Listeriosis

(Listeria)

OlehLarry M. Bush, MD, FACP, Charles E. Schmidt College of Medicine, Florida Atlantic University;
Maria T. Vazquez-Pertejo, MD, FACP, Wellington Regional Medical Center
Ditinjau OlehBrenda L. Tesini, MD, University of Rochester School of Medicine and Dentistry
Ditinjau/Direvisi Mar 2023 | Dimodifikasi Apr 2025
v783219_id

Listeriosis adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Listeria monocytogenes gram positif, biasanya ketika memakan makanan yang terkontaminasi.

  • Seseorang dapat mengonsumsi bakteri dalam produk susu yang terkontaminasi atau dalam susu mentah, sayuran, daging, atau makanan yang disimpan dalam lemari pendingin yang tidak perlu dimasak sebelum dimakan.

  • Seseorang dapat mengalami demam, menggigil, dan nyeri otot ditambah mual, muntah, dan diare.

  • Listeriosis dapat menyebabkan keguguran atau persalinan prematur pada perempuan hamil dan penyakit berat atau kematian pada bayi baru lahir.

  • Mengidentifikasi bakteri dalam sampel darah atau cairan serebrospinal dapat membantu menegakkan diagnosis.

  • Antibiotik dapat membantu penyembuhan infeksi.

  • Pencegahan melibatkan tidak memakan makanan yang kemungkinan terkontaminasi, terutama jika seseorang berisiko mengalami listeriosis invasif.

(Lihat juga Gambaran Umum Bakteri dan Listeriosis pada Bayi Baru Lahir.)

Listeria monocytogenes terdapat pada usus manusia dan banyak hewan di seluruh dunia.

Sebagian besar kasus listeriosis terjadi akibat

  • Memakan makanan yang terkontaminasi

Listeriosis biasanya terjadi ketika memakan makanan yang terkontaminasi. Dalam hal ini, bakteri Listeria dapat memasuki aliran darah dan menyebar ke organ lain. Meskipun jarang, bakteri Listeria juga dapat menginfeksi kulit dokter hewan, petani, dan orang lain yang memiliki kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi (terutama saat menyembelih dan memegang karkas).

Bakteri tumbuh dalam makanan pada suhu lemari pendingin dan bertahan hidup di freezer. Pasteurisasi produk susu dapat menghancurkan bakteri. Memasak atau memanaskan kembali makanan secara memadai akan membunuh bakteri. Namun, mereka dapat tinggal di retakan yang terisi makanan dan area lain yang tidak dapat diakses di fasilitas penyiapan makanan komersial dan menyebabkan kontaminasi ulang pada makanan. Jika makanan tidak perlu dimasak lagi setelah dibeli, bakteri yang tersisa akan dikonsumsi bersama makanan. Bakteri ini dapat tumbuh dalam produk yang didinginkan, dikemas, dan siap santap (yang tidak perlu dimasak sebelum dimakan) tanpa mengubah rasa atau aroma makanan.

Aneka makanan yang terkena dalam wabah listeriosis sebelumnya, antara lain keju lunak (seperti keju putih Amerika Latin, feta, Brie, dan Camembert), salad delicatessen (seperti cole slaw), susu yang tidak dipasteurisasi, daging cold cut, kalkun, hot dog lainnya, udang, salmon asap, dan ayam yang kurang matang.

Listeriosis invasif

Bakteri terkadang memasuki aliran darah dari usus dan menyerang organ tertentu (disebut listeriosis invasif). Bakteri dapat menyebar ke organ berikut ini:

  • Jaringan yang menyelubungi otak dan sumsum tulang belakang (menyebabkan meningitis)

  • Mata

  • Katup jantung (menyebabkan endokarditis)

  • Sendi

  • Pada perempuan hamil, dapat menyebar ke rahim dan janin

Meskipun jarang, penumpukan nanah (abses) di otak dan sumsum tulang belakang dapat terjadi.

Faktor risiko

Di Amerika Serikat, listeriosis invasif terjadi hanya pada sekitar 1.600 orang setiap tahun, dan sekitar 260 orang meninggal karenanya. Infeksi ini lebih umum terjadi di kalangan berikut ini:

  • Perempuan hamil

  • Janin dan bayi baru lahir

  • Orang berusia 60 tahun ke atas

  • Orang dengan sistem imun yang melemah, seperti mereka yang terinfeksi human immunodeficiency (HIV)

Perempuan hamil sekitar 10 kali lebih berpotensi mengalami listeriosis daripada populasi umum, dan perempuan hamil Hispanik sekitar 24 kali lebih berpotensi mengalami listeriosis daripada populasi umum.

Listeriosis dapat menyebabkan keguguran, bayi lahir mati, dan kelahiran prematur, tetapi perempuan hamil jarang mengalami sakit parah atau meninggal dunia. Namun, perempuan hamil dengan listeriosis jarang menularkan infeksi kepada janin atau bayi baru lahir, meskipun kemudian dapat menjadi sakit parah (lihat Listeriosis pada Bayi Baru Lahir).

Tahukah Anda...

  • Perempuan hamil sangat rentan terhadap listeriosis, yang dapat menyebabkan keguguran atau persalinan prematur, atau dapat membahayakan bayi baru lahir.

Gejala Listeriosis

Orang dengan listeriosis biasanya mengalami menggigil, demam, dan nyeri otot (menyerupai flu), mual, muntah, dan diare. Gejala biasanya hilang setelah 1 hingga 7 hari.

Jika terjadi listeriosis invasif, gejalanya berbeda-beda bergantung pada area yang terinfeksi.

Jika meningitis terjadi, orang tersebut akan mengalami sakit kepala dan leher kaku. Mereka mungkin bingung dan kehilangan keseimbangan.

Jika perempuan hamil mengalami infeksi rahim atau plasenta, keguguran atau bayi lahir mati mungkin saja terjadi. Dua pertiga dari bayi yang selamat mengalami listeriosis, yang dapat menyebabkan infeksi aliran darah (sepsis) atau meningitis. Hingga setengah dari populasi bayi baru lahir yang terinfeksi menjelang atau di akhir kehamilan akan meninggal dunia.

Diagnosis Listeriosis

  • Kultur darah atau cairan serebrospinal

Untuk mendiagnosis listeriosis, dokter mengambil sampel darah atau melakukan pungsi lumbal untuk mendapatkan sampel cairan yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang (cairan serebrospinal). Sampel dikirim ke laboratorium untuk membiakkan (mengultur) bakteri. Mengidentifikasi bakteri dalam sampel akan menegakkan diagnosis.

Pengobatan Listeriosis

  • Antibiotik

Antibiotik dapat membantu penyembuhan listeriosis.

Untuk sebagian besar infeksi yang disebabkan oleh Listeria, termasuk endokarditis dan meningitis, antibiotik ampisilin dan gentamisin diberikan melalui pembuluh vena (secara intravena). Jika seseorang alergi terhadap penisilin, trimetoprim/sulfametoksazol digunakan sebagai pengganti ampisilin.

Infeksi mata dapat diobati dengan eritromisin, yang diberikan secara oral, atau trimetoprim/sulfametoksazol, yang diberikan secara intravena.

Pencegahan Listeriosis

Makanan sering kali terkontaminasi bakteri Listeria. Bakteri ini dapat berkembang biak pada suhu kulkas. Dengan demikian, makanan yang terkontaminasi ringan dapat menjadi sangat terkontaminasi saat berada di dalam lemari pendingin.

Tindakan pencegahan tertentu diperlukan, terutama bagi orang-orang yang berisiko mengalami konsekuensi serius jika mereka terinfeksi. Orang-orang ini termasuk mereka yang memiliki sistem imun yang melemah, perempuan hamil, dan orang-orang berusia 60 tahun ke atas. Misalnya, orang yang berisiko tidak boleh mengonsumsi makanan tertentu seperti berikut:

  • Keju lunak yang terbuat dari susu yang tidak dipasteurisasi (seperti feta, Brie, queso fresco, queso blanco, dan Camembert)

  • Susu mentah (belum dipasteurisasi) dan keju yang terbuat dari susu tersebut (walaupun kontaminasi Listeria dapat terjadi setelah pasteurisasi)

  • Makanan siap makan yang didinginkan (seperti hot dog, daging deli, pȃtés, dan olesan daging), kecuali jika dipanaskan hingga suhu internal 73,9 °C atau hingga panas mengepul sebelum disajikan

  • Makanan laut yang didinginkan (seperti makanan berlabel nova-style, lox, asap dingin (kippered), diasapi, atau dendeng), kecuali jika sudah dimasak

Berikut ini langkah-langkah untuk membantu mengurangi risiko infeksi:

  • Menyimpan sisa dalam lemari pendingin dalam waktu 2 jam di dalam wadah dangkal yang tertutup dan menggunakannya dalam waktu 3 hingga 4 hari

  • Mengatur suhu lemari pendingin pada 4,4 °C atau lebih rendah

  • Mengatur suhu lemari pembeku pada -17,8 °C atau lebih rendah

Informasi Lebih Lanjut

Referensi berbahasa Inggris berikut ini mungkin akan berguna. Harap diperhatikan bahwa MANUAL ini tidak bertanggung jawab atas konten referensi ini.

  1. Centers for Disease Control and Prevention: Listeriosis: Informasi tentang listeriosis, termasuk tautan ke wabah, orang-orang yang berisiko tinggi terinfeksi, dan pencegahan

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!