Pengujian Fungsi Paru (PFP)

OlehRebecca Dezube, MD, MHS, Johns Hopkins University
Ditinjau OlehRichard K. Albert, MD, Department of Medicine, University of Colorado Denver - Anschutz Medical
Ditinjau/Direvisi Dimodifikasi Nov 2023
v11722918_id

Pengujian fungsi paru mengukur kapasitas paru-paru untuk menahan udara, untuk memindahkan udara masuk dan keluar, dan untuk menyerap oksigen.

Pengujian fungsi paru lebih baik dalam mendeteksi jenis umum dan keparahan gangguan paru daripada dalam menentukan penyebab spesifik masalah; namun, tes ini dapat digunakan untuk mendiagnosis beberapa gangguan spesifik, seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).

(Lihat juga Riwayat Medis dan Pemeriksaan Fisik untuk Gangguan Paru-paru dan Gambaran Umum tentang Sistem Pernapasan.)

Pengukuran laju aliran paru-paru

Penilaian gangguan paru-paru sering melibatkan pengujian

  • Berapa banyak udara yang dapat ditahan paru-paru (volume paru-paru)

  • Seberapa banyak dan seberapa cepat udara dapat dihembuskan (aliran udara)

Pengukuran aliran udara dilakukan dengan spirometer, yang terdiri atas pipa di mulut dan selang yang terhubung ke alat perekam. Bibir orang tersebut harus menahan pipa (mouthpiece) dengan erat, dan klip hidung harus dipakai untuk memastikan bahwa semua udara yang dihirup atau dihembuskan masuk melalui mulut. Orang menarik napas dalam-dalam, lalu menghembuskan napas dengan paksa secepat mungkin melalui selang saat dilakukan pengukuran. Volume udara yang dihirup dan dihembuskan serta durasi setiap napas direkam dan dianalisis. Pengukuran ini diulang beberapa kali untuk memastikan hasilnya konsisten. Sering kali, tes diulang setelah seseorang meminum obat yang membuka jalan napas paru (bronkodilator).

Pada gangguan seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), kemampuan untuk menghembuskan napas dengan cepat mengalami gangguan.

Menggunakan Spirometer

Spirometer terdiri atas pipa di mulut (mouthpiece), selang, dan alat perekam. Untuk menggunakan spirometer, seseorang menarik napas dalam-dalam, lalu mengembuskan napas dengan kuat dan secepat mungkin melalui selang. Alat perekam mengukur volume udara yang dihirup atau dihembuskan dan durasi waktu yang dibutuhkan setiap napas.

Spirometri
Spirometri: Teknik
Spirometri: Teknik

Spirometri digunakan untuk menguji fungsi paru-paru. Orang tersebut bernapas secara normal, kemudian dengan cepat menghirup napas dalam-dalam melalui pipa dengan selang yang terpasang. Ia selanjutnya menghembuskan napas dengan cepat sampai ia mengosongkan paru-parunya sebanyak mungkin. Napas ini diukur dengan spirometer (di sebelah kanan), yang memiliki sambungan plastik hitam yang naik dan turun setiap kali bernapas. Banyak spirometer bersifat elektronik dan tidak memiliki piston atau pipa bawah yang bergerak saat orang bernapas.

... baca selengkapnya

Video dari Lahey Clinic Media Center.

Spirometri: Rekaman
Spirometri: Rekaman

Spirometri menggunakan komputer (yaitu spirometer) untuk mengukur fungsi paru-paru. Pernapasan normal direkam pada monitor video sebagai lingkaran kecil. Selanjutnya, inhalasi dalam dicatat sebagai lingkaran putus-putus yang lebih besar di bagian bawah, dan ekshalasi penuh dicatat sebagai kurva menurun putus-putus di bagian atas.

... baca selengkapnya

Video dari Lahey Clinic Media Center.

Perangkat yang lebih sederhana untuk mengukur seberapa cepat udara dapat dihembuskan adalah peak flow meter genggam berukuran kecil. Setelah menarik napas dalam-dalam, seseorang meniup perangkat ini sekuat mungkin.

Pengukuran volume paru-paru

Pengukuran volume paru-paru mencerminkan kekakuan atau elastisitas paru-paru dan tulang rusuk serta kekuatan otot pernapasan. Paru-paru menjadi kaku secara abnormal pada gangguan seperti fibrosis paru, dan dinding dada menjadi kaku secara abnormal pada gangguan seperti kelengkungan tulang belakang (skoliosis). Berbagai gangguan neuromuskular seperti myasthenia gravis dan sindrom Guillain-Barré dapat menyebabkan kelemahan diafragma dan otot pernapasan lainnya, sehingga menurunkan volume udara dalam paru-paru. Peningkatan kekakuan paru-paru menyebabkan pengukuran volume paru-paru yang lebih rendah. Pada gangguan seperti PPOK, penurunan elastisitas paru-paru membuat sulit untuk bernapas. Lebih banyak udara terperangkap di paru-paru, menyebabkan pengukuran volume paru-paru lebih tinggi dari yang diharapkan.

Pengukuran volume paru-paru yang dilakukan menggunakan spirometri hanyalah perkiraan. Pengukuran yang lebih akurat dapat dilakukan menggunakan

  • Pletismografi tubuh

  • Pengenceran gas

Pada pletismografi tubuh, orang duduk di dalam kotak plastik kedap udara. Karena kotak kedap udara, volume udara yang dihirup orang tersebut dan perubahan tekanan udara selama bernapas dapat diukur. Komputer menghitung volume paru-paru berdasarkan pengukuran ini.

Dengan menggunakan pengenceran gas, seseorang menghirup suatu gas dalam jumlah yang diketahui, biasanya helium. Komputer menghitung volume paru berdasarkan berapa banyak gas yang dihembuskan seseorang.

Pengujian laju aliran

Sebagian besar spirometer dapat terus menampilkan volume paru-paru dan laju aliran selama manuver pernapasan paksa. Laju aliran ini dapat sangat membantu dalam mendeteksi abnormalitas yang sebagian menyumbat kotak suara (laring) dan tenggorokan (trakea).

Penilaian kekuatan otot

Kekuatan otot pernapasan dapat diukur dengan meminta seseorang untuk menghirup dan menghembuskan napas dengan kuat pada alat pengukur tekanan. Gangguan yang melemahkan otot, seperti distrofi otot dan amyotrophic lateral sclerosis (ALS, atau penyakit Lou Gehrig), melemahkan otot pernapasan dan membuat pernapasan menjadi semakin sulit. Kekuatan otot juga dapat dinilai dengan meminta orang tersebut melakukan spirometri sambil duduk dan berbaring.

Pengukuran kapasitas difusi

Uji kapasitas difusi dapat memperkirakan seberapa efisien oksigen ditransfer dari kantong udara paru (alveoli) ke aliran darah. Karena kapasitas difusi oksigen sulit diukur secara langsung, seseorang menghirup sejumlah kecil karbon monoksida, menahan napas selama 10 detik, dan kemudian menghembuskan napas ke dalam detektor karbon monoksida.

Jika pengujian menunjukkan bahwa karbon monoksida tidak terserap dengan baik, oksigen tidak akan ditukar secara normal antara paru-paru dan aliran darah. Kapasitas difusi secara khas menjadi abnormal pada orang dengan fibrosis paru, pada orang dengan gangguan yang memengaruhi pembuluh darah paru, dan pada orang dengan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).

Ventilasi sukarela maksimal (MVV)

MVV mengukur keseluruhan kemampuan maksimal seseorang untuk bernapas. Tes ini dilakukan dalam posisi duduk. Orang diinstruksikan untuk bernapas secepat dan sedalam mungkin melalui spirometer selama jangka waktu yang ditentukan sebelumnya, biasanya 15 hingga 30 detik. Volume udara yang bergerak selama periode waktu tersebut diukur. MVV akan berkurang pada penyakit yang memengaruhi aliran udara atau melemahkan otot pernapasan. Karena tes ini bergantung pada kemampuan seseorang untuk bekerja sama, tes ini tidak digunakan sesering tes fungsi paru-paru lainnya.

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!