Gambaran Umum Kanker Sistem Reproduksi Wanita

OlehPedro T. Ramirez, MD, Houston Methodist Hospital;
Gloria Salvo, MD, MD Anderson Cancer Center
Ditinjau OlehOluwatosin Goje, MD, MSCR, Cleveland Clinic, Lerner College of Medicine of Case Western Reserve University
Ditinjau/Direvisi Oct 2023 | Dimodifikasi Apr 2024
v806005_id

Kanker dapat terjadi di bagian mana pun dari sistem reproduksi wanita—vulva, vagina, serviks, rahim, tuba falopi, atau ovarium. Kanker-kanker ini disebut kanker ginekologi.

Anatomi Reproduksi Internal Perempuan

Kanker ginekologi yang paling banyak terjadi di Amerika Serikat adalah kanker rahim (kanker endometrium), diikuti dengan kanker ovarium, kemudian kanker serviks. Serviks adalah bagian bawah rahim, tetapi kanker leher rahim biasanya disebut kanker serviks, dan kanker badan rahim disebut kanker rahim (atau kanker endometrium). Sebagian besar kanker serviks disebabkan oleh infeksi human papillomavirus (HPV). Kanker serviks lebih jarang terjadi di negara-negara dengan sumber daya tinggi dibandingkan negara-negara dengan sumber daya menengah atau rendah karena, di negara-negara dengan sumber daya tinggi, skrining untuk kanker serviks, tes HPV, dan vaksin HPV tersedia secara luas, yang memungkinkan pengobatan sel abnormal sebelum kanker berkembang.

Kanker ginekologi dapat menyebar dengan cara berikut:

  • Menyerang jaringan dan organ terdekat secara langsung

  • Menyebar (bermetastasis) melalui pembuluh limfatik dan kelenjar getah bening (sistem limfatik) atau melalui aliran darah ke bagian tubuh yang jauh

Diagnosis Kanker Sistem Reproduksi Perempuan

  • Pemeriksaan panggul rutin

  • Biopsi

Skrining dan pemeriksaan panggul secara teratur untuk mengetahui ada tidaknya kanker ginekologi tertentu, terutama kanker serviks, dapat mengarah pada deteksi dini kanker-kanker tersebut. Skrining untuk kanker serviks mencakup tes Papanicolaou (Pap) atau pap smear dan tes HPV. Pemeriksaan tersebut terkadang dapat mencegah kanker dengan mendeteksi perubahan prakanker (displasia) sebelum menjadi kanker. Pemeriksaan panggul rutin juga dapat mendeteksi kanker pada vagina dan vulva. Namun demikian, kanker ovarium, rahim, dan tuba falopi tidak mudah terdeteksi oleh dokter ketika melakukan pemeriksaan panggul.

Jika dicurigai adanya kanker, biopsi dapat mengonfirmasi atau menyingkirkan diagnosisnya. Sampel jaringan dari organ yang terdampak akan diambil, lalu diperiksa di bawah mikroskop, dan dianalisis. Untuk beberapa kanker, seperti kanker ovarium, biasanya perlu dilakukan pembedahan untuk membuat diagnosis.

Penetapan stadium

Jika terdiagnosis kanker, akan dilakukan satu atau beberapa prosedur untuk menentukan stadium kanker. Stadium kanker didasarkan pada seberapa besar kanker tersebut dan seberapa jauh penyebarannya. Beberapa prosedur yang umum digunakan antara lain ultrasonografi, tomografi terkomputasi (computed tomography, CT), pencitraan resonansi magnetik (magnetic resonance imaging, MRI), rontgen dada, dan tomografi emisi positif (positive emission tomography, PET). Dokter sering kali menentukan stadium kanker setelah mengangkat kanker dan melakukan biopsi pada jaringan di sekitarnya, termasuk kelenjar getah bening.

Penentuan stadium kanker dapat membantu dokter memilih pengobatan terbaik.

Untuk semua kanker ginekologi, stadiumnya berkisar dari I (paling dini) sampai IV (lanjut). Bagi sebagian besar kanker, perbedaan lebih lanjut, ditandai oleh huruf alfabet, yang ditentukan berdasarkan stadium kanker.

Tabel
Tabel

Pengobatan Kanker Sistem Reproduksi Wanita

  • Biasanya, operasi pengangkatan

  • Terkadang terapi radiasi dan/atau kemoterapi

Pengobatan kanker dapat meliputi operasi pengangkatan, terapi radiasi, dan kemoterapi, bergantung pada jenis dan stadium kanker. Ketika kanker pertama kali didiagnosis, tujuan utama dari pengobatan adalah untuk menghilangkan atau menghentikan pertumbuhan kanker jika memungkinkan.

Kemoterapi biasanya merupakan cara yang paling efektif untuk mengobati sel-sel kanker yang telah menyebar keluar dari tempat asalnya. Kemoterapi dapat diberikan melalui suntikan, melalui mulut, atau melalui kateter yang dimasukkan ke dalam perut (intraperitoneal).

Terapi radiasi biasanya diberikan jika tumor telah menyebar ke jaringan di sekitarnya yang berada di sebelah tumor asli, seperti penyebaran tumor rahim ke kandung kemih.

Untuk beberapa kanker ginekologi, terapi hormon atau penyekat hormon diberikan sebagai pengobatan tambahan, biasanya setelah operasi, kemoterapi, dan/atau setelah terapi radiasi selesai. Terapi hormon bekerja dengan merangsang atau memblokir reseptor hormon untuk menghentikan pertumbuhan sel tumor yang telah menyebar dari lokasi awal.

Jika kanker ginekologi sudah mencapai stadium lanjut dan tidak mungkin disembuhkan, terapi radiasi atau kemoterapi mungkin masih direkomendasikan untuk mengurangi ukuran kanker atau penyebarannya dan untuk meredakan nyeri dan gejala lainnya. Wanita dengan kanker yang tidak dapat disembuhkan harus menentukan langkah selanjutnya. Mengingat perawatan akhir hayat telah banyak berkembang, semakin banyak wanita dengan kanker yang tidak dapat disembuhkan dapat meninggal dengan nyaman di rumah. Obat-obatan yang tepat dapat digunakan untuk meredakan kecemasan dan nyeri yang umumnya dialami oleh penderita kanker yang tidak dapat disembuhkan.

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!