

Pada lansia yang tinggal di fasilitas perawatan jangka panjang, vaksin ini cenderung tidak mencegah influenza, tetapi mengurangi kemungkinan terjadinya pneumonia dan kematian. Karena sistem imun menjadi lebih lemah seiring bertambahnya usia, vaksin influenza dosis tinggi telah dirancang khusus untuk orang-orang berusia 65 tahun ke atas. Vaksin dosis tinggi ini dapat merangsang respons imun yang lebih kuat pada lansia.

Vaksin influenza dapat diberikan bersamaan dengan vaksin COVID-19.

Obat antivirus

Meskipun vaksinasi adalah metode pencegahan yang lebih disukai, beberapa obat antivirus dapat digunakan pada orang-orang tertentu untuk mencegah infeksi virus influenza.

Selama wabah influenza, obat antivirus diberikan kepada orang yang telah divaksin dalam 2 minggu sebelumnya (karena dibutuhkan waktu 2 minggu sebelum vaksin dinyatakan efektif). Obat dihentikan 2 minggu setelah orang tersebut divaksin. Obat ini juga diberikan kepada orang yang memiliki kondisi yang menjadikan vaksinasi tidak efektif atau berbahaya.

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!