Arteritis Takayasu

(Penyakit Tanpa Denyut Nadi; Tromboaortopati Oklusif; Sindrom Arch Aorta; Arteritis Takayasu)

OlehAlexandra Villa-Forte, MD, MPH, Cleveland Clinic
Ditinjau OlehBrian F. Mandell, MD, PhD, Cleveland Clinic Lerner College of Medicine at Case Western Reserve University
Ditinjau/Direvisi Dec 2024 | Dimodifikasi Jan 2025
v731432_id

Arteritis Takayasu menyebabkan radang pembuluh darah kronis, terutama aorta (arteri yang terhubung langsung dengan jantung), arteri yang bercabang darinya, dan arteri paru.

  • Penyebab arteritis Takayasu masih belum diketahui.

  • Penderitanya mungkin mengalami gejala umum seperti demam, nyeri otot, atau nyeri sendi dan diikuti oleh gejala spesifik tergantung organ yang terpengaruh.

  • Tes pencitraan aorta dilakukan untuk mengonfirmasi diagnosis gangguan ini.

  • Kortikosteroid dan terkadang obat lain yang menekan sistem imun biasanya dapat mengendalikan peradangan.

(Lihat Gambaran Umum tentang Vaskulitis.)

Arteritis Takayasu jarang terjadi. Gangguan ini lebih banyak terjadi di kalangan orang-orang keturunan Asia, tetapi dapat terjadi di semua populasi. Gangguan ini kebanyakan dialami oleh wanita berusia 15 hingga 30 tahun. Penyebab arteritis Takayasu masih belum diketahui.

Aorta dan cabangnya, termasuk arteri yang membawa darah ke kepala dan ginjal, akan mengalami peradangan. Pada sekitar setengah penderitanya, arteri pulmonalis (yang membawa darah dari jantung ke paru-paru) juga terpengaruh. Peradangan dapat menyebabkan bagian-bagian arteri ini menjadi sempit atau tersumbat. Dinding aorta atau cabangnya dapat menebal sehingga menghasilkan tonjolan (aneurisma). Arteri yang terpengaruh tidak dapat membawa cukup darah ke jaringan yang disuplai.

Gejala Arteritis Takayasu

Arteritis Takayasu adalah gangguan kronis dengan gejala yang tingkat keparahannya berfluktuasi.

Terkadang, gangguan ini dimulai dengan demam, nyeri otot dan sendi, hilangnya nafsu makan, penurunan berat badan, dan berkeringat di malam hari. Namun, biasanya gejala terjadi ketika arteri menyempit sehingga mengurangi aliran darah ke bagian tubuh yang disuplai seperti berikut ini:

  • Lengan atau tungkai: Lengan terasa nyeri dan mudah lelah ketika melakukan gerakan berulang atau saat diangkat dalam jangka panjang. Ketika berjalan, penderita gangguan ini mungkin merasakan nyeri, biasanya di betis—sebuah gejala yang disebut klaudikasio. Nadi dan tekanan darah akan menurun atau tidak dapat dideteksi pada salah satu atau kedua lengan atau tungkai.

  • Kepala: Penderita gangguan ini mungkin merasa pusing atau pingsan, sakit kepala, atau mengalami masalah penglihatan. Mereka juga dapat mengalami stroke, meski hal ini lebih jarang.

  • Jantung: Terkadang, aliran darah ke jantung juga berkurang, dan angina atau serangan jantung terjadi.

  • Ginjal: Ginjal dapat mengalami malafungsi karena arteri yang menyuplai darah ke ginjal menjadi sempit. Penyempitan ini dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi meningkatkan risiko gagal ginjal, stroke, dan serangan jantung.

  • Paru: Tekanan darah di paru-paru menjadi sangat tinggi (hipertensi pulmonal). Penderita gangguan ini biasanya mengalami sesak napas, mudah lelah, dan mungkin mengalami nyeri dada.

Sebagian penderita tidak mengalami gejala apa pun. Pada sebagian penderita lain, gangguan ini akan berkembang dan menyebabkan komplikasi serius seperti stroke, gagal jantung, serangan jantung, gagal ginjal, dan aneurisme.

Diagnosis Arteritis Takayasu

  • Evaluasi dokter

  • Tes pencitraan

Dokter mencurigai adanya arteritis Takayasu berdasarkan gejala-gejala berikut, terutama pada wanita muda:

  • Tekanan darah tidak dapat diukur pada salah satu atau kedua lengan.

  • Tekanan darah jauh lebih tinggi atau denyut nadi terasa lebih kuat di satu sisi lengan atau tungkai jika dibandingkan dengan sisi yang lain.

  • Tekanan darah sangat tinggi secara tidak terduga.

  • Penderita gangguan ini mengalami gangguan seperti stroke, angina, serangan jantung, atau kerusakan ginjal tanpa penyebab yang jelas dan di luar dugaan.

Dokter menanyakan gejala, meninjau riwayat medis penderita tersebut, dan melakukan pemeriksaan fisik lengkap untuk mengecualikan gangguan lain yang dapat menyebabkan gejala serupa. Dokter mengukur tekanan darah pada kedua lengan dan kedua tungkai. Lengan dan tungkai yang memiliki tekanan darah rendah dapat memiliki arteri yang menyempit. Untuk mendapatkan pengukuran tekanan darah yang akurat, dokter mengukur tekanan darah pada lengan atau tungkai yang arterinya belum dipersempit oleh penyakit ini.

Juga dilakukan tes darah dan tes urine. kedua tes ini tidak dapat mengidentifikasi gangguan ini tetapi dapat mengonfirmasi terjadinya peradangan.

Untuk mengonfirmasi diagnosis arteritis Takayasu, dokter melakukan tes pencitraan seperti angiografi resonansi magnetik, angiografi tomografi terkomputasi (CT), atau terkadang angiografi konvensional (juga disebut arteriografi) untuk memeriksa aorta dan cabangnya. Untuk angiografi CT atau konvensional, zat kontras yang dapat dilihat pada sinar-x (zat kontras radiopak) disuntikkan ke dalam pembuluh darah untuk memperjelas strukturnya. Lalu dilakukan sinar-x. Angiografi resonansi magnetik tidak memerlukan penyuntikan zat kontras. Prosedur ini dapat mendeteksi aneurisme dan menunjukkan lokasi penyempitan arteri dan penebalan dinding pembuluh darah.

Setelah arteritis Takayasu didiagnosis, kunjungan dokter rutin harus dijadwalkan sehingga dokter dapat memeriksa perkembangan gangguan tersebut.

Tahukah Anda...

  • Karena arteritis Takayasu dapat terjadi bahkan jika penderitanya tidak mengalami gejala, kunjungan dokter rutin harus dijadwalkan sehingga dokter dapat memeriksa perkembangan gangguan tersebut.

Pengobatan untuk Arteritis Takayasu

  • Kortikosteroid

  • Imunosupresan lainnya

  • Obat-obatan untuk mengobati tekanan darah tinggi

  • Terkadang pembedahan

Kortikosteroid (seperti prednison) biasanya digunakan dengan imunosupresan. Secara efektif mengurangi peradangan pada sebagian besar penderita. Obat-obatan lain yang menekan sistem imun (imunosupresan) yang digunakan termasuk azatioprin, mikofenolat, metotreksat, atau terkadang siklofosfamid. Inhibitor faktor nekrosis tumor seperti infliximab juga efektif. Tocilizumab, obat lain yang mengurangi peradangan, dapat membantu sebagian penderita.

Jangka waktu pemberian obat-obatan yang paling efektif belum ditentukan. Dosis kortikosteroid diturunkan secara bertahap, dan penggunaan obat-obatan tersebut pada akhirnya akan dihentikan karena kortikosteroid dapat memiliki efek samping yang serius, terutama jika digunakan dalam jangka panjang. Ketika obat-obatan tersebut dihentikan, gejala gangguan ini muncul kembali pada sekitar setengah dari penderita sehingga obat-obatan tersebut mungkin perlu digunakan kembali.

Tekanan darah tinggi harus dikontrol untuk mencegah komplikasi (lihat Pengobatan untuk Tekanan Darah Tinggi). Inhibitor enzim pengonversi angiotensin (ACE) sering digunakan. Aspirin dalam dosis rendah biasanya dianjurkan untuk membantu mengurangi risiko pembekuan darah pada arteri yang mengalami peradangan karena hal ini dapat menyebabkan penyumbatan. Jika arteri yang menyuplai darah ke jantung tersumbat, dapat terjadi serangan jantung.

Operasi bypass dapat dilakukan untuk memulihkan aliran darah. Misalnya, jika individu mengalami kesulitan dalam menggunakan lengan atau berjalan, operasi bypass dapat dilakukan untuk memulihkan aliran darah ke lengan atau tungkai yang terpengaruh. Operasi bypass lainnya, yakni cangkok bypass arteri koroner, mungkin diperlukan untuk memulihkan aliran darah ke otot jantung jika arteri memengaruhi arteri jantung. Sebagai alternatif, prosedur seperti angioplasti koroner transluminal perkutan) dapat dilakukan tergantung gejalanya, tetapi mungkin tidak seefektif operasi bypass.

Prognosis untuk Arteritis Takayasu

Pada 20% penderita, gangguan terjadi sekali dan tidak kambuh kembali. Bagi sisanya, gangguan ini dapat hilang dan kambuh atau menjadi kronis serta makin memburuk. Bahkan ketika gejala dan kelainan tes laboratorium menunjukkan bahwa gangguan tersebut tidak aktif, gejala baru dapat muncul atau kelainan ditemukan selama studi pencitraan. Prognosisnya lebih buruk bagi penderita yang gangguannya makin memburuk dan yang mengalami komplikasi (seperti tekanan darah tinggi, gagal jantung, atau aneurisme).

Informasi Lebih Lanjut

Referensi berbahasa Inggris berikut ini mungkin akan berguna. Harap diperhatikan bahwa Manual ini tidak bertanggung jawab atas konten sumber daya ini.

  1. Vasculitis Foundation: Tentang Arteritis Takayasu: Menyediakan informasi bagi penderita arteri Takayasu, termasuk cara menemukan dokter, mempelajari hasil penelitian, dan bergabung dengan kelompok advokasi pasien

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!