Gambaran Umum Tentang Gangguan Gigi

OlehBernard J. Hennessy, DDS, Texas A&M University, College of Dentistry
Ditinjau OlehDavid F. Murchison, DDS, MMS, The University of Texas at Dallas
Ditinjau/Direvisi Dimodifikasi Nov 2024
v750713_id

Gangguan gigi yang umum terjadi meliputi

Gigi yang retak, goyang, dan patah dianggap sebagai masalah gigi yang mendesak, seperti halnya beberapa sakit gigi. Pembusukan gigi, yang sering kali menyebabkan sakit gigi dan tanggalnya gigi, dapat dicegah dengan menjaga kebersihan mulut yang baik, yang membantu menghilangkan plak dan mencegah penumpukan karang gigi.

Plak adalah zat menyerupai lapisan yang tersusun atas bakteri, air liur, serpihan makanan, dan sel mati. Plak terjadi pada setiap orang. Plak terus-menerus menumpuk pada gigi, siang dan malam. Setelah gigi dibersihkan, plak terbentuk di permukaan gigi dalam waktu sekitar 24 jam. Setelah sekitar 72 jam, plak mulai mengeras dan menjadi karang gigi. Karena plak dapat mendorong pertumbuhan jenis bakteri yang menyebabkan kerusakan gigi, plak perlu dihilangkan dengan menyikat gigi dan menggunakan benang gigi setiap hari.

Karang gigi (kalkulus) adalah plak yang mengeras (kalsifikasi) yang membentuk lapisan putih di pangkal gigi, terutama sisi lidah pada gigi depan bawah dan sisi pipi pada gigi geraham atas (gigi di belakang mulut). Karena karang gigi terbentuk dari plak, menyikat gigi setiap hari untuk menghilangkan plak dapat secara signifikan mengurangi penumpukan karang gigi. Namun demikian, setelah karang gigi terbentuk, karang gigi hanya dapat dihilangkan secara menyeluruh oleh dokter gigi atau ahli kesehatan gigi.

Meskipun kesehatan mulut dapat dijaga dengan menyikat gigi dan menggunakan benang gigi, membatasi asupan gula dan menggunakan air berfluorida juga dapat membantu mengurangi risiko kerusakan gigi.

Tabel
Tabel

Gejala Gangguan Gigi

Nyeri yang memengaruhi tiap gigi (sakit gigi) mungkin merupakan gejala yang paling dikenali dari gangguan gigi. Gigi dapat terasa sakit setiap saat atau hanya dalam keadaan tertentu, seperti saat mengunyah atau saat diketuk oleh instrumen gigi. Nyeri pada gigi menunjukkan kerusakan gigi atau penyakit gusi. Namun, rasa sakit juga dapat terjadi ketika akar gigi terekspos, ketika orang mengunyah terlalu kuat atau menggeretakkan gigi mereka (bruksisme), atau ketika gigi patah. Sinus yang mampat juga dapat menimbulkan gejala nyeri yang serupa di area gigi atas.

Gigi yang aus atau tanggal dapat menjadi gejala penyakit gusi atau bruksisme, gangguan yang ditandai dengan seringnya mencengkam atau menggeretakkan gigi. Bruksisme paling sering terjadi saat tidur, sehingga seseorang tidak menyadarinya, tetapi juga dapat terjadi pada siang hari. Seseorang yang menderita bruksisme harus berkonsentrasi untuk tidak mencengkam atau menggeretakkan gigi mereka di siang hari. Bruksisme dapat menyebabkan atrisi. Atrisi adalah pengikisan permukaan gigitan gigi. Atrisi juga dapat disebabkan akibat mengunyah makanan terlalu kasar atau tembakau atau akibat keausan gigi seiring bertambahnya usia. Atrisi dapat membuat mengunyah menjadi kurang efektif.

Gigi yang bentuknya abnormal dapat terjadi akibat gejala penyakit genetik, gangguan hormon, atau infeksi yang terjadi sebelum gigi rumbuh. Gigi dapat berubah bentuk akibat retak atau pecah yang disebabkan oleh trauma pada mulut.

Warna gigi abnormal tidak sama dengan warna gigi yang menggelap atau menguning yang diakibatkan oleh seseorang yang bertambah tua atau diakibatkan paparan zat pewarna, seperti kopi, teh, dan asap rokok pada gigi mereka. Warna abu-abu pada gigi mungkin merupakan gejala infeksi sebelumnya pada gigi yang telah menimbulkan kerusakan parah pada pulpa, yang merupakan bagian inti gigi. Hal yang sama dapat terjadi ketika gigi permanen menggantikan gigi susu yang terinfeksi. Perubahan warna gigi permanen dapat terjadi jika seseorang mengonsumsi tetrasiklin sebelum usia 9 tahun atau jika ibu mereka mengonsumsi tetrasiklin selama trimester kedua kehamilan. Mengonsumsi fluorida berlebihan selama masa kanak-kanak dapat menyebabkan bintik-bintik pada permukaan bagian luar gigi yang keras (enamel).

Enamel gigi abnormal dapat terjadi akibat diet yang tidak mencukupi kebutuhan vitamin D, seperti pada rakitis. Enamel abnormal juga dapat terjadi akibat infeksi pada masa kanak-kanak (seperti campak atau cacar air) yang terjadi ketika gigi permanen terbentuk. Enamel abnormal juga dapat terjadi akibat refluks gastroesofagus atau muntah berulang, seperti yang terjadi pada bulimia nervosa, karena asam lambung melarutkan permukaan gigi. Perenang yang menghabiskan banyak waktu di kolam yang mengandung klorin berlebih dapat kehilangan enamel gigi, begitu juga orang yang bekerja menggunakan asam. Mengonsumsi fluorida berlebihan (fluorosis) selama masa kanak-kanak dapat menimbulkan bintik pada enamel gigi. Enamel gigi yang rusak dapat membuat bakteri lebih mudah menyerang gigi dan membentuk lubang.

Kedokteran Gigi Kosmetik

Kedokteran gigi kosmetik dapat secara dramatis meningkatkan penampilan seseorang.

Bonding melibatkan pemasangan tambalan sewarna gigi pada gigi alami dengan sedikit mempersiapkan gigi. Bonding adalah cara konservatif untuk memulihkan gigi yang retak atau pecah, untuk menutup ruang di antara gigi, atau untuk menutupi sebagian gigi dengan mengubah corak, warna, atau bentuk. Larutan asam ringan digunakan untuk membersihkan dan sedikit mengikis permukaan gigi sehingga resin yang sewarna dengan gigi (umumnya terbuat dari jenis plastik khusus yang disebut komposit) dapat menempel pada permukaan gigi. Bonding memungkinkan dokter gigi untuk memperbaiki tampilan gigi tanpa menghilangkan struktur gigi dalam jumlah besar.

Venir porselen mirip dengan bonding, tetapi menggunakan porselen sewarna gigi alih-alih komposit untuk menyamarkan perubahan warna atau mengubah bentuk gigi. Proses ini sering kali memerlukan 2 kunjungan ke klinik gigi. Sebuah cetakan dibuat setelah gigi dipersiapkan. Venir porselen kemudian dibuat di laboratorium prostetik gigi, terkadang menggunakan pemindaian dan pembentukan digital. Venir direkatkan pada gigi menggunakan semen resin tipis.

Bleaching, atau memutihkan gigi, adalah proses untuk mencerahkan gigi. Efektivitas pemutihan bervariasi sesuai dengan warna asli gigi. Produk yang digunakan untuk memutihkan gigi di rumah biasanya mengandung gel hidrogen peroksida yang ditempatkan di dalam wadah khusus–yang dibuat semirip mungkin dengan pelindung mulut–yang dapat menampung larutan di sekitar gigi. Agen pemutih ditempatkan di mulut selama beberapa jam per hari atau bahkan semalaman selama 2 sampai 4 minggu, tergantung pada konsentrasi agen pemutih. Bleaching juga dapat dilakukan di klinik dokter gigi, yang membuat prosesnya berjalan lebih cepat. Seseorang juga dapat mengoleskan strip pemutih sendiri. Strip ini sering kali sangat efektif dan aman digunakan di rumah. Pasta gigi yang mengandung zat pemutih seperti hidrogen peroksida dan soda kue telah terbukti memutihkan gigi tetapi sering kali kurang efektif dibandingkan produk yang diaplikasikan secara profesional. Efek samping bleaching gigi yang paling umum adalah sensitivitas gigi. Bleaching mungkin tidak efektif untuk seseorang yang giginya menggelap atau berubah warna akibat gigi berlubang, karena efek samping dari beberapa obat atau penyakit, atau karena gigi yang telah mati.

Informasi Lebih Lanjut

Referensi berbahasa Inggris berikut ini mungkin akan berguna. Harap diperhatikan bahwa Manual ini tidak bertanggung jawab atas konten sumber daya ini.

  1. Mouth Healthy: Ini memberikan informasi tentang kesehatan mulut, termasuk nutrisi dan panduan dalam memilih produk yang memiliki stempel persetujuan American Dental Association. Terdapat juga saran untuk mencari dokter gigi serta cara dan waktu untuk berkunjung.

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!