Herniasi Otak

OlehKenneth Maiese, MD, Rutgers University
Ditinjau OlehMichael C. Levin, MD, College of Medicine, University of Saskatchewan
Ditinjau/Direvisi Dimodifikasi Apr 2024
v49765781_id

Herniasi otak terjadi ketika tekanan di dalam tengkorak (tekanan intrakranial) meningkat, menyebabkan otak terdorong ke samping dan ke bawah melalui bukaan normal yang kecil pada lembaran jaringan yang relatif kaku yang membagi otak menjadi beberapa kompartemen. Herniasi otak adalah kondisi darurat medis.

  • Herniasi otak dapat terjadi ketika tumor otak, perdarahan di otak, massa lain, atau gangguan (seperti gagal hati atau ginjal) sangat meningkatkan tekanan di dalam tengkorak.

  • Gejalanya bervariasi, tergantung bagian otak mana yang mengalami tekanan dan dapat meliputi pernapasan yang tidak normal, kontraksi otot yang tidak normal, masalah mata, gangguan fungsi mental, dan koma.

  • Tomografi terkomputasi atau pencitraan resonansi magnetik dilakukan untuk mendiagnosis herniasi otak.

  • Dokter mengobati penyebab jika memungkinkan dan mengambil langkah-langkah untuk mendukung pernapasan (seperti ventilasi mekanis) dan untuk mengurangi peningkatan tekanan di dalam tengkorak.

Massa besar, seperti tumor otak, akumulasi darah (hematoma), atau pembengkakan dapat mendorong otak melawan lembaran jaringan yang relatif kaku yang membagi otak dalam beberapa kompartemen. Akibatnya, jaringan otak mungkin rusak. Jika tekanan diberikan pada area otak yang mengontrol kesadaran, maka akan terjadi stupor atau koma. Jika tekanannya cukup tinggi, otak dapat dipaksa melalui lubang kecil di pembatas ini. Gangguan yang mengancam jiwa ini disebut herniasi otak. Herniasi dapat merusak jaringan otak lebih lanjut, sehingga memperburuk kondisi yang sudah buruk.

Ada 2 jenis herniasi yang umum. Namanya diambil dari struktur yang mendorong otak:

  • Herniasi transtentorial: Bagian atas otak (serebrum) didorong melalui takik tentorial, yang membagi serebrum dari bagian bawah otak (serebelum dan batang otak). Pada orang dengan herniasi jenis ini, kesadaran menjadi berkurang. Sisi tubuh yang berlawanan dengan tumor dapat lumpuh. Pupil mata pada sisi herniasi dapat melebar (membesar) dan tidak dapat menyempit (menyipit) sebagai respons terhadap cahaya terang.

  • Herniasi tonsilar: Massa (tumor atau perdarahan) di bagian bawah otak mendorong bagian terendah serebelum (tonsil serebelum) melalui lubang di dasar tengkorak (foramen magnum). Akibatnya, batang otak, yang mengontrol pernapasan, detak jantung, dan tekanan darah, tertekan dan tidak berfungsi.

Herniasi Otak: Otak Mengalami Tekanan

Perdarahan atau pembengkakan di otak dapat meningkatkan tekanan di dalam tengkorak. Tekanan dapat memaksa otak bergerak menyamping dan turun di tengkorak melalui bukaan kecil di lembaran jaringan yang relatif kaku yang memisahkan otak menjadi beberapa kompartemen. Hasilnya adalah herniasi otak. (Pemisah ini adalah ekstensi lapisan luar jaringan yang menutupi otak, materi dura.) Herniasi menekan jaringan otak sehingga merusaknya.

Herniasi otak akibat gangguan dapat menyebabkan peningkatan tekanan di dalam tengkorak. Ini meliputi

  • Massa di otak, seperti tumor otak, area pembengkakan (edema), akumulasi darah (hematoma), atau kantung nanah (abses)

  • Pembengkakan meluas yang disebabkan oleh gagal hati atau ginjal

  • Peningkatan tekanan pada pembuluh darah yang membawa darah menjauh dari otak (seperti pembuluh darah jugularis)

  • Sumbatan cairan serebrospinal (cairan yang mengalir melalui jaringan yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang serta mengisi ruang di dalam otak)

Peningkatan tekanan pada pembuluh darah yang membawa darah dari otak dapat disebabkan oleh gagal jantung, penyumbatan pada pembuluh darah, atau trombosis sinus vena (bekuan darah pada pembuluh darah besar yang mengeluarkan darah dari otak).

Gejala Herniasi Otak

Orang dengan herniasi otak dapat mengalami gejala gangguan yang menyebabkan masalah. Mereka mungkin juga mengalami berbagai gejala, tergantung bagian otak mana yang mengalami tekanan. Gejala-gejala ini meliputi

  • Pola pernapasan yang tidak normal

  • Kontraksi otot yang tidak disengaja (involunter): Misalnya, kepala dapat miring ke belakang dengan lengan dan kaki direntangkan—posisi yang disebut kekakuan deserebrasi. Atau lengan dapat ditekuk dengan kedua kaki direntangkan—posisi yang disebut kekakuan dekortikasi. Atau seluruh tubuh mungkin terkulai.

  • Masalah mata: Salah satu atau kedua pupil mata dapat melebar (membesar) dan tidak dapat menyempit (kontriksi) sebagai respons terhadap cahaya. Atau pupilnya mungkin sangat kecil. Mata mungkin tidak bergerak atau bergerak dengan cara yang tidak normal.

  • Gangguan kesadaran, termasuk stupor dan koma

Gejala lain dapat meliputi mual, muntah, leher kaku, sakit kepala, dan peningkatan kantuk.

Jika tidak segera didiagnosis dan diobati, herniasi dapat menimbulkan konsekuensi sangat buruk, termasuk kelumpuhan, irama jantung abnormal, dan kesulitan bernapas. Pernapasan dapat berhenti (gagal napas), dan jantung dapat berhenti memompa (henti jantung), yang menyebabkan kematian.

Diagnosis Herniasi Otak

  • Tes pencitraan

Herniasi otak adalah keadaan darurat. Mengidentifikasinya dengan segera sangatlah penting untuk memungkinkan perawatan yang menyelamatkan jiwa.

Dokter biasanya dapat mengetahui bahwa kesadaran terganggu berdasarkan pengamatan dan pemeriksaan fisik, dengan fokus pada sistem saraf (disebut pemeriksaan neurologi). Temuan dapat menunjukkan bahwa tekanan di dalam tengkorak (tekanan intrakranial) meningkat sebelum herniasi terjadi. Jika dokter menduga adanya peningkatan tekanan, mereka segera melakukan tomografi terkomputasi (computed tomography, CT) atau pencitraan resonansi magnetik (magnetic resonance imaging, MRI) untuk memeriksa kemungkinan penyebabnya, termasuk pembengkakan, perdarahan, abnormalitas struktural, atau massa di otak (seperti tumor, akumulasi darah, atau abses). Jika hasil tes menunjukkan adanya peningkatan tekanan, dokter mungkin akan mengebor lubang kecil di tengkorak dan memasukkan alat ke dalam salah satu ruang berisi cairan (ventrikel) di otak. Perangkat ini digunakan untuk mengurangi tekanan dan memantaunya selama perawatan.

CT atau MRI juga dapat menunjukkan herniasi otak dan mengonfirmasi diagnosis.

Pengobatan Herniasi Otak

  • Langkah-langkah untuk membantu orang bernapas

  • Pengobatan penyebab

  • Langkah-langkah untuk mengurangi peningkatan tekanan di dalam tengkorak

Pengobatan yang cepat terhadap herniasi otak sangatlah penting. Jika seseorang dengan cepat menjadi kurang waspada dan lebih sulit untuk dibangunkan, perawatan segera diperlukan, sering kali sebelum penyebabnya dapat didiagnosis.

Pengobatannya mirip dengan pengobatan untuk koma. Penyebab herniasi otak diobati jika memungkinkan.

Pengobatan segera

Langkah pertama dalam perawatan, terkadang dilakukan oleh petugas medis darurat, adalah memeriksa hal-hal berikut ini dan mengobatinya jika diperlukan:

  • Apakah jalan napas terbuka

  • Apakah pernapasan memadai

  • Apakah denyut nadi, tekanan darah, dan detak jantung normal (untuk memastikan darah mencapai otak)

Orang tersebut dirawat terlebih dahulu di unit gawat darurat dan kemudian dirawat inap di unit perawatan intensif rumah sakit (intensive care unit, ICU). Di kedua tempat tersebut, perawat dapat memantau denyut jantung, tekanan darah, suhu, dan kadar oksigen dalam darah pasien. Setiap abnormalitas dalam pengukuran ini segera diperbaiki untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada otak. Oksigen sering kali segera diberikan, dan slang infus segera dipasang (jalur intravena) agar obat-obatan atau gula (glukosa) dapat diberikan dengan cepat.

Jika orang tersebut memiliki suhu tubuh yang sangat tinggi atau sangat rendah, diambil langkah-langkah untuk mendinginkan (pengobatan sengatan panas) atau menghangatkannya (pengobatan hipotermia). Gangguan lainnya (seperti gangguan jantung atau paru), jika ada, akan diobati.

Pengobatan untuk mengontrol pernapasan

Jika dokter menduga bahwa tekanan di dalam tengkorak meningkat, slang pernapasan dimasukkan melalui mulut sehingga ventilasi mekanis dapat digunakan untuk memastikan bahwa karbon dioksida yang dihembuskan cukup dan untuk mempertahankan kadar oksigen yang memadai dalam darah. Sebagian besar orang dengan herniasi otak membutuhkan ventilator mekanis untuk bernapas. Ventilasi mekanis juga digunakan untuk menurunkan tekanan yang meningkat dengan cepat di dalam tengkorak.

Slang pernapasan dimasukkan melalui mulut dan ke dalam batang tenggorok (trakea)—disebut intubasi endotrakea. Oksigen dihantarkan langsung ke paru-paru melalui slang. Slang ini juga mencegah orang tersebut menghirup isi perutnya setelah muntah. Sebelum memasukkan slang, dokter dapat menyemprot tenggorokan orang tersebut dengan semprotan anestesi atau memberikan obat kepada orang tersebut untuk mencegah otot berkontraksi secara tidak sengaja (obat paralitik). Slang kemudian dihubungkan ke ventilator mekanis.

Ventilasi mekanis dapat menyebabkan agitasi, yang dapat ditangani dengan obat penenang.

Pengobatan untuk peningkatan tekanan di dalam tengkorak

Jika tekanan di dalam tengkorak (tekanan intrakranial) meningkat, langkah-langkah berikut dapat dilakukan untuk menurunkannya:

  • Kepala tempat tidur dapat dinaikkan.

  • Ventilasi mekanis digunakan untuk membuat orang bernapas lebih cepat (disebut hiperventilasi). Bernapas lebih cepat akan menghilangkan karbon dioksida dari paru-paru dan mengurangi tingkat karbon dioksida dalam darah. Akibatnya, pembuluh darah di bagian otak yang tidak rusak menyempit, dan lebih sedikit darah yang mencapai otak. Tindakan ini menurunkan tekanan di dalam tengkorak dengan cepat tetapi bersifat sementara dan menghentikan herniasi untuk beberapa saat. Efek menguntungkan dari hiperventilasi berlangsung sekitar 30 menit. Dokter menggunakan waktu ini untuk memulai pengobatan yang dapat menghentikan herniasi, seperti obat-obatan dan prosedur bedah, yang membutuhkan waktu lebih lama.

  • Diuretik atau obat-obatan lain dapat digunakan untuk mengurangi cairan di otak dan bagian tubuh lainnya. Diuretik membantu menghilangkan kelebihan cairan dengan menyebabkan ginjal mengeluarkan lebih banyak natrium dan air ke dalam urine.

  • Obat penenang dapat diberikan untuk mengendalikan kontraksi otot involunter yang berlebihan atau agitasi yang disebabkan oleh ventilasi mekanis. Masalah ini dapat meningkatkan tekanan di dalam tengkorak.

  • Tekanan darah diturunkan jika sangat tinggi. Obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah (antihipertensi) hanya digunakan jika tekanan darah sangat tinggi.

  • Kadang-kadang dokter memasukkan saluran pembuangan (pirau) ke dalam ventrikel otak untuk mengeluarkan cairan serebrospinal. Mengeluarkan cairan berlebih dapat membantu menurunkan tekanan di dalam tengkorak.

Jika tekanan meningkat karena tumor atau abses otak, kortikosteroid, seperti deksametason, dapat membantu mengurangi tekanan. Namun demikian, kortikosteroid tidak digunakan jika peningkatan tekanan disebabkan oleh gangguan tertentu lainnya, seperti perdarahan di dalam otak atau stroke, karena kortikosteroid dapat memperburuk kondisi ini.

Jika langkah-langkah lain tidak berhasil, hal berikut dapat dicoba:

  • Ketika tekanan di dalam tengkorak meningkat setelah cedera kepala atau henti jantung, langkah untuk menurunkan suhu tubuh dapat dicoba. Langkah-langkah ini dapat membantu beberapa orang yang pernah mengalami henti jantung. Namun, langkah ini masih kontroversial.

  • Pentobarbital (barbiturat) dapat digunakan untuk mengurangi aliran darah ke otak dan aktivitas otak. Pengobatan ini dapat meningkatkan prognosis bagi sebagian orang. Namun, ini tidak bermanfaat bagi semua orang, dan memiliki efek samping, seperti tekanan darah rendah dan irama jantung abnormal.

  • Tengkorak dapat dibuka melalui pembedahan (kraniektomi), sehingga menciptakan lebih banyak ruang bagi otak yang bengkak sehingga mengurangi tekanan pada otak. Perawatan ini dapat mencegah kematian, tetapi mungkin tidak dapat meningkatkan kemampuan seseorang untuk memulihkan fungsinya.

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!