Obat untuk Pengobatan Asam Lambung

OlehNimish Vakil, MD, University of Wisconsin School of Medicine and Public Health
Ditinjau OlehMinhhuyen Nguyen, MD, Fox Chase Cancer Center, Temple University
Ditinjau/Direvisi Dimodifikasi Jan 2025
v47645951_id

Asam lambung berperan dalam sejumlah gangguan perut, termasuk tukak peptik, gastritis, dan penyakit refluks gastroesofageal (GERD). Meskipun jumlah asam yang ada di dalam lambung biasanya normal pada orang dengan gangguan ini, mengurangi jumlah asam di dalam lambung adalah penting dalam mengobati kerusakan pada lambung dan usus serta meredakan gejala.

Tabel
Tabel

Inhibitor Pompa Proton

Pompa proton adalah nama untuk proses kimia di mana lambung mensekresikan asam. Inhibitor pompa proton adalah obat paling ampuh yang mengurangi produksi asam lambung. Secara presentase, inihibitor pompa proton meningkatkan penyembuhan ulkus yang lebih besar dalam jangka waktu yang lebih singkat dibandingkan pemblokir histamin-2 (H2); dan dengan demikian, umumnya lebih disukai daripada pemblokir H2 untuk mengobati ulkus. Inhibitor pompa proton digunakan untuk bentuk gastritis yang parah (seperti jika terjadi perdarahan) dan untuk GERD yang parah. Inhibitor pompa proton juga sangat berguna dalam mengobati kondisi yang menyebabkan sekresi asam lambung yang berlebihan, seperti sindrom Zollinger-Ellison.

Inhibitor pompa proton dapat diberikan melalui mulut atau vena (IV). Obat-obatan ini biasanya ditoleransi dengan sangat baik, tetapi dapat menyebabkan diare, konstipasi, dan sakit kepala. Penggunaan jangka panjang inhibitor pompa proton dapat menyebabkan penurunan penyerapan B12, zat besi, magnesium, dan kalsium.

Pemblokir Histamin-2 (H2)

Histamin adalah zat yang diproduksi secara alami dalam tubuh yang memiliki beberapa peran. Histamin adalah salah satu zat utama yang bertanggung jawab atas reaksi alergi, itulah sebabnya antihistamin (pemblokir histamin) diberikan kepada orang yang mengalami reaksi alergi terhadap sesuatu. Histamin juga membantu memberi sinyal kepada tubuh untuk menghasilkan asam lambung, itulah sebabnya jenis antihistamin tertentu, yang disebut pemblokir histamin-2, digunakan untuk menurunkan asam lambung. Dengan demikian, pemblokir H2 digunakan untuk banyak gangguan, seperti halnya inhibitor pompa proton.

Pemblokir H2 digunakan sekali atau dua kali sehari dan dapat diberikan melalui mulut atau vena (IV). Pemblokir H2 biasanya tidak menyebabkan efek samping yang serius. Namun demikian, semua pemblokir H2 dapat menyebabkan diare, ruam, demam, nyeri otot, dan kebingungan. Pemblokir H2, simetidin, dapat menyebabkan pembesaran payudara dan disfungsi ereksi pada laki-laki. Selain itu, simetidin dan, pada tingkat yang lebih rendah, pemblokir H2 lainnya dapat mengganggu eliminasi obat-obatan tertentu oleh tubuh, seperti teofilin untuk asma, warfarin untuk pembekuan darah yang berlebihan, dan fenitoin untuk kejang.

Antasid

Antasid adalah zat kimia yang menetralkan asam lambung yang telah disekresikan dan dengan demikian meningkatkan tingkat pH di lambung (membuatnya kurang asam). Antasid dapat digunakan sendiri untuk gejala ringan yang disebabkan oleh asam lambung. Namun demikian, antasid bukanlah pengobatan yang memadai untuk gangguan serius terkait asam, seperti ulkus dan gastritis berat. Pada gangguan tersebut, antasid biasanya diminum bersama inhibitor pompa proton atau pemblokir H2 untuk membantu meredakan gejala pada tahap awal pengobatan. Efektivitasnya bervariasi sesuai dengan jumlah antasid yang diminum dan jumlah asam yang dihasilkan orang tersebut. Hampir semua antasid dapat dibeli tanpa resep dokter dan tersedia dalam bentuk tablet, tablet kunyah, atau cairan. Meskipun demikian, antasid dapat mengganggu penyerapan banyak obat yang berbeda, sehingga apoteker atau dokter harus berkonsultasi tentang kemungkinan interaksi obat dengan obat sebelum antasid diminum.

Natrium bikarbonat (soda kue) dan kalsium karbonat, antasida terkuat, dapat digunakan sesekali untuk pemulihan cepat dan jangka pendek. Meskipun demikian, karena diserap oleh aliran darah, penggunaan terus-menerus antasid ini dapat membuat darah menjadi terlalu basa (alkalosis), sehingga menimbulkan mual, sakit kepala, dan rasa lemah. Oleh karena itu, antasid ini umumnya tidak boleh digunakan dalam jumlah besar selama lebih dari beberapa hari. Antasid ini juga mengandung banyak garam dan tidak boleh digunakan oleh orang yang perlu mengikuti diet rendah natrium atau yang mengalami gagal jantung atau tekanan darah tinggi.

Aluminium hidroksida merupakan antasid yang relatif aman dan umum digunakan. Akan tetapi, aluminium dapat berikatan dengan fosfat dalam saluran pencernaan, sehingga menyebabkan kelemahan, mual, dan hilangnya nafsu makan. Risiko efek samping ini lebih besar pada orang yang mengalami gangguan penggunaan alkohol, yang kekurangan gizi, dan yang menderita penyakit ginjal, termasuk mereka yang menjalani dialisis. Aluminium hidroksida juga dapat menyebabkan konstipasi.

Magnesium hidroksida merupapkan antasid yang lebih efektif dibandingkan aluminium hidroksida. Antasid ini bekerja cepat dan menetralkan asam secara efektif. Namun, magnesium juga bersifat laksatif. Gerakan usus biasanya tetap teratur jika hanya beberapa sendok makan sehari yang diminum. Lebih dari 4 dosis sehari dapat menyebabkan diare. Karena sejumlah kecil magnesium diserap ke dalam aliran darah, orang dengan kerusakan ginjal harus meminum magnesium hidroksida hanya dalam dosis kecil. Untuk membatasi diare, banyak antasid yang mengandung magnesium hidroksida dan aluminium hidroksida.

Orang yang menderita penyakit jantung, tekanan darah tinggi, atau gangguan ginjal harus berkonsultasi dengan dokter sebelum memilih antasid.

Obat-obatan Lain untuk Asam Lambung

Sukralfat dapat bekerja dengan membentuk lapisan pelindung di dasar ulkus untuk mempercepat penyembuhan. Obat ini bekerja dengan baik pada tukak peptik dan merupakan alternatif yang wajar untuk antasid. Sukralfat diminum 2 hingga 4 kali sehari dan tidak diserap ke dalam aliran darah, sehingga hanya menimbulkan sedikit efek samping. Meskipun demikian, obat ini dapat menyebabkan konstipasi, dan dalam beberapa kasus, dapat mengurangi efektivitas obat-obatan lain.

Misoprostol dapat digunakan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya ulkus pada lambung dan duodenum yang disebabkan oleh obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS). Misoprostol dapat bekerja dengan mengurangi produksi asam lambung dan dengan membuat lapisan lambung lebih tahan terhadap asam. Lansia, orang yang meminum kortikosteroid, dan orang yang memiliki riwayat ulkus atau komplikasi yang disebabkan oleh ulkus berisiko lebih tinggi mengalami ulkus saat mereka meminum OAINS. Orang seperti ini dapat meminum misoprostol bersama makanan dan OAINS mereka. Meskipun demikian, misoprostol menyebabkan diare dan gangguan pencernaan lainnya pada 30% orang yang meminumnya. Selain itu, obat ini dapat menyebabkan aborsi spontan pada perempuan hamil. Alternatif untuk misoprostol tersedia bagi orang yang meminum aspirin, OAINS, atau kortikosteroid. Alternatif ini, seperti inhibitor pompa proton, sama efektifnya untuk mengurangi kemungkinan terjadinya ulkus dan menyebabkan efek samping yang lebih sedikit.

Penghambat asam kompetitif-kalium (PCAB) seperti vonoprazan menyebabkan penghambatan pompa proton yang cepat dan reversibel, dan demikian juga dengan sekresi asam.

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!