Defisiensi Vitamin D

(Rakitis; Osteomalakia)

OlehLarry E. Johnson, MD, PhD, University of Arkansas for Medical Sciences
Ditinjau OlehGlenn D. Braunstein, MD, Cedars-Sinai Medical Center
Ditinjau/Direvisi Aug 2024 | Dimodifikasi Sept 2024
v766691_id

Defisiensi vitamin D paling sering disebabkan oleh kurangnya paparan sinar matahari. Beberapa gangguan juga dapat menyebabkan defisiensi.

  • Penyebab paling umum adalah kurangnya paparan sinar matahari, biasanya ketika pola makan kekurangan vitamin D, tetapi gangguan tertentu juga dapat menyebabkan defisiensi.

  • Tanpa vitamin D yang cukup, kelemahan dan nyeri otot dan tulang akan terjadi.

  • Bayi dapat mengalami rakitis: Tengkorak terasa lunak, pertumbuhan tulang tidak normal, dan bayi lambat duduk dan merangkak.

  • Tes darah dan kadang-kadang sinar-x dilakukan untuk menegakkan diagnosis.

  • Sejak lahir, bayi yang menerima ASI harus diberi suplemen vitamin D karena ASI mengandung sedikit vitamin D.

  • Suplemen vitamin D yang diberikan secara oral atau diberikan melalui injeksi biasanya dapat membantu pasien pulih sepenuhnya.

(Lihat juga Gambaran Umum Vitamin.)

Terdapat dua bentuk vitamin D yang penting untuk nutrisi:

  • Vitamin D2 (ergokalsiferol): Bentuk ini disintesis dari prekursor tumbuhan dan ragi. Bentuk ini juga merupakan bentuk yang biasanya digunakan dalam suplemen dosis tinggi.

  • Vitamin D3 (kolkalsiferol): Bentuk ini adalah bentuk vitamin D yang paling aktif. Zat ini terbentuk pada kulit saat kulit terpapar sinar matahari langsung. Sumber makanan yang paling umum adalah makanan fortifikasi, terutama sereal dan produk susu. Vitamin D3 juga terdapat dalam minyak hati ikan, ikan berlemak, kuning telur, dan hati serta merupakan bentuk paling umum yang digunakan dalam suplemen.

Vitamin D disimpan terutama di dalam hati. Vitamin D2 dan D3 tidak aktif di dalam tubuh. Kedua bentuk tersebut harus diproses (dimetabolisme) oleh hati dan ginjal menjadi bentuk aktif yang disebut vitamin D aktif atau kalsitriol. Bentuk aktif ini mendorong penyerapan kalsium dan fosfor dari usus. Kalsium dan fosfor, yang merupakan mineral, dimasukkan ke dalam tulang untuk membuatnya kuat dan padat (sebuah proses yang disebut mineralisasi). Dengan demikian, kalsitriol diperlukan untuk pembentukan, pertumbuhan, dan perbaikan tulang.

Vitamin D dapat digunakan untuk mengobati psoriasis, hipoparatiroidisme, dan osteodistrofi ginjal. Vitamin ini belum terbukti meningkatkan harapan hidup atau mencegah leukemia dan kanker payudara, prostat, usus besar, atau kanker lainnya. Suplementasi Vitamin D tidak secara efektif mengobati atau mencegah depresi atau penyakit jantung dan efeknya kecil dalam mencegah infeksi pernapasan akut (seperti pneumonia atau selesma). Mengonsumsi kombinasi vitamin D dan kalsium sesuai angka kecukupan gizi dapat sedikit mengurangi risiko jatuh pada orang dengan defisiensi vitamin D, terutama mereka yang tinggal yang tinggal di lembaga perawatan seperti panti jompo atau fasilitas serupa. Meskipun demikian, vitamin D dalam jumlah besar dapat meningkatkan risiko fraktur.

Kebutuhan akan vitamin D meningkat seiring bertambahnya usia.

Vitamin D, seperti halnya vitamin A, E, dan K, tergolong vitamin larut lemak, yakni vitamin yang terlarut dalam lemak dan paling baik diserap saat dimakan bersama sejumlah lemak.

Defisiensi vitamin D banyak terjadi di seluruh dunia. Pada defisiensi vitamin D, tubuh menyerap lebih sedikit kalsium dan fosfat. Karena tidak tersedia cukup kalsium dan fosfat untuk menjaga kesehatan tulang, defisiensi vitamin D dapat menyebabkan gangguan tulang yang disebut rakitis pada anak-anak atau osteomalasia pada orang dewasa. Pada osteomalasia, tubuh tidak memasukkan cukup kalsium dan mineral lainnya ke dalam tulang, sehingga menghasilkan tulang yang lemah.

Pada ibu hamil, defisiensi vitamin D menyebabkan defisiensi pada janin, dan bayi baru lahir berisiko tinggi mengalami rakitis. Kadang-kadang, defisiensi cukup berat sehingga menyebabkan osteomalasia pada wanita. Defisiensi vitamin D memperburuk osteoporosis.

Defisiensi vitamin D menyebabkan kadar kalsium dalam darah rendah. Sebagai upaya meningkatkan kadar kalsium yang rendah, tubuh dapat memproduksi lebih banyak hormon paratiroid. Namun, karena kadar hormon paratiroid menjadi tinggi (kondisi yang disebut hiperparatiroidisme), hormon tersebut menarik kalsium dari tulang untuk meningkatkan kadar kalsium dalam darah. Hormon paratiroid juga menyebabkan lebih banyak fosfat dikeluarkan melalui urine. Kalsium dan fosfat diperlukan untuk menjaga kesehatan tulang. Akibatnya, tulang melemah.

Tahukah Anda...

  • Kurangnya paparan sinar matahari dapat menyebabkan defisiensi vitamin D.

Penyebab Defisiensi Vitamin D

Defisiensi vitamin D biasanya terjadi pada orang-orang yang tidak terpapar sinar matahari dan tidak mengonsumsi cukup vitamin D dalam pola makan mereka. Makanan alami (tidak diperkaya) saja jarang memberikan cukup vitamin D untuk mencegah defisiensi. Makanan yang diperkaya vitamin D dan suplemen vitamin D dapat membantu mencegah defisiensi jika paparan sinar matahari tidak memadai.

Paparan sinar matahari yang tidak memadai

Penyebab paling umum dari defisiensi vitamin D adalah

  • Paparan sinar matahari yang tidak memadai

Dengan demikian, defisiensi vitamin D terjadi terutama di kalangan orang-orang yang tidak menghabiskan banyak waktu di luar rumah: lansia dan orang-orang yang tinggal di panti seperti panti jompo. Defisiensi juga dapat terjadi pada musim dingin di garis lintang utara dan selatan atau pada orang-orang dengan pakaian tertutup, seperti wanita Muslim.

Karena ASI hanya mengandung sedikit vitamin D, bayi yang menerima ASI dan tidak terpapar sinar matahari yang cukup berisiko mengalami defisiensi dan rakitis.

Beberapa ahli merekomendasikan bahwa lengan dan tungkai atau wajah, lengan, dan tangan harus terpapar sinar matahari langsung selama 5 hingga 15 menit setidaknya 3 kali seminggu, tetapi sebagian orang, seperti yang berkulit gelap atau lansia, mungkin memerlukan lebih banyak paparan sinar matahari. Namun demikian, banyak ahli dermatologi tidak merekomendasikan peningkatan paparan sinar matahari karena risiko kanker kulit meningkat.

Penyebab lainnya

Ketika kulit terpapar sinar matahari yang cukup, tubuh biasanya membentuk cukup vitamin D. Namun demikian, keadaan tertentu meningkatkan risiko defisiensi vitamin D sekalipun telah terpapar sinar matahari:

  • Kulit membentuk lebih sedikit vitamin D sebagai respons terhadap sinar matahari pada kelompok orang tertentu. Termasuk di antaranya orang-orang dengan kulit gelap, lansia, dan orang yang menggunakan tabir surya.

  • Tubuh mungkin tidak dapat menyerap cukup vitamin D dari makanan. Pada gangguan malabsorpsi, orang tidak dapat menyerap lemak secara normal. Mereka juga tidak dapat menyerap vitamin D karena vitamin ini adalah vitamin larut lemak, yang biasanya diserap bersama lemak dalam usus halus. Semakin sedikit vitamin D yang dapat diserap dari usus seiring bertambahnya usia.

  • Tubuh mungkin tidak dapat mengonversi vitamin D menjadi bentuk aktif. Gangguan ginjal dan hati tertentu serta beberapa gangguan langka turunan (seperti rakitis hipofosfatemia) mengganggu konversi ini, seperti halnya obat-obatan tertentu, seperti beberapa obat antikejang dan rifampin.

Gejala Defisiensi Vitamin D

Defisiensi Vitamin D dapat menyebabkan nyeri otot, lemah, dan nyeri tulang pada orang-orang dari segala usia.

Kejang otot (tetani) dapat menjadi tanda pertama rakitis pada bayi. Penyakit ini disebabkan oleh rendahnya kadar kalsium dalam darah pada penderita defisiensi vitamin D yang berat. Jika ibu hamil mengalami defisiensi vitamin D, bayi mereka yang baru lahir mungkin dapat mengalami spasme. Spasme dapat dialami oleh wajah, tangan, dan kaki. Jika spasme terbilang berat, maka dapat menyebabkan kejang.

Pada bayi yang menderita rakitis, seluruh tengkoraknya mungkin terasa lunak.

Pada bayi berusia lebih tua mungkin akan lambat duduk dan merangkak, dan ruang di antara tulang tengkorak (fontanel) mungkin akan lambat menutup.

Pada anak-anak berusia 1 hingga 4 tahun, pertumbuhan tulang mungkin tidak normal, menyebabkan kelengkungan yang abnormal pada tulang belakang (skoliosis) dan kaki bentuk O atau kaki bentuk X. Anak-anak ini mungkin lambat berjalan.

Untuk anak-anak yang lebih besar dan remaja, berjalan kaki terasa menyakitkan. Defisiensi vitamin D yang berat dapat menyebabkan kaki bentuk O atau kaki bentuk X. Tulang panggul dapat menipis, sehingga mempersempit jalan lahir pada gadis remaja.

Pada orang dewasa, tulang-tulang, khususnya tulang belakang, panggul, dan tungkai dapat melemah. Area yang terkena mungkin terasa sakit saat disentuh, dan fraktur dapat terjadi.

Pada lansia, fraktur tulang, terutama fraktur panggul, dapat terjadi hanya karena sedikit guncangan atau jatuh ringan.

Diagnosis Defisiensi Vitamin D

  • Tes darah

  • Terkadang sinar-x

Perlunya tes skrining pada seseorang yang tanpa gejala defisiensi vitamin D (skrining) masih menjadi perdebatan. Bukti tidak secara jelas mendukung tes tersebut pada orang berusia hingga 74 tahun.

Namun demikian, dokter mempertimbangkan dan dapat mencurigai adanya defisiensi vitamin D pada orang-orang berikut:

  • Orang yang melaporkan pola makan yang tidak memadai atau paparan sinar matahari yang tidak memadai

  • Bayi baru lahir dengan tetani (sejenis kejang otot)

  • Anak-anak dengan tanda-tanda rakitis

  • Orang dewasa yang lebih tua, terutama mereka yang mengalami penurunan kepadatan tulang (misalnya osteoporosis) atau patah tulang

Tes darah untuk mengukur vitamin D dapat menegakkan diagnosis defisiensi. Kadar kalsium dan fosfat diukur. Kadar zat lain dapat diukur untuk mengesampingkan penyebab lain dari penurunan kepadatan tulang.

Prosedur sinar-X juga dapat dilakukan. Perubahan karakteristik pada tulang dapat terlihat pada sinar-x sebelum gejala muncul.

Diagnosis rakitis atau osteomalasia karena defisiensi vitamin D didasarkan pada gejala, karakteristik tampilan tulang pada citra sinar-x, dan rendahnya kadar vitamin D dalam darah.

Pengobatan untuk Defisiensi Vitamin D

  • Suplemen vitamin D

  • Terkadang suplemen kalsium dan fosfat

Pengobatan untuk defisiensi vitamin D melibatkan konsumsi vitamin D dosis tinggi, biasanya setiap hari melalui mulut, selama sekitar 1 bulan. Setelah 1 bulan, dosis biasanya dikurangi secara bertahap menjadi dosis normal yang disarankan.

Jika terdapat spasme atau dinilai terjadi defisiensi kalsium, maka suplemen kalsium juga akan diberikan. Jika terdapat defisiensi fosfat, maka suplemen fosfat akan diberikan. Biasanya, pengobatan ini menyebabkan pemulihan sempurna.

Orang dengan gangguan hati atau ginjal kronis mungkin memerlukan formulasi khusus suplemen vitamin D.

Pencegahan Defisiensi Vitamin D

Banyak orang perlu mengonsumsi suplemen vitamin D. Mendapatkan paparan sinar matahari yang cukup mungkin sulit, terutama karena kulit juga perlu dilindungi dari kerusakan akibat sinar matahari. Makanan alami jarang mengandung cukup vitamin D untuk mengimbangi kurangnya sinar matahari.

Suplemen vitamin D sangat penting bagi orang-orang yang berisiko (seperti lansia, mereka yang tidak bisa ke mana-mana, atau tinggal di fasilitas perawatan jangka panjang). Untuk mencegah defisiensi, lansia (misalnya, orang berusia 70 tahun ke atas) biasanya harus meminum 20 mikrogram [800 unit] vitamin D setiap hari dalam suplemen. Dosis yang lebih tinggi jarang diperlukan.

Di Amerika Serikat dan Kanada, Susu cair yang tersedia secara komersial (tetapi bukan keju atau yogurt) diperkaya dengan vitamin D. Banyak negara lain yang tidak memperkaya susu dengan vitamin D. Sereal sarapan juga dapat diperkaya.

Pada bayi yang menerima ASI, memulai pemberian suplemen vitamin D sejak lahir sangat penting karena ASI mengandung sedikit vitamin D. Suplemen diberikan sampai bayi berusia 6 bulan, ketika mereka mulai mengonsumsi makanan yang lebih bervariasi. Untuk bayi yang menerima susu formula, susu formula komersial mengandung cukup vitamin D.

Sorotan tentang Penuaan: Defisiensi Vitamin D

Lansia cenderung mengalami defisiensi vitamin D karena beberapa alasan:

  • Kebutuhan mereka lebih tinggi daripada orang-orang yang lebih muda.

  • Mereka cenderung menghabiskan lebih sedikit waktu di luar ruangan sehingga tidak terpapar sinar matahari yang cukup.

  • Mereka mungkin tidak terpapar sinar matahari yang cukup karena mereka tinggal di rumah, tinggal di fasilitas perawatan jangka panjang, atau perlu dirawat di rumah sakit untuk waktu yang lama.

  • Saat terpapar sinar matahari, kulit mereka tidak akan menghasilkan vitamin D sebanyak mungkin.

  • Mereka mungkin mengonsumsi begitu sedikit vitamin D dalam pola makan mereka sehingga mengonsumsi suplemen vitamin D dalam dosis rendah (seperti 10 mikrogram [400 unit] per hari) tidak mencegah defisiensi.

  • Mereka mungkin mengalami gangguan atau meminum obat-obatan yang mengganggu pemrosesan vitamin D.

Lansia (usia 70 tahun atau lebih) harus mengonsumsi 20 mikrogram [800 unit] vitamin D setiap hari untuk menjaga kesehatan tulang mereka.

Vitamin D belum terbukti mencegah kanker atau gangguan lain pada lansia. Penelitian untuk mencari manfaat lain dari vitamin D sedang berlangsung.

Lansia yang mengonsumsi suplemen vitamin D dosis tinggi perlu menjalani tes darah secara berkala untuk memeriksa kadar kalsium, vitamin D serta hormon paratiroid mereka.

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!