Selesma

OlehSophie Katz, MD, MPH, Vanderbilt University Medical Center
Ditinjau OlehBrenda L. Tesini, MD, University of Rochester School of Medicine and Dentistry
Ditinjau/Direvisi May 2024 | Dimodifikasi Apr 2025
v788422_id

Selesma biasa adalah infeksi virus pada lapisan hidung, sinus, dan tenggorokan.

  • Banyak virus yang berbeda menyebabkan pilek.

  • Biasanya, pilek menyebar ketika tangan seseorang menyentuh sekresi hidung dari orang yang terinfeksi.

  • Pilek sering kali diawali dengan gatal atau nyeri tenggorokan atau ketidaknyamanan pada hidung, diikuti dengan bersin, pilek, batuk, dan umumnya merasa kurang sehat.

  • Dokter mendasarkan diagnosis pada gejala.

  • Kebersihan yang baik, termasuk sering mencuci tangan, adalah cara terbaik untuk mencegah pilek.

  • Istirahat, dekongestan, asetaminofen, dan obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS, seperti ibuprofen) dapat membantu meredakan gejala.

Selesma biasa adalah salah satu penyakit yang paling umum. Banyak virus yang berbeda (rhinovirus, adenovirus, virus corona, dan virus metapneumonia manusia) menyebabkan selesma, tetapi rhinovirus (yang memiliki lebih dari 100 subtipe) menyebabkan sebagian besar selesma. Selesma yang disebabkan oleh rhinovirus lebih sering terjadi pada musim semi dan gugur. Virus lain menyebabkan penyakit seperti selesma yang umum terjadi di lain waktu dalam setahun.

Selesma menyebar terutama ketika tangan seseorang menyentuh sekresi hidung dari orang yang terinfeksi. Sekresi ini mengandung virus selesma. Ketika orang tersebut kemudian menyentuh mulut, hidung, atau mata mereka, virus masuk ke tubuh dan menyebabkan selesma. Untuk kasus yang lebih jarang terjadi, selesma menyebar ketika orang menghirup udara yang mengandung droplet yang dikeluarkan melalui batuk atau bersin oleh orang yang terinfeksi. Selesma paling menular selama 1 atau 2 hari pertama setelah gejala muncul.

Kerentanan terhadap selesma tidak meningkat karena hal-hal berikut:

  • Merasa kedinginan

  • Kesehatan umum dan kebiasaan makan

  • Memiliki abnormalitas hidung atau tenggorokan (seperti tonsil atau adenoid yang membesar)

Tahukah Anda...

  • Merasa kedinginan tidak menyebabkan selesma atau membuat orang lebih mungkin terkena selesma.

Gejala Selesma

Gejala selesma mulai 1 hingga 3 hari setelah terinfeksi. Biasanya, gejala pertama adalah gatal atau nyeri tenggorokan atau sakit atau ketidaknyamanan pada hidung. Kemudian, seseorang mulai bersin, hidungnya berair, dan merasa sedikit sakit. Demam jarang terjadi, tetapi demam ringan dapat terjadi di awal selesma. Pada awalnya, sekresi dari hidung berair dan jernih dan dapat sangat banyak, tetapi akhirnya menjadi lebih pekat, keruh, hijau-kekuningan, dan tidak terlalu banyak. Banyak orang juga mengalami batuk ringan. Gejala biasanya mereda dalam 4 hingga 10 hari, meskipun batuk sering kali berlangsung hingga minggu kedua.

Komplikasi dapat memperpanjang penyakit. Infeksi rhinovirus sering memicu serangan asma pada penderita asma. Sebagian orang mengalami infeksi bakteri pada telinga tengah (otitis media) atau sinus (sinusitis). Infeksi-infeksi ini berkembang karena hidung tersumbat menghalangi drainase normal dari area-area tersebut, sehingga memberikan kondisi ideal bagi bakteri untuk tumbuh dalam penumpukan sekresi yang tersumbat.

Tahukah Anda...

  • Antibiotik tidak berguna dalam mengobati selesma. Menggunakan antibiotik untuk mengobati virus dapat menyebabkan efek samping yang tidak perlu bagi orang yang meminumnya dan berkontribusi terhadap peningkatan bakteri yang resistan antibiotik.

Diagnosis Selesma

  • Evaluasi dokter

Dokter biasanya dapat mendiagnosis selesma berdasarkan gejala umum. Demam tinggi, sakit kepala parah, ruam, kesulitan bernapas, atau nyeri dada menunjukkan bahwa infeksi tersebut bukan selesma biasa.

Tes laboratorium biasanya tidak diperlukan untuk mendiagnosis selesma. Jika diduga terjadi komplikasi, dokter dapat memerintahkan tes darah dan pemeriksaan sinar-x.

Pengobatan Selesma

  • Beristirahat di rumah untuk mencegah penyebaran kepada orang lain

  • Memperbanyak asupan cairan

  • Jika diperlukan, obat-obatan yang dijual bebas untuk meredakan gejala

Orang yang menderita selesma harus tetap hangat dan nyaman serta harus beristirahat. Mereka harus berusaha menghindari penyebaran infeksi kepada orang lain dengan tetap tinggal di rumah. Minum cairan atau menggunakan humidifier kabut dingin dapat sedikit membantu untuk menjaga sekresi tetap encer dan lebih mudah dikeluarkan. Alat vaporizer yang melepaskan uap panas dapat menyebabkan luka bakar jika seseorang terlalu dekat atau secara tidak sengaja mengenai perangkat yang berisi air panas.

Obat antivirus yang tersedia saat ini tidak efektif melawan selesma. Antibiotik tidak membantu orang yang mengalami selesma, meskipun hidung atau batuk menghasilkan mukus tebal atau berwarna. Mengonsumsi antibiotik saat tidak diperlukan dapat menyebabkan efek samping yang tidak perlu dan berkontribusi terhadap peningkatan bakteri yang resistan antibiotik.

Echinacea, sediaan zink, dan vitamin C telah disarankan sebagai pengobatan. Beberapa penelitian kecil telah menunjukkan efektivitasnya. Sebagian lainnya menunjukkan bahwa pengobatan tersebut tidak efektif. Namun, tidak ada studi klinis besar yang dirancang dengan baik yang dapat mengonfirmasi efektivitasnya. Bahkan ketika penelitian memang menunjukkan adanya manfaat, namun manfaatnya terbilang kecil. Misalnya, ketika sediaan zink memperpendek durasi selesma, maka durasinya menjadi lebih singkat 1 hari. Selain itu, tablet isap zink dapat menyebabkan rasa tidak enak dan mual, dan semprotan hidung seng dapat menyebabkan hilangnya kemampuan membau secara permanen. Dengan demikian, sebagian besar ahli tidak merekomendasikan suplemen ini sebagai pengobatan.

Beberapa obat tanpa resep dokter (yang dijual bebas) yang populer membantu meredakan selesma. Karena obat-obatan ini tidak menyembuhkan infeksi, yang biasanya sembuh setelah satu minggu terlepas dari pengobatan yang diupayakan, dokter meyakini penggunaannya bersifat opsional, bergantung pada seberapa buruk kondisi yang dirasakan seseorang. Beberapa jenis obat yang digunakan:

  • Dekongestan, yang membantu membuka saluran hidung yang tersumbat

  • Antihistamin, yang dapat membantu meredakan pilek

  • Semprotan air garam untuk hidung, yang dapat membantu mengencerkan mukus

  • Obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS) atau asetaminofen, yang dapat meredakan rasa sakit dan nyeri serta menurunkan demam

  • Sirup batuk, yang dapat mempermudah batuk dengan mengencerkan sekresi dan mukus (ekspektoran) atau menekan batuk (supresan atau madu)

Obat-obatan ini paling sering dijual sebagai kombinasi tetapi juga dapat diperoleh secara terpisah.

Dekongestan inhalasi lebih baik daripada sediaan yang diberikan secara oral untuk meredakan hidung tersumbat. Akan tetapi, penggunaan bentuk inhalasi selama lebih dari 3 hingga 5 hari, kemudian berhenti, dapat membuat kemampatan lebih buruk dari awalnya. Ipratropium, semprotan hidung yang hanya tersedia dengan resep dokter, membantu meredakan pilek.

Antihistamin yang lebih lama seperti klorfeniramin, dapat menyebabkan mengantuk. Antihistamin yang lebih baru, seperti loratadin, cenderung tidak menyebabkan kantuk, tetapi tidak efektif untuk mengobati selesma.

Dekongestan dan antihistamin tidak boleh diberikan kepada anak-anak di bawah usia 4 tahun.

OAINS, seperti aspirin, ibuprofen, dan naproksen, dapat meredakan rasa sakit dan nyeri serta mengurangi demam, seperti halnya asetaminofen. Aspirin umumnya tidak direkomendasikan untuk anak-anak karena pada anak-anak, aspirin meningkatkan risiko sindrom Reye, yang merupakan gangguan yang jarang terjadi, tetapi mengancam jiwa.

Obat penekan batuk tidak direkomendasikan secara rutin karena batuk adalah cara yang baik untuk membersihkan sekresi dan debris dari jalan napas selama infeksi virus. Namun demikian, batuk parah yang mengganggu tidur atau membuat seseorang menjadi sangat tidak nyaman dapat diobati dengan obat penekan batuk.

Tabel
Tabel

Pencegahan Selesma

Karena begitu beragam virus yang menyebabkan selesma dan karena setiap virus sedikit berubah seiring waktu, tidak ada vaksin yang dapat melawan selesma.

Langkah pencegahan terbaik adalah menerapkan kebersihan yang baik. Karena banyak virus selesma menyebar melalui kontak dengan sekresi orang yang terinfeksi, langkah-langkah berikut dapat membantu:

  • Orang dengan gejala selesma dan orang-orang yang tinggal serumah dan di tempat kerja yang sama harus sering mencuci tangan mereka.

  • Mengusahakan untuk menutupi bersin dan batuk dengan tisu, dan kemudian membuangnya dengan hati-hati.

  • Apabila memungkinkan, orang yang mengalami gejala harus tidur di ruangan terpisah.

  • Orang yang batuk atau bersin karena selesma tidak boleh pergi ke tempat kerja atau sekolah karena mereka mungkin dapat menginfeksi orang lain.

  • Membersihkan objek dan permukaan yang digunakan bersama dengan menggunakan disinfektan juga dapat membantu mengurangi penyebaran virus selesma.

Meskipun populer, echinacea, zink, dan vitamin C tidak mencegah atau mengobati selesma, tidak juga dengan memakan buah jeruk.

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!