Transplantasi Sel Punca

OlehMartin Hertl, MD, PhD, Rush University Medical Center
Ditinjau OlehBrian F. Mandell, MD, PhD, Cleveland Clinic Lerner College of Medicine at Case Western Reserve University
Ditinjau/Direvisi Aug 2022 | Dimodifikasi Sept 2022
v781081_id

Transplantasi sel punca adalah tindakan pengangkatan sel punca (sel tidak terdiferensiasi) dari orang yang sehat dan disuntikkan ke seseorang yang memiliki gangguan darah serius.

(Lihat juga Gambaran Umum Transplantasi.)

Sel punca adalah sel yang tidak terspesialisasi, yakni asal muasal sel lain yang lebih terspesialisasi lainnya. Sel punca dapat diperoleh dari

  • Darah yang diambil dari pembuluh vena

  • Sumsum tulang (transplantasi sumsum tulang)

  • Darah pada tali pusat bayi setelah lahir (didonorkan oleh ibu)

Darah lebih disukai daripada sumsum tulang sebagai sumber karena prosedurnya tidak terlalu invasif dan jumlah (hitungan) sel darah kembali normal dengan lebih cepat. Sel punca dari tali pusat biasanya digunakan hanya pada anak-anak karena darah tali pusat tidak mengandung sel punca yang cukup untuk digunakan pada orang dewasa.

Apa yang Dimaksud dengan Sel Punca?

Sel punca adalah sel yang tidak terdiferensiasi yang berpotensi menjadi salah satu dari 200 jenis sel dalam tubuh, termasuk sel darah, saraf, otot, jantung, kelenjar, dan kulit.

Beberapa sel punca dapat dipicu untuk menjadi jenis sel apa pun dalam tubuh. Sementara sel lainnya sudah terdiferensiasi sebagian dan hanya dapat menjadi, misalnya, beberapa jenis sel saraf.

Sel punca membelah, menghasilkan lebih banyak sel punca, hingga dipicu untuk menjadi sel-sel yang lebih khusus. Kemudian saat sel-sel terus membelah diri, mereka menjadi lebih khusus hingga kehilangan kemampuan untuk menjadi apa pun selain satu jenis sel.

Para peneliti berharap untuk menggunakan sel punca dalam memperbaiki atau menggantikan sel atau jaringan yang rusak atau hancur oleh gangguan seperti penyakit Parkinson, diabetes, dan cedera tulang belakang. Dengan memicu gen tertentu, peneliti dapat menyebabkan sel punca berubah lebih khusus dan menjadi sel-sel yang perlu diganti.

Peneliti sejauh ini dapat memperoleh sel punca dari sumber-sumber berikut:

  • Embrio

  • Janin

  • Darah tali pusat

  • Sumsum tulang anak-anak atau orang dewasa

  • Sel punca pluripoten terinduksi (sel tertentu dari orang dewasa yang dapat diubah untuk bertindak seperti sel punca)

Embrio: Selama pembuahan in vitro, sel sperma dari pria dan beberapa sel telur dari wanita tersebut ditempatkan di cawan kultur. Sel sperma membuahi sel telur dan sel yang dihasilkan akan membelah membentuk embrio. Beberapa embrio yang tampak paling sehat ditempatkan di dalam rahim sang wanita. Sisanya dibuang atau dibekukan untuk digunakan nanti jika diperlukan.

Sel punca dapat diperoleh dari embrio yang tidak digunakan. Karena embrio kemudian kehilangan kemampuan untuk tumbuh menjadi manusia lengkap, penggunaan sel punca dari embrio masih menjadi perdebatan. Tetapi peneliti beranggapan bahwa sel punca ini memiliki potensi paling besar untuk menghasilkan berbagai jenis sel dan untuk bertahan setelah transplantasi.

Janin: Setelah berkembang selama 8 minggu, embrio disebut sebagai janin. Sel punca dapat diperoleh dari janin yang telah gugur atau diaborsi.

Tali pusat: Sel punca dapat diperoleh dari darah pada tali pusat atau plasenta setelah bayi lahir. Sel punca ini dapat menghasilkan berbagai jenis sel darah.

Anak-anak dan dewasa: Sumsum tulang dan darah anak-anak dan orang dewasa mengandung sel punca. Sel punca ini hanya dapat menghasilkan sel darah. Sel punca ini paling sering digunakan untuk transplantasi.

Sel punca pluripoten terinduksi: Para ilmuwan sedang mengembangkan cara-cara untuk mengaktifkan (menginduksi) sel-sel lain (seperti sel darah atau sel kulit) untuk bekerja sebagai sel punca. Sel-sel ini diambil dari orang dewasa. Salah satu cara untuk menginduksi sel-sel ini adalah menyuntikkannya dengan bahan yang memengaruhi gen mereka, yaitu suatu proses yang disebut pemrograman ulang.

Pengembangan dan penggunaan sel punca terinduksi masih dianggap eksperimental.

Meskipun sel punca secara teori dapat menjadi jenis sel lain, dalam praktiknya, transplantasi sel punca digunakan terutama sebagai bagian dari pengobatan untuk gangguan darah seperti leukemia, jenis limfoma tertentu (termasuk limfoma Hodgkin), anemia aplastik, talasemia, penyakit sel bulan sabit. Terkadang transplantasi sel punca digunakan untuk gangguan metabolik atau imunodefisiensi bawaan (seperti penyakit granulomatosa kronis).

Transplantasi sel punca juga dapat diberikan kepada orang-orang yang telah diobati dengan kemoterapi atau terapi radiasi dosis tinggi untuk kanker tertentu. Pengobatan tersebut menghancurkan sumsum tulang belakang yang menghasilkan sel punca. Terkadang transplantasi sel punca dapat digunakan untuk menggantikan sel sumsum tulang yang rusak selama pengobatan kanker pada organ, seperti kanker payudara atau neuroblastoma (kanker umum pada anak-anak yang berkembang dari jaringan saraf). Dokter sedang mempelajari cara menggunakan transplantasi sel punca untuk mengobati beberapa gangguan autoimun, seperti sklerosis multipel.

Sekitar 30 hingga 40% orang yang mengidap limfoma dan 20 hingga 50% dari mereka yang mengidap leukemia bebas dari kanker setelah menjalani pengobatan, termasuk transplantasi sel punca. Prosedur ini memperpanjang hidup orang yang menderita mieloma multipel. Terapi ini kurang efektif untuk kanker payudara.

Prosedur untuk Transplantasi Sel Punca

Sel punca dapat berasal dari

  • Sel orang itu sendiri (transplantasi autolog)

  • Pendonor (transplantasi alogenik)

Jika penderita kanker diberi sel puncanya sendiri, sel-sel tersebut diambil sebelum kemoterapi atau terapi radiasi karena tindakan tersebut dapat merusak sel punca. Sel disuntikkan kembali ke dalam tubuh setelah pengobatan.

Jika sel punca berasal dari donor, penerima diberikan obat untuk menekan sistem imun (imunosupresan) sebelum sel punca ditransplantasikan.

Jika sel punca dimaksudkan untuk menggantikan sel pembentuk darah dalam sumsum tulang penerima, penerima akan diberikan kombinasi obat dan pengobatan radiasi untuk mengeliminasi sel sumsum tulang yang dapat menyebabkan sel-sel yang ditransplantasikan tidak dapat bertahan hidup.

Sel punca dari darah

Sel punca dari orang dewasa dapat diperoleh dari darah selama prosedur rawat jalan. Pertama, beberapa hari sebelum sel punca diperoleh, donor diberi obat yang menyebabkan sumsum tulang melepaskan lebih banyak sel punca ke dalam aliran darah (disebut faktor penstimulasi koloni). Kemudian darah diambil melalui kateter yang dimasukkan dalam satu lengan dan disirkulasikan melalui mesin yang mengeluarkan sel punca. Sisa darah dikembalikan ke orang melalui kateter yang dimasukkan ke lengan lainnya. Biasanya diperlukan waktu sekitar enam sesi berdurasi masing-masing 2 hingga 4 jam selama beberapa hari, sampai diperoleh cukup sel punca. Sel punca dapat diawetkan untuk digunakan nanti dengan membekukannya. Sel punca juga dapat diperoleh dari tali pusat bayi setelah persalinan dan dibekukan untuk digunakan di masa mendatang.

Sel punca dari sumsum tulang

Untuk transplantasi sumsum tulang, donor diberikan anestesi umum atau lokal. Dokter kemudian mengeluarkan sumsum dari tulang panggul donor dengan alat suntik. Pengambilan sumsum tulang membutuhkan waktu sekitar 1 jam.

Kepada penerima

Sel punca disuntikkan ke pembuluh vena penerima dalam durasi 1 hingga 2 jam. Sel punca yang disuntikkan bermigrasi ke dan mulai berkembang biak dalam tulang penerima dan menghasilkan sel darah.

Setelah transplantasi sel punca

Setelah transplantasi, obat-obatan diberikan untuk mencegah komplikasi (lihat di bawah).

Penerima transplantasi sel punca biasanya tetap berada di rumah sakit selama 1 sampai 2 bulan.

Setelah dipulangkan dari rumah sakit, kunjungan tindak lanjut dijadwalkan secara berkala. Sebagian besar orang membutuhkan pemulihan setidaknya 1 tahun.

Komplikasi Transplantasi Sel Punca

Infeksi

Transplantasi sel punca berisiko karena sel darah putih penerima telah dihancurkan atau menurun jumlahnya akibat kemoterapi atau terapi radiasi. Akibatnya, risiko infeksi sangat tinggi selama sekitar 2 hingga 3 minggu—hingga sel punca yang didonorkan dapat menghasilkan sel darah putih yang cukup untuk melindungi dari infeksi.

Risiko infeksi dapat dikurangi dengan menjaga agar penerima tetap terisolasi selama jangka waktu tertentu (hingga sel yang ditransplantasikan mulai menghasilkan sel darah putih). Selama waktu ini, semua orang yang memasuki ruangan harus mengenakan masker dan pakaian pelindung serta mencuci tangan mereka dengan sempurna.

Penerima diberi

  • Faktor penstimulasi koloni, yang merangsang produksi sel darah (termasuk sel darah putih, yang membantu memerangi infeksi)

  • Obat antimikroba untuk membantu mengurangi risiko infeksi

Penyakit cangkok-versus-host

Sumsum tulang baru yang diperoleh dari orang lain dapat menghasilkan sel yang menyerang sel penerima sehingga menyebabkan penyakit cangkok-versus-host. Penyakit ini menyebabkan kematian pada sekitar 20 hingga 40% orang yang mengalaminya.

Jadi jika sumsum tulang berasal dari orang lain, penerima diberikan imunosupresan untuk mencegah penyakit cangkok-versus-host dan penolakan.

Kekambuhan gangguan awal

Kekambuhan gangguan awal bergantung pada

  • Gangguan awal apa yang dialami

  • Seberapa parah gangguan tersebut

  • Jenis transplantasi apa yang digunakan

Gangguan awal kembali pada

  • 40 hingga 75% orang yang diberi sel punca mereka sendiri

  • 10 sampai 40% orang yang diberi sel punca dari orang lain

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!