Filariasis Limfatik

OlehChelsea Marie, PhD, University of Virginia;
William A. Petri, Jr, MD, PhD, University of Virginia School of Medicine
Ditinjau OlehChristina A. Muzny, MD, MSPH, Division of Infectious Diseases, University of Alabama at Birmingham
Ditinjau/Direvisi Dimodifikasi Jan 2025
v14457940_id

Filariasis limfatik adalah infeksi yang disebabkan oleh cacing gelang (nematoda) Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori.

  • Filariasis limfatik ditularkan ke manusia oleh nyamuk yang terinfeksi.

  • Orang tersebut mengalami demam, pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri pada anggota tubuh dan pangkal paha, dan, jika infeksi menjadi kronis, pembengkakan yang dapat menjadi konstan dan memperburuk tampilan.

  • Infeksi didiagnosis ketika dokter mengidentifikasi larva cacing (mikrofilaria) dalam sampel darah atau jaringan.

  • Orang tersebut biasanya diobati dengan medikasi yaitu dietilkarbamazin, yang membunuh larva yang belum matang dalam darah dan beberapa cacing dewasa.

Helminth adalah cacing parasit yang dapat menginfeksi manusia dan hewan. Ada 3 jenis helminth:fluke (trematoda), cacing pita (sestoda), dan cacing gelang (nematoda). Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori adalah jenis cacing gelang yang disebut cacing filaria.

Filariasis limfatik disebabkan oleh Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, atau Brugia timori. Wuchereria bancrofti terdapat di daerah tropis dan subtropis Afrika, Asia, Pasifik, dan Amerika, termasuk Haiti. Brugia malayi dan Brugia timori banyak terdapat di Asia Selatan dan Asia Tenggara.

Pada tahun 2000, World Health Organization (WHO) meluncurkan Program Global untuk Memberantas Filariasis Limfatik. Akibatnya, kemajuan substansial telah dicapai dalam menghentikan penyebaran infeksi melalui pengobatan tahunan berskala besar terhadap orang-orang yang memenuhi syarat di daerah yang terjangkit infeksi. Pada tahun 2018, sekitar 51 juta orang terinfeksi, yang merupakan penurunan sebesar 74% sejak program ini dimulai. Pada tahun 2023, lebih dari 657 juta orang di 39 negara memerlukan pengobatan preventif ini untuk menghentikan penyebaran infeksi.

(Lihat juga Gambaran Umum Infeksi Parasit.)

Penularan Filariasis Limfatik

Filariasis limfatik ditularkan ketika nyamuk yang terinfeksi menggigit seseorang dan menempatkan larva cacing di kulit. Larva bergerak ke sistem limfatik orang tersebut, yang mencakup kelenjar getah bening, dan akan matang menjadi cacing dewasa. Cacing Wuchereria bancrofti dewasa betina dapat memiliki panjang 7 1/2 hingga 10 cm.

Cacing dewasa betina menghasilkan jutaan larva cacing (disebut mikrofilaria) yang bersirkulasi di aliran darah dan sistem limfatik. Infeksi menyebar ketika nyamuk menggigit orang yang terinfeksi dan menelan mikrofilaria. Di dalam nyamuk, mikrofilaria berkembang menjadi larva yang dapat menyebabkan infeksi. Nyamuk tersebut kemudian menularkan larva ini ketika menggigit orang lain.

Gejala Filariasis Limfatik

Gejala filariasis limfatik disebabkan oleh cacing dewasa. Mikrofilaria tidak menyebabkan gejala dan secara bertahap menghilang dari aliran darah setelah orang meninggalkan daerah yang umum terjangkit parasit tersebut.

Infeksi awal (akut)

Pada awal infeksi, seseorang dapat mengalami episode demam, pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak dan pangkal paha, serta nyeri di anggota tubuh dan pangkal paha yang berlangsung selama 4 sampai 7 hari. Nanah dapat menumpuk di tungkai dan dikeluarkan melalui permukaan kulit, sehingga mengakibatkan luka.

Infeksi bakteri pada kulit dan jaringan di bawah kulit lebih cenderung terjadi karena cacing menyumbat pembuluh limfatik (saluran yang membawa cairan yang disebut limfa ke seluruh tubuh). Sumbatan ini membuat sistem imun kurang mampu melindungi kulit dan jaringan di sekitarnya dari bakteri.

Sering kali, gejala hilang, lalu kambuh kembali. Kondisi akan semakin parah jika orang yang tidak tinggal di area tersebut terpapar infeksi untuk pertama kalinya.

Infeksi kronis

Setelah bertahun-tahun terinfeksi, pembuluh limfatik yang tersumbat akan melebar. Sebagian besar orang tidak mengalami gejala. Tetapi pada beberapa orang, pembuluh limfatik yang melebar menyebabkan pembengkakan yang secara bertahap menjadi permanen (kronis). Kaki paling sering terkena, tetapi lengan, payudara, dan alat kelamin juga dapat terkena. Pembengkakan ini (disebut limfedema) terjadi karena

  • Cacing dewasa hidup dalam sistem limfatik dan mengurangi drainase cairan getah bening dari jaringan, menyebabkan cairan tersebut terakumulasi dan jaringan membengkak.

  • Cacing memicu respons dari sistem imun yang menghasilkan peradangan dan pembengkakan.

Limfedema menyebabkan kulit menjadi lunak seperti spons. Jika ditekan, kulit akan melekuk ke dalam yang tidak langsung menghilang (disebut pitting). Limfedema yang berjejak jika ditekan dan bersifat kronis ini dapat membuat kulit menjadi keras dan tebal (disebut elefantiasis). Elefantiasis dapat terjadi pada tungkai atau pada lengan dan terkadang pada skrotum.

Infeksi bakteri dan jamur pada kulit banyak terjadi pada penderita filariasis limfatik. Infeksi ini, bersama dengan peradangan yang disebabkan oleh cacing, dapat menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan. Infeksi ini juga berkontribusi terhadap perkembangan limfedema.

Sebagian orang mengalami nyeri sendi ringan dan darah dalam urine.

Yang lebih jarang terjadi, paru-paru terpengaruh oleh mikrofilaria dalam aliran darah, sehingga menyebabkan gangguan yang disebut eosinofilia paru tropis. Orang tersebut mungkin mengalami demam ringan, merasa sesak napas, batuk, atau mengi. Jika infeksi berlanjut, jaringan parut (fibrosis) dapat terbentuk di paru-paru.

Diagnosis Filariasis Limfatik

  • Pemeriksaan sampel darah atau sampel biopsi

  • Tes darah

Dokter mendiagnosis filariasis limfatik ketika mereka mengidentifikasi mikrofilaria dalam sampel darah atau sampel biopsi jaringan limfatik yang diperiksa di bawah mikroskop.

Setelah ultrasound selesai, dokter dapat melihat cacing dewasa dapat terlihat bergerak di pembuluh getah bening yang melebar.

Dokter dapat melakukan tes darah untuk mengidentifikasi antibodi terhadap cacing atau antigen cacing. Antibodi adalah protein yang diproduksi oleh sistem imun untuk membantu melindungi terhadap infeksi, termasuk oleh parasit. Antigen adalah zat yang dihasilkan oleh cacing yang dapat memicu respons imun di dalam tubuh. (Lihat juga Tes yang Mendeteksi Antibodi atau Antigen Mikroorganisme.) Namun, nilai tes darah terbatas karena tidak dapat membedakan antara cacing yang menyebabkan filariasis limfatik dan beberapa cacing lain atau membedakan antara infeksi sebelumnya dan infeksi saat ini.

Pengobatan Filariasis Limfatik

  • Dietilkarbamazin

  • Pengobatan masalah jangka panjang

Biasanya, dokter meresepkan dietilkarbamazin untuk penderita filariasis limfatik. Medikasi ini diberikan secara oral selama 1 atau 12 hari. Obat ini mematikan mikrofilaria dan beberapa cacing dewasa. Selain dietilkarbamazin, dokter juga dapat memberikan medikasi lain seperti doksisiklin atau albendazol.

Sebelum mengobati seseorang dengan dietilkarbamazin, dokter memeriksa mereka untuk mengetahui adanya infeksi cacing filaria lain yang disebut loiasis dan onkosersiasis karena dietilkarbamazin dapat menyebabkan efek samping serius pada orang yang mengalami infeksi secara bersamaan.

Pengobatan masalah jangka panjang

Limfedema kronis membutuhkan perawatan kulit yang teliti. Orang harus berhati-hati agar tidak merusak kulit dan membersihkan luka sayat dan luka lecet kecil secara menyeluruh. Perawatan tersebut membantu mencegah infeksi bakteri.

Pembengkakan dapat dikurangi dengan membalutkan perban elastis di sekitar anggota gerak yang terkena atau dengan meninggikan posisi anggota gerak (lihat juga Pengobatan Limfedema).

Jika elefantiasis, termasuk pembengkakan dalam skrotum, terbilang parah, pembedahan dapat dilakukan untuk meningkatkan drainase dalam sistem limfatik.

Infeksi kulit bakteri diobati dengan antibiotik yang diberikan secara oral. Antibiotik dapat memperlambat atau mencegah perkembangan menjadi elefantiasis.

Untuk masalah terkait paru-paru, dietilkarbamazin diminum selama 14 hingga 21 hari. Meskipun demikian, infeksi ini dapat kambuh kembali pada sekitar 25% orang. Bagi mereka, pengobatan harus diulang.

Pencegahan Filariasis Limfatik

Untuk mengurangi jumlah gigitan nyamuk, seseorang dapat melakukan hal berikut:

  • Menggunakan penolak serangga pada kulit yang terpapar

  • Mengenakan pakaian yang telah dilapisi dengan insektisida permetrin

  • Mengenakan kemeja lengan panjang dan celana panjang

  • Menggunakan kelambu di atas tempat tidur

Di daerah-daerah yang umum terjangkit filariasis limfatik, Program Global World Health Organization untuk Memberantas Filariasis Limfatik menggunakan berbagai program medikasi untuk membantu mencegah penyebaran infeksi. Medikasi ini mengurangi jumlah mikrofilaria dalam darah orang yang terinfeksi sehingga mengurangi penularan nyamuk.

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!