Perdarahan Rahim yang Berlebihan pada saat Melahirkan

(Perdarahan Pascapartum)

OlehJulie S. Moldenhauer, MD, Children's Hospital of Philadelphia
Ditinjau OlehSusan L. Hendrix, DO, Michigan State University College of Osteopathic Medicine
Ditinjau/Direvisi Jan 2024 | Dimodifikasi Sept 2024
v8578416_id

Perdarahan berlebihan dari rahim mengacu pada hilangnya lebih dari 2 pint darah atau gejala kehilangan darah banyak yang terjadi dalam waktu 24 jam setelah kelahiran.

Setelah bayi dilahirkan, perdarahan yang berlebihan dari rahim merupakan masalah utama.

Biasanya, seorang wanita kehilangan sekitar 1 pint darah selama dan setelah kelahiran melalui vagina. Darah keluar karena beberapa pembuluh darah terbuka saat plasenta terlepas dari rahim. Kontraksi rahim membantu menutup pembuluh-pembuluh ini hingga pembuluh dapat sembuh. Umumnya, kelahiran sesar menyebabkan kehilangan darah sekitar dua kali lipat dibandingkan kelahiran melalui vagina, sebagian karena kelahiran sesar membutuhkan sayatan di dalam rahim, dan banyak darah dipompa ke rahim selama kehamilan.

Kehilangan darah dianggap berlebihan jika salah satu hal berikut terjadi dalam 24 jam setelah kelahiran:

  • Kehilangan lebih dari 2 pint darah.

  • Seorang wanita mengalami gejala kehilangan darah yang signifikan, seperti tekanan darah rendah, denyut jantung cepat, pusing, berkunang-kunang, kelelahan, dan lemah.

Kehilangan darah yang berlebihan biasanya terjadi sesaat setelah melahirkan tetapi dapat terjadi paling lambat 1 bulan setelahnya.

Penyebab Perdarahan Pascapartum

Penyebab paling umum perdarahan berlebihan pada saat melahirkan adalah

  • Rahim yang tidak mulai berkontraksi setelah melahirkan, melainkan tetap kendur dan meregang (kondisi yang disebut atonia uteri)

Ketika rahim tidak mulai berkontraksi setelah melahirkan, pembuluh darah yang terbuka saat plasenta terlepas akan terus mengeluarkan darah.

Kontraksi dapat terganggu jika

Perdarahan berlebihan juga dapat terjadi jika

Perdarahan berlebihan setelah satu kali melahirkan mungkin dapat meningkatkan risiko perdarahan berlebihan pada kelahiran berikutnya.

Fibroid di dalam rahim juga dapat meningkatkan risiko.

Diagnosis Perdarahan Pascapartum

  • Perkiraan dokter tentang kehilangan darah

  • Memantau tanda-tanda vital

Diagnosis perdarahan pascapartum didasarkan pada pengamatan ketat terhadap jumlah perdarahan.

Memantau tanda-tanda vital wanita, seperti tekanan darah dan denyut jantung, dapat membantu dokter menentukan apakah kehilangan darah terjadi berlebihan. Penurunan tekanan darah atau denyut jantung cepat dapat mengindikasikan perdarahan berlebihan.

Pengobatan Perdarahan Pascapartum

  • Pijat rahim

  • Obat-obatan untuk membantu kontraksi uterus

  • Cairan yang diberikan melalui vena (infus)

  • Terkadang transfusi darah

  • Pengangkatan sisa fragmen plasenta

  • Terkadang prosedur untuk mengompresi arteri ke rahim

Jika terjadi perdarahan berlebihan, rahim wanita akan dipijat dengan menekan perutnya, dan ia akan diberi oksitosin terus-menerus melalui infus. Langkah-langkah ini membantu kontraksi uterus. Seorang wanita juga diberi cairan melalui infus untuk membantu memulihkan jumlah cairan dalam aliran darah. Jika perdarahan berlanjut, obat lain yang membantu kontraksi uterus juga diberikan. Obat-obatan ini dapat disuntikkan ke otot, dimasukkan dalam bentuk tablet di rektum, atau, untuk wanita yang menjalani persalinan sesar, disuntikkan ke dalam uterus.

Seorang wanita mungkin memerlukan transfusi darah.

Dokter mencari penyebab pendarahan berlebihan. Rahim dapat diperiksa untuk melihat ada tidaknya bagian dari plasenta yang tertinggal. Bagian apa pun yang tertinggal di dalam rahim diambil dengan tangan. Jarang terjadi, dilatasi dan kuretase diperlukan untuk menghilangkan bagian-bagian ini. Dalam prosedur ini, instrumen yang kecil dan tajam (kuret) dimasukkan melalui serviks (yang biasanya masih terbuka karena melahirkan). Kuret digunakan untuk menghilangkan bagian yang tertahan. Prosedur ini memerlukan anestesi. Serviks dan vagina diperiksa untuk melihat adanya robekan.

Jika rahim tidak dapat distimulasi untuk berkontraksi dan perdarahan berlanjut, arteri yang memasok darah ke uterus mungkin harus dikompresi untuk menghentikan aliran darah. Prosedur yang dapat digunakan meliputi:

  • Balon dapat dimasukkan ke dalam rahim dan digelembungkan.

  • Packing dapat dimasukkan ke dalam rahim.

  • Dokter mungkin akan memasang jahitan (sutura) di sekitar bagian bawah rahim–prosedur yang memerlukan pembedahan perut.

  • Alat yang memberikan isapan lembut pada rahim dan dengan demikian membantu kontraksi rahim dapat ditempatkan di dalam rahim.

Prosedur ini biasanya tidak menyebabkan infertilitas, menstruasi yang tidak normal, atau masalah jangka panjang lainnya.

Kadang-kadang arteri yang memasok darah ke rahim harus diblokir melalui pembedahan atau dengan memasukkan material melalui kateter ke dalam arteri.

Pengangkatan rahim (histerektomi) jarang diperlukan untuk menghentikan perdarahan.

Pencegahan Perdarahan Pascapartum

Sebelum wanita memulai persalinan, dokter mengambil langkah-langkah untuk mencegah atau bersiap menghadapi perdarahan berlebihan setelah melahirkan. Misalnya, mereka menentukan apakah wanita tersebut memiliki kondisi yang meningkatkan risiko perdarahan (seperti terlalu banyak cairan ketuban atau gangguan perdarahan). Kondisi ini akan diobati jika memungkinkan.

Jika seorang wanita memiliki golongan darah yang tidak biasa, darah dengan golongan tersebut sudah siap tersedia untuk berjaga-jaga seandainya ia membutuhkan transfusi darah.

Kelahiran harus dilakukan perlahan-lahan dan setenang mungkin. Dokter biasanya memberikan oksitosin kepada wanita melalui infus atau menyuntikkannya ke dalam otot. Oksitosin membantu rahim berkontraksi dan membantu mengurangi kehilangan darah.

Setelah plasenta keluar, seorang wanita dipantau selama setidaknya 1 jam untuk memastikan bahwa rahim telah menyusut dan untuk memeriksa perdarahan.

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!